Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

UJI ADAPTIF VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING

OLEH :

KELOMPOK 1

1. MURNI NILAWATI (C1M017092)


2. NABILA RATU AZIFAH (C1M017094)
3. NADIA YULIANA (C1M017096)
4. NOVIYANTI (C1M017097)
5. NURAENI (C1M017098)

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2019
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kedelai adalah salah satu komoditi pangan utama setelah padi dan jagung. Kedelai
merupakan bahan pangan sumber protein nabati utama bagi masyarakat. Kebutuhan kedelai
di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Ketergantungan pada padi seperti yang
terjadi pada saat ini sangat tidak menguntungkan bagi kelangsungan ketahanan pangan
nasional. Selain harus terus dilakukan usaha peningkatan produksi padi, program diversifikasi
pangan dengan sumber karbohidrat dan sumber protein merupakan tindakan yang sangat
strategis (Purwono dan Purnamawati, 2007).
Lahan kering merupakan salah satu agroekosistem yang mempunyai potensi besar
untuk usaha pertanian tanaman pangan. Permasalahan dalam pemanfaatan lahan kering untuk
tanaman pangan bervariasi pada setiap wilayah, baik aspek teknis maupun sosial ekonomi
(Abdurachman et al., 2008). Untuk meningkatkan produksi kedelai di lahan kering dapat
dilakukan dengan menanam varietas unggul berdaya hasil tinggi baik secara kuantitas
maupun kualitas serta mampu beradaptasi terhadap kondisi lingkungan atau agroekosistem
setempat (Pangaribuan, 2010; dan Anonimous, 2006 dalam Hutagaol, 2010).
Varietas memegang peranan penting dalam perkembangan penanaman, karena untuk
mencapai produktivitas yang tinggi sangat ditentukan oleh potensi daya hasil dari varietas
unggul yang ditanam. Potensi hasil di lapangan dipengaruhi pula oleh interaksi antara faktor
genetik varietas dengan kondisi lingkungan tumbuh. Bila pengelolaan lingkungan tumbuh
tidak dilakukan dengan baik, potensi daya hasil yang tinggi dari varietas unggul tersebut tidak
dapat tercapai (Adisarwanto, 2005). Menurut Kasim (2002) dalam Suratmini dan Adijaya
(2005), varietas unggul yang ideal adalah berdaya hasil tinggi, tahan hama penyakit utama,
dan stabil pada berbagai lingkungan.
Menurut Adisarwanto (2005), langkah awal terpenting untuk mencapai produktivitas
maksimal dalam bertanam kedelai yaitu memilih varietas yang akan ditanam. Hal-hal yang
perlu dipertimbangkan dalam pemilihan varietas yaitu umur panen, produksi, serta tingkat
adaptasi terhadap lingkungan tumbuh yang tinggi agar tidak mengalami hambatan dalam
pertumbuhannya. Saat ini banyak macam varietas kedelai unggul hasil pemuliaan yang
dilepas untuk dikembangkan. Diantara varietas unggul tersebut adalah Wilis, Anjasmoro,
Lokon, Tanggamus, dan Slamet. Umumnya, stabilitas hasil dari suatu varietas sangat
bervariasi, dimana varietas kedelai yang unggul untuk suatu daerah belum tentu menunjukkan
keunggulan yang sama di daerah lain, karena faktor perbedaan iklim, topografi dan cara
tanam (Sudjudi et al., 2005).

Beberapa kendala yang sering dijumpai dalam usahatani kedelai lahan kering adalah :
tingkat kesuburan tanah bervariasi dan rendah, populasi gulma tinggi, kualitas benih rendah
dan pola curah hujan sering bergeser dari perkiraan (Arsyad dkk, 1991). Khusus untuk benih,
kendala utama yang dihadapi petani di daerah sentra produksi adalah tidak tersedianya benih
yang bermutu baik. Benih yang digunakan petani berasal dari produksi untuk konsumsi yang
tidak murni lagi. Kalaupun ada benih berbantuan melalui BUMN tertentu sering tidak cukup
atau sudah lewat masa simpan sehingga viability dan vigor sudah rendah.

1.2. Tujuan penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan beberapa varietas unggul spesifik
lokasi sebagai benih sumber. Luaran yang diharapkan adalah beberapa varietas unggul
kedelai yang adaptif pada lahan kering spesifik dengan produktivitas dan kualitas hasil yang
tinggi.

BAB II. METODELOGI PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan (KP) Lampineung Balai Pengkajian


Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam pada musim tanam kedelai bulan
Juni (MTII) yaitu mulai 28 Juni sampai akhir September 2004. Rancangan yang digunakan
adalah acak kelompok satu faktor. Faktor yang diuji adalah daya adaptif dari lima varietas
kedelai hasil uji adaptif musim tanam Februari (MTI) 2004 pada musim tanam kedelai Juni
(MTII) tahun 2004. Adapun kelima varietas tersebut adalah : Kaba, Merbabu, Mahameru,
Sinabung dan Pangrango. Masing-masing varietas diulang empat kali.

Persiapan lahan dilakukan secara sempurna dan dibuat petak bedengan berukuran 4 m
x 4 m dan lebar parit bedengan 0,5 m. Tanam dilakukan secara tugal dalam barisan dengan
jarak tanam 40 cm x 20 cm, 2 biji benih perlubang. Pupuk yang digunakan 20 kg per hektar,
150 kg SP36 per hektar, 75 kg KCl per hektar yang ditugalkan lebih kurang 5 cm disamping
lubang benih. Penyiangan dilakukan setelah tanaman berumur 3 minggu dan kalau perlu yang
kedua kali setelah tanaman berumur 6 minggu. Pengendalian hama dan penyakit sangat
tergantung pada kondisi perkembangan hama dan penyakit tersebut tidak melebihi nilai
ambang ekonomis.
Pengamatan dilakukan terhadap komponen faktor pertumbuhan dan produksi sebagai
berikut : tinggi tanaman rata-rata, jumlah cabang rata-rata per rumpun, jumlah polong rata-
rata per rumpun, jumlah polong bernas rata-rata per rumpun, produksi rata-rata per rumpun
sampel, produksi rata-rata per hektar. Analisis data dengan analisa varian (Anova) yang bila
mana terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan Duncant Multiple rank test (DMRT).

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Semua keragaman komponen produksi memperlihatkan perbedaan yang nyata pada


tabel. Perkiraan produksi per hektar tertinggi pada varietas Merbabu yang tidak berbeda nyata
dengan varietas Sinabung dan Pangrango dan berbeda nyata dengan varietas Kaba (1202,0
kg) dan Mahameru (652,0 kg). Apabila dibandingkan realisasi produktivitas pada tanaman
MTII 2004 ini dengan produktivitas menurut deskripsi dan produktivitas MTI tahun 2004.
Tabel Perbandingan Produktivitas Kedelai pada MTII 2004 dengan Deskripsi dan
MTI 2004.

No Varietas Produktifitas Produktifitas Produktifitas presentase


MTI 2004 deskripsi MT II 2004 hasil (%)
(kg) (kg) (kg)
Deskripsi(% MTI 2004 (%)
)
1. Kaba 3125 2130 1202,0 56,45 38,48
2. Mahameru 2410 - 652,0 - 27,07
3. Merbabu 2524 1600-2100 1787,0 85,12- 70,82
111,7
4. Pangrango 2120 1700-2200 1219,0 55,4-71,7 57,5
5. Sinabung 2218 2160 1660,0 76,88 74,87

Dari hasil penelitian yang diperoleh, jika dibandingkan dengan produktivitas


menurut deskripsi, semuanya masih rendah kecuali pada varietas merbabu. Hasil
produktivitas MTI (Februari) tahun 2004 rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan
produktivitas pada MTII (Juni) tahun 2004. Namun demikian produktivitas dari beberapa
varietas masih dapat menyamai dan melampaui produktivitas rata-rata regional 1,2 ton/ha
kecuali pada varietas Mahameru yang produktivitas rata ratanya hanya 0,652 ton/ha.
BAB III. KESIMPULAN

Dari lima varietas yang diuji pada MTII (Juni 2004) ini, ternyata dua varietas dapat
berproduktivitas lebih tinggi dari target intersifikasi kedelai di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam (1,5 ton/ha). Yaitu : varietas Merbabu (1,787 ton/ha) dan Sinabung (1,660
ton/ha). Varietas yang produktivitasnya sama dengan produktivitas regional (1,2 ton/ha),
adalah : varietas Pangrango (1,219 ton/ha) dan Kaba (1,202 ton/ha). Dan varietas Mahameru
menghasilkan produktivitas terendah yaitu 0,652 ton/ha.
DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto.T., Nair Saleh, Marwoto, Novianti Sunarlin, 2000. Teknologi Produksi Kedelai.
Puslitbangtan, badan Litbang Pertanian.

Arsyad. DM., D.Pasaribu, N. Sunarlin, dan Budiharjo, 1991. Teknologi Budidaya Kedelai di
Lahan Kering P:114-229.n, dalam Prosidding Seminar dan Work Shop Penelitian
Serta Usaha Tanaman Poangan dalam Produksi Kedelai. Bogor 22-23 Januari 1991.

Hutagaol, R.L. 2010. Uji Keragaman karakter Vegetatif dan Generatif Beberapa Varietas
Kedelai (Glycine max L.) dengan Sistem Baris. Skripsi (Tidak Dipublikasikan).
Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Medan.

Kasim. H dan Djunainah, 1993. Deskripsi Varietas Unggul Palawija, Jagung, Sorghum,
Kacang-kacangan dan Umbi umbian, 1918 - 1982. Puslitbangtan, Badan Litbang
Pertanian.55 hal.

Purwono dan H. Purnamawati. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Sudjudi; S. Untung dan A. Gaffat. 2005. Keragaan Agronomis Beberapa Varietas Unggul
Baru Kedelai pada Lahan Sawah di Lombok. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
NTB.
Mataram.

Anda mungkin juga menyukai

  • GABUNG
    GABUNG
    Dokumen57 halaman
    GABUNG
    Noviyanti Natsir
    Belum ada peringkat
  • Novi 6
    Novi 6
    Dokumen15 halaman
    Novi 6
    Noviyanti Natsir
    Belum ada peringkat
  • Nabil 8
    Nabil 8
    Dokumen14 halaman
    Nabil 8
    Noviyanti Natsir
    Belum ada peringkat
  • Novi 5
    Novi 5
    Dokumen13 halaman
    Novi 5
    Noviyanti Natsir
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen18 halaman
    Makalah
    Noviyanti Natsir
    Belum ada peringkat
  • Uji Vigor
    Uji Vigor
    Dokumen16 halaman
    Uji Vigor
    Noviyanti Natsir
    Belum ada peringkat