Jawab
1. Aerosol farmasetik adalah sediaan yang dikemas dibawah tekanan,
mengandung zat aktif terapetik yangdilepas pada saat sistem katup yang sesuai
ditekan.Sediaan ini digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit dan juga
pemakaian lokal pada hidung (aerosolnasal), mulut (aerosol lingual) atau
paru-paru (aerosolinhalasi). Bahan aktif dihantarkan dalam bentuk spray, foam atau
solid stream. Istilah “aerosol” digunakan untuk sediaan semprotan kabut tipis
dari suatu sistem bertekanan tinggi. Tetapi istilah aerosol telah disalah-
artikan pada semua jenissediaan bertekanan, sebagian diantaranya
melepaskanbusa atau cairan setengah padat. Dalam hal Aerosol
inhalasi,ukuran partikel obat harus dikontrol dan ukuran rata-rata partikel harus
lebih kecil dari 5 μm. Sediaan ini juga dikenal sebagai inhaler dosis terukur).
Jenis aerosol lain dapat mengandung partikel-partikel berdiameter beberapa
ratus mikrometer. Komponen-komponen dasar sistem aerosol
adalahwadah,propelan,konsentratmengandungzataktif,katup dan penyemprot.
Sifat komponen-komponen ini menentukan karakteristik distribusi ukuran
partikel, keseragaman pelepasan dari katup untuk katup terukur, kecepatan
pelepasan, kebasahan dan suhu semprotan,bobot jenis busa atau kekentalan
cairan. Aerosol terdiri dari sistem dua fase (gasdan cair) atau sistem tiga fase
(gas, cair dan padat ataucair). Sistem dua fase terdiri dari larutan zat aktif
dalampropelan cair dan propelan bentuk uap. Pelarut yangdigunakan terdiri
dari propelan atau campuran propelandan kosolven seperti etanol,
propilenglikol dan polietilenglikol yang sering digunakan untuk menambah
kelarutan zat aktif. Sistem tiga fase terdiri terdiri dari suspensi atau emulsi zat
aktif dan propelan bentuk uap. Suspensiterdiri dari zat aktif yang dapat
didispersikan dalamsistem propelan dengan zat tambahan yang sesuai
sepertizat pembasah dan atau bahan pembawa padat seperti talk dan silika
koloidal. Aerosol busa adalah emulsi yang mengandung satuatau lebih zat
aktif, surfaktan, cairan mengandung airatau tidak mengandung air dan
propelan. Jika propelan berada dalam fase internal (misalnya tipe minyak
dalamair), akan menghasilkan busa stabil, dan jika propelan berada dalam
fase eksternal (misalnya air dalam minyak), akan menghasilkan semprotan
atau busa yang kurang stabil.. Digunakan untuk asma, infeksi saluran nafas,
angina pectoris, diabetes. Tidak semua sediaan aerosol merupakan
sediaan inhalasi (anastetik lokal, spray pengurang nyeri).
Ada tiga jenis sistem penghantaran obat secara inhalasi yaitu Nebulizer,
MDI (metered dose inhaler) dan DPI (dry powder inhaler). Nebulizer berupa
obat yang dilarutkan atau disuspensikan ke dalam pelarut yang polar, umumnya
air dan diubah menjadi bentuk gas atau aerosol. Aerosol adalah dispersi suatu
obat berupa cairan atau zat padat dalam suatu gas. Nebulizer mengaerosolisasi
larutan obat dalam air atau suspensi obat dalam air. Alat yang digunakan dapat
berupa jet nebulizer atau ultrasonic nebulizer. Nebulizer bukanlah produk yang
portable, tidak dapat dijinjing dan pemberian obatnya membutuhkan waktu
yang lama, minimal 15 menit. Nebulisasi terutama ditujukan untuk anak-anak
dan lansia penderita asma yang kesulitan menggunakan MDI atau DPI.
Biasanya digunakan di rumah sakit dan saat ini penggunaannya semakin
berkurang.
2. A. Kelebihan
obat sensistif kelembaban dan oksigen terlindungi dan stabilitas dapat
ditingkatkan
Obat dapat diberikan langsung ke tempat yang akan diobati
Proses pemberian obat cepat dan mudah
Melindungi obat dari degradasi gastrointestinal
Hepatic first pass metabolism dapat dihindari
Digunakan untuk lokal dan sistemik
Onset lebih cepat
Dosis lebih kecil
Efek samping lebih kecil
B. pemakaian aerosol :
Efikasi klinik biasanya tergantung pada kemampuan pasienmenggunakan
sediaan dengan baik dan benar.
Ekplosif
Mudah terbakar
Chlorofluorocarbon merusak ozone
3. Sistem pernapasan terdiri dari organ yang terlibat dalam pernapasan dan terdiri dari:
Hidung
Faring
Laring
Trakea
Bronkus
Paru-paru
DAERAH KONDUKSI
Hidung
Jalan masuk : epitel tebal, berlapis, mengandung kelenjar sebaseus dan bulu
yang keras
Pusat hidung : epitel menyerupai kanal bertumpuk, silia dan sel gobet
Fungsi hidung :
o Respirasi
o Menjaga proses kelembabapan
o Penyaringan partikel (bulu dan epitel rambut getar, mukosa)
o Mekanisme pertahanan : kecepatan 7 mm/dtk (bersin, membuang ingus atau
penelaan)
Faring (persimpangan antara jalan pernafasan dan makanan)
o Nasofaring
o Orofaring
o Laringofaring
Trakea (cincin tulang rawan)dipisahkan oleh karina menjadi dua bronkus (kanan
dan kiri)
Bronkus tertutup sel epitel yang terdiri atas :
lapisan mukosa, silia, cairan pembasah cilia, sel silia, sel basal dan membran
Silia
Fungsi : pertahanan (getah bronkus dan cairan aveolar)
Pergerakan terjadi dari depan ke belakang
Perpindahan dari belakang menuju ke depan secara spiral searah jarum jam
( proses clearence)
Getah bronkus
Sumber : kelenjar bronkus (trakea dan bronkus besar)
Komposisi : setiap 100 g terdiri atas 94,79% air dan 1,13% kadar abu
DNA 0,028%, glusida 0,951%, protein 1%, lipida 0,840% bagian bukan air 5%
Jika ditambahkan 2 bag air sulung ke 1 bag dahak
terbagi atas 3 fase :
– Fase atas (busa) trediri atas surfaktan lipid dan lesitin dipalmitat
– Fase air terdiri atas protein, komponen darah, uraian musin (amilase), enzim
(lisosom, protease dan enzim bakteri)
– Fase berbentuk gel struktur berbentuk serabut(fibril)
DAERAH TRANSISI
• Bronkiolus Respiratorius
• Duktus Alveolari
• Alveoli
Sel penutup tipe I dan tipe II (surfaktan)
Sel epitel lain (makrofag, limfosit, plasma dan mast)
3. Laring
Laring (tekak) adalah tempat terletaknya pita suara (pita vocalis).
Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan
terdengar sebagai suara. Laring berparan untuk pembentukan suara dan
untuk melindungi jalan nafas terhadap masuknya makanan dan cairan.
Laring dapat tersumbat, antara lain oleh benda asing ( gumpalan makanan ),
infeksi ( misalnya infeksi dan tumor).
Gambar.Laring
Gambar alveolus
Alveolus adalah struktur anatomi yang memiliki bentuk
berongga. Terdapat pada parenkim paru-paru, yang merupakan ujung
dari saluran pernapasan, dimana kedua sisi merupakan tempat pertukaran
udara dengan darah. Alveolus merupakan anatomi yang hanya dimiliki
oleh mamalia. Pada vertebrata sistem pertukaran gas memiliki struktur
yang berbeda. Membran alveolaris adalah permukaan tempat terjadinya
pertukaran gas. Darah yang kaya karbon dioksida dipompa dari seluruh
tubuh ke dalam pembuluh darah alveolaris, dimana, melalui difusi, ia
melepaskan karbon dioksida dan menyerap oksigen.
4. Tahap Perjalanan Aerosol
Transit/penghirupan
Penangkapan/depo
Penahanan dan pembersihan
Penyerapan
Transit/Penghirupan
1. Ukuran Partikel
Penyebaranannya tergantung ukuran partikel
Partikel dengan koefisien difusi dan gravitasi rendah dapat
menembus bag paru lbh dalam
Tergantung juga pada mekanisme difusi udara inspirasi dan ekspresi
4. Kelembapan
Paru bagian dalam (kand. Air 44g/m3)
Aerosol kejenuhannya 34g/m3
Pertumbuhan partikel sebagai fungsi dari kelembaban
Perubahan ukuran partikel tergantung kelarutan (> kelarutan, ukuran
partikel >)
5. Suhu
Partikel bergerak suhu ↑ ke suhu ↓
Gerakan berbanding lurus dengan perubahan suhu dan diameter
partikel
6. Tekanan
Selama inspirasi tek paru turun 60-100 mmHg dibawah tekanan
atmosfer
Pemakaian tekanan positif pada aerosol ↑ perbedaan tekanan hingga
4-22 mmHg
Penyerapan
1. Hidung
Luas penyerapan 80 cm2, penyerapan terkecil dari seluruh saluran
pernafasan bagian atas
Zat yang diserap cepat (sulfur anorganik, amoniak)
Zat yang diserap lambat (histamin, nikotin, efedrin dll)
2. Mulut
Luas permukaan penyerapan mulut dan pharing 75 cm2
Sebagian dapat tertelan (masuk sal cerna)
Sebagian terserap melalui bukal
Diserap dengan baik (nitrogliserin, tetosteron, alkaloid)
Sedikit terserap (barbiturat, protein (insulin) dan heparin)
3. Trakea
• Air / normal salin tidak terserap ditrakea
• Bahan larut lemak tidak terserap (barbital, tiopental, striknin)
• Aerosol suksinilkolin efek lebih lambay tapi lebih lama dibandingkan
dengan iv
• Penisilin dengan penetesan menghasilkan kadar dalam darah 2x lebih lama
dari im
4. Penyerapan di Bronkus
• Penelitian sulit (pemisahan daerah yang diteliti sulit dan adanya
percabangan)
• Otot polos bronkus sangat peka thd senyawa iritan (aktivitas lokal)
• Reseptor α pada pembuluh darah (vasokontriksi dan dekongesti mukosa
bronkus)
• Reseptor β pada otot bronkus (relaksasi otot bronkus)
5. Penyerapan di Alveoler
• Permukaan luas dan penuh kapiler (pertimbangkan efek sistemik)
• Mekanisme perlintasan tidak dapat ditetapkan dengan pasti