Oleh
NIM : C1M017094
KELOMPOK : 15
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan praktikum Ilmu dan Teknologi Benih ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk mengikuti praktikum selanjutnya dan untuk memenuhi kelengkapan
tugas pada mata kuliah Ilmu dan teknologi Benih.
Pada dunia pertanian, tentu kita tidak lepas dari kata biji, dan benih. Biji (bahasa
Latin : semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak.
Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang
termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk
pertumbuhan. Biji merupakan bakal biji (ovulum) yang dihasilkan oleh tumbuhan
berbunga dan dikenal sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan. Sedangkan
benih merupakan biji yang dipersiapkan untuk tanaman yang telah melalui proses
seleksi, sehingga dapat diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang besar
menjadi tanaman dewasa.
Dormansi adalah masa istirahat biji sehingga proses perkecambahan tidak dapat
terjadi, yang disebabkan karena adanya pengaruh dari dalam dan luar biji. Dormansi
benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda perkecambahannya, hingga
waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk melangsungkan proses
tersebut. Sebelum menjadi tumbuhan baru, biji mengalami fase berupa suatu proses
perkecambahan. Perkecambahan merupakan suatu proses awal aktifnya suati embrio
yang menyebabkan pecahnya kulit biji dan menghasilkan tanaman baru yang mampu
memenuhi kebutuhan nutrisinya sendiri.
4.1.2 Grafik
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Axis Title
4.2 Pembahasan
Dormansi merupakan kondisi fisik dan fisiologis pada biji yang mencegah
perkecambahan pada waktu yang tidak tepat atau tidak sesuai. Dormansi membantu
biji mempertahankan diri terhadap kondisi yang tidak sesuai seperti kondisi
lingkungan yang panas, dingin, kekeringan dan lain-lain. Sehingga dapat dikatakan
bahwa dormansi merupakan mekanisme biologis untuk menjamin perkecambahan biji
berlangsung pada kondisi dan waktu yang tepat untuk mendukung pertumbuhan yang
tepat. Dormansi bisa diakibatkan karena ketidakmampuan sumbu embrio untuk
mengarendatasi hambatan. Dormansi pada benih berlangsung selama beberapa hari,
semusim, bahkan sampai beberapa tahun tergantung pada jenis tanaman dan tipe dari
dormansinya
Pada praktikum ini untuk melakukan pematahan atau pemecahan dormansi
pada benih lamtoro dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya yaitu dengan
metode pengguntingan biji lamtoro 1/3 dipilih dari sisi kiri, kanan, atas, maupun
bawah biji. Pengguntingan bertujuan untuk mempercepat dan mematahkan dormansi
dari benih tersebut. Sehingga dapat mempercepat proses imbibisi atau masuknya air
pada benih. Proses imbibisi ini akan memacu pengaktifan enzin-enzim yang ada
dalam benih kemudian akan merangsang proses perkecambahan yanng ditandai
dengan munculnya plumula dan radikula.
Uji pemecahan dormansi dengan perlakuan perendaman biji lamtoro pada
H2S04 merupakan perlakuan yang terbaik dibandingkan dengan perlakuan yang
lainnya. Seperti pada tabel 1. yang disajikan di atas dapat di lihat perlakuan dengan
cara pemotongan dapat menumbuhkan biji lamtoro dengan cepat dalam waktu tiga
hari dengan rata-rata petumbuhan masing-masing ulang yaitu 5, 3,43, dan 8,33
tanaman per perlakuan dan semua biji mampu tumbuh secara serentak dengan baik.
Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan cara pemotongan lebih efektif dan
efisien dalam memechkan dormansi benih atau biji yang memiliki lapisan kulit biji
yang tebal dan keras seperti lamtoro, kemiri dan lainnya.
Dengan demikian perlakuan uji pemecahan dormansi pada biji lamtoro,
metode yang efektif dalam memecahkan dormansi benih yaitu dengan metode
perendaman dengan H2S04 yaitu dengan persentase perkecambahan 99%, yang
kemudian diikuti oleh metode perlakuan pengamplasan dengan presentase
perkecambahan 98%, pengamplasan dengan presentase perkecambahan 84%, air 700
c dengan presentase perkecambahan 8, alkohol 90 % dengan presentase
perkecambahan 8%, HCL dan air 500 c dengan presentase perkecambahan 7%, dan
terakhir yang paling tidak efektif yaitu pada perlakuan kontrol dengan presentase
perkecambahan 1%.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum pemecahan dormansi
ini yaitu:
1. Dalam melakukan proses memecahkan dormansi benih atau biji tanaman
dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan metode perendaman
dengan air pada suhu 50OC, perendaman dengan air pada suhu 70OC,
perendaman dengan larutan alkohol 90 %, HCl, H2SO4, perlakuan dengan
pemotongan dan perlakuan dengan pengamplasan.
2. Dari semua metode diatas metode yang paling efektif dan efisien dalam
memecahkan dormansi benih lamtoro yaitu dengan metode perendaman
biji lamtoro dengan H2SO4,.
5.2 Saran
Seperti yang diketahui bahwa metode yang paling efektif yang di gunakan
untuk memecahkan dormansi pada benih tanaman ini yaitu metode perendaman
dengan H2SO4,, maka dari pada itu saya menyarankan untuk menggunakan metode
tersebut karena metode ini dapat menumbuhkan benih dengan sangat cepat.
DAFTAR PUSTAKA