Abstrak—Pengembangan Wisata bahari lebih efektif apabila terletak Desa Jengglungharjo Kecamatan Tanggunggunung
memanfaatkan potensi yang dimiliki sebagai basis RIPPDA Tulungagung, 2016. [3]. Fakta empiri Pantai Sanggar
pengembangan. Kecamatan Tanggunggunung memiliki potensi memiliki Ciri Khas dari Pemandanganya yaitu Tebing Jengger,
potensi wisata yang perlu didukung, sehingga memberikan
pengaruh eksternal dalam mendukung kegiatan wisata di dan Tebing Jalu, memiliki pasir pantai berwarna putih dengan
kawasan Pantai Sanggar. Salah satu bentuk dukungan yaitu ombak yang cukup besar. Kombinasi antara gelombang pasang
penyediaan infrastruktur yang masih perlu untuk dilakukan surut dan angin lokal bertiup kencang menimbulkan ombak
pengembangan maupun peningkatan dalam mencapai tujuan besar yang dapat menjadi salah satu daya tarik wisatawan
yaitu memberikan dukungan terhadap kegiatan wisata. Oleh untuk mengunjungi. Namun dari kelebihan yang dimiliki
sebab itu, di perlukan pengembangan infrastruktur pendukung
obyek wisata pantai sanggar, masih belum ditunjang oleh
wisata. Penelitian ini menggunkan metode analisis deskriptif
untuk mencari karakteristik infrastruktur pendukung wisata sarana dan prasarana yang memadahi, terutama dalam hal
pantai sanggar. Peneliti ini menghasilkan karakteristik aksesibilitas dan infrastruktur menuju kawasan Pantai Sanggar
infrastruktur yang ada di pantai Sanggar. Kondisi infrastrukur Kabupaten Tulungagung. Selain itu, pantai sanggar ini belum
bermacam macam mulai dari kondisi tidak ada sampai sampai didukung aksebilitas yang baik. Jalan menuju Pantai Sanggar
ada, seperti infrastruktur yang sudah ada adalah kondisi jalan rusak dan sempit, jalan masih berupa makadam, tanah liat
yang masih berupa macadam sepanjang kurang lebih 2 Km,
PKS, 2016. [4].
tempat makan yang kondisinya masih sederhanya yang terdapat
di desa Jelungharjo dan pantai Sanggar, tempat parkir yang Oleh sebab itu, dalam melakukan pengembangan wisata
menggunakan halaman rumah warga, penyediaan air bersih dan pantai Sanggar, di perlukan pengembangan infrastruktur
rambu rambu petunjuk jalan dan arah sudah tersedia yang ada pendukung wisata berdasarkan karakteristik yang ada di pantai
di pintu masuk desa jenglungharjo dan di pantai, yang terakhir Sanggar.
yaitu fasilitas amenitas yang berupa gazebo. Sedangkam untuk
yang belum ada seperti pusat souvenir, kantor pusat informasi
dan pelayanan, pos keamanan. II. TINJAUAN PUSTAKA.
Kata Kunci—Pengembangan Infrastruktur wisata, wisata pantai. 1) Definisi pariwisata
Pengertian pariwisata adalah proses bepergian sementara
dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat
I. PENDAHULUAN tinggalnya. Dalam hal ini teori-teori yang digunakan ialah yang
ERANAN pariwisata di Indonesia sangat dirasakan dikemukakan oleh suwantoro, Menurut Richard Sihite dalam
P manfaatnya karena pembangunan dalam sektor pariwisata
serta pendayagunaan sumber potensi kepariwisataan menjadi
Marpaung dan Bahar.
Tabel 1.
Definisi Parwisata
kegiatan ekonomi yang yang diandalkan untuk penerimaan Richard Sihite dalam
negara, memperluas lapangan pekerjaan dan kesempatan SUMBER Suwantoro (2004) Marpaung dan Bahar
berusaha bagi masyarakat setempat, mendorong pembangunan (2000:46-47)
daerah Ayu, 2011. [1] Dengan gencarnya pasar pariwisata Pariwisata
Indonesia, sebaiknya perlu di imbanginya dengan Lokasi Waktu
pengembangan potensi yang ada didaerah atau kawasan
Aspek sosial, ekonomi,
pariwisata. di dalam pengembangan suatu wilayah, TEORI / budaya, politik, agama, Lokasi
infrastruktur merupakan suatu strategi dalam penyediaan LITERATUR kesehatan.
sarana dan prasarana. Peran infrastruktur tidak hanya Menambah
Perencanaan
berpengaruh pada pengembangan wilayah saja, tetapi juga pengetahuan/pengalaman.
pada bidang kepariwisataan. Infrastruktur berperan sangat Rekreasi
penting dalam mendorong kualitas wisata itu sendiri, serta
pada lingkungan sekitarnya Dwi, 2005. [2]. Saat ini Kabupaten
Tulungagung telah memiliki berbagai ragam obyek wisata
pantai. Salah satunya adalah obyek wisata Pantai Sanggar yang
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), 2337-3520 (2301-928X Print) A652
kerusakan pada lingkungan seperti menggunakan tidak menebang/merusak pohon, pengerasan areal tidak
sumberdaya ramah lingkungan berbahan kayu, dan mengganggu penyerapan air didalam tanah.
bahan daur ulang. (from, 2004 dalam damanika dan E. Kantor pusat informasi dan pelayanan, pos keamanan
webber, 2006).
1) Kebijakan/teori
2) Kondisi eksisting
Menurut Peraturan Direktur Jendral Perlindungan
Kawasan tersebut sudah memiliki fasilitas
Hutan dan Konservasi alam tentang Pembangunan
amenenitas (tempat duduk) di kawasan Pantai Sanggar.
Sarana Pariwisata. Fasilitas pelayanan umum dan
3) Analisis:
kantor seperti kantor pusat informasi dan pelayanan
Kawasan wisata Pantai Sanggar Desa
bahan bangunan untuk pembangunan sarana wisata
Jengglungharjo sudah memiliki fasilitas amenitaas
alam dan fasilitas yang menunjang kepariwisataan
berupa tempat duduk yang ramah lingkungan dengan
diutamakan menggunakan bahan-bahan dari
bahan kayu.
daerah setempat atau sekitar lokasi. Dalam hal bahan
C. Tempat makan bangunan tidak terdapat didaerah setempat
1) Kebijkan/teori sebagaimana dimaksud dapat menggunakan bahan
Menurut Peraturan Direktur Jendral Perlindungan bangunan dari luar daerah setempat yang tidak merusak
Hutan dan Konservasi alam tentang Pembangunan kelestarian lingkungan.
Sarana Pariwisata. bentuk bangunan yang dibangun 2) Kondisi eksisting
semi permanen dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi Belum tersedia tempat Kantor pusat informasi dan
bangunan disesuaikan dengan memperhatikan kondisi pelayanan, pos keamanan.
fisik kawasan untuk realisasi tempat makan yang 3) Analisis
menjual makanan yang berbasis produk lokal bukan Kawasan wisata Pantai Sanggar Desa
berbahan baku impor. Jengglungharjo belum memiliki Kantor pusat informasi
2) Kondisi eksisiting dan pelayanan, pos keamanan. Sehingga jika dibangun
Untuk tempat makan sudah tersedia 2 unit tempat kantor pusat informasi dan pelayanan diutamakan
makan dengan kondisi yang masih sederhana. 1 unit menggunakan bahan-bahan dari daerah setempat atau
tempat makan berada di kawasan Pantai Sanggar dan sekitar lokasi. Dalam hal bahan bangunan tidak
satu lagi berapa di sekitar rumah warga. terdapat didaerah setempat sebagaimana
3) Analisis dimaksud dapat menggunakan bahan bangunan dari
Kawasan Pantai Sanggar sudah tersedia tempat luar daerah setempat yang tidak merusak
makan yang kondisinya masih sederhana. Tempat kelestarian lingkungan.
makan yang ada dikawasan pantai kondisi F. Pusat oleh oleh
bangunannya telah sesuai semi permanen dengan
1) Kebijakan/teori
ukuran panjang, lebar dan tinggi bangunan disesuaikan
Inskeep (1991) ada beberapa komponen wisata yang
dengan memperhatikan kondisi fisik kawasan.
selalu ada dan merupakan komponen dasar dari wisata,
D. Tempat parkir salah satunya yaitu fasilitas dan pelayanan wisata.
1) Kebijakan/teori Fasilitas tersebut misalnya, restoran dan berbagai jenis
Menurut Peraturan Direktur Jendral Perlindungan tempat makan lainnya, toko-toko untuk menjual hasil
Hutan dan Konservasi alam tentang Pembangunan kerajinan tangan, cinderamata.
Sarana Pariwisata. Fasilitas untuk menunjang sarana 2) Kondisi eksisisting
kepariwisataan berupa areal parkir sebagaimana Belum tersedia pusat oleh-oleh di kawasan Pantai
dibangun dengan ketentuan tidak menebang/merusak Sanggar
pohon, pengerasan areal harus dilakukan 3) Analisis
dengan kontruksi yang tidak mengganggu penyerapan Kawasan wisata Pantai Sanggar Desa
air dalam tanah. Jengglungharjo belum memiliki pusat oleh oleh.
2) Kondisi eksisiting Seharusnya dalam pengembangan infrastruktur
Untuk fasilitas tempat pakir telah tersedian di pendukung wisata pantai pusat oleh oleh dibutuhkan
kawasan pantai sanggar. Untuk tempat parkir guna mempromosikan oleh oleh khas kawasan Pantai
kendaraan roda empat di parkir di depan halaman Sanggar.
rumah warga, sedangkan untuk yang kendaraan roda G. Penyediaan air bersih
dua dapat mempunyai di parkir di sekitar kawasan
1) Kebijkan/teori
pantai sanggar.
Menurut Peraturan Direktur Jendral Perlindungan
3) Analisis
Hutan dan Konservasi alam tentang. Fasilitas untuk
Kawasan Pantai Sanggar sudah tersedian tempat
menunjang sarana kepariwisataan berupa penyediaan
parkir yang terdapat di permukiman dan pantai. Untuk
jaringan air bersih dibangun dengan kententuan
tempat parkir yang berada dipantai bentuk
diupayakan di bangun dalam tanah, dalam hal yang
bangunannya sudah sesuai dengan ketentuan yaitu
tidak dimungkinkan dibangun dalam tanah
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), 2337-3520 (2301-928X Print) A654
DAFTAR PUSATAKA
[1] K. A. Agustina, “Studi: Pengembangan Kawasan wisata Budaya
kota Surabaya,” Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2011.
[2] H. F. Damanik, Janianto,.dan Weber, Perencanaan Ekowisata: dari
Teori ke Aplikasi. Yogyakarta: Andi, 2006.
[3] D. Evitasari, “Studi “Studi Pengembangan Atraksi dan Wisata dan
Sarana Pendukung Kegiatan Objek Wisata Waduk Wonorejo
Kabupaten Tuloungagung,” ITN MALNG, 2005.
[4] E. Inskeep, “Tourism Planning: An Integrated and Sustainable
Development Approach, Van Nostrand Reinhold,” 1991.
[5] “Laporan Akhir RIPPDA Tulungagung,” 2016.
[6] W. D. McIntosh, Tourism: Principles, Practices, Philosophies.
New York: John Wiley & Sons, Inc, 995.
[7] Musanef, Manajemen Usaha Pariwisata di Indonesia. Jakarta: PT
Toko Gunung Agung, 1995.
[8] A. Y. Oka, Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa, 1996.