Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................I

KATA PENGANTAR.........................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar BelakangMasalah..........................................................................................1

B. RumusanMasalah...................................................................................................1

C. Tujuan....................................................................................................................2

D. Manfaat..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3

1. Bimbingan dan Konseling dalam kurikulum 2013..................................................3

a) Menguatkan Pembelajaran yang Mendidik.....................................................4

b) Memfasilitasi Advokasi dan Aksesibilitas.......................................................4

c) Menyelenggarakan Fungsi Outreach...............................................................5

2. Bimbingan dan Konseling dalam KTSP.................................................................5

3. Pelaksanaan layanan peminatan di satuan pendidikan............................................6

4. Tujuan kurikulum 2013...........................................................................................9

a) Tujuan Umum..................................................................................................9

b) Tujuan Khusus.................................................................................................9

5. Ruang Lingkup kurikulum 2013.............................................................................11

BAB III PENUTUP..........................................................................................................13

A. Kesimpulan..........................................................................................................13

B. Saran....................................................................................................................14

DAFTAR REFERENSI....................................................................................................15

SOAL DAN JAWABAN..................................................................................................16

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, atas rahmad dan karunia-
Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul Implementasi BK
dalam Kurikulum 2013.

Di dalam menyelesaikan makalah ini, kami banyak mendapat masukan-


masukan yang bersifat membangun dari berbagai pihak, terutama dari dosen mata
kuliah Bimbingan Dan Konseling.
Hadirnya makalah ini kami telah berusaha sebaik mungkin dengan
kemampuan yang kami miliki. Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki
kekurangan yang tidak disengaja, untuk itu kami bersenang hati menerima
masukan dari pihak pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati kami menghadirkan makalah ini
kepada pembaca untuk menambah pemahaman tentang Implementasi BK dalam
Kurikulum 2013.

Padang, 29 April 2015

Tim Penulis

II
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar BelakangMasalah
Hal yang utama yang di angkat pada makalah ini adalah tantang Implementasi
BK dalam Kurikulum 2013. Dalam dunia pendidikan, pelayanan bimbingan dan
konseling secara terus menerus menjadi bagian terintegrasi dari program
pendidikan dan implementasi kurikulum satuan pendidikan, sejak Kurikulum
1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, Kurikulum 2006 sampai dengan
Kurikulum 2013 yang diberlakukan sejak tahun 2013. Mengiringi implementasi
masing-masing kurikulum tersebut disusun panduan untuk mengarahkan
pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai dengan isi dan konstruksi
kurikulum yang dimaksud. Di samping itu, telah diterbitkan dan diberlakukan
arahan dan aturan legal berskala nasional yang secara langsung terimplikasikan
terhadap pelaksanaan dan pengembangan pelayanan bimbingan dan konseling
sebagai suatu profesi.

Kurikulum pendidikan yang selalu berubah hampir rerata dalam setiap


sepuluh tahun, merupakan suatu dinamika dalam proses pembelajaran. Dinamika
yang dimaksud adalah bahwa setiap perubahan merupakan upaya untuk
menyesuaikan diri dalam proses kemajuan sehingga dunia pendidikan tidak
bersifat statis. Oleh karena itu para ahli rekayasa pendidikan senantiasa
mencermati perkembangan kemajuan zaman dan merencanakan kurikulum
pendidikan mendatang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

B. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan:
1. Bagaimana implementasi Bimbingan Konseling pada kurikulum 2013?
2. Bagaimana implementasi Bimbingan Konseling pada KTSP?
3. Bagaimana pelaksanaan pelayanan peminatas pada satuan pendidikan?
4. Bagaimana tujuan kurikulum 2013?

1
5. Bagaimana ruang lingkup kurikulum 2013?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisannya yaitu:
1. Mengetahui implementasi Bimbingan Konseling pada kurikulum 2013
2. Mengetahui implementasi Bimbingan Konseling pada KTSP
3. Mengetahui pelaksanaan pelayanan peminatas pada satuan pendidikan
4. Mengetahui tujuan kurikulum 2013
5. Mengetahui ruang lingkup kurikulum 2013

D. Manfaat
Manfaat penulisan bagi penulis dalam teori ini untuk menambah
pengetahuan, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan manfaat penulisan bagi pembaca, dapat memberikan pengetahuan
tentang implementasi, pelaksanaan dan tujuan kurikulum 2013 tersebut. Bagi
penulis selanjutnya, bisa menjadi acuan pembelajaran untuk membuat
makalah selanjutnya.

BAB II PEMBAHASAN

2
Implementasi BK dalam kurikulum 2013

1. Bimbingan dan Konseling dalam kurikulum 2013

Bimbingan dan konseling adalah upaya pendidikan dan merupakan bagian


integral dari pendidikan yang secara sadar memposisikan “… kemampuan peserta
didik untuk mengeksplorasi, memilih, berjuang meraih, serta mempertahankan
karier itu ditumbuhkan secara isi-mengisi atau komplementer oleh guru
bimbingan dan konseling atau konselor dan oleh guru mata pelajaran dalam
setting pendidikan khususnya dalam jalur pendidikan formal, dan sebaliknya tidak
merupakan hasil upaya yang dilakukan sendirian oleh Konselor, atau yang
dilakukan sendirian oleh Guru. (ABKIN: 2007).

Pada tahun 2013 ditetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum. Khusus Lampiran IV tentang Pedoman Umum Pembelajaran Bagian
VIII mengenai Konsep dan Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Peraturan
ini paling lengkap memuat substansi tentang Bimbingan dan Konseling dan secara
jelas menyebutkan hal-hal pokok yang menjadi kelengkapan substansi pelayanan
Bimbingan dan Konseling baik dalam implementasinya Peraturan Meteri
Pendidikan dan Kebudayaan ini di satuan-satuan pendidikan maupun sebagai
suatu profesi. Substansi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini
memberikan konsep tentang arah layanan dan pengembangan BK, komponen dan
strategi layanan, arah pelaksanaan, dan pelaksana layanan yaitu Guru BK atau
Konselor dan pihak-pihak yang terkait demi suksesnya pelayanan BK dalam
rangka keseluruhan proses pembelajaran di satuan-satuan pendidikan.
Ini berarti bahwa proses peminatan, yang difasilitasi oleh layanan
bimbingan dan konseling, tidak berakhir pada penetapan pilihan dan keputusan
bidang atau rumpun keilmuan yang dipilih peserta didik di dalam
mengembangkan potensinya, yang akan menjadi dasar bagi perjalanan hidup dan
karir selanjutnya, melainkan harus diikuti dengan layanan pembelajaran yang

3
mendidik, aksesibilitas perkembangan yang luas dan terdiferensiasi, dan
penyiapan lingkungan perkembangan/belajar yang mendukung. Dalam konteks ini
bimbingan dan konseling berperan dan berfungsi, secara kolaboratif, dalam hal-
hal berikut:

a) Menguatkan Pembelajaran yang Mendidik

Untuk mewujudkan arahan Pasal 1 (1), 1 (2), Pasal 3, dan Pasal 4 (3) Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional secara utuh,
kaidah-kaidah implementasi Kurikulum 2013 sebagaimana dijelaskan harus
bermuara pada perwujudan suasana dan proses pembelajaran mendidik yang
memfasilitasi perkembangan potensi peserta didik. Suasana belajar dan proses
pembelajaran dimaksud pada hakikatnya adalah proses mengadvokasi dan
memfasilitasi perkembangan peserta didik yang dalam implementasinya
memerlukan penerapan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling. Bimbingan dan
konseling harus meresap ke dalam kurikulum dan pembelajaran untuk
mengembangkan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan potensi
peserta didik. Untuk mewujudkan lingkungan belajar dimaksud, guru hendaknya:
(1) memahami kesiapan belajar peserta didik dan penerapan prinsip bimbingan
dan konseling dalam pembelajaran, (2) melakukan asesmen potensi peserta didik,
(3) melakukan diagnostik kesulitan perkembangan dan belajar peserta didik, (4)
mendorong terjadinya internalisasi nilai sebagai proses individuasi peserta didik.
Perwujudan keempat prinsip yang disebutkan dapat dikembangkan melalui
kolaborasi pembelajaran dengan bimbingan dan konseling.

b) Memfasilitasi Advokasi dan Aksesibilitas

Kurikulum 2013 menghendaki adanya diversifikasi layanan, jelasnya layanan


peminatan. Bimbingan dan konseling berperan melakukan advokasi, aksesibilitas,
dan fasilitasi agar terjadi diferensiasi dan diversifikasi layanan pendidikan bagi
pengembangan pribadi, sosial, belajar dan karir peserta didik. Untuk itu
kolaborasi guru bimbingan dan konseling/konselor dengan guru mata pelajaran
perlu dilaksanakan dalam bentuk: (1) memahami potensi dan pengembangan

4
kesiapan belajar peserta didik, (2) merancang ragam program pembelajaran dan
melayani kekhususan kebutuhan peserta didik, serta (3) membimbing
perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karir.

c) Menyelenggarakan Fungsi Outreach

Dalam upaya membangun karakter sebagai suam keutuhan perkembangan,


sesuai dengan arahan Pasal 4 (3) UU No. 20/2003, Kurikulum 2013 menekankan
pembelajaran sebagai proses pemberdayaan dan pembudayaan. Untuk mendukung
prinsip dimaksud bimbingan dan konseling tidak cukup menyelenggarakan
fungsi-fungsi inreach tetapi juga melaksanakan fungsi outreach yang berorientasi
pada penguatan daya dukung lingkungan perkembangan sebagai lingkungan
belajar. Dalam konteks ini kolaborasi guru bimbingan dan konseling/konselor
dengan guru mata pelajaran hendaknya terjadi dalam konteks kolaborasi yang
lebih luas, antara lain: (1) kolaborasi dengan orang tua/keluarga, (2) kolaborasi
dengan dunia kerja dan lembaga pendidikan, (3) “intervensi” terhadap institusi
terkait lainnya dengan tujuan membantu perkembangan peserta didik.

2. Bimbingan dan Konseling dalam KTSP

Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), di lingkungan


pendidikan dasar dan menengah yang berkaitan dengan masalah Bimbingan dan
Konseling disebutkan bahwa pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran
yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan
diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan
kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh
konselor, guru atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan
layanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan
sosial, belajar dan pengembangan karir peserta didik.

Menyimak uraian di atas maka keberadaan Bimbingan dan Konseling di


setiap satuan pendidikan merupakan bagian integral dalam suatu sistem

5
pendidikan. Jika guru mata pelajaran memberikan materi pelajaran pada peserta
didik, maka konselor sekolah menggarap pengembangan diri peserta didik.
Pengembangan diri ini sangat mempengaruhi terhadap perkembangan peserta
didik. Bimbingan dan Konseling di sekolah memiliki kedudukan dan peran yang
sangat penting bahkan perlu, sebab dengan layanan BK di sekolah yang mengacu
pada pengembangan diri, peserta didik akan dapat berkembang secara optimal
dalam melaksanakan tugas perkembangannya. Melihat kedudukan dan perannya
layanan BK di sekolah, maka layanan BK memiliki fungsi a). pemahaman b).
pencegahan c).pengentasan d). pemeliharaan dan pengembangan dan e). fungsi
advokasi. Jika saja semua fungsi layanan BK di sekolah dapat berjalan dengan
baik dan ditangani secara profesional, maka perkembangan dan pertumbuhan
peserta didik akan lebih mampu kembang dan tumbuh sesuai dengan tahapan dan
tugas-tugas perkembangannya. Agar tahap dan tugas perkembangan itu dapat
berjalan, maka salah satu prosedur atau cara dalam melaksankan BK di sekolah
adalah melalui layanan konseling. Adapun pelaksanaan layanan dapat diberikan di
dalam kelas dan juga dapat di luar kelas sebagai kegiatan ekstrakurikuler.

3. Pelaksanaan layanan peminatan di satuan pendidikan

Peminatan berasal dari kata minat yang berarti kecenderungan atau


keinginan yang cukup kuat berkembang pada diri individu yang terarah dan
terfokus pada terwujudkannya suatu kondisi dengan mempertimbangkan
kemampuan dasar, bakat, minat dan kecenderungan pribadi individu. Dalam dunia
pendidikan, peminatan individu atau peserta didik pertama-tama terarah dan
terfokus pada peminatan studi dan karir atau pekerjaan. Pelayanan arah peminatan
studi peserta didik merupakan upaya untuk membantu peserta didik dalam
memilih dan menjalani program atau kegiatan studi dan mencapai hasil sesuai
dengan kecenderungan hati atau keinginan yang cukup atau bahkan sangat kuat
terkait dengan program pendidikan/pembelajaran yang diikuti pada satuan
pendidikan dasar dan menengah (SD/MI, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB
dan SMK/MAK).

6
Pelayanan Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dari
kegiatan pendidikan yang mengimplementasikan kurikulum tersebut. Dalam hal
ini, pelayanan Bimbingan dan Konseling juga merupakan bagian integral dalam
pelaksanaan Kurikulum Tahun 2013 oleh satuan pendidikan dalam rangka
memperkuat proses pembelajaran yang diharapkan benar-benar mengupayakan
pengembangan potensi peserta didik secara optimal, termasuk di dalamnya
peminatan peserta didik. Dalam penyiapan implementasi Kuriklum 2013,
Pengurus Bersar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) secara
langsung diikutsertakan. Dengan demikian Pengurus Besar ABKIN memahami
secara menyeluruh isi dan konstruksi Kurikulum 2013, termasuk arah dan posisi
pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam kurikulum tersebut. Dengan latar
belakang tersebut Pengurus Besar ABKIN ditugasi untuk menyusun Panduan
Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.

Pelayanan Arah Peminatan Siswa merupakan bagian yang tidak


terpisahkan dan terintegrasi dalam program pelayanan bimbingan dan konseling
pada satuan pendidikan, khususnya dalam jenjang pendidikan dasar dan
menengah. Artinya, program pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan
pendidikan yang lengkap dan penuh harus memuat kegiatan pelayanan arah
peminatan siswa. Upaya ini mengacu kepada program pelaksanaan Kurikulum
Tahun 2013, khususnya terkait dengan peminatan akademik, peminatan kejuruan,
pilihan lintas minat dan pendalaman minat mata pelajaran, dan peminatan studi
lanjutan. Program bimbingan dan konseling dengan pelayanan arah peminatan
siswa itu sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab Guru Bimbingan dan
Konseling (Guru BK) atau Konselor di setiap satuan pendidikan.

Tingkatan dan Aspek-aspek Arah Peminatan

Tingkat Arah Peminatan Posisi Peserta didik Arah Peminatan


Akademik

7
di

SD/MI/ SDPLB Meminati semua mata


1. Arah peminatan pertama pelajaran

SMP/MTs/SMPLB/ Meminati semua mata


2. Arah peminatan kedua SMPLB pelajaran

SMA/MA/ SMALB Meminati semua mapel


3. Arah peminatan ketiga wajib, pilihan dan lintas
umum mapel

SMK/MAK Meminati mapel wajib,


4. Arah peminatan ketiga pilihan dan lintas mapel/
khusus kejuruan

Tamat SMA/MA/ SMALB/ Bekerja atau kuliah sesuai


5. Arah peminatan keempat SMK/MAK dengan pilihan mapel dan
lintas mapel/ kejuruan di
SLTA

4. Tujuan kurikulum 2013

a) Tujuan Umum

Secara umum panduan palayanan Bimbingan dan Konseling tentang Arah


Peminatan Siswa bertujuan untuk memberikan panduan bagi Guru BK atau
Konselor dan pihak-pihak lain terkait, seperti pimpinan satuan pendidikan, guru
mata pelajaran, guru kelas dan wali kelas, serta orangtua dalam membantu siswa
SD/MI, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB dan SMK menetapkan pilihan
dan pendalaman mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan yang sedang

8
ditempuh, arah pilihan karir dan/atau pilihan studi lanjutan sampai ke perguruan
tinggi.

b) Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan pelayanan arah peminatan adalah :

a. Di SD/MI/SDLB siswa diarahkan untuk memahami bahwa


pendidikan di SD/MI/SDLB merupakan pendidikan wajib yang harus
dikuti oleh seluruh warga negara Indonesia dan setamatnya dari
SD/MI/SDLB harus dilanjutkan ke studi di SMP/MTs/SMPLB, dan
oleh karenanya siswa perlu belajar dengan sungguh-sungguh.

b. Di SMP/MTs/SMPLB siswa diarahkan untuk memahami dan


mempersiapkan diri bahwa :

 Semua warga negara Indonesia wajib mengikuti pelajaran di


sekolah sampai dengan jenjang SMP/MTs/SMPLB dalam
rangka Wajib Belajar 9 Tahun.

 Siswa SMP/MTs/SMPLB perlu memahami berbagai jenis


pekerjaan/ karir dan mulai mengarahkan diri untuk
pekerjaan/karir tertentu.

 Setamat dari SMP/MI/SMPLB siswa dapatkan melanjutkan


pelajaran ke SMA/MA/SMALB atau SMK, untuk selanjutnya
kalau sudah tamat nanti dapat bekerja atau melanjutkan
pelajaran ke perguruan tinggi.

c. Di SMA/MA/SMALB siswa diarahkan untuk memahami dan


mempersiapkan diri bahwa :

 Pendidikan di SMA/MA/SMALB merupakan pendidikan untuk


menyiapkan siswa menjadi manusia dewasa yang mampu hidup
mandiri di masyarakat.

9
 Kemandirian tersebut pada nomor (1) didasarkan pada kematangan
pemenuhan potensi dasar, bakat, minat, dan keterampilan
pekerjaan/karir.

 Kurikulum SMA/MA/SMALB memberikan kesempatan bagi


siswa untuk memilih dan mendalami mata pelajaran tertentu sesuai
dengan kecenderungan dasar bakat, dan minat siswa.

 Setamat dari SMA/MA/SMALB siswa dapat bekerja di bidang


tertentu yang masih memerlukan persiapan/pelatihan, atau
melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi dengan memasuki
program studi sesuai dengan pilihan/pendalaman mata pelajaran
sewaktu di SMA/MA/SMALB.

d. Di SMK siswa diarahkan untuk memahami dan mempersiapkan diri


bahwa :

 Pendidikan di SMK merupakan pendidikan untuk


menyiapkan siswa menjadi manusia dewasa yang mampu
hidup mandiri di masyarakat.

 Kemandirian tersebut pada nomor (1) didasarkan pada


kematangan pemenuhan potensi dasar, bakat, minat, dan
keterampilan pekerjaan/karir.

 Kurikulum SMK memberikan kesempatan bagi siswa untuk


memilih dan mendalami mata pelajaran tertentu sesuai
dengan kecenderungan dasar bakat, dan minat siswa.

 Setelah tamat dari SMK siswa dapat bekerja di bidang


tertentu sesuai dengan bidang studi keahlian/kejuruan yang
telah dipelajarinya, atau melanjutkan pelajaran ke
perguruan tinggi dengan memasuki program studi sesuai
dengan pilihan/ pendalaman mata pelajaran sewaktu di
SMK.

10
5. Ruang Lingkup kurikulum 2013

Ruang lingkup pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi hal-hal sebagai


berikut :
a. Pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi kegiatan dalam bentuk jenis
layanan bimbingan dan konseling dan kegiatan pendukungnya secara
terprogram yang direncanakan secara khusus dan diikuti oleh siswa sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi pribadi mereka, meliputi pengembangan :
 kehidupan pribadi
 kemampuan sosial
 kemampuan belajar
 wawasan dan perencanaan karir.
b. Pelayanan Bimbingan dan Konseling sebagai upaya pendidikan, memuat materi
pendidikan karakter yang diintegrasikan ke dalam kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling, yaitu materi:
 Ketakwaan dan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa
 Kejujuran
 Kecerdasans
 Ketangguhan
 Kepedulian
c. Pelayanan Bimbingan dan Konseling secara khusus membantu pengembangan
arah peminatan siswa, yang meliputi peminatan:
 Akademik
 Kejuruan
 Pilihan lintas minat atau pendalaman minat
 Studi lanjut.
d. Pelayanan Bimbingan dan Konseling bekerjasama dengan berbagai komponen
yang terkait baik di dalam maupun di luar satuan pendidikan dalam rangka
menunjang kesuksesan siswa untuk mengembangkan diri dan mencapai
pendidikan secara optimal.

11
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Bimbingan dan konseling harus meresap ke dalam kurikulum dan


pembelajaran untuk mengembangkan lingkungan belajar yang mendukung
perkembangan potensi peserta didik. Untuk mewujudkan lingkungan belajar
dimaksud, guru hendaknya: (1) memahami kesiapan belajar peserta didik dan
penerapan prinsip bimbingan dan konseling dalam pembelajaran, (2) melakukan
asesmen potensi peserta didik, (3) melakukan diagnostik kesulitan perkembangan
dan belajar peserta didik, (4) mendorong terjadinya internalisasi nilai sebagai
proses individuasi peserta didik.

Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), di lingkungan


pendidikan dasar dan menengah yang berkaitan dengan masalah Bimbingan dan
Konseling disebutkan bahwa pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran
yang harus diasuh oleh guru.

12
Peminatan berasal dari kata minat yang berarti kecenderungan atau keinginan
yang cukup kuat berkembang pada diri individu yang terarah dan terfokus pada
terwujudkannya suatu kondisi dengan mempertimbangkan kemampuan dasar,
bakat, minat dan kecenderungan pribadi individu. Dalam dunia pendidikan,
peminatan individu atau peserta didik pertama-tama terarah dan terfokus pada
peminatan studi dan karir atau pekerjaan. Pelayanan arah peminatan studi peserta
didik merupakan upaya untuk membantu peserta didik dalam memilih dan
menjalani program atau kegiatan studi dan mencapai hasil sesuai dengan
kecenderungan hati atau keinginan yang cukup atau bahkan sangat kuat terkait
dengan program pendidikan/pembelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan
dasar dan menengah (SD/MI, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB dan
SMK/MAK).

Secara umum panduan palayanan Bimbingan dan Konseling tentang Arah


Peminatan Siswa bertujuan untuk memberikan panduan bagi Guru BK atau
Konselor dan pihak-pihak lain terkait, seperti pimpinan satuan pendidikan, guru
mata pelajaran, guru kelas dan wali kelas, serta orangtua dalam membantu siswa
SD/MI, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB dan SMK menetapkan pilihan
dan pendalaman mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan yang sedang
ditempuh, arah pilihan karir dan/atau pilihan studi lanjutan sampai ke perguruan
tinggi.

Ruang lingkup pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi Pelayanan-pelayanan


yang dapat membantu tercapainya kurikulum 2013 dan KTSP yang berlaku dijenjang
pendidikan.
B. Saran

Dengan dibuatnya makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat


mengambil manfaat dan menerapkan isi makalah ini pada pelaksanaan
pendidikan sebagai penunjang pelayanan BK di sekolah.

13
DAFTAR REFERENSI

Panduan Khusus Bimbingan dan Konseling Pelayanan Arah Peminata Peserta


Didik. 2013. ABKIN.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81 Tahun 2013 tentang


Implementasi Kurikulum.

14
SOAL DAN JAWABAN

A. Jawablah pertanyaan berikut dengan meberikan tanda ( X ) pada lembar


jawaban sesuai jawaban yang benar.

1. Salah satu arah peminatan di kurikulum 2013 adalah arah peminatan kedua
yang meliputi SMP/MTs/SMPLB/ SMPLB , pada tingkat ini arah peminatan
Akademik diarahkan pada :

a. Meminati Ekstrakulikuler

b. Meminati Olah Raga

c. Meminati Pelajaran yang masuk UN

d. Meminati semua mata pelajaran

e. Meminati pelajaran yang disukai

15
2. Dalam penyelenggaraan Fungsi Outreach , salah satu kolaborasi yang dilakukan
guru adalah :

a. Kolaborasi dengan Presiden.

b. Kolaborasi dengan orang tua/keluarga.

c. Kolaborasi dengan Polisi Pamong Praja ( Pol-PP)

d. Kolaborasi dengan Satpam.

e. Kolaborasi diri sendiri.

3. Maksud aksesibilitas dalam bimbingan konseling dalam kurikulum 2013


adalah...

a. Jalur.

b. Keterkaitan.

c. Langkah.

d. Perbedaan.

4. Setelah Tamat SMA/MA/ SMALB/ SMK/MAK, arah peminatan akademik


dilakukan adalah..

a. Berkeluarga.

b. Mempelajari semua pelajaran.

c. Bekerja atau kuliah sesuai dengan pilihan mapel dan lintas mapel/ kejuruan di
SLTA

16
d. Berhenti belajar, dan bermain saja.

5. Kordinasi guru bimbingan dan konseling/konselor dengan guru mata pelajaran,


salah satunya dilakukan dalam bentuk ...

a. Arisan.

b. Mengosipkan Siswa yang bermasalah.

c. Memahami potensi dan pengembangan kesiapan belajar peserta didik.

d. Kerjasama dalam mengisi Absensi.

B. Jawablah pertanyaan berikut sesuai dengan materi yang telah dipelajari


sebelumnya.

1. Sebutkan dan jelaskan peran dan fungsi BK dalam kurikulum 2013 !

2. Jelaskan Tujuan Kurikulum 2013 secara umum !

3. Menurut anda apakah perbedaan BK dalam kurikulum 2013 dengan BK dalam


KTSP ?.

17

Anda mungkin juga menyukai