Penerapan Metode Analitical Hierarchy PR PDF
Penerapan Metode Analitical Hierarchy PR PDF
ABSTRAK
Dewasa ini banyak merek laptop dengan beragam spesifikasi yang dijual dipasaran membuat pengguna
menjadi kesulitan dalam menentukan pilihan yang sesuai dengan keinginan dan anggaran mereka. Sejalan
dengan itu juga penggunaan komputer juga meningkat, salah satunya adalah penggunaan komputer dalam
memberikan keputusan terbaik pada suatu masalah, dalam hal ini adalah masalah pemilihan laptop.
Sehubungan dengan hal diatas, maka dirancanglah sebuah sistem pendukung keputusan pemilihan laptop
dengan menggunakan metode Analitical Hierarcy Process (AHP), agar pengguna dapat menentukan pilihan
laptop dengan tepat sesuai dengan keinginan dan anggarannya.
2. Sistem akan dirancang dengan bahasa mendukung solusi atas masalah manajemen spesifik
pemrograman Visual Basic .Net 2008 dan yang tidak terstruktur.
database MySQL. Aplikasi Sistem pendukung keputusan
3. Metode yang digunakan sebagai sistem menggunakan data, memberikan antar muka pengguna
pendukung keputusan pemilihan laptop pada yang mudah,dan dapat menggabungkan pemikiran
penelitian ini adalah metode Analitical Hierarchy pengambilan keputusan. Sistem pendukung keputusan
Process (AHP). lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam
4. Data dari alternatife laptop diambil dari masa melakukan pekerjaan yang bersifat analitis dalam
pengerjaan skripsi ini dan dari distributor setiap situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria
merk. yang kurang jelas.
Sistem pendukung keputusan tidak dimaksudkan
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian unutk mengotomatisasikan pengambilan keputusan,
1.4.1 Tujuan Penelitian tetapi memberikan perangkat interaktif yang
Berdasarkan perumusan masalah yang telah memungkinkan pengambilan keputusan untuk
diuraikan maka tujuan yang ingin dicapai adalah : melakukan berbagai analisis menggunakan model-
1. Menentukan pembobotan dari setiap kriteria, model yang tersedia. Tujuan dari DSS adalah (Riyani,
untuk pemilihan laptop. Awang Harsa Kiradalaksana dan Ahmad Rofiq
2. Menerapkan metode Analitical Hierarchy Process Hakim, 2010):
(AHP) sebagai metode Sistem Pendukung 1. Membantu manajer dalam pengambilan
Keputusan (SPK) dalam pemilihan laptop. keputusan atas masalah semistuktur.
3. Merancang Sistem Pendukung Keputusan (SPK) 2. Memberikan dukungan atas pertimbangan
yang berguna dalam pemilihan laptop yang sesuai manajer dan bukannya dimaksudkan untuk
dengan keinginan dan anggaran konsumen. menggantikan fungsi manajer.
3. Meningkatkan efektifitas keputusan yang diambil
1.4.2 Manfaat Penelitian lebih daripada perbaikan efisiensinya.
Manfaat yang diharapkan akan didapat dari 4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan
penelitian skripsi ini adalah : para pengambil keputusan untuk melakukan
1. Sebagai salah satu alternatif untuk membantu banyak komputansi secara cepat dengan biaya
konsumen dalam pemilihan laptop yang sesuai rendah.
dengan keinginan dan anggaran. 5. Peningkatan produktivitas.
2. Adapun bagi konsumen yang memiliki anggaran 6. Dukungan kualitas.
yang cukup, Sistem Pendukung Keputusan (SPK) 7. Berdaya saing.
dapat membantu mereka untuk mendapatkan 8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam
laptop terbaik sesuai dengan spesifikasi yang pemrosesan dan penyimpanan.
mereka inginkan.
2.2. Analytical Hierarchy Process (AHP)
3. Sebagai bahan acuan bagi penelitian sejenis Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan
terutama pengetahuan mengenai Sistem
suatu model pendukung keputusan yang
Pendukung Keputusan (SPK).
dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model
pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah
2. Landasan Teori
multi faktor atau multi kriteria yang kompleks
2.1. Sistem Pendukung Keputusan
menjadi suatu hirarki, menurut Saaty, hirarki
Sistem pendukung keputusan merupakan sistem
didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah
informasi interaktif yang menyediakan informasi,
permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur
pemodelan dan memanipulasi data. Sistem itu
multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang
digunakan untuk membantu pengambilan keputusan
diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan
dalam situasi yang semiterstruktural dan situasi yang
seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari
tidak terstruktur dimana tak seorang pun tahu sacara
alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang
pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Riyani,
kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-
Awang Harsa Kiradalaksana dan Ahmad Rofiq
kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu
Hakim, 2010, tanggal akses 29 April 2013).
bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak
Sistem pendukung keputusan biasanya dibangun
lebih terstruktur dan sistematis. sering digunakan
untuk mendukung solusi atas suatu masalah atau
sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan
untuk mengevaluasi suatu peluang. Sistem pendukung
metode yang lain karena alasan-alasan sebagai
keputusan yang seperti itu disebut aplikasi Sistem
berikut:
pendukung keputusan. Aplikasi Sistem pendukung
1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari
keputusan digunakan dalam pengambilan keputusan.
kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang
Aplikasi menggunakan CBIS (Computer Based
paling dalam.
Information System) yang fleksibel, interaktif, dan
dapat diadaptasi,yang dikembangkan untuk
Penerapan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) Pada Sistem Pendukung Keputusan 83
Pemilihan Laptop. Oleh :Sylvia Hartati Saragih
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IV, Nomor: 2, Agustus 2013 ISSN : 2301-9425
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas maka hasil perbandingan diberi nilai 1. Skala 9
toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan telah terbukti dapat diterima dan bisa
alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan. membedakan intensitas antar elemen. Hasil
Memperhitungkan daya tahan output analisis perbandingan tersebut diisikan pada sel yang
sensitivitas pengambilan keputusan. bersesuaian dengan elemen yang dibandingkan.
Skala perbandingan perbandingan berpasangan
2.3. Tahapan metode AHP dan maknanya yang diperkenalkan oleh Saaty
Dalam metode Analytical Hierarchy Process bisa dilihat di bawah.
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut Intensitas Kepentingan:
(Kadarsyah Suryadi dan Ali Ramdhani, 2010) : a. 1 berarti kedua elemen sama pentingnya, Dua
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi elemen mempunyai pengaruh yang sama
yang diinginkan. besar
Dalam tahap ini penulis berusaha menentukan b. 3 berarti elemen yang satu sedikit lebih
masalah yang akan penulis pecahkan secara jelas, penting daripada elemen yanga lainnya,
detail dan mudah dipahami. Dari masalah yang Pengalaman dan penilaian sedikit
ada penulis coba tentukan solusi yang mungkin menyokong satu elemen dibandingkan
cocok bagi masalah tersebut. Solusi dari masalah elemen yang lainnya
mungkin berjumlah lebih dari satu. Solusi c. 5 berarti elemen yang satu lebih penting
tersebut nantinya penulis kembangkan lebih lanjut daripada yang lainnya, Pengalaman dan
dalam tahap berikutnya. penilaian sangat kuat menyokong satu
2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan elemen dibandingkan elemen yang lainnya
tujuan utama. d. 7 berarti satu elemen jelas lebih mutlak
Setelah menyusun tujuan utama sebagai level penting daripada elemen lainnya, Satu
teratas akan disusun level hirarki yang berada di elemen yang kuat disokong dan dominan
bawahnya yaitu kriteria-kriteria yang cocok untuk terlihat dalam praktek.
mempertimbangkan atau menilai alternatif yang e. 9 berarti satu elemen mutlak penting daripada
penulis berikan dan menentukan alternatif elemen lainnya, Bukti yang mendukung
tersebut. Tiap kriteria mempunyai intensitas yang elemen yang satu terhadap elemen lain
berbeda-beda. Hirarki dilanjutkan dengan memiliki tingkat penegasan tertinggi yang
subkriteria (jika mungkin diperlukan). mungkin menguatkan.
3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang f. 2,4,6,8 berarti nilai-nilai antara dua nilai
menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh pertimbangan-pertimbangan yang
setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang berdekatan, Nilai ini diberikan bila ada dua
setingkat di atasnya. Matriks yang digunakan kompromi di antara 2 pilihan Kebalikan =
bersifat sederhana, memiliki kedudukan kuat Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka
untuk kerangka konsistensi, mendapatkan dibanding dengan aktivitas j , maka j
informasi lain yang mungkin dibutuhkan dengan mempunyai nilai kebalikannya dibanding
semua perbandingan yang mungkin dan mampu dengan i
menganalisis kepekaan prioritas secara 5. Menghitung nilai eigen dan menguji
keseluruhan untuk perubahan pertimbangan. konsistensinya. Jika tidak konsisten maka
Pendekatan dengan matriks mencerminkan aspek pengambilan data diulangi.
ganda dalam prioritas yaitu mendominasi dan 6. Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh
didominasi. Perbandingan dilakukan berdasarkan tingkat hirarki.
judgment dari pengambil keputusan dengan 7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks
menilai tingkat kepentingan suatu elemen perbandingan berpasangan yang merupakan bobot
dibandingkan elemen lainnya. Untuk memulai setiap elemen untuk penentuan prioritas elemen-
proses perbandingan berpasangan dipilih sebuah elemen pada tingkat hirarki terendah sampai
kriteria dari level paling atas hirarki misalnya K mencapai tujuan. Penghitungan dilakukan lewat
dan kemudian dari level di bawahnya diambil cara menjumlahkan nilai setiap kolom dari
elemen yang akan dibandingkan misalnya matriks, membagi setiap nilai dari kolom dengan
E1,E2,E3,E4,E5. total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh
4. Melakukan Mendefinisikan perbandingan normalisasi matriks, dan menjumlahkan nilai-nilai
berpasangan sehingga diperoleh jumlah penilaian dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah
seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n elemen untuk mendapatkan rata-rata.
adalah banyaknya elemen yang dibandingkan. 8. Memeriksa konsistensi hirarki. Adapun yang
Hasil perbandingan dari masing-masing elemen diukur dalam Analytical Hierarchy Process
akan berupa angka dari 1 sampai 9 yang adalah rasio konsistensi dengan melihat index
menunjukkan perbandingan tingkat kepentingan konsistensi. Konsistensi yang diharapkan adalah
suatu elemen. Apabila suatu elemen dalam yang mendekati sempurna agar menghasilkan
matriks dibandingkan dengan dirinya sendiri keputusan yang mendekati valid. Walaupun sulit
Penerapan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) Pada Sistem Pendukung Keputusan 84
Pemilihan Laptop. Oleh :Sylvia Hartati Saragih
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IV, Nomor: 2, Agustus 2013 ISSN : 2301-9425
untuk mencapai yang sempurna, rasio konsistensi pengukuran dalam memilih Laptop ada beberapa
diharapkan kurang dari atau sama dengan 10 %. tahap yang harus diperhatikan yaitu:
1. Tentukan beberapa alternatif Pemilihan Laptop
Rumus Untuk Menentukan Rasio Konsistensi (CR) Pada penentuan alternatif Pemilihan Laptop
Indeks konsistensi dari matriks berordo n dapat penulis memilih 3 Merk Laptop yaitu :
diperoleh dengan rumus : a. HP Satellite C840-1029 = Laptop A
b. Lenovo G480-6565 = Laptop B
c. Samsung NP350 = Laptop C
2. Tentukan beberapa kriteria pemilihan Laptop .
dimana : Adapun beberapa kriteria pemilihan laptop
CI = Indek konsistensi (Consistency Index) sebagai perbandingan adalah seperti dibawah ini :
λ maksimum = Nilai eigen terbesar dari matrik a. Kriteria 1 : K1 = Harga
berordo n b. Kriteria 2 : K2 = Ukuran Layar
λ maksimum didapat dengan menjumlahkan hasil c. Kriteria 3 : K3 = Jenis Prosesor
perkalian jumlah kolom dengan eigen vektor utama. d. Kriteria 4 : K4 = Kapasitas Memori
Apabila C.I = 0, berarti matriks konsisten. e. Kriteria 5 : K5 = Tipe Memori
Batas ketidakkonsistenan yang ditetapkan Saaty f. Kriteria 6 : K6 = Kapasitas Harddisk
diukur dengan menggunakan rasio konsistensi (CR), g. Kriteria 7 : K7 = Aksesoris
yakni perbandingan indek konsistensi dengan nilai 3. Tentukan bobot kriteria Pemilihan Laptop
pembangkit random (RI). Nilai RI bergantung pada Pada bagian penentuan bobot kriteria pemilihan
ordo matrik n. laptop ini adalah mencari data dari website
Tabel 1 : Tabel Nilai RI penjualan laptop seperti dibawah ini :
N RI a. HP SATELLITE C840-1029
1 0.00 1) Harga = Rp. 5.350.000
2 0.00 2) Ukuran Layar = 14 “
3 0.58 3) Jenis Prosesor = Intel Core i3
4 4) Kapasitas Memori = 2 Gb
0.90
5) Tipe Memori = DDR 3
5 1.12
6) Kapasitas Harddisk = 320 Gb
6 1.24 7) Aksesoris = Ada
7 1.32 b. LENOVO G480-6565
8 1.41 1) Harga = Rp. 4.725.000
9 1.45 2) Ukuran Layar = 14 “
10 1.49 3) Jenis Prosesor = Intel Core i3
11 1.51 4) Kapasitas Memori = 2 Gb
12 1.58 5) Tipe Memori = DDR 3
CR dirumuskan : 6) Kapasitas Harddisk = 500 Gb
7) Aksesoris = Ada
c. SAMSUNG NP350
1) Harga = Rp. 5.200.000
3. Pemabahasan 2) Ukuran Layar = 14 “
Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah 3) Jenis Prosesor = Intel Core i3
metode pencarian keputusan yang akan menghasilkan 4) Kapasitas Memori = 4 Gb
hasil keputusan yang rasional. Keputusan yang 5) Tipe Memori = DDR 3
rasional didefinisikan sebagai keputusan terbaik dari 6) Kapasitas Harddisk = 500 Gb
berbagai tujuan yang ingin dicapai oleh pembuat 7) Aksesoris = Ada
keputusan. Kunci utama keputusan yang rasional
tersebut meliputi alternatif dan kriteria yang menuju Sesuai dengan data yang ada maka dilakukan
ke tujuan yang diinginkan dan berdasarkan pada pembobotan dari setiap kriteria sesuai nilai
sumber-sumber yang ada. Dalam pengambilan kepentingannya yang mana sesuai dengan ketentuan
keputusan ini penulis melakukan beberapa tahapan metode Analitycal Hierarchy Processs (AHP) sebagai
yaitu : berikut:
1. Intelligent. 1. Bobot Harga
2. Modelling. Dari kriteria Harga akan ditentukan bobotnya,
3. Choice. pada bobot terdiri dari lima bilangan Analytical
Hierarchy Process (AHP) seperti pada tabel
3.1. Tahap Intelligent berikut ini :
Tahap intelligent adalah mengumpulkan serta
menyusun kriteria pemilihan. Dalam kasus ini penulis
telah menentukan kriteria, untuk pencarian,
Penerapan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) Pada Sistem Pendukung Keputusan 85
Pemilihan Laptop. Oleh :Sylvia Hartati Saragih
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IV, Nomor: 2, Agustus 2013 ISSN : 2301-9425
Penerapan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) Pada Sistem Pendukung Keputusan 86
Pemilihan Laptop. Oleh :Sylvia Hartati Saragih
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IV, Nomor: 2, Agustus 2013 ISSN : 2301-9425
K2 0.14286
3.2 Tahap Modelling K3 0.08571
Pada tahap modelling (pemodelan), penulis K4 0.14286
memilih model pendekatannya adalah Analytical K5 0.14286
Hierarchy Process (AHP). Pada tahap ini ada K6 0.08571
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu: K7 0.25714
1. Gambarkan Hierarchy keputusan
Dalam Hierarchy keputusan ini terdapat objek 4. Membuat matriks perbandingan kriteria laptop
yang akan dibahas, kriteria dan alternatif. Berikut Tabel 10 : Bobot Keseluruhan Kriteria Laptop A
ini adalah gambar dari Hierarchy keputusan. Kriteria Bobot Prioritas
a. Tujuan atau Objek yang akan dibahas K1 0.09375
(Tentang Pemilihan Laptop ) K2 0.09375
b. Kriteria (Harga, Ukuran Layar, Jenis
K3 0.15625
Prosesor, Kapasitas Memori, Tipe Memori,
K4 0.23438
Kapasitas Harddisk dan Aksesoris Laptop)
c. Alternatif (Nama-nama Merk Laptop ) K5 0.09375
K6 0.23438
K7 0.09375
Penerapan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) Pada Sistem Pendukung Keputusan 87
Pemilihan Laptop. Oleh :Sylvia Hartati Saragih
Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IV, Nomor: 2, Agustus 2013 ISSN : 2301-9425
Tabel 14 : Bobot Keseluruhan Kriteria Presepsi 1. Proses pembuatan Sistem Pendukung Keputusan
Kriteria Bobot Prioritas Persepsi Pemilihan Laptop dapat dilakukan dengan metode
K1 0.14286 Analytical Hiarachy Process dengan menentukan
K2 0.14286 kriteria dan bobot untuk dihitung secara
K3 0.08571 sistematik.
K4 0.14286 2. Metode Analytical Hiarachy Process yang
K5 0.14286 merupakan metode sistem Pendukung Keputusan
K6 0.08571 yang bisa memecahkan berbagai masalah
K7 0.25714 pengambilan keputusan multikriteria, dapat juga
Untuk nilai dari prioritas global didapat dari digunakan untuk memecahkan masalah pemilihan
perkalian antar kolom kriteria alternatif dengan kolom laptop.
persepsi pemilih berkesesuaian seperti berikut : 3. Dengan data yang rill dan dilakukan melalui
Untuk Laptop A = (Bobot K1 x Bobot K1 Persepsi) + proses penyelesaian sistematika ataupun ilmiah
(Bobot K2 x Bobot K2 Persepsi) + (Bobot K3 x Bobot maka sistem ini akan memberikan suatu informasi
K3 Persepsi) + (Bobot K4 x Bobot K4 Persepsi) + dengan tepat dan benar.
(Bobot K5 x Bobot K5 Persepsi) + (Bobot K6 x Bobot
K6 Persepsi) + ( Bobot K7 x Bobot K7 Persepsi) 5.2. Saran
Maka Untuk Laptop A : Berikut adalah beberapa saran untuk
(0.09375 x 0.14286) + (0.09375 x 0.14286) + pengembangan lebih lanjut terhadap penelitian skripsi
(0.15625 x 0.08571) + (0.23438 x 0.14286) + ini :
(0.09375 x 0.14286) + (0.23438 x 0.08571) + 1. Perlunya penambahan data kriteria, misalnya jenis
(0.09375 x 0.25714) = 0.13125 sistem operasi dan kartu grafik.
2. Diharapkan dalam pengembangan sistem lebih
Untuk Laptop B dan C menggunakan cara yang sama lanjut untuk menggunakan bahasa pemograman
maka hasilnya : lain seperti berbasis website akan lebih mudah
Tabel 15 : Nilai Prioritas Global untuk dipublikasikan dan disampaikan kepada
Alternatif pengguna sehingga mempermudah pengguna
Prioritas Global
dalam mendapatkan informasi.
Laptop A 0.13125
3. Dalam memecahkan masalah multikriteria metode
Laptop B 0.13511 Analytical Hiarachy Process bukan satu-satunya
Laptop C 0.13398 metode pengambilan keputusan yang dapat
Jadi, menurut hasil perhitungan yang dilakukan dari digunakan, alangkah baiknya jika dicoba
awal hingga akhir, serta didukung dangan penentuan dibandingkan dengan menggunakan dengan
kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, maka metode yang lain untuk mendukung keputusan
disarankan untuk memilih Laptop B sebagai pilihan yang lebih efektif
utama dengan nilai tertinggi yaitu 0.13511 sebagai
laptop pilihan terbaik (best choice). DAFTAR PUSTAKA