Anda di halaman 1dari 19

1. Coba deskripsikan apa itu aerosol !

2. Berikan penjelasan dari kelebihan dan kekurangan sediaan aerosol


dibandingkan dengan sediaan lainnya seperti oral !
3. Bagaimana anatomi fisiologi organ saluran napas yang berperan dalam proses
penyerapan obat secara aerosol ?
4. Bagaimana perjalanan aerosol dalam tubuh dan jelaskan sedetail mungkin
faktor yang mempengaruhinya dari tiap tahap ?
5. Bagaimana pengujian bioavaibilitas sediaan aerosol dan jelaskan tahapan
pengujiannya ?
6. Berikan 10 contoh obat dan golongannya yang sudah dikembangkan dalam
sediaan aerosol !
7. Bagaimana cara penggunaan aerosol yang baik dan benar ?

Jawab
1. Aerosol farmasetik adalah sediaan yang dikemas dibawah tekanan,
mengandung zat aktif terapetik yangdilepas pada saat sistem katup yang sesuai
ditekan.Sediaan ini digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit dan juga
pemakaian lokal pada hidung (aerosolnasal), mulut (aerosol lingual) atau
paru-paru (aerosolinhalasi). Bahan aktif dihantarkan dalam bentuk spray, foam atau
solid stream. Istilah “aerosol” digunakan untuk sediaan semprotan kabut tipis
dari suatu sistem bertekanan tinggi. Tetapi istilah aerosol telah disalah-
artikan pada semua jenissediaan bertekanan, sebagian diantaranya
melepaskanbusa atau cairan setengah padat. Dalam hal Aerosol
inhalasi,ukuran partikel obat harus dikontrol dan ukuran rata-rata partikel harus
lebih kecil dari 5 μm. Sediaan ini juga dikenal sebagai inhaler dosis terukur).
Jenis aerosol lain dapat mengandung partikel-partikel berdiameter beberapa
ratus mikrometer. Komponen-komponen dasar sistem aerosol
adalahwadah,propelan,konsentratmengandungzataktif,katup dan penyemprot.
Sifat komponen-komponen ini menentukan karakteristik distribusi ukuran
partikel, keseragaman pelepasan dari katup untuk katup terukur, kecepatan
pelepasan, kebasahan dan suhu semprotan,bobot jenis busa atau kekentalan
cairan. Aerosol terdiri dari sistem dua fase (gasdan cair) atau sistem tiga fase
(gas, cair dan padat ataucair). Sistem dua fase terdiri dari larutan zat aktif
dalampropelan cair dan propelan bentuk uap. Pelarut yangdigunakan terdiri
dari propelan atau campuran propelandan kosolven seperti etanol,
propilenglikol dan polietilenglikol yang sering digunakan untuk menambah
kelarutan zat aktif. Sistem tiga fase terdiri terdiri dari suspensi atau emulsi zat
aktif dan propelan bentuk uap. Suspensiterdiri dari zat aktif yang dapat
didispersikan dalamsistem propelan dengan zat tambahan yang sesuai
sepertizat pembasah dan atau bahan pembawa padat seperti talk dan silika
koloidal. Aerosol busa adalah emulsi yang mengandung satuatau lebih zat
aktif, surfaktan, cairan mengandung airatau tidak mengandung air dan
propelan. Jika propelan berada dalam fase internal (misalnya tipe minyak
dalamair), akan menghasilkan busa stabil, dan jika propelan berada dalam
fase eksternal (misalnya air dalam minyak), akan menghasilkan semprotan
atau busa yang kurang stabil.. Digunakan untuk asma, infeksi saluran nafas,
angina pectoris, diabetes. Tidak semua sediaan aerosol merupakan
sediaan inhalasi (anastetik lokal, spray pengurang nyeri).
Ada tiga jenis sistem penghantaran obat secara inhalasi yaitu Nebulizer,
MDI (metered dose inhaler) dan DPI (dry powder inhaler). Nebulizer berupa
obat yang dilarutkan atau disuspensikan ke dalam pelarut yang polar, umumnya
air dan diubah menjadi bentuk gas atau aerosol. Aerosol adalah dispersi suatu
obat berupa cairan atau zat padat dalam suatu gas. Nebulizer mengaerosolisasi
larutan obat dalam air atau suspensi obat dalam air. Alat yang digunakan dapat
berupa jet nebulizer atau ultrasonic nebulizer. Nebulizer bukanlah produk yang
portable, tidak dapat dijinjing dan pemberian obatnya membutuhkan waktu
yang lama, minimal 15 menit. Nebulisasi terutama ditujukan untuk anak-anak
dan lansia penderita asma yang kesulitan menggunakan MDI atau DPI.
Biasanya digunakan di rumah sakit dan saat ini penggunaannya semakin
berkurang.

2. A. Kelebihan
 obat sensistif kelembaban dan oksigen terlindungi dan stabilitas dapat
ditingkatkan
 Obat dapat diberikan langsung ke tempat yang akan diobati
 Proses pemberian obat cepat dan mudah
 Melindungi obat dari degradasi gastrointestinal
 Hepatic first pass metabolism dapat dihindari
 Digunakan untuk lokal dan sistemik
 Onset lebih cepat
 Dosis lebih kecil
 Efek samping lebih kecil
B. pemakaian aerosol :
 Efikasi klinik biasanya tergantung pada kemampuan pasienmenggunakan
sediaan dengan baik dan benar.
 Ekplosif
 Mudah terbakar
 Chlorofluorocarbon merusak ozone

3. Sistem pernapasan terdiri dari organ yang terlibat dalam pernapasan dan terdiri dari:
 Hidung
 Faring
 Laring
 Trakea
 Bronkus
 Paru-paru

Saluran pernapasan bagian atas meliputi:


• hidung
• rongga hidung
• sel udara ethmoidal
• sinus depan
• sinus maksilaris
• laring
• trakea
Saluran pernapasan bawah meliputi:
• paru-paru
• bronkus
• alveoli

Diantara Trakea dan Sacus alveolaris terdapat 23 cabang yang terbagi :


 16 percabangan I (Daerah konduksi)
 Menyalurkan udara dari dan ke lingkungan luar
 Bronkus, Bronkiolus dan Bronkiolus Terminalis
 17 percabangan II (Daerah transisi)
 Zona peralihan dan zona respirasi tempat terjadinya pertukaran gas
 Bronkiolus Respiratorius, Duktus Alveolari dan Alveoli

DAERAH KONDUKSI
Hidung
 Jalan masuk : epitel tebal, berlapis, mengandung kelenjar sebaseus dan bulu
yang keras
 Pusat hidung : epitel menyerupai kanal bertumpuk, silia dan sel gobet
 Fungsi hidung :
o Respirasi
o Menjaga proses kelembabapan
o Penyaringan partikel (bulu dan epitel rambut getar, mukosa)
o Mekanisme pertahanan : kecepatan 7 mm/dtk (bersin, membuang ingus atau
penelaan)
Faring (persimpangan antara jalan pernafasan dan makanan)
o Nasofaring
o Orofaring
o Laringofaring
Trakea (cincin tulang rawan)dipisahkan oleh karina menjadi dua bronkus (kanan
dan kiri)
Bronkus tertutup sel epitel yang terdiri atas :
lapisan mukosa, silia, cairan pembasah cilia, sel silia, sel basal dan membran
Silia
 Fungsi : pertahanan (getah bronkus dan cairan aveolar)
 Pergerakan terjadi dari depan ke belakang
 Perpindahan dari belakang menuju ke depan secara spiral searah jarum jam
( proses clearence)
Getah bronkus
 Sumber : kelenjar bronkus (trakea dan bronkus besar)
 Komposisi : setiap 100 g terdiri atas 94,79% air dan 1,13% kadar abu
 DNA 0,028%, glusida 0,951%, protein 1%, lipida 0,840% bagian bukan air 5%
 Jika ditambahkan 2 bag air sulung ke 1 bag dahak
terbagi atas 3 fase :
– Fase atas (busa) trediri atas surfaktan lipid dan lesitin dipalmitat
– Fase air terdiri atas protein, komponen darah, uraian musin (amilase), enzim
(lisosom, protease dan enzim bakteri)
– Fase berbentuk gel struktur berbentuk serabut(fibril)
DAERAH TRANSISI
• Bronkiolus Respiratorius
• Duktus Alveolari
• Alveoli
Sel penutup tipe I dan tipe II (surfaktan)
Sel epitel lain (makrofag, limfosit, plasma dan mast)

A. Alat Pernafasan Atas


1. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis).
Rongga hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak
(kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir
berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan.
Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring
partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang
mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang
masuk.
Di dalam rongga hidung terjadi penyesuaian suhu dan kelembapan
udara sehingga udara yang masuk ke paru-paru tidak terlalu kering ataupun
terlalu lembap. Udara bebas tidak hanya mengandung oksigen saja, namun
juga gas-gas yang lain. Misalnya, karbon dioksida (CO2), belerang (S), dan
nitrogen (N2). Selain sebagai organ pernapasan, hidung juga merupakan indra
pembau yang sangat sensitif. Dengan kemampuan tersebut, manusia dapat
terhindar dari menghirup gas-gas yang beracun atau berbau busuk yang
mungkin mengandung bakteri dan bahan penyakit lainnya. Dari rongga
hidung, udara selanjutnya akan mengalir ke faring.
2. Faring
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan
percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian
depan dan saluran pencernaan (orofarings) pada bagian belakang.
Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat
terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan
menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara.
Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke
saluran pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang
terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa
menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga
mengakibatkan gangguan kesehatan.
Gambar.Faring

3. Laring
Laring (tekak) adalah tempat terletaknya pita suara (pita vocalis).
Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan
terdengar sebagai suara. Laring berparan untuk pembentukan suara dan
untuk melindungi jalan nafas terhadap masuknya makanan dan cairan.
Laring dapat tersumbat, antara lain oleh benda asing ( gumpalan makanan ),
infeksi ( misalnya infeksi dan tumor).
Gambar.Laring

B. Alat Pernafasan Bawah


1. Trakea
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak
sebagian di leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding
tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan
pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring
benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
2. Bronkus
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu
bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama
dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan
pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari
lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi
bronkiolus.
Gambar.Bronkus
3. Paru-paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian
samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh
diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru
kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo
sinister) yang terdiri atas 2 lobus.
Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura.
Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut
pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga
dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura
parietalis).
Gambar.paru-paru

Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi


cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura
berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga
pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain.
Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik,
dan pembuluh darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis
dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas.
Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan
diameter ± 1 mm, dindingnya makin menipis jika dibanding dengan
bronkus. Bronkiolus ini memiliki gelembung-gelembung halus yang
disebut alveolus. Bronkiolus memiliki dinding yang tipis, tidak bertulang
rawan, dan tidak bersilia.
Gas memakai tekanannya sendiri sesuai dengan persentasenya
dalam campuran, terlepas dari keberadaan gas lain (hukum Dalton).
Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan, tetapi rongganya masih
mempunyai silia dan di bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk
kubus bersilia. Pada bagian distal kemungkinan tidak bersilia.
Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus).
Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong
kecil yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau
mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus berselaput tipis dan di situ
banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi
gas pernapasan.

Gambar alveolus
Alveolus adalah struktur anatomi yang memiliki bentuk
berongga. Terdapat pada parenkim paru-paru, yang merupakan ujung
dari saluran pernapasan, dimana kedua sisi merupakan tempat pertukaran
udara dengan darah. Alveolus merupakan anatomi yang hanya dimiliki
oleh mamalia. Pada vertebrata sistem pertukaran gas memiliki struktur
yang berbeda. Membran alveolaris adalah permukaan tempat terjadinya
pertukaran gas. Darah yang kaya karbon dioksida dipompa dari seluruh
tubuh ke dalam pembuluh darah alveolaris, dimana, melalui difusi, ia
melepaskan karbon dioksida dan menyerap oksigen.
4. Tahap Perjalanan Aerosol
 Transit/penghirupan
 Penangkapan/depo
 Penahanan dan pembersihan
 Penyerapan

Transit/Penghirupan
1. Ukuran Partikel
 Penyebaranannya tergantung ukuran partikel
 Partikel dengan koefisien difusi dan gravitasi rendah dapat
menembus bag paru lbh dalam
 Tergantung juga pada mekanisme difusi udara inspirasi dan ekspresi

2. Pernafasan dan Laju aliran udara


 Perjalanan nafas normal 12-15 daur/menit, volume inspirasi dan
ekspirasi 500 ml
 ↑ laju inspirasi partikel ukuran besar ikut ke daerah transisi
 ↓laju inspirasi, ↑ waktu tinggal partikel, ↑ retensi aerosol
3. Aliran gas (Laminer atau Turbulen)
 Aliran laminer (HK Poisseuille) :
 Jika ukuran tabung tetap maka laju pengaliran berbading lurus
dengan kekentalan
 Aliran Turbulens
 Melewati saluran yang berkelok
 Bilangan Reynols :

Re>2000 (aliran turbulens)


 Pada respirasi tenang (v=0,33 l/detik) Re<2000
 Respirasi sedang atau kuat, Re>2000
 Turbulnsi yang kuat memperlambat pengaliran gas, terjadi
penimbunan dini partikel pada sal. nafas bag atas

4. Kelembapan
 Paru bagian dalam (kand. Air 44g/m3)
 Aerosol kejenuhannya 34g/m3
 Pertumbuhan partikel sebagai fungsi dari kelembaban
 Perubahan ukuran partikel tergantung kelarutan (> kelarutan, ukuran
partikel >)

5. Suhu
 Partikel bergerak suhu ↑ ke suhu ↓
 Gerakan berbanding lurus dengan perubahan suhu dan diameter
partikel
6. Tekanan
 Selama inspirasi tek paru turun 60-100 mmHg dibawah tekanan
atmosfer
 Pemakaian tekanan positif pada aerosol ↑ perbedaan tekanan hingga
4-22 mmHg

Penahan atau Depo


Cara Penahanan :
1. Tumbukan karena kelembaban
 Terjadi pada permukaan hidung, pharyng dan trakea-bronkus

 Tumbukan tidak tejadi dialveoli


2. Pengendapan karena gravitasi
 Akhir bronkus ( laju pengaliran rendah)
 Lebih besar jika debit inspirasi dan ekspirasi = 0

3. Difusi (gerakan brown)


 Timbul akibat tumbukan molekul gas dan partikel yang tersuspensi dalam
udara
 Pada bronchiolus terminalis dan alveoli
 Ukuran partikel sub mikron (0,002- 0,5 μm)

Penahanan dan pembersihan


 Partikel tertahan dipermukaan tempat depo
 Aktivitas tergantung laju pelarutan dan difusi
 Pembersihan dilakukan oleh mukosilia (100 jam)
 Tergantung sistem aerosol :
o Larut dlm cairan biologis (penyerapan oleh mukosa sal nafas)
o Tidak larut cairan biologis (partikel tersimpan dalam sal nafas bag bawah)

Penyerapan
1. Hidung
 Luas penyerapan 80 cm2, penyerapan terkecil dari seluruh saluran
pernafasan bagian atas
 Zat yang diserap cepat (sulfur anorganik, amoniak)
 Zat yang diserap lambat (histamin, nikotin, efedrin dll)
2. Mulut
 Luas permukaan penyerapan mulut dan pharing 75 cm2
 Sebagian dapat tertelan (masuk sal cerna)
 Sebagian terserap melalui bukal
 Diserap dengan baik (nitrogliserin, tetosteron, alkaloid)
 Sedikit terserap (barbiturat, protein (insulin) dan heparin)

3. Trakea
• Air / normal salin tidak terserap ditrakea
• Bahan larut lemak tidak terserap (barbital, tiopental, striknin)
• Aerosol suksinilkolin efek lebih lambay tapi lebih lama dibandingkan
dengan iv
• Penisilin dengan penetesan menghasilkan kadar dalam darah 2x lebih lama
dari im

4. Penyerapan di Bronkus
• Penelitian sulit (pemisahan daerah yang diteliti sulit dan adanya
percabangan)
• Otot polos bronkus sangat peka thd senyawa iritan (aktivitas lokal)
• Reseptor α pada pembuluh darah (vasokontriksi dan dekongesti mukosa
bronkus)
• Reseptor β pada otot bronkus (relaksasi otot bronkus)

5. Penyerapan di Alveoler
• Permukaan luas dan penuh kapiler (pertimbangkan efek sistemik)
• Mekanisme perlintasan tidak dapat ditetapkan dengan pasti

6. Penyerapan di Saluran Cerna


• Untuk partikel yang terhenti dipermukaan hidung/mulut
• Senyawa antara lain (isoprotenolol atau kromoglikat)
• Jumlah total penyerapan sulit diramalkan
Bricasma
Inhaler 400
dose Metere
d
AerosolBrica
sma
Turbuhaler
200 dose
serbuk
inhalerVentol
in Rotahaler
200
mcgVentolin
RotacapsPul
mocort
Turbuhaler10
0 mcg/doses
200 dose
Serbuk
inhalerBecon
ase Nasal
Spray200
Doses

Anda mungkin juga menyukai