Anda di halaman 1dari 14

PAPER

AKUNTANSI SYARIAH

PRINSIP SYARIAH PADA SPIRITUAL COMPANY DAN DAMPAKNYA


BAGI KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN

Dosen Pengampu: Taufikur Rahman, S.E.,M.B.A.,

Disusun Oleh :
Haliza Utari
(12/330596/EK/18786)
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Islam mendorong ummatnya berserakan mencari nafkah di muka bumi ini. Salah
satu yang jenis pekerjaan yang dimuliakan dan dianjurkan dalam Islam adalah berbisnis.
Ada beberapa dalil yang menjadi bukti bahwa Islam sangat mendorong ummatnya untuk
berbisnis, yaitu dalam beberapa ayat Allah swt memberi perumpamaan hubungan manusia
dengan Allah sebagai suatu jual-beli/perdagangan misalnya QS Ash-Shaff 61:10, QS AtTaubah 9:111 dan QS Faathir 35:29, selanjutnya banyak sekali ayat-ayat lainnya yang
berbicara tentang bisnis seperti larangan riba dalam berbisnis, akad muamalah, dll, bahkan
ayat terpanjang dalam Al-quran adalah yang berbicara tentang bisnis yaitu QS Al-Baqarah
2:282, ayat ini menjelaskan tentang pentingnya membuat kontrak pada saat bisnis
dilakukan terutama untuk jual-beli yang dilakukan dengan transaksi non tunai, hutang
piutang, pegadaian dan dokumen bisnis.
Berbisnis juga sesuatu yang sangat dekat dengan Rasulullah dan Para Sahabat Nabi.
Profesi yang dijalankan oleh Rasulullah, sebelum dan ketika menjadi rasul adalah adalah
bisnis. Rasulullah bahkan sempat memperluas jaringan bisnisnya hingga ke negeri Syam
(Syria). Profesi para sahabat nabi juga umumnya adalah pebisnis, banyak sekali namanama sahabat besar seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf sukses
dalam berbisnis sehingga mereka mampu berbuat banyak untuk kemajuan agama.
Kemulian berbisnis juga dapat kita pahami dari Hadist riwayat al-Bazzar dan dishahihkan
oleh al-Hakim rahimahumallah : Dari Rifaah bin Rafi radhiyallahu anhu, bahwa
Rasulullah SAW ditanya: Apakah pekerjaan yang paling baik/afdhol? Beliau
menjawab: Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri (hasil jerih payah
sendiri) dan setiap jual beli yang mabrur.
Dari hadist tersebut dapat dipetik bahwa jual beli atau berbisnis merupakan
pekerjaan yang dianjurkan Islam. Berbisnis yang dimaksud disini tentu saja adalah bisnis
yang mematuhi aturan dan etika syariah atau bisnis-bisnis yang mengaplikasikan nilai-nilai
Islam sebagai nilai utama bisnisnya. Spiritual Company adalah perusahaan yang
menerapkan nilai-nilai spriritualitas dalam proses bisnisnya. Di Indonesia, Spiritual

Company pada umumnya menggunakan nilai-nilai spiritual Islami, beberapa contoh


Spiritual Company yang sukses dalam menjalankan bisnisnya adalah Waroeng Grup yang
bergerak di bidang kuliner yaitu waroeng steak, feskul, BeBaQaran, Bebek Goreng
H.Slamet, dan waroeng penyet, Mangrove Grafindo yang bergerak di bidang jasa
Percetakan, Pamola Supermarket yang bergerak di bidang eceran barang-barang kebutuhan
sehari-hari, dan lain lain. Demi keberlangsungan perusahaan dalam jangka panjang,
berbagai model telah dikembangkan untuk membangun nilai yang mampu menjadi budaya
perusahaan untuk mendukung kinerja perusahaan. Saat ini, Nilai-nilai spiritualitas
nampaknya semakin menjadi kecenderungan sebagai nilai-nilai luhur yang dianut
perusahaan untuk menjamin kinerja jangka panjanganya.

1.2

RUMUSAN MASALAH
Rumusan Masalah dalam Paper ini yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan Spiritual Company?
2. Bagaimana Penerapan Prinsip Syariah pada Spiritual Company?
3. Apa dampak positif dari model bisnis Spiritual Company?

1.3

TUJUAN
Tujuan diselesaikan Paper ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian dan karakteristik Sprititual Company
2. Untuk mengetahui prinsip syariah pada Spiritual Company
3. Untuk mengetahui dampak positif dari model bisnis Spritual Company terutama
dampaknya terhadap keberlangsungan hidup perusahaan
4. Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Akuntansi Syariah

BAB II
ISI

2.1

SPIRITUAL COMPANY
Pandangan bisnis saat ini umumnya menganut paham kapitalisme, berbisnis demi mencari

keuntungan sebesar-besarnya. Efek buruk dari paham ini adalah anggapan bahwa satu-satunya
tujuan bisnis adalah memenuhi permintaan pelanggan dan bagaimana memenuhinya, tanggung
jawab perusahaan adalah memuaskan pelanggan dan mencapai target penjualan, bukan
memikirkan generasi masa depan. Sehingga kurangnya kepedulian terhadap hal-hal yang terkait
dengan etika, bumi dianggap menyediakan sumber daya tak terbatas dan lingkungan merupakan
tanggung

jawab

pemerintah,

berdampak

terjadinya

pemanasan

global

dan

polusi

lingkungan.Selain itu, kapitalisme berdampak pada perburuan keuntungan kompetitif yang kejam
sehingga keberlanjutan usaha menjadi persoalan. Akhirnya manusia hidup hanya sebagai makhluk
ekonomi, penghasil uang yang akhirnya membuat stress. Penyebab stress adalah hilangnya makna
(kekosongan) contohnya berkurangnya waktu santai, waktu bersama keluarga, berkumpul,
pemenuhan kebutuhan batin, kepuasan kerja, dsbnya, Direktur dan karyawan akan terancam dari
segi mental dan fisiknya, produktivitas mereka juga cenderung menurun. Sehingga ada isu yang
muncul tentang bagaimana mempertahankan perusahaan jangka panjang, karyawan yang loyal dan
jujur seperti praktik pengelolaan di timur.
Spiritualitas membuat kita bertanya mengapa kita mengerjakan sesuatu, agar hidup kita
lebih bermakna dan memiliki arti. Spiritual sebenarnya tidak berarti sesuatu yang berhubungan
dengan agama atau sistem keyakinan teologis tertentu. Istilah spiritual berasal dari bahasa Latin:
spiritus , yang berarti sesuatu yang memberikan kehidupan atau vitalitas pada sebuah sistem. Level
Spiritualitas yaitu (Helmi,2007):
Level I

: Bertahan hidup (survival) : uang

Level II

: Sukses (success), Hubungan (relationship and networking), serta Tumbuh dan


berkembang (growing)

Level III

: Memberi (giving/service)

Spiritual Company adalah penerapan nilai-nilai spiritual di dalam perusahaan. Penerapan


nilai spiritual tidak hanya dilakukan di dalam proses kerja, tetapi juga bersifat global di internal
perusahaan baik garis komando maupun garis koordinasi. Para pemimpin perusahaan atau pelaku
bisnis kini sadar bahwa nilai-nilai spiritual akan memberikan dampak positif terhadap hasil kerja.
Hal demikian dikarenakan orang-orang yang memiliki spiritual tinggi lebih menyadari terhadap
tanggungjawabnya, sehingga ia akan lebih termotivasi untuk mengerjakan tugas-tugasnya dengan
baik. Konsep-konsep: spiritual bisnis, good corporate governance, corporate social responsibility,
servant leadership. Kalau dulu pemisahan tegas antara praktik bisnis dan keagamaan, sekarang
mulai digabung ketika para pebisnis mulai merasa kosong batinnya. Saat ini muncul konsultan
atau lembaga training tentang spiritual bisnis (Ari Ginanjar, The Association for Spirit Work,
www.spiritatwork.org)
Menurut Sule dan Mulyana (dalam Winarto dan Mustika, 2013), Konsep spiritual bisnis
mempunyai tiga pedoman pokok dalam memahami sebuha bisnis yakni ekosistem, komunitas dan
transparansi. Didalam ekosistem tidak mengenal konsep kalah atau menang, hancur atau utuh
tetapi sistem yang berkelanjutan, saling melengkapi, tidak memangsa dan bersama-sama
memperindah dunia. Komunitas diartikan bahwa bisnis bukanlah mesin pencetak profit semata,
tetapi sebagai kumpulan dari asset dan sumberdaya manusia. Transparansi

berarti bahwa

perusahaan harus dijalankan tanpa rekayasa sehingga manajemen terlihat jelas dan fair yang
bermuara pada efisiensi dan efektivitas.
Paradoks
Bisnis
Duniawi
Kekayaan/Capitalism
Keuntungan (klise)
Tren

Spiritual
Akhirat
Moralitas/Kedamaian
Nurani (sejati)
Jangka Panjang

Berdasarkan dua paradigma yang dijelaskan di atas, maka kemudian membentuk adanya
analisis manajemen perusahaan secara professional menjalankan manajemennya serta harmonisasi
kesejahteraan bagi seluruh karyawannya, pandangan tersebut dilihat dari segi individu maupun
komunitas di sekitar perusahaan yang hingga akhirnya membentuk spiritual company. Dalam
konteks Islam, yang menjadi panduan dari Spiritual Company adalah etika Islam yang bersumber

dari Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad. Etika kerja Islam memandang dedikasi dalam
bekerja adalah kebajikan. Usaha yang maksimal harus dilakukan seseorang dalam bekerja karena
hal ini merupakan kewajiban seorang individu yang mampu. Makna kerja sebagai ibadah
diharapkan akan menghasilkan output yang merupakan akumulasi dari ekspresi rasa syukur
seluruh karyawan kepada Allah SWT. Semangat inilah yang menjadikan karyawan dari berbagai
lini rela mempersembahkan karya terbaiknya karena targetnya adalah mendapatkan ridho Allah
SWT dimana output produk berkualitas serta meningkatnya pendapatan perusahaan merupakan
efek samping positif yang bisa dirasakan oleh para stakeholder (Winarman(2004) dalam Winarto
dan Mustika, 2013). Oleh karenanya, maksud dan tujuan dari spiritual company adalah bahwa
spiritual company mengembangkan spirit perusahaan, menjadi motivasi seluruh karyawan untuk
memiliki dasar yang jelas kembali kepada Quran dan sunnah serta kembali kepada nurani masingmasing karyawan sehingga suasana kerja menjadi kondusif, dan perusahaan menjadi sehat secara
finansial (dikutip dari tujuan waroeng group www.spiritual-company.com/tentang-kami).

2.2

PRINSIP SYARIAH PADA SPIRITUAL COMPANY


Secara etimologi, syariah berarti aturan atau ketetapan yang Allah perintahkan kepada

hamba-hamba-Nya seperti:puasa, shalat, haji, zakat dan seluruh kebajikan. al-syariah dalam arti
luas berarti seluruh ajaran Islam yang berupa norma-norma ilahiyah, baik yang mengatur tingkah
laku batin (sistem kepercayaan/doktrinal) maupun tingkah laku konkrit legal-formal) yang
individual dan kolektif. Oleh karenanya, prinsip syariah dalam Spiritual Company berarti Normanorma yang mengatur tingkah laku personil dalam perusahaan yang menganut nilai spiritual Islam
sebagai shared value perusahaannya.
Untuk mengetahui bagaimana prinsip syariah diterapkan pada Spiritual Company, dapat
dilihat dari contoh 2 perusahaan sukses yang bermode Spiritual Company yang berlokasi pusat di
Yogyakarta, yaitu Waroeng Group dan Mangrove Grafindo :
a. Waroeng Group

Waroeng Group adalah usaha di bidang kuliner yang didirikan oleh Jody Brotosuseno dan Siti
Haryani pada 4 September 2000. Pada awalnya usaha yang dimilikinya hanyalah Waroeng Steak

and Shake, belakangan usahanya berkembang merambah ke kuliner di bidang lain. Jody selaku
pemilik mengajak investor dari kalangan ustadz untuk mengembangkan usahanya seperti Ustadz
Yusuf Mansur, Ustadz Edi Mustofa, dan Ustadz Endang ikut berinvestasi di bisnis ini. Sehingga
sekarang usaha ini berkembang di bagi lini tidak hanya waroeng steak and shake tetapi juga
Bebaqaran, Festival Kuliner, Bebek Goreng H. Slamet, Waroeng Penyet, Waroeng Ayam
Kampung, The Icon dan untuk usaha lainnya seperti Soccer Futsal.
Istilah Spiritual Company Waroeng Group ini muncul dan dicetuskan oleh Bapak Jodi
Brotosuseno selaku pemilik perusahaan dan Ustadz Yusuf Mansur sejak tahun 2010. Pada tahun
tersebut Pemilik mengabsahkan visi dan misi dari Waroeng Group yaitu Perubahan yang lebih
baik sesuai dengan syariah. Perubahan ini juga merupakan hijrahnya paradigm bisnis
konvensional kepada bisnis yang bertujuan kepada akhirat, moralitas, nurani, dan jangka panjang.
Pada awal membuat Spiritual Company, Jody mendaulat Ustadz Syamsuri untuk membuat
sistem sekaligus mengawalnya. Menurut Ustadz Syamsuri, Spiritual Company ini terdiri dari
dakwah dan pendidikan Islam. Untuk dakwah bil hal, dilakukan melalui olahraga, kegiatan sosial,
infaq karyawan, dan seni budaya. Tausiyah secara rurin digelar di outlet-outlet dan kantor,
pengajian internal karyawan dilaksanakan setiap pecan, Waroeng Group juga menyelenggarakan
pengajian warga sekitar gerai setiap bulan. Tahun 2010 Waroeng Group menawarkan program
menarik bagi karyawannya, bagi yang mampu menghafal al-Quran minimal empat surah pilihan
akan diikutkan umrah dan haji gratis. Dan mulai tahun 2010, larangan merokok ditujukan kepada
seluruh karyawan dan manajemen. Karyawan Waroeng Gourp selalu absen dengan sholat dhua
dan selalu mendengarkan mp3 al-Quran pada saat bekerja
Selain itu, saat ini Waroeng Group selalu rutin untuk mengadakan kegiatan-kegiatan Islami
yang berdampak bagi masyarakat Indonesia. Hingga tahun 2015 ini, beberapa kegiatan yang telah
diadakan waroeng group antara lain Waroeng Expo, yakni pameran yang diadakan di Jogja Expo
Centre yang mengedukasi tentang makanan halal, Waroeng Group Peduli Pemakmuran Masjiddengan membagikan fasilitas penunjang seperti dispenser beserta galon untuk masjid-mesjid di
lingkungan padat penduduk, Waroeng Goes Indonesia Roadshow Tadabbur Quran di 15 kota,
Waroeng Grup Bergerak! aksi penggalangan dana untuk membantu wilayah yang sedang
mengalami bencana, Sedekah Nasional aksi sosial dimana seluruh omset pada hari itu akan
disedekahkan, Bekerja sama dengan 1000 guru menerima tas yang akan disumbangkan untuk
siswa yang tidak mampu, Hari Bebas Asap Rokok di outlet-outlet dan lain sebagainya.

b. Mangrove Grafindo
Mangrove Grafindo adalah sebuah perusahaan digital printing yang berbasis pada client
quality service yang baru berdiri pada 2011. Rizki dan Ferry selaku pemilik menggunakan nama
Mangrove yang berarti sebuah ekosistem yang memberi banyak manfaat ke lingkungan
sekitarnya. Mangrove Grafindo adalah percetakan muslim dengan konsep Spiritual Company
dimana sang pemilik terinspirasi oleh konsep Spiritual Company yang dirintis Waroeng Group.
Sehingga visi dan misi dari perusahaan ini yaitu:
Visi
1. Menjadi perusahaan nomor 1 di bidang Digital Printing
2. Menjadi perusahaan yang bermanfaat bagi:
-

Karyawan yang loyal, jujur, sholat, bertanggungjawab

Anak yatim

Kaum dhuafa

Masjid

Pondok Pesantren

Fisabilillah

3. Menjadi Spiritual Company


Misi
1. Mendidik karyawan professional dan mengikuti aturan perusahaan
-

Dewasa menyikapi masalah

Jujur

Disiplin

Tepat waktu

Tanggungjawab

2. Mendidik karyawan bekerja sekaligus beribadah


-

Sholat tepat 5 waktu

Sholat dhuha sebelum bekerja

3. Semua karyawan mulai dari Manager, HRD, Admin, FO, Desainer, Operator, Produksi,
Laminasi, Finishing bekerja bersama, satu langkah satu tujuan mencapai target perusahaan

4. Menciptakah budaya perusahaan sukses, agar sukses bekerja, sukses beribadah, bahagia
dunia dan akhirat
5. Memperbaiki sistem secara terus menerus, sesuai dengan perkembangan zaman,
memperhatikan masukan-masukan dari pelanggan dan karyawan.

Sesuai dengan visi dan misi tersebut, manajemen mangrove menempatkan kedisiplinan dan
religious yang tinggi kepada setiap karyawannya. Setiap pagi hari manajemen mangrove selalu
mengadakan briefing dan doa bersama sebelum memulai bekerja, dan khusus untuk setiap jumat
pagi diagendakan pengajian rutin bagi karyawan mangrove. Semua karyawan di bawah
manajemen mangrove juga wajib mengikuti seminar pelatihan kerja yang berlangsung setiap satu
tahun sekali yang bertujuan meningkatkan keterampilan dan kerjasama diantara karyawan
mangrove.
Dari kedua perusahaan diatas telah terlihat bagaimana perusahaan yang menerapkan
Islamic Spiritual Company menerapkan prinsip-prinsip syariah ke dalam proses bisnisnya.
Sebenarnya masih banyak lagi upaya yang bisa dilakukan perusahaan dalam rangka menuju
Spiritual Company. Contoh lainnya adalah himbauan untuk berwudlu sebelum bekerja,
mengerjakan sholat dhuha sebelum bekerja, berkata yang positif, memberikan spiritual motivation,
memberikan penghargaan naik haji bagi karyawan yang berprestasi, dan lain sebagainya. Memang
yang ditekankan dalam Spiritual Company adalah pemberdayaan karyawan dalam bertingkah laku
sesuai syariah agar tercapai tujuan bekerja demi dunia dan juga demi akhirat.
Kesimpulan dari dua contoh diata, pada Spiritual Company, untuk meningkatkan kecerdasan
sumber daya manusia, perusahaan dapat melakukan:
1. Menerapkan aturan yang bernilai spiritual
2. Memberikan Training dan Spiritual Motivation
3. Reward Spiritual
Fasilitas yang disediakan perusahaan untuk Spiritualitas :
-

Menyediakan ruang shalat

Menyelenggarakan hari keagamaan

Menyelenggarakan aktivitas untuk Social Responsibility

Menyediakan/Mengundang Guru Spiritual

Menyediakan/Melakukan training Spiritual Quotient (SQ)

Dan upaya perusahaan dalam membangun budaya Spiritual Company:


-

Memahami makna bekerja : cerdas spiritual, cerdas emosional dan cerdas intelektual

Tidak membeda-bedakan status karyawan (kontrak atau tetap)

Kantor sebagai tempat ibadah kedua selain masjid

Karyawan diajak/dimotivasi untuk mengenal dirinya sendiri, tujuan perusahaan dan tujuan
hidupnya (sinergitas)

2.3

Leader menjadi contoh

Program-program yang bernuansa spiritual (religious)

DAMPAK POSITIF PENERAPAN SPIRITUAL COMPANY


Mitroff dan Denton (1999) menyimpulkan bahwa tidak ada organisasi yang dapat bertahan

hidup dalam jangka panjang dengan tanpa menerapkan nilai-nilai spiritualitas yang menjadi
rohnya. Yang harus dilakukan adalah menemukan cara mengelola nilai-nilai spiritualitas tanpa
memisahkannya dari elemen-elemen lain dalam manajemen perusahaan.
Belajar dari Waroeng Group perusahaan di Indonesia yang pertama kali menyatakan
sebagai Spiritual Company, yang melatarbelakangi perubahan manjadi spiritual Company adalah
kegundahan pemiliki akan produktivitas karyawan yang sangat minim. Usahanya telah terintis
selama 7 tahun tetapi pelayanan yang diberikan karyawan kepada pelanggan kurang memuaskan,
semangat ibadah karyawan juga kurang. Padahal dari segi upah saat itu karyawannya memiliki
gaji sudah diatas rata-rata bahkan cukup tinggi bagi manajemen/supervisor. Semenjak perubahan
menggunakan konsep spiritualitas (syariah Islam khususnya) sebagai budaya dan nilai-nilai yang
dianut perusahaan, dampaknya sangat luar biasa. Produktivitas Karyawan meningkat tajam, tanpa
harus diarahkan setiap karyawan memiliki semangat dan senyum dalam melayani tamu, pelayanan
yang diberikan cepat dan ibadah para karyawan juga terjaga. Intinya, Motivasi, Semangat Kerja
dan Produktivitas yang dimiliki karyawan meningkat drastis. Tetapi bagaimana dampaknya
dengan keberlangsungan hidup perusahaan?

Saat ini waroeng steak dan shake telah 10 tahun berdiri dan telah memiliki 50 gerai/outlet
yang tersebar di seluruh Indonesia. Diantaranya ada yang berada di Bandung, Pekanbaru,
Yogyakarta, Medan, Jabodetabek, Lampung, Palembang, Solo, Tegal, Makassar, Malang,
Surabaya dan lain-lain. Selain waroeng steak dan shake seluruh lini bisnis grupnya juga
berkembang dan outletnya terus bertambah di seluruh Indonesia. Saat ini, pemilik usaha ini yaitu
Pak Jody atas hasil usahanya juga bisa aktif mendirikan empat Rumah Tahfizh dan mengasuh 83
santri mukim dan 60 santri kalong.
Penanaman nilai-nilai spiritualitas dalam perusahaan pada hakekatnya membangun budaya
perusahaan atau bahkan mengubah budaya. Nilai-nilai spiritualitas dalam perusahaan akan
menempatkan karyawan pada posisi yang tepat sebagai manusisa. Dengan demikian pula
karyawan mampu memaknai kerja sebagai ibadah dan perwujudan pertanggungjawaban kepada
the ultimate stakeholder (Allah SWT). Hal ini akan berdampak pada komitmen organisasi yang
tinggi. Komitmen dan keterlibatan kerja karyawan akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan.
Produktivitas semakin tinggi, menurunnya tingkat kehadiran, menurunnya tingkat kesalahan dan
kecelakaan kerja serta meningkatnya efisiensi. Selanjutnya kinerja karyawan ini akan
meningkatkan kinerja perusahaan karena mampu memenuhi kepuasan para stakeholder, dari segi
pemasok ataupun pelanggan serta masyarakat yang berada di lingkungan Spiritual Company.
Apalagi di Indonesi yang mayoritas penduduknya muslim, Spiritual Company yang menggunakan
basis Islam dan dampak yang nyata bagi masyarakat akan mampu menjadi pilihan konsumen.
Perusahaan jadi memiliki nilai yang menjadi keunggulan kompetitifnya serta juga terus
mendapatkan pahala akibat beraktifitas sesuai dengan di jalan Allah SWT.
Secara singkat, manfaat yang diperoleh perusahaan atas penerapan Spiritualitas Company
(Helmi,2007) yaitu :
a. Menurunkan tingkat penyelewengan (fraud)
b. Meningkatkan produktivitas
c. Menciptakan suasana harmonis
d. Meningkatkan citra perusahaaan dihadapan pelanggan dan pemasok
e. Meningkatkan tingkat pertumbuhan perusahaan
f. Menurunkan turnover karyawan
g. Menurunkan tingkat kesalahan/defect pada produk

h. Meningkatkan awareness
Serta manfaat yang akan dirasakan karyawan di dalam perusahaan tersebut yaitu :
a. Menciptakan optimisme dan energi hidup tanpa batas
b. Menciptakan pemikiran yang lebih holistik
c. Meningkatkan produktivitas
d. Mengembangkan kesadaran
e. Menjadi pembelajar
f. Menciptakan keberanian dalam bertindak
g. Kemampuan untuk focus
h. Meningkatkan hubungan kerja yang harmonis.
Dan dampak yang akan muncul karenanya yaitu :
-

Memiliki sikap dan moral yang baik

Goal oriented & Result Oriented

Team worker

Interpersonal dan kemampuan karyawan

Track record professional

Product knowledge yang kuat

Hardworker

Network yang luas

Dari pembahasan di atas sekiranya tampak jelas bahwa penerapan nilai-nilai spiritualitas di
dalam praktik bisnis berdampak positif baik bagi karyawan maupun bagi perusahaan dalam jangka
panjang.

BAB III
KESIMPULAN

3.1

KESIMPULAN

Spiritual Company adalah penerapan nilai-nilai spiritual di dalam perusahaan.


Penerapan nilai spiritual tidak hanya dilakukan di dalam proses kerja, tetapi juga bersifat
global di internal perusahaan baik garis komando maupun garis koordinasi. tujuan dari
spiritual company adalah bahwa spiritual company mengembangkan spirit perusahaan,
menjadi motivasi seluruh karyawan untuk memiliki dasar yang jelas kembali kepada
Quran dan sunnah serta kembali kepada nurani masing-masing karyawan sehingga
suasana kerja menjadi kondusif, dan perusahaan menjadi sehat secara finansial
Penerapan prinsip syariah pada Spiritual Company dapat dilihat dari contoh dua
perusahaan besar yang menganut Spiritual Company yaitu Waroeng Group dan Mangrove
Grafindo. Contoh dari prinsip tersebut yaitu pelaksanaan pengajian bersama, tausiyah
rutin, membiasakan shalat dhuha sebelum bekerja dan shalat tepat pada waktunya, sedekah
nasional, dll. Spiritual Company akan berdampak positif bagi keberlangsungan hidup
perusahaan, karena penerapan nilai-nilai spiritual mampu meningkatkan produktivitas
kinerja karyawan yang nantinya akan berdampak positif terhadap kepuasan para
stakeholder terutama pelanggan. Karenanya perusahaan akan mempunyai nilai tersendiri
di mata konsumen (nilai kompetitif) dan akan selalu menjadi pilihan konsumen.

3.2

SARAN
Penulisan paper ini masih banyak kesalahan dan kekurangan didalam

penyusunannya, maka dari itu diharapkan kritik dan saran yang membangun agar
penyusunan kedepannya lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Berbisnis dalam Pandangan Syariah http://stiualhikmah.ac.id/index.php/kajian/artikel/104-fiqhdakwah-imam-syahid-hasan-al-banna- diakses 22 Juni 2015 Pukul 19.48
Widowati,Mustika dan Winarto (2013). Nilai-nilai Spiritualitas Dan Dampaknya Terhadap
Kinerja Perusahaan. Jurnal Administrasi dan Bisnis UNY.
Helmi, Syafrizal. Spiritual Company. Disampaikan pada diskusi HMI komisariat FE-USU pada 4
Mei 2007.
Spiritual Company http://excellent-branding.com/?tag=spiritual-company diakses pada 23 Juni
2015 pukul 6.24
Defenisi Syariah http://pengertiandarisyariah.blogspot.com/2013/01/pengertian-syariah.html
diakses pada 23 Juni 2015 6.30
Kisah Wirausaha Sukses Indonesia https://wulansabti.wordpress.com/2013/07/ diakses pada 23
Juni 2015 pukul 11.39
Sholikhin, Amin (2013). Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia pada Usaha Percetakan
Mangrove Grafindo. E-journal.

Anda mungkin juga menyukai