Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mata merupakan salah satu indera yang penting bagi manusia. Penyerapan
informasi visual oleh mata digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan.
Gangguan pada mata yang bersifat ringan hingga gangguan yang berat yang
dapat mengakibatkan kebutaan dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
Upaya mencegah dan menanggulangi gangguan penglihatan dan kebutaan perlu
mendapatkan perhatian.
Kelainan refraksi adalah kelainan pembiasan sinar pada mata, sehingga sinar
tidak difokuskan pada retina atau bintik kuning, tetapi dapat di depan atau di
belakang bintik kuning dan mungkin tidak terletak pada satu titik fokus. Kelainan
refraksi pada anak dapat dibagi menjadi hyperopia (rabun dekat), myopia (rabun
jauh) dan astigmatisma Prevalensi kelainan refraksi masih cukup tinggi di
Indonesia, yaitu sebesar 24,7 dan pada anak-anak usia sekolah dasar sebesar
10% dari 66 juta anak Indonesia. Kelainan refraksi merupakan kelainan kondisi
mata yang paling sering terjadi. Global Data on Visual Impairment 2010, WHO
2012 menunjukkan penyebab gangguan penglihatan terbanyak di seluruh dunia
adalah gangguan refraksi yang tidak terkoreksi, diikuti oleh katarak dan
glaukoma

Gambar 1.1. Data penyebab kebutaan di dunia tahun 2012

1
2

Kelainan refraksi yang tidak terkoreksi merupakan penyebab utama low


vision di dunia dan dapat menyebabkan kebutaan. Data dari VISION 2020, suatu
program kerjasama antara International Agency for the Prevention of Blindness
(IAPB) dan World Health Organization (WHO), menyatakan bahwa pada tahun
2006 diperkirakan 153 juta penduduk dunia mengalami gangguan penglihatan
akibat kelainan refraksi yang tidak terkoreksi. Prevalensi angka kelainan refraksi
dan kebutaan di Indonesia terus mengalami peningkatan dan mencapai
prevalensi sebesar 1,5 %. Angka ini merupakan prevalensi tertinggi dibandingkan
dengan angka kebutaan di negara–negara regional Asia Tenggara. Hasil Survei
Depertemen Kesehatan Republik Indonesia yang dilakukan di 8 provinsi
(Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat) tahun 2009
menemukan kelainan refraksi sebesar 61.71% dan menempati urutan pertama
dalam 10 penyakit mata terbesar di Indonesia.
Penglihatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam seluruh
aspek kehidupan termasuk selama proses pendidikan. Penglihatan merupakan
suatu yang secara signifikan memberikan pengaruh dalam pilihan karir dan
aktivitas seseorang. Penglihatan juga merupakan jalur informasi utama.
Keterlambatan melakukan koreksi kelainan refraksi terutama pada anak usia
sekolah akan sangat mempengaruhi kemampuan menyerap materi pembelajaran
dan berkurangnya potensi untuk meningkatkan kecerdasan. Dua puluh lima
persen anak-anak yang memiliki kelainan refraksi tidak mampu menunjukkan
performa yang maksimal dalam bidang akademik dibanding degan anak-anak
yang tidak mengalami kelainan refraksi.
Masalah kelainan refraksi pada anak di beberapa daerah Indonesia saat ini
masih kurang mendapat perhatian dari lingkungan sekitar. Kesehatan mata yang
memiliki fungsi penting dalam kehidupan sering kali terabaikan, sehingga banyak
penyakit yang menyerang mata tidak diobati dengan baik dan menyebabkan
gangguan penglihatan (kelainan refraksi) sampai kebutaan. Hal ini terbukti
dengan adanya program pemeriksaan kesehatan anak sekolah dasar yang lebih
difokuskan pada kesehatan gigi dan mulut. Lingkungan sekolah dapat menjadi
salah satu pemicu terjadinya penurunan ketajaman penglihatan pada anak,
seperti membaca tulisan di papan tulis dengan jarak yang terlalu jauh tanpa
didukung oleh pencahayaan kelas yang memadai, anak membaca buku dengan
3

jarak yang terlalu dekat, dan sarana prasarana sekolah yang tidak ergonomis
saat proses belajar mengajar. Keterlambatan melakukan koreksi refraksi
terutama pada anak usia sekolah akan sangat mempengaruhi kemampuan
menyerap materi pembelajaran dan berkurangnya potensi untuk meningkatkan
kecerdasan karena 30 % informasi diserap dengan melihat dan mendengar.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan Pemerintah Propinsi
Kalimantan Utara selalu memberikan pelayanan terbaik kepada pasien. Dokter
sebagai pelayan kesehatan selain bertugas dalam pengobatan penyakit pasien
juga bertugas untuk memberikan edukasi pencegahan yang dapat dilakukan
demi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Dengan alasan tersebut di atas
maka penulis menyusun Laporan Aktualisasi ini dengan judul “Laporan
Aktualisasi Optimalisasi Pengadaan Media Edukasi Kelainan Refraksi Anak pada
Instalasi Rawat Jalan RSUD Tarakan”.

B. IDENTIFIKASI ISU
Isu adalah sebuah masalah yang belum terpecahkan dan akan dicari
solusinya. Isu merepresentasikan suatu kesenjangan antara praktik organisasi
dengan harapan-harapan para stakeholder. Berdasarkan definisi tersebut, isu
merupakan suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi yang
apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif terhadap
organisasi bahkan dapat berlanjut pada tahap krisis. Ruang lingkup pelayanan
poliklinik Mata di RSUD Tarakan meliputi pelayanan di instalasi rawat jalan, rawat
inap, gawat darurat dan bedah sentral. Dalam memberikan pelayanan dapat
muncul isu atau masalah-masalah yang ada kaitannya dengan manajemen
Aparatur Sipil Negara (ASN), pelayanan publik dan Whole of Government (WoG).
Proses perancangan aktualisasi dimulai dengan mengidentifikasi isu tersebut. Isu
muncul dari berbagai sumber, yaitu hasil observasi dan pengalaman penulis
selama masa CPNS, tugas pokok dan fungsi penulis sebagai dokter spesialis
mata dan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). Isu yang muncul kemudian disortir
dengan mengkategorikannya ke dalam tiga prinsip ASN yaitu; 1) Manajemen
ASN, 2) Pelayanan Publik, dan 3) Whole of Government (WoG). Selanjutnya
penulis mengonsultasikan isu yang telah teridentifikasi kepada rekan sejawat,
coach dan mentor agar dapat di analisis secara mendalam sehingga terpilihlah
4

sebuah core issue. Melalui alur tersebut, maka didapatkanlah 3 buah isu yang
telah diidentifikasi dan terkategorisasi dengan prinsip ASN, yakni:
1. Belum optimalnya edukasi dampak kelainan refraksi anak pada
Instalasi Rawat Jalan RSUD Tarakan.
2. Belum optimalnya edukasi mengenai bahayanya bahan tradisional
sebagai tetes mata pada Instalasi Rawat Jalan RSUD Tarakan.
3. Belum optimalnya edukasi mengenai dampak kelainan metabolik
terhadap kesehatan mata pada Instalasi Rawat Jalan RSUD
Tarakan.

C. PERUMUSAN DAN PENETAPAN ISU


Tabel 1.1 Keterkaitan Isu Dengan Dampak
No Isu Dampak Isu tidak Dampak Isu
ditangani ditangani
1 Belum optimalnya - Banyak kelainan - Peningkatan
edukasi dampak refraksi anak yang kesadaran orang
negatif kelainan terabaikan. tua akan
refraksi anak pada kesehatan mata
Instalasi Rawat Jalan anak.
RSUD Tarakan - Peningkatan risiko - Berkurangnya
komplikasi akibat insiden mata
terabaikannya malas dan juling
kesehatan mata anak. pada anak.
- Penurunan prestasi - Peningkatan
anak di sekolah. prestasi anak di
sekolah.
2 Belum optimalnya Banyaknya insiden Penurunan risiko
edukasi mengenai komplikasi mata serius kebutaan pada
bahaya bahan akibat pemakaian zat masyarakat akibat
tradisional sebagai yang berbahaya. pemakaian zat
tetes mata pada berbahaya ke
Instalasi Rawat Jalan mata.
RSUD Tarakan
3 Belum optimalnya Kualitas hidup pasien Perbaikan kualitas
edukasi mengenai menjadi menurun hidup pasien
dampak kelainan karena kurangnya selama
metabolik terhadap keasadaran akan pengobatan
kesehatan mata pada kelainan mata akibat penyakit metabolik
Instalasi Rawat Jalan penyakit metabolik. lainnya.
RSUD Tarakan
5

Berdasarkan dampak yang ditimbulkan apabila isu tersebut tidak


diselesaikan, penulis menentukan prioritas masalah utama yang akan digunakan
dalam rancangan aktualisasi dengan menggunakan metode analisis Urgency,
Seriousness, Growth (USG) mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1.2 . Analisis USG Terhadap Isu


NO ISU U S G TOTAL RANK
SKOR
1 Belum optimalnya edukasi dampak 5 4 5 14 I
negatif kelainan refraksi pada anak
pada Instalasi Rawat Jalan RSUD
Tarakan
2 Belum optimalnya edukasi mengenai 5 4 3 12 II
bahayanya bahan tradisional sebagai
obat tetes mata pada Instalasi Rawat
Jalan RSUD Tarakan.
3. Belum optimalnya edukasi mengenai 4 3 4 11 III
dampak kelainan metabolik terhadap
kesehatan mata pada Instalasi Rawat
Jalan RSUD Tarakan.

Keterangan :
Skala Likert 1-5 : (5= sangat besar, 4 = besar, 3= sedang, 2= kecil, 1=
sangat kecil).
Urgency (urgensi) : seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas
dikaitkan dengan waktu yang tersedia.
Seriousness (keseriusan) : seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan
dengan akibat yang timbul dengan penundaan
pemecahan masalah.
Growth (perkembangan) : seberapa besar kemungkinan isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan dengan kemungkinan masalah
akan lebih buruk jika dibiarkan.

Dari ketiga isu yang diangkat, telah didapatkan prioritas isu dengan
menggunakan metode USG yaitu belum optimalnya edukasi dampak negatif
kelainan refraksi anak pada Instalasi Rawat Jalan RSUD Tarakan.
6

Dampak isu kemudian dianalisis penyebabnya menggunakan metode


fishbone seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

Man Measurement
Kesadaran orang tua pasien yang Belum ada data jumlah
kurang mengenai keluhan mata komplikasi akibat kelainan
pada anak refraksi pada anak
Pemahaman mengenai dampak
negatif kelainan refraksi anak Environment
yang diabaikan masih kurang Pelayanan lebih menekankan
baik dari pasien maupun
pada usia dewasa muda
pelayan kesehatan
Banyak informasi yang salah
beredar di masyarakat
Method Banyak anak yang dibiarkan
Sebagian besar pelayanan menggunakan gadget untuk
bersifat kuratif (mengobati) mengisi waktu luang

Material
Belum ada media sosialisasi yang
diberikan kepada pasien

Belum optimalnya edukasi dampak negatif


kelainan refraksi anak pada Instalasi Rawat
Jalan RSUD Tarakan

Gambar 1.2 Diagram fishbone sebab akibat


7

D. RENCANA KEGIATAN, TAHAPAN KEGIATAN DAN OUTPUT YANG


DIHARAPKAN

Dari berbagai penyebab isu yang didapat dari metode fishbone diatas
dipilihlah penyebab-penyebab yang dapat dicari dan direalisasikan pemecahan
permasalahannya. Gagasan penyelesaian isu diwujudkan dalam kegiatan yang
berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi dalam upaya mengurangi
komplikasi akibat kelainan refraksi pada anak yang terabaikan di lingkungan
poliklinik Mata khususnya dan provinsi Kalimantan Utara umumnya. Kegiatan
akan dilaksanakan di Instalasi Rawat Jalan RSUD Tarakan mulai tanggal 26 Mei
2019 – 7 Juli 2019.
Masalah “Belum optimalnya edukasi dampak negatif kelainan refraksi
anak pada Instalasi Rawat Jalan RSUD Tarakan” dapat diselesaikan dengan:
1. Pembekalan kepada perawat poliklinik mata sebagai edukator
tambahan.
2. Membuat media sosialisasi leaflet
3. Membuat media sosialisasi pamflet
4. Membuat media sosialisasi banner
5. Membuat media sosialisasi solusi penurunan risiko kelainan
refraksi berupa video.
6. Melakukan sosialisasi berupa penyuluhan promosi kesehatan
7. Memberikan sosialisasi langsung kepada pasien
Rencana kegiatan, tahapan serta output yang diharapkan penulis selama
kegiatan aktualisasi di Instalasi Rawat Jalan RSUD Tarakan terangkum dalam
tabel dibawah ini.
8

Tabel 1.3. Rencana Kegiatan, Tahapan Kegiatan dan Output yang Diharapkan

KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN


TAHAPAN
NO KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI NILAI
KEGIATAN
PELATIHAN MISI ORGANISASI
Bekerjasama Melakukan Lembar persetujuan AKUNTABILITAS Sesuai dengan visi Sesuai dengan
1 dengan konsultasi dengan mentor dan kepala SMF Melakukan perizinan secara RSUD Tarakan yaitu nilai tertib,
perawat mentor dan kepala mata jujur, transparan dan dapat Menjadi rumah sakit ramah,
Poliklinik SMF poliklinik mata. dipertanggung jawabkan. terdepan yang
9

Mata selaku ETIKA PUBLIK bertumpu pada universal, sehat


pembantu Mencari dasar Pemahaman perawat poli Melakukan konsultasi teknologi, sumber dan transparan.
edukator evidence based mata mengenai dampak dengan baik dan sopan daya manusia, dan
mengenai efek kelainan refraksi berupa serta berkoordinasi baik kemandirian.
Tahapan kegiatan
kelainan refraksi notulen dengan kepala SMF mata.
sesuai dengan misi
pada anak NASIONALISME
RSUD Tarakan yaitu
Melakukan diskusi dan
menyelenggarakan
bermusyawarah untuk
pelayanan
mendapat masukan dan
kesehatan yang
saran dari pelayan
paripurna,
kesehatan yang terlibat.
meningkatkan
KOMITMEN MUTU
program pendidikan,
Perizinan yang jelas dan
pelatihan, dan
keterlibatan semua
penelitian serta
komponen pelayan publik
mewujudkan
yang ada di Poli maka akan
pengelolaan rumah
menghasilkan program kerja
sakit yang
yang efektif dan efisien
profesional
ANTI KORUPSI
Membuat draft rancangan
sesuai dengan arahan
mentor
10

Membuat Melakukan Lembar persetujuan AKUNTABILITAS Sesuai dengan visi Sesuai dengan
2 media konsultasi dengan mentor dan kepala SMF Membuat materi media RSUD Tarakan yaitu nilai tertib,
sosialisasi mentor dan kepala mata edukasi sesuai dengan Menjadi rumah sakit ramah,
leaflet SMF poliklinik Mata kompetensi yang dapat terdepan yang universal, sehat
Berkoordinasi
dipertanggung jawabkan. bertumpu pada dan transparan.
dengan tim Promosi Notulen
NASIONALISME teknologi, sumber
Kesehatan Rumah
Media edukasi daya manusia, dan
Sakit (PKRS) RSUD
menggunakan bahasa kemandirian.
Tarakan sebagai
Indonesia yang mudah Tahapan kegiatan
leader sosialisasi
dipahami dan dimengertioleh sesuai dengan misi
rumah sakit
semua pasien. RSUD Tarakan yaitu
Mempersiapkan Draft materi yang telah
ETIKA PUBLIK menyelenggarakan
materi edukasi yang disetujui
Media edukasi pelayanan kesehatan
akan diberikan
menggunakan bahasa yang yang paripurna,
kepada pasien
sopan tanpa menyinggung meningkatkan
bekerja sama
atau mengucilkan pasien program pendidikan,
dengan perawat poli
dengan penyakit-penyakit pelatihan, dan
Mata.
11

Melakukan tertentu serta peletakan penelitian serta


sosialisasi Notulen media sosialisasi tidak mewujudkan
pentingnya masalah mengganggu alur pelayanan pengelolaan rumah
kelainan refraksi Poliklinik. sakit yang profesional
pada tenaga terkait KOMITMEN MUTU
di instalasi rawat Isi materi edukasi dapat
jalan (poli anak) berdampak pada
Memberikan
peningkatan pengetahuan
sosialisasi dampak Lembar Komunikasi, ANTI KORUPSI
kelainan refraksi Informasi, Edukasi (KIE) Membuat media edukasi
pada pasien di
yang orisinal.
instalasi rawat jalan

Melakukan Feedback pemahaman


monitoring evaluasi pasien berupa kuesioner

Melakukan
3 Membuat konsultasi dengan Lembar persetujuan AKUNTABILITAS Sesuai dengan visi Sesuai dengan
media mentor dan kepala mentor dan kepala SMF Membuat media edukasi RSUD Tarakan yaitu nilai tertib,
SMF poliklinik Mata mata sesuai dengan kompetensi. Menjadi rumah sakit ramah,
12

sosialisasi Berkoordinasi NASIONALISME terdepan yang universal, sehat


pamflet dengan tim Promosi Lembar rekomendasi Media edukasi bertumpu pada dan transparan.
Kesehatan Rumah atau persetujuan menggunakan bahasa teknologi, sumber
Sakit (PKRS) RSUD Indonesia yang mudah daya manusia, dan
Tarakan sebagai dipahami dan dimengerti kemandirian.
leader sosialisasi oleh semua pasien. Tahapan kegiatan
rumah sakit ETIKA PUBLIK sesuai dengan misi
Mempersiapkan
Media edukasi RSUD Tarakan yaitu
materi edukasi yang Draft materi edukasi
menggunakan bahasa yang menyelenggarakan
akan diberikan
sopan tanpa menyinggung pelayanan kesehatan
kepada pasien
atau mengucilkan pasien yang paripurna,
bekerja sama
dengan penyakit-penyakit meningkatkan
dengan perawat poli
tertentu serta peletakan program pendidikan,
Mata.
media sosialisasi tidak pelatihan, dan
mengganggu alur pelayanan penelitian serta
Monitoring dan Feedback pemahaman
Poliklinik. mewujudkan
evaluasi pasien berupa kuesioner
KOMITMEN MUTU pengelolaan rumah
Isi materi edukasi dapat sakit yang profesional
berdampak pada
peningkatan pengetahuan
ANTI KORUPSI
Membuat media edukasi
yang orisinal.
13

4 Membuat Melakukan Lembar persetujuan AKUNTABILITAS |Sesuai dengan visi Sesuai dengan
media konsultasi dengan mentor dan kepala SMF Membuat media edukasi RSUD Tarakan yaitu nilai tertib,
sosialisasi mentor dan kepala mata sesuai dengan kompetensi. Menjadi rumah sakit ramah,
banner SMF poliklinik Mata NASIONALISME terdepan yang universal, sehat
Media edukasi bertumpu pada dan transparan.
menggunakan bahasa teknologi, sumber
Indonesia yang mudah daya manusia, dan
dipahami dan dimengerti kemandirian.
oleh semua pasien. Tahapan kegiatan
ETIKA PUBLIK sesuai dengan misi
Media edukasi RSUD Tarakan yaitu
menggunakan bahasa yang menyelenggarakan
sopan tanpa menyinggung pelayanan kesehatan
atau mengucilkan pasien yang paripurna,
dengan penyakit-penyakit meningkatkan
tertentu serta peletakan program pendidikan,
media sosialisasi tidak pelatihan, dan
mengganggu alur pelayanan penelitian serta
Poliklinik. mewujudkan
KOMITMEN MUTU pengelolaan rumah
Isi materi edukasi dapat sakit yang profesional
berdampak pada
14

peningkatan pengetahuan
ANTI KORUPSI
Membuat media edukasi
yang orisinal.
Melakukan AKUNTABILITAS Sesuai dengan visi Sesuai dengan
5 Membuat konsultasi dengan Lembar persetujuan Pemberian solusi untuk RSUD Tarakan yaitu nilai tertib,
media mentor dan kepala mengurangi dampak Menjadi rumah sakit ramah,
sosialisasi SMF poliklinik mata kelainan refraksi. Membuat terdepan yang universal, sehat
Melakukan
solusi pertanggungjawaban bertumpu pada dan transparan.
koordinasi dengan Notulen
penurunan kegiatan secara jujur. teknologi, sumber
tim PKRS RSUD
risiko NASIONALISME
Tarakan
15

kelainan Tercermin pada pelaksanaan daya manusia, dan


refraksi Melakukan Feedback pemahaman kegiatan yang berguna bagi kemandirian.
berupa video monitoring dan pasien berupa kuesioner kepentingan bersama Tahapan kegiatan
evaluasi ETIKA PUBLIK sesuai dengan misi
Melakukan sosialisasi RSUD Tarakan yaitu
secara sopan santun. menyelenggarakan
KOMITMEN MUTU pelayanan kesehatan
memberikan solusi dari yang paripurna,
masalah secara efektif dan meningkatkan
efisien. program pendidikan,
ANTI KORUPSI pelatihan, dan
Disiplin waktu (tidak penelitian serta
menunda-nunda pekerjaan) mewujudkan
dalam menyelesaikan tugas pengelolaan rumah
yang diberikan sesuai sakit yang profesional
dengan ketentuan

6 Melakukan Melakukan Lembar persetujuan AKUNTABILITAS Sesuai dengan visi Sesuai dengan
sosialisasi konsultasi dengan mentor dan kepala SMF Membuat materi media RSUD Tarakan yaitu nilai tertib,
berupa mentor dan kepala mata edukasi sesuai dengan Menjadi rumah sakit ramah,
penyuluhan SMF poliklinik Mata kompetensi yang dapat terdepan yang universal, sehat
dipertanggung jawabkan. bertumpu pada dan transparan.
16

promosi NASIONALISME teknologi, sumber


kesehatan Berkoordinasi Notulen Media edukasi daya manusia, dan
dengan tim Promosi menggunakan bahasa kemandirian.
Kesehatan Rumah Indonesia yang mudah Tahapan kegiatan
Sakit (PKRS) RSUD dipahami dan dimengerti sesuai dengan misi
Tarakan sebagai oleh semua pasien. RSUD Tarakan yaitu
leader sosialisasi ETIKA PUBLIK menyelenggarakan
rumah sakit Media edukasi pelayanan kesehatan
menggunakan bahasa yang yang paripurna,
sopan tanpa menyinggung meningkatkan
atau mengucilkan pasien program pendidikan,
dengan penyakit-penyakit pelatihan, dan
tertentu. penelitian serta
KOMITMEN MUTU mewujudkan
Isi materi edukasi dapat pengelolaan rumah
berdampak pada sakit yang profesional
peningkatan pengetahuan
ANTI KORUPSI
Membuat media edukasi
yang orisinal.
17

7 Memberikan Melakukan Lembar persetujuan AKUNTABILITAS Sesuai dengan visi Sesuai dengan
sosialisasi konsultasi dengan mentor dan kepala SMF Membuat materi media RSUD Tarakan yaitu nilai tertib,
langsung mentor dan kepala mata edukasi sesuai dengan Menjadi rumah sakit ramah,
kepada SMF poliklinik Mata kompetensi yang dapat terdepan yang universal, sehat
pasien dipertanggung jawabkan. bertumpu pada dan transparan.
18

NASIONALISME teknologi, sumber


Berkoordinasi Notulen Media edukasi daya manusia, dan
dengan tim Promosi menggunakan bahasa kemandirian.
Kesehatan Rumah Indonesia yang mudah Tahapan kegiatan
Sakit (PKRS) RSUD dipahami dan dimengerti sesuai dengan misi
Tarakan sebagai oleh semua pasien. RSUD Tarakan yaitu
leader sosialisasi ETIKA PUBLIK menyelenggarakan
rumah sakit Media edukasi pelayanan kesehatan
menggunakan bahasa yang yang paripurna,
sopan tanpa menyinggung meningkatkan
atau mengucilkan pasien program pendidikan,
dengan penyakit-penyakit pelatihan, dan
tertentu. penelitian serta
KOMITMEN MUTU mewujudkan
Isi materi edukasi dapat pengelolaan rumah
berdampak pada sakit yang profesional
peningkatan pengetahuan
ANTI KORUPSI
Membuat media edukasi
yang orisinal.

Anda mungkin juga menyukai