Anda di halaman 1dari 2

Pengendalian Adminitratif

 Pemeriksaan kesehatan berkala


Pengertian kesehatan berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 ialah
keadan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun social yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Adapun pengertian
kesehatan kerja menurut beberapa pendapat ahli ialah suatu kondisi menyangkut jiwa,
raga, dan lingkungan kerja yang menyatakan bahwa seseorang bebas dari segala jenis
gangguan yang timbul di tempat kerja sehingga dapat melakukan pekerjaan secara
produktif. Kesehatan kerja meliputi kesehatan fisik dan kesehatan psikis karyawan di
tempat kerja. Kesehatan kerja karyawan diperlukan untuk peningkatkan produktivitas
perusahaan.1

Pemeriksaan kesehatan berkala adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan


secara berkala yaitu 1 (satu) tahun sekali terhadap seluruh karyawan yang bekerja di unit-
unit berisiko. Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja
atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan
martabat serta nilai-nilai agama.1
Jika pada pemeriksaan kesehatan secara berkala ini ditemukan kelainan-kelainan
atau gangguan-gangguan kesehatan pada tenaga kerja maka pengurus wajib mengadakan
tindak lanjut untuk memperbaiki kelainan-kelainan tersebut dan sebab-sebabnya untuk
menjamin terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk menunjang agar
pemeriksaan kesehatan berkala ini mencapai sasaran yang luas, maka pengurus dapat
memanfaatkan pelayanan kesehatan diluar perusahaan.1

 Shift kerja
Pekerja SPBU rata-rata memiliki waktu kerja sehari 8 jam. Pekerja SPBU
memiliki risiko yang tinggi untuk terpapar bahan kimia berbahaya khususnya dari hasil
pembakaran yang tidak sempurna dari kendaraan bermotor yang sedang menunggu
antrian pengisian bahan bakar ataupun kendaraan berangkat setelah pengisian bensin.
Kejadian tersebung berlangsung secara terus-menerus akan berdampak pada
pengendapan gas emisi kendaraan bermotor dalam paru-paru karena terhirup oleh
operator SPBU sehingga menyebabkan penurunan KVP (Kapasitas Vital Paru).3
Operator SPBU adalah seorang yang bekerja 8 jam sehari di dalam lingkungan
SPBU sebagai petugas pengisi bensin terhadap kendaraan bermotor. Operator SPBU
merupakan pekerja yang berisiko terjadinya penurunan KVP (Kapasitas Vital Paru).
Operator SPBU yang tepat berada di pinggir jalan ray dapat tercemar polusi udara dari
gas buang kendaraan bermotor seperti CO (Karbonmonoksida), NO (Nitrogen Oksida),
HO (Hidrokarbon Oksida) dan uap bensin (benzene). Namun pada dasarnya nilai KVP
seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh konsentrasi paparan debu yang diterima saja, hal
ini juga dipengaruhi oleh karakteristik yang terdapat pada individu pekerja seperti usia,
alat pelindung diri, jenis kelamin, status gizi, masa kerja, riwayat merokokk dan riwayat
penyakit.3

Daftar Pustaka :
1. Putri Aulia Syahadatain. (2016). K3LL (Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung
Lingkungan). Diakses dari : http://id.scribd.com/doc/282891020/PENGERTIAN-
K3LL. Diakses pada tanggal 9 September 2016.
2. Setiawan, Hariyono, 2011. Hubungan Masa Kerja dengan Kapasitas Vital Paru
Operator Empat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kota Yogyakarta.
Jurnal. FKM, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai