Anda di halaman 1dari 4

BADAN PUSAT STATISTIK

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK


NOMOR 37 TAHUN 2010

TENTANG

KLASIFIKASI PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI INDONESIA

KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,

Menimbang : bahwa untuk keseragaman penggunaan konsep, definisi, dan kriteria wilayah
perkotaan dan perdesaan di Indonesia, perlu menetapkan klasifikasi
perkotaan dan perdesaan di Indonesia dengan Peraturan Kepala Badan
Pusat Statistik;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3683);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3854);
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2007 tentang
Badan Pusat Statistik;

4. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK TENTANG KLASIFIKASI


PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI INDONESIA.

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Perkotaan adalah status suatu wilayah administrasi setingkat desa/kelurahan yang


memenuhi kriteria klasifikasi wilayah perkotaan.

2. Perdesaan adalah status suatu wilayah administrasi setingkat desa/kelurahan yang belum
memenuhi kriteria klasifikasi wilayah perkotaan.

Klasifikasi Desa Perkotaan - Perdesaan 1


3. Desa adalah wilayah administrasi terendah dalam hierarki pembagian wilayah administrasi
Indonesia di bawah kecamatan.

4. Kelurahan adalah wilayah administrasi terendah dalam hierarki pembagian wilayah


administrasi Indonesia di bawah kecamatan.

5. Wilayah administrasi terendah dalam hierarki pembagian wilayah administrasi Indonesia di


bawah kecamatan, selain desa/kelurahan adalah Nagari, Unit Pemukiman Transmigrasi
(UPT), dan Pemukiman Masyarakat Terasing (PMT).

Pasal 2

(1) Kriteria wilayah perkotaan adalah persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk,
persentase rumah tangga pertanian, dan keberadaan/akses pada fasilitas perkotaan, yang
dimiliki suatu desa/kelurahan untuk menentukan status perkotaan suatu desa/kelurahan.

(2) Fasilitas perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:


a. Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK);

b. Sekolah Menengah Pertama;


c. Sekolah Menengah Umum;
d. Pasar;
e. Pertokoan;
f. Bioskop;
g. Rumah Sakit;
h. Hotel/Bilyar/Diskotek/Panti Pijat/Salon;
i. Persentase Rumah Tangga yang menggunakan Telepon; dan
j. Persentase Rumah Tangga yang menggunakan Listrik.

(3) Penentuan nilai/skor untuk menetapkan sebagai wilayah perkotaan dan perdesaan atas
desa/kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu:
a. wilayah perkotaan, apabila dari kepadatan penduduk, persentase rumah tangga
pertanian, dan keberadaan/akses pada fasilitas perkotaan yang dimiliki mempunyai total
nilai/skor 10 (sepuluh) atau lebih; dan
b. wilayah perdesaan, apabila dari kepadatan penduduk, persentase rumah tangga
pertanian, dan keberadaan/akses pada fasilitas perkotaan yang dimiliki mempunyai total
nilai/skor di bawah 10 (sepuluh).

Pasal 3

Nilai/skor kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan keberadaan/akses


pada fasilitas perkotaan yang dimiliki ditetapkan sebagai berikut:
2 Klasifikasi Desa Perkotaan Perdesaan
Kriteria Keberadaan/akses pada fasilitas perkotaan

Kepadatan Persentase
Nilai/ Nilai/ Nilai/
Penduduk Rumah Tangga Fasilitas Perkotaan Kriteria
2 Skor Skor Skor
Per Km Pertanian

< 500 1 > 70,00 1 a. Sekolah Taman Kanak-kanak


Ada atau 2,5 Km
*)
1
500 1249 2 50,00 69,99 2 b. Sekolah Menengah Pertama
> 2,5 Km
*)
0
1250 2499 3 30,00 49,99 3 c. Sekolah Menengah Umum

2500 3999 4 20,00 29,99 4 d. Pasar Ada atau 2 Km


*)
1

4000 5999 5 15,00 19,99 5 e. Pertokoan > 2 Km *)


0

6000 7499 6 10,00 14,99 6 f. Bioskop Ada atau 5 Km


*)
1

7500 8499 7 5,00 9,99 7 g. Rumah Sakit > 5 Km *)


0

Ada 1
> 8500 8 < 5,00 8 h. Hotel/Bilyar/Diskotek/ Panti Pijat/Salon
Tidak ada 0

8,00 1
i. Persentase RT Telepon
< 8,00 0

90,00 1
j. Persentase RT Listrik
< 90,00 0
*)
Catatan: Jarak tempuh diukur dari Kantor Desa/Kelurahan

Pasal 4

(1) Kriteria wilayah perkotaan diimplementasikan pada seluruh wilayah administrasi setingkat
desa/kelurahan untuk menghasilkan klasifikasi perkotaan/perdesaan desa/kelurahan seluruh
Indonesia.

(2) Apabila ada pemekaran desa/kelurahan, maka status perkotaan/perdesaan desa/kelurahan


baru, mengikuti status perkotaan/perdesaan desa/kelurahan induk.

(3) Apabila ada pembentukan desa/kelurahan/UPT baru, di mana desa/kelurahan baru tidak
memiliki desa/kelurahan induk, maka status perkotaan/perdesaan dari desa/kelurahan baru
tersebut harus ditentukan dengan mengimplementasikan kriteria wilayah perkotaan yang
sama.

Pasal 5

Klasifikasi Perkotaan dan Perdesaan atas desa/kelurahan di Indonesia Tahun 2010


sebagaimana tersebut dalam Lampiran Peraturan ini.

Klasifikasi Desa Perkotaan - Perdesaan 3


Pasal 6

Dengan berlakunya peraturan ini, maka klasifikasi perkotaan dan perdesaan yang ada
sebelumnya dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 7

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

4 Klasifikasi Desa Perkotaan Perdesaan

Anda mungkin juga menyukai