Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ELMA MANDA’ SENDANA

KELAS : A TEOLOGI
NIRM : 2020218156

RUANG LINGKUP ENTREPREUNERSHIP DAN LANDASAN TEOLOGISNYA


Secara umum definisi kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan atau
tindakan seseorang untuk menciptakan, mengembangkan, dan mengelola bisnis atau usaha
dengan menghadapi risiko demi mencapai tujuan tertentu, seperti keuntungan finansial atau
dampak sosial.1 Dalam berbagai literatur tentang kewirausahaan, konsep entrepreneurship
memiliki interpretasi yang beragam dari para pakar. Suryana, mendefinisikan entrepreneurship
sebagai proses menggunakan kreativitas dan inovasi untuk mengatasi masalah sehari-hari dan
mencari peluang. Dalam perspektif ini, inti dari entrepreneurship adalah kemampuan untuk
berkreasi dan berinovasi.2 Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru
dengan menggabungkan, mengubah, atau memodifikasi ide yang sudah ada. Sedangkan inovasi
adalah menerapkan ide-ide baru tersebut dalam bentuk proses produksi baru atau pengenalan
produk baru. Jadi, Dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah cara orang menggunakan ide
kreatif dan inovatif untuk menciptakan peluang baru atau berbeda, yang membawa manfaat
tambahan bagi diri mereka sendiri dan orang lain. Jika kita bicara tentang kewirausahaan sebagai
suatu proses, maka seorang wirausahawan adalah orang yang melakukan aktivitas tersebut, yaitu
orang yang memiliki ide-ide baru dan cara pandang inovatif untuk mengubah peluang menjadi
bisnis yang menghasilkan keuntungan.3

Dasar teologis Kristen tentang kewirausahaan menekankan pentingnya "kreativitas" dan


"inovasi" sebagai cara untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan manusia. Entrepreneur
menjadi ilmu mandiri yang memfokuskan pada upaya menciptakan lapangan kerja dengan
memanfaatkan kreativitas dan inovasi dalam diri manusia yang juga dipengaruhi oleh kasih, dan
disiapkan khusus untuk melayani orang lain dalam mengatasi masalah sesuai dengan prinsip-
prinsip Alkitab.. Dalam keyakinan Kristen, ajaran Alkitab menjadi landasan teologis bagi
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
2
Suryana, Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses, (Salemba Empat : Jakarta, 2013),
hal. 10
3
Istianingsih Sastrodihardjo, Kekuatan Spritualitas dalam entrepreneurship, (Jawa Tengah : PT.
Pena Persada, 2020), 3
kewirausahaan Kristen. Karena Alkitab dijadikan norma dalam kepemimpinan kewirausahaan
Kristen, maka penting untuk mencari prinsip-prinsip Alkitabiah tentang kewirausahaan.Ini
berarti bahwa konsep wirausaha tidak dapat dipisahkan dari ajaran Alkitab. Meskipun Alkitab
bukanlah buku yang secara khusus membahas tentang kewirausahaan, namun karena kebenaran
Alkitab, gagasan tentang kewirausahaan diwakili di dalamnya. Meskipun kata "wirausaha" tidak
secara langsung disebutkan dalam Alkitab, konsep dan praktik kewirausahaan dapat ditemukan
dalam Alkitab, yang menggambarkan manusia diciptakan "sebagai gambar dan rupa" Allah,
sehingga memiliki potensi kreativitas dan inovasi. Narasi dalam Kitab Kejadian 1:27 dan 2:15
menegaskan bahwa manusia memiliki potensi kewirausahaan dan diarahkan untuk berkarya
kreatif dan inovatif. Tuhan menempatkan manusia di taman Eden untuk mengembangkan
kreativitas dan inovasi, seperti yang ditegaskan dalam Kejadian 2:15 yang menginstruksikan
manusia untuk merawat dan mengelola taman tersebut.

Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk mengubah tantangan menjadi peluang
kesuksesan melalui kreativitas dan inovasi. Dalam Alkitab, terdapat contoh-contoh tokoh yang
berhasil dalam kewirausahaan, seperti Abraham, dan Salomo. Abraham sangat berkecukupan
dengan kepemilikan yang melimpah, termasuk ternak, emas, dan perak. Bahkan, dan melalui
entrepreneur banyak orang diuntungkan. Sebagai contoh lain dari Perjanjian Lama, Raja Salomo
terlibat dalam aktivitas perdagangan. Ia menjadi satu-satunya raja Yahudi yang sepenuhnya
memanfaatkan keuntungan dari jalur perdagangan yang tersedia pada masa itu. Secara teologis,
kita memahami bahwa kewirausahaan adalah bagian dari rencana Tuhan, yang dapat dipelajari
melalui Alkitab. Oleh karena itu, orang Kristen atau anggota jemaat perlu didorong untuk
mengembangkan potensi kreativitas dan inovasi mereka dalam menghadapi berbagai kesulitan
dan menjadikannya sebagai peluang. Jemaat tidak hanya diberikan kemampuan untuk
memberikan persembahan, tetapi juga dapat diberdayakan dengan kewirausahaan.4

4
Yonas Muanley(2016), Dasar Teologis Kristen Entrepreneurship, Jurnal
bahanajaronlineentrepreneurship.
https://bahanajaronlineentrepreneurship.blogspot.com/2016/01/dasar-teologis-kristen-
entrepreneurship.html

Anda mungkin juga menyukai