Anda di halaman 1dari 2

Nama : Elma Manda’ Sendana

Kelas : A Teologi/ 2020218156


RUANG LINGKUP CHRISTIAN ENTERPRENEURSHIP
Ruang lingkup Christian entrepreneurship meliputi berbagai aspek bisnis yang dijalankan
oleh individu atau organisasi yang mengintegrasikan prinsip-prinsip dan nilai-nilai Kristen dalam
operasional dan pengambilan keputusan mereka. Ini bisa mencakup segala sesuatu mulai dari
penciptaan produk dan layanan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan
integritas dan keadilan, hingga pengelolaan sumber daya dan hubungan bisnis yang
mencerminkan etika Kristen. Tujuan utamanya adalah untuk mencapai kesuksesan finansial yang
sejalan dengan prinsip-prinsip iman, moralitas, dan keadilan Kristiani.Hal yang menyatu dalam
kehidupan Kristiani adalah imannya dan pekerjaannya. Iman dan pekerjaannya bukan dua hal
yang terpisah (dualisme). Iman tidak hanya berurusan dengan perkara rohani, dan pekerjaan juga
bukan hanya perkara duniawi. Iman dan pekerjaan menjadi bagian yang tidak dipisahkan.
Persekutuannya kepada Tuhan, Gereja dan keluarganya serta tugas dan tanggung jawabnya
setiap hari di dalam pekerjaan merupakan dua entitas yang (mungkin) dilakukannya dalam waktu
yang berbeda. Namun demikian dalam hal waktu sebagai salah satu pemberian Tuhan yang
sangat berharga bagi seorang pekerja yang tidak dapat dipungkiri bahwa lebih dari sepertiganya
setiap hari dicurahkan bagi pekerjaan. Kaum pekerja dan profesional Kristen yang berkarir
dalam bidang ekonomi, industri, bisnis, pendidikan, kesehatan, militer dan kepolisian, hukum
dan pemerintahan, sosial budaya dan kemasyarakatan, serta bidang-bidang lainnya, perlu
diteguhkan oleh panggilan Tuhan untuk dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Agar
dapat memandang perilaku dan caranya dalam bekerja sebagai sebuah khotbah, dan melihat
pekerjaannya sebagai mimbar khotbah, maka setiap orang yang berada di sana perlu mengenali
bahwa Tuhan memanggilnya untuk bekerja dan perlu meresponi panggilan Tuhan dengan
kesiapan, kerelaan dan kerendahan hati, yang dalam keadaannya secara utuh dihadapan Tuhan
sama sekali tidak ada perbedaan dengan saudara-saudara mereka yang terpanggil melayani
Tuhan di ladang rohani.

Hybels (1993) menyatakan bahwa pekerjaan adalah cara bagi Allah untuk mengisi hari-
hari manusia dengan aktivitas yang bermakna dan menyenangkan. Setiap orang di setiap profesi
yang sah dan bernilai memiliki martabat yang tersedia). Amsal juga menunjukkan bahwa ada
kebanggaan dan perasaan terhormat yang terkait dengan kerja yang rajin (Ams. 22:29).
Entrepreneurship, yang pertama kali dimotori oleh Prof. John Baptis Say di Perancis pada tahun
1800, pada awalnya berarti "berusaha" atau melakukan sesuatu. Secara umum, entrepreneurship
didefinisikan sebagai proses menciptakan nilai yang berbeda dengan usaha dan waktu yang
diperlukan, serta memikul resiko finansial, psikologis, dan sosial yang terkait, dengan imbalan
balas jasa moneter dan kepuasan pribadi. Hal ini juga dapat diinterpretasikan sebagai sikap dan
perilaku mandiri yang menggabungkan kreativitas, tantangan, kerja keras, dan kepuasan untuk
mencapai prestasi maksimal serta memberikan nilai tambah maksimal terhadap jasa, barang, atau
pelayanan yang dihasilkan dengan memperhatikan aspek-aspek kehidupan masyarakat.
Entrepreneurship bukan hanya keahlian, tetapi juga kualitas sikap seseorang. Seorang
entrepreneur harus memiliki kualifikasi kepribadian yang tahan banting, selalu mencari peluang,
memiliki visi, dan memiliki pandangan untuk berhasil, bukan hanya sekedar berbuat Dalam
perspektif Alkitab, bisnis juga termasuk dalam lingkup mengasihi sesama manusia, mengasihi
karyawan, rekan kerja, dan konsumen atau pelanggan (Latupeirissa, 2019). Kegiatan bisnis bisa
digunakan untuk memenuhi mandat ilahi dalam menguasai dan melestarikan ciptaan, berkarya
dan melayani, memuliakan Tuhan, serta menjadi garam dan terang di pilar bisnis dan ekonomi
Bisnis sendiri adalah sebuah media, bukan tujuan, dan dapat menjadi alat untuk memuliakan
Allah, tidak selalu berkaitan dengan materi dan keuntungan semata

Anda mungkin juga menyukai