Kadang-kadang terjadi, bahwa suatu perusahaan tidak atau belum mengumumkan suatu
lowongan jabatan. Tetapi ada saja kemungkinan seseorang melamar atau mencari pekerjaan, baik
datang sendiri maupun lewat surat. Kalau ternyata pelamar ini sesuai dengan keinginan
perusahaan, maka bisa terjadi akhirnya pelamar tersebut setelah lolos seleksi diterima bekerja.
(d)) Iklan atau advertensi. Penggunaan iklan di dalam mencari karyawan yang diinginkan,
banyak dijalankan oleh berbagai perusahaan. (e) Kantor penempatan tenaga kerja. Yang lazim di
Indonesia adalah kantor penempatan tenaga kerja dari pemerintah, yaitu kantor tenaga kerja.
Meskipun mungkin juga kantor penempatan tenaga kerja ini dilakukan oleh pihak swasta. Hanya
sayang bahwa kantor ini nampaknya kurang berfungsi sehingga para pencari kerja kadang-
kadang enggan menghubungi kantor tersebut, demikian juga jarang perusahaan-perusahaan
menggunakan jasa kantor ini. (f) Nepotisme. Pemberian jabatan kepada sanak saudara atau famili
sering dijumpai pada perusahaan perseorangan atau perusahaan keluarga. Karena ada ikatan
keluarga biasanya lebih bisa dipercaya, meskipun belum berarti mesti cakap dalam pekerjaan. (g)
Leasing. Untuk menyesuaikan dengan fluktuasi kebutuhan jangka pendek, maka perusahaan
biasa menarik tenaga kerja honorer yang dibayar secara harian / perjam. Kebaikan menarik
karyawan dari sumber eksternal perusahaan adalah : 1) Kemungkinan mendapatkan calon tenaga
kerja yang cukup berbobot. 2) Kemungkinan membawa sistim kerja baru yang lebih baik.
Kelemahan-kelemahan sumber eksternal adalah : 1) Biaya penarikan besar, karena iklan dan
seleksi. 2) Orientasi dan induksi hams dilakukan. 3) Labour turn over cenderung meningkat. 4)
Perilaku dan loyalitasnya belum diketahui, 5) Waktu penarikan relatif lama.
Proses wawancara awal atau preliminary interview ini bertujuan untuk menghilangkan para
pelamar yang tidak memenuhi syarat yang ditentukan oleh organisasi berdasarkan data dan
informasi yang diberikan oleh pelamar kerja. Dalam wawancara awal ini, para pelamar akan
diberikan penjelasan singkat tentang organisasi dan pekerjaan yang dibutuhkan. Wawancara
awal juga akan menguji pengetahuan pelamar terhadap organisasi yang dilamarnya.
Pelamar yang dinyatakan lulus pada proses wawancara awal akan diuji untuk menilai seberapa
baik pelamar tersebut dapat melakukan tugas yang berkaitan dengan pekerjaan yang dibutuhkan
oleh organisasi. Tes atau Pengujian ini dapat berupa pengujian kemampuan, pengujian
keterampilan teknis, pengujian pengetahuan umum dan pengujian kepribadian. Tes atau
pengujian ini biasanya disesuaikan dengan jabatan dan tingkatan dalam organisasi. Selain itu,
ada juga perusahaan atau organisasi yang menerapkan tes minat (activity preferences test), tes
tulisan tangan (graphology test), tes kesehatan (Medical Test), tes psikometri (Psycometric Test)
dan tes lainnya.
Langkah selanjutnya dalam tahap Seleksi adalah wawancara kerja. Wawancara kerja ini
merupakan interaksi antara pewawancara dengan pelamar yang berpotensi untuk diterima
menjadi karyawannya. Wawancara ini biasanya merupakan percakapan formal untuk mengetahui
apakah pelamar yang diwawancarai tersebut sesuai untuk mengisi posisi yang dibutuhkan.
Interview atau wawancara dapat dilakukan secara One to One (antara pewawancara dan
pelamar), Panel Interview (antara komite penyeleksi dengan pelamar) atau Group
Interview (antara pewawancara dengan beberapa orang pelamar).
5. Evaluasi Medis
Setelah melalui beberapa proses seleksi, proses selanjutnya adalah evaluasi medis terhadap
pelamar yang paling berpotensi untuk dijadikan karyawan. Evaluasi Medis tersebut bertujuan
untuk memastikan pelamar tersebut memiliki kesehatan fisik yang baik sehingga mengurangi
absensi, menekan biaya pengobatan dan biaya asuransi jiwa ataupun mendapatkan karyawan
yang memenuhi persyaratan kesehatan fisik untuk pekerjaan tertentu.
Setelah mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan dan memenuhi semua persyaratan yang
ditentukan, langkah yang paling penting dalam proses seleksi adalah keputusan pemilihan.
Keputusan pemilihan diambil berdasarkan hasil dari wawancara awal, pengujian seleksi,
wawancara kerja dan pemeriksaan latar belakang dan pemeriksaan referensi serta evaluasi medis.
Di proses inilah perusahaan akan memutuskan apakah pelamar tersebut diterima sebagai
karyawan atau tidak.
Langkah paling terakhir dalam tahap Seleksi adalah mengangkat pelamar yang sudah terpilih
menjadi karyawan dengan menerbitkan surat pengangkatan atau appointment letter.
Pelatihan Iebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian SDM organisasi yang
berkaitan dengan jabtan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan
saat ini (current job oriented). Sasaran yang ingin dicapai dan suatu program pelatihan adalah
peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau fungsi saat ini.
Pengembangan cenderung lebih bersifat formal, menyangkut antisipasi kemampuan dan keahhan
individu yang harus dipersiapkan bagi kepentingan jabatan yang akan datang. Sasaran dan
program pengembangan menyangkut aspek yang lebih luas yaitu peningkatan kemampuan
individu untuk mengantisipai perubahan yang mungkin terrjadi tanpa direncanakan(unplened
change) atau perubahan yang direncanakan (planed change). (Syafaruddin:200 1:2 17).
B. Wartabisnis
Internal training yang jamak disebut juga in house training bisa menggunakan pelatih dari
perusahaan sendiri atau luar perusahaan.
Contohnya, saat saya bekerja dulu, saya mendapat pelatihan mengoperasikan spektrometer
serapan atom, preparasi sampel, dan penggunaan alat-alat laboratorium dari staf laboratorium
yang saya gantikan.
Bukan hanya mengenai pengoperasian alat, namun saya juga mendapat pelatihan keselamatan
kerja dari staf keselamatan kerja perusahaan dan pemahaman ISO/IEC 17025:2005 dari
konsultan yang didatangkan perusahaan.
Sementara itu, external training dilakukan dengan mengirimkan karyawan ke instansi atau
lembaga pelatihan tertentu, baik pemerintah maupun swasta.
Sebagai contoh, saya mendapat external training mengenai pengambilan dan pengujian contoh
udara dari Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong.
Contoh lain, kawan saya mendapatkan pelatihan audit internal dari Komite Akreditasi Nasional
(KAN).
2. Pendidikan
Pengembangan karier karyawan melalui pendidikan biasanya bersifat khusus. Ini ditujukan untuk
karyawan terbaik yang dianggap perlu mengembangkan pendidikannya karena pendidikan
sebelumnya belum cukup.
Sebagai contoh, seorang karyawan lulusan D3 mendapat tugas kuliah S1 agar pengetahuan dan
keterampilannya meningkat.
Sepanjang yang saya tahu, perusahaan besar yang ada di Sulawesi mengirimkan karyawannya
untuk kuliah di perguruan tinggi yang ada di Makassar, Surabaya, Bandung, dan Jakarta.
3. Magang
Seperti halnya pelatihan, magang kerja bisa dilakukan di dalam perusahaan atau di luar
perusahaan. Magang di dalam perusahaan biasanya lintas departemen dengan durasi satu sampai
tiga bulan.
Contohnya, seorang kawan saya di laboratorium magang kerja selama sebulan di Departeman
Mining untuk mempelajari proses pengambilan dan preparasi contoh tanah yang dilakukan di
departemen tersebut.Magang kerja internal ini ditujukan untuk menyelaraskan dan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan teman saya dalam hal pengambilan dan preparasi contoh tanah.
Di sisi lain, magang eksternal dilakukan di perusahaan induk atau perusahaan lain.Sebagai
contoh, saya mendengar karyawan sebuah perusahaan kendaraan bermotor dikirim ke Jepang
selama 6 bulan untuk magang di induk perusahaan tersebut.
4. Job enrichment
Pengembangan karyawan bisa juga dilakukan dengan job enrichment. Singkatnya, program ini
adalah penambahan tugas dan tanggung jawab di posisi yang sama.
Karyawan yang mendapat tugas tertentu (misalnya projek khusus) di departemennya atau
lintas departemen
Karyawan yang mengisi jabatan baru yang sebelumnya tidak ada dengan tingkat yang sama
Karyawan mendapat tugas menggantikan atasannya yang sedang cuti atau dinas luar kota
Biasanya, karyawan yang dilibatkan dalam program job enrichment ini adalah karyawan yang
menonjol di antara karyawan lain.
Meskipun demikian, ada juga perusahaan yang melakukan job enrichment pada semua karyawan
yang berada dalam satu tingkat (level) demi memeratakan kesempatan berkembang pada mereka.
5. Benchmark
Benchmark atau terkadang disebut juga studi banding adalah mengevaluasi atau membandingkan
sesuatu dengan standar. Cara ini dilakukan bila sesuatu di perusahaan tersebut perlu
ditingkatkan.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan tambang yang hendak membangun tanur peleburan baru,
melakukan benchmark ke perusahaan tambang lain yang memiliki pengalaman menggunakan
tanur tersebut.Tentu saja, studi banding ini tidak melulu terhadap peralatan, namun bisa juga
pada apa pun yang menyangkut kepentingan perusahaan. Beberapa di antaranya adalah:
Keselamatan kerja
Prosedur kerja baku
Situasi kerja
Perjanjian kerja bersama antara perusahaan dengan karyawan
6. Uji kompetensi
Uji kompetensi atau uji kemampuan dilakukan juga untuk mengembangkan karyawan. Uji ini
bisa dilakukan oleh pihak perusahaan sendiri atau Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang telah
diakreditasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).Uji kompetensi internal biasanya berupa
program tahunan yang dijalankan suatu departemen yang menjalankan suatu standar
internasional.
Sebagai contoh, laboratorium yang menjalankan ISO/IEC 17025:2005 melakukan uji kompetensi
tahunan terhadap analis sebagai bagian dari jaminan mutu pengujian atau kalibrasi.Pada
praktiknya, penyelia yang ditunjuk akan menguji analis dalam hal pengujian atau pengoperasian
alat.Sementara itu, uji kompetensi oleh LSP setahap lebih maju karena sertifikat yang
dikeluarkan untuk karyawan yang diuji kompetensi akan diakui secara nasional.Kelemahannya
adalah perlu biaya yang tidak sedikit untuk melakukannya.
7. Rotasi kerja
Metode lain pengembangan karyawan adalah rotasi kerja. Metode ini bisa di satu departemen
atau antardepartemen dengan waktu mingguan atau bulanan.Tujuannya antara lain menyiapkan
karyawan yang akan mendapat promosi, memberikan tantangan baru, atau menambah
keterampilan karyawan.
Sekadar contoh, seorang Manajer Mutu sebuah laboratorium yang menerapkan ISO/IEC
17025:2005 dirotasi menjadi Manajer Teknis.Hal yang sama terjadi pada Manajer Teknis yang
ditugaskan menjadi Manajer Mutu.
8. Coaching
Coaching (bimbingan) bisa diberlakukan pada karyawan berkinerja baik atau berkinerja
buruk.Tujuannya adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja, transfer pengetahuan,
menambah keterampilan bawahan, dan mendekatkan hubungan kerja atasan-bawahan.
9. Promosi
Biasanya, promosi dilakukan bila ada posisi yang lowong, posisi baru, atau karyawan
bersangkutan telah memenuhi kualifikasi posisi di atasnya. Sebagai contoh, setelah tiga tahun di
posisi Assistant Chemist saya mendapat promosi menjadi Chemist.
B. Faktor Internal
Faktor internal yang mempengaruhi kompensasi berada di dalam organisasi perusahaan yang
mempengaruhi jumlah pembayaran gaji atau upah karyawan. Berikut adalah contohnya.
4. Karyawan Perusahaan
Karyawan perusahaan sendiri sebenarnya juga merupakan faktor yang menyebabkan perbedaan
dalam kompensasi dengan cara-cara berikut.
Kinerja: kinerja yang ditampilkan oleh karyawan sangat mempengaruhi besarnya kompensasi
yang diperoleh. Penghargaan atas kinerja karyawan ini dapat membuat para pegawai lebih
termotivasi dan mulai bekerja lebih giat untuk meningkatkan kompensasinya.
Faktor Eksternal
Selain faktor internal perusahaan, faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kompensasi adalah
faktor eksternal. Faktor ini ada di luar perusahaan, namun dapat mempengaruhi tingkat
kompensasi. Berikut adalah contohnya.
2. Tarif
Besarnya kompensasi yang diberikan perusahaan juga ditentukan oleh tingkat tarif yang berlaku
pada industri yang bersangkutan. Tarif ini juga menentukan jumlah kompensasi yang ada pada
perusahaan lain yang bergerak dalam industri yang sama.
3. Produktivitas
Jumlah kompensasi akan meningkat jika jumlah produktivitas juga meningkat. Agar dapat
meningkatkan jumlah kompensasi maka pegawai perusahaan perlu meningkatkan produktivitas
mereka. Seringkali faktor yang menyebabkan peningkatan produktivitas berada di luar
perusahaan atau karyawan itu sendiri seperti misalnya penggunaan teknologi terbaru, metode
baru atau teknik manajemen yang lebih baik.
4. Biaya Hidup
Biaya hidup pada suatu tempat dapat mempengaruhi tingkat kompensasi katyawan. Jika di suatu
tempat biaya hidupnya tinggi maka akan tinggi pula tingkat kompensasinya. Sebaliknya jika
biaya hidup di suatu tempat rendah maka tingkat kompensasinya juga akan rendah.
5. Serikat Pekerja
Jika serikat pekerja kuat dan pberpengaruh, maka tingkat kompensasi yang diperoleh cenderung
tinggi. Sebaliknya jika serikat pekerjanya lemah, maka tingkat kompensasi yang diperoleh juga
relatif lebih kecil.
b.Mark-Up Princing
c.Promosi Penjualan
d.Publisitas
Jawab : A. Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang
lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok
pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Istilah harga digunakan untuk memberikan
nilai finansial pada suatu produk barang atau jasa. Biasanya penggunaan kata harga berupa digit
nominal besaran angka terhadap nilai tukar mata uang yang menunjukkan tinggi rendahnya nilai
suatu kualitas barang atau jasa. Dalam ilmu ekonomi harga dapat dikaitkan dengan nilai jual atau
beli suatu produk barang atau jasa sekaligus sebagai variabel yang
menentukan komparasi produk atau barang sejenis.
a.Berikan contoh sumber dana dari dalam dan dari luar perusahaan!
Penggunaan sumber dana jangka menengah biasanya dilakukan perusahaan untuk keperluan
yang tidak dapat dipenuhi dengan pendanaan jangka pendek. Ketika dana terlalu sulit
dikembalikan dalam jangka pendek, maka akan tergolong dalam jangka menengah. Pendanaan
jangka menengah juga dapat dipilih ketika terlalu sulit menerapkan skema pendanaan jangka
panjang.
Sumber dana perusahaan perlu diperhitungkan dan diputuskan sebagai bentuk keberlangsungan
dari suatu usaha. Tanpa adanya pendanaan, perusahaan tidak dapat beroperasional dengan lancar.
Sumber dana yang diperoleh perlu dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin agar likuiditas
dapat terus terjada dan perusahaan dapat berjalan secara berkesinambungan.
B. 1. Character
Prinsip ini dilihat dari segi kepribadian nasabah. Hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara
antara Customer Service kepada nasabah yang hendak mengajukan kredit, mengenai latar
belakang, kebiasaan hidup, pola hidup nasabah, dan lain-lain. Inti dari prinsip Character ini ialah
menilai calon nasabah apakah bisa dipercaya dalam menjalani kerjasama dengan bank.
2. Capacity
Prinsip ini adalah yang menilai nasabah dari kemampuan nasabah dalam menjalankan keungan
yang ada pada usaha yang dimilikinya. Apakah nasabah tersebut pernah mengalami sebuah
permasalahan keuangan sebelumnya atau tidak, di mana prinsip ini menilai akan kemampuan
membayar kredit nasabah terhadap bank.
3. Capital
Yakni terkait akan kondisi aset dan kekayaan yang dimiliki, khususnya nasabah yang
mempunyai sebuah usaha. Capital dinilai dari laporan tahunan perusahaan yang dikelola oleh
nasabah, sehingga dari penilaian tersebut, pihak bank dapat menentukan layak atau tidaknya
nasabah tersebut mendapat pinjaman, lalu seberapa besar bantuan kredit yang akan diberikan.
4. Collateral
Prinsip ke-empat yang perlu diperhatikan. Prinsip ini perlu diperhatikan bagi para nasabah ketika
mereka tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam mengembalikan pinjaman dari pihak bank.
Jika hal demikian terjadi, maka sesuai dengan ketentuan yang ada, pihak bank bisa saja menyita
aset yang telah dijanjikan sebelumnya sebagai sebuah jaminan.
5. Condition
Prinsip ini dipengaruhi oleh faktor di luar dari pihak bank maupun nasabah. Kondisi
perekonomian suatu daerah atau Negara memang sangat berpengaruh kepada kedua belah pihak,
di mana usaha yang dijalankan oleh nasabah sangat tergantung pada kondisi perekonomian baik
mikro maupun makro, sedangkan pihak bank menghadapi permasalahan yang sama. Untuk
memperlacar kerjasama dari kedua belah pihak, maka penting adanya untuk memperlancar
komunikasi antara nasabah dengan bank.