Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1 / KELAS 2 B

Nindya Azzalia Putri 202010200311046


Toriq Andy Yulianto 202010200311060
Herlina Dwi Rahayu 202010200311062
Tiara Sandy Nur Pridayanti 202010200311066
Ahmad Naufal Kamil 202010200311076

LABORATORIUM AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2021

1
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM


FISIOLOGI TANAMAN

Dipersiapkan dan disusun oleh:

Kelompok / Kelas: 1 / 2 B

Nindya Azzalia Putri 202010200311046


Toriq Andy Yulianto 202010200311060
Herlina Dwi Rahayu 202010200311062
Tiara Sandy Nur Pridayanti 202010200311066
Ahmad Naufal Kamil 202010200311076

Laboratorium Agroteknologi
Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 16 Juni 2021
Menyetujui
Instruktur Asisten

Dr. Ir. Muhidin, M.Si. Eka Syanta Wirandhani


NIP. 196106021990061001 NIM. 201810200311074

Mengetahui,
Kepala Laboratorium Agronomi

Dr. Ir. Muhidin, M.Si.


NIP. 196106021990061001

2
ANALISIS UJI PERGERAKAN KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP
KECEPATAN PERISTIWA DIFUSI-OSMOSIS DAN UJI GEJALA POTENSIAL
JARINGAN PADA KENTANG (Solanum tuberosum) dan WORTEL (Daucus carota)
1 2
Nindya Azzalia Putri , Tiara Sandy Nur Pridayanti
202010200311046, 202010200311066
Putridheaa9@gmail.com
Program Study Agroteknologi
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang
(University of Muhammadiyah Malang) Jl Raya Tlogomas No 246, Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK
Sel adalah suatu mesin kimia. Sel memperoleh bahan dan energi dari lingkungannya dan mengubahnya di dalam
sel melalui proses kimia yang merupakan metabolisme dari sel-sel tersebut. Pada akhirnya sel-sel tersebut
mengembalikan sebagian dari hasil akhir proses itu kepada lingkungannya Praktikum difusi-osmosis bertujuan
agar praktikan dapat menemukan fakta mengenai gejala difusi dan osmosis. Praktikum ini dilaksanakan
dilaboratorium agroteknologi Universitas Muhammadiyah Malang dengan menggunakan metode penambahan
larutan sukrosa dan aquadest. Hasil dari praktikum ini aadalah osmosis merupakan difusi air melintasi membran
semipermeabel dari daerah dimana air lebih banyak ke daerah degan air yang lebih sedikit.. Tekanan osmosis
ditentukan oleh 4 faktor yaitu molaritas atau konsentrasi zat terlarut, konstanta ionisasi, konstanta gas, dan
temperatur absolut larutan. Dari data yang didapat, dapat disimpulkan bahwa kentang yang mengalami
penambahan berat terjadi karena larutan bersifat hipotonis terhadap kentang. Sedangkan jika terjadi
pengurangan berat karena larutan bersifat hipertonis terhadap kentang. Keras lunaknya kentang bergantung pada
konsentrasi larutan. Semakin hipertonis larutannya, maka semakin lembek kentangnya, juga semakin banyak
pengurangan beratnya. Dalam praktikum difusi-osmosis alat yang digunakan adalah cawan petri, pelubang
gabus, pipa kaca, penggaris, alat tulis dan alat dokumentasi. Bahan yang digunakan adalah sukrosa, aquadest,
kentang (Solanum tuberosum) dan wortel (Daucus carotu subsp.sativus).
Kata kunci: Difusi-osmosis, Larutan

PENDAHULUAN kentang (Solanum tuberosum L.) yang memiliki


karakteristik tumbuh menyukai daerah dingin
Tumbuhan memerlukan proses difusi dan
dan lembab sebagai tempat tumbuhnya.
osmosis dalam melakukan pertumbuhan. Proses
Difusi adalah gerakan molekul dari
difusi osmosis dipengaruhi oleh CO2, O2, H2O,
konsentrasi lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih
suhu, konsentrasi, tekanan dan zat adsortip.
rendah, yaitu penurunan gradien konsentrasi
Sebagaimana pendapat Dwijosepuro, (2013)
sampai mencapai keseimbangan dan
yang menyatakan gerak partikel zat dipengaruhi
penyebarannya seimbang. Difusi merupakan
oleh beberapa faktor, meliputi faktor perubahan
proses fisik yang dapat diamati dengan beberapa
suhu, perubahan konsentrasi, perubahan tekanan,
dan perubahan zat-zat adsortif tiap molekul. Menurut pendapar Sumadi (2011),

Umbi adalah salah satu jenis tanaman yang proses difusi terfasilitasi menggunakan fasilitas

mengalami peristiwa difusi dan osmosis, umbi protein membran khusus yang dapat mentranspor

merupakan bagian tanaman yang terbentuk di materi melalui membran yang biasanya disebut

dalam tanah (Rukmana, 2014). Misalnya umbi protein membran transpor.

1
Berdasarkan pendapat Tanzyah, (2015) carotusubsp.sativus), larutan sukrosa, dan larutan
proses difusi sederhana tidak memerlukan aquades
adanya energi karena pada proses ini pergerakan
METODE KERJA
terjadi berdasarkan gradien konsentrasi, yaitu
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi-Osmosis
Faktor yang mempengaruhi laju difusi Metode kerja yang diguanakan dalam
yaitu,konsentrasi, temperatur, luas permukaan zat praktikum ini adalah menyiapkan alat dan bahan,
terlarut dan tekanan. kemudian menyiapkan larutan sukrosa dengan
Osmosis adalah difusi air melalui membran konsentrasi 25%, 50%, dan 100%, langkah
semi-permeabel, dari larutan yang banyak air ke selanjutnya mengupas kentang kemudian
larutan yang sedikit air.Terdapat 2 faktor memotong dengan ukuran 3cm ⨯ 4 cm. setelah
penyerapan secara osmosis yaitu, perbedaan dipotong dadu , lubangi kentang dan
gradien potensial air antara cairan sel penyerapan memasukkan pipa kaca ke dalam potongan
dengan larutan tanah diluarnya dan faktor kentang dan wortel. Setelah terpasang, langkah
permeabilitas membran. selanjutnya memasukkan larutan sukrosa
Tujuan dari praktikum ini agar praktikn berurutan sampai batas 0,5 cm dari permukaan
dapat menemukan fakta mengenai gejala difusi pipa, langkah ini juga dilakukan untuk larutan
dan osmosis, mengamati efek konsentrasi larutan aquades. Setelah menambahkan larutan sukrosa
terhadap kecepatan difusi, dan arah gerakan air dan aquades kemudian melabeli setiap perlakuan.
pada peristiwa difusi osmosis. Langkat terakhir mengamati setiap perubahan
volume air setiap 6 jam sekali selama 3 kali.
BAHAN DAN METODE
Potensial-jaringan
Tempat dan Waktu Praktikum
Metode yang digunakan dalam
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorum 1
pelaksanaan kegiatan praktikum adalah pertama-
Jurusan Agroteknologi Universitas
tama menyiapkan alat dan bahan yang akan
Muhammadiyah Malang Praktikum difusi-
digunakan. Mengupas kulit kentang (Solanum
osmosis dilakukan pada pukul 09.30 sampai
tuberosum ), kemudian memotong kentang
dengan pukul 11.00 WIB.
dengan berbentuk kubus, ukuran 3x3cm
Alat dan Bahan
sebanyak 5 buah. Memasukan potongan kentang
Alat yang digunakan dalam praktikum ini kedalam larutan sukrosa 30ml dengan perlakuan
adalah cawan petri, pelubang gabus, pipa kaca 0,4 M; 0,8 M ; 1,2 M ; 1,6 M; dan 2 M. Menutup
berskala, pisau, penggaris, alat tulis dan alat botol / wadah selama 40 menit. Mengambil
dokumentasi. kentang dan menimbang berat setelah
Bahan yang digunakan adalah kentang dimasukkan dalam larutan sukrosa. Mencatat
(Solanum tuberosum), wortel (Daucus hasil dalam tabel dan membuat grafik.

2
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil Pengaruh Difusi-Osmosis Kentang (Solanum tuberosum)


6 Jam Ke… Perubahan Volume Dalam Pipa Kaca ( CM )

25% 50% 100%

Aquades Sukrosa Aquades Sukrosa Aquades Sukrosa

Jam ke-1 14 cm 17 cm 11,5 cm 11,5 cm 16,5 cm 18 cm

Jam ke-2 13,7 cm 12 cm 11 cm 11 cm 16,4 cm 2 cm

Jam ke-3 11,3 cm 11,9 cm 8,5 cm 8,5 cm 16,2 cm 1 cm

Grafik 1. Difusi Osmosis Kentang (Solanum tuberosum)

Grafik Difusi Osmosis Kentang (Solanum tuberosum)

20 18
18 cm 17.5
15.5
14 cm 15 cm
17 17,5 cm 13,5 cm
15
14 14.5
14
15 13.5 13
12.8 12.5
12
11
10 9
14,5 cm 13 cm 9 cm 17 cm 7.5 12,8 cm
6
5 3.5

0 11 cm 7,5 cm 3,5 cm 6 cm 12,5 cm


Jam ke-0 Jam ke-1 Jam Ke-2

0,5 cm 25% Sukrosa


6 cm 25% Aquadest
0,5 cm 50%cm
3,5 Sukrosa 12,5 cm
50% Aquadest 100% Sukrosa 100% Aquadest
Tabel 2. Hasil Pengaruh Difusi-Osmosis Wortel (Daucus carota)
6 Jam Perubahan Volume Dalam Pipa Kaca ( CM )
Ke.. 25% 50% 100%

Aquades Sukrosa Aquades Sukrosa Aquades Sukrosa

Jam ke-1 21,3 cm 19,4 cm 18 cm 17,5 cm 17,5 cm -

Jam ke-2 20,2 cm 18,7 cm 17,5 cm 16,3 cm 17 cm -

Jam ke-3 19,3 cm 18,2 cm 16,5 cm 15 cm 0 cm 19 cm

3
Grafik Difusi Osmosis Wortel (Daucus carota )

25
21.3 20.2
19.4 18.7 19.3
18.2
20 18
17.5 17.5
17
16.3 16.5
15
15
10
10

5
0 0 0
0
Jam ke-1 Jam ke 2 Jam Ke-3

25% Air 25% Sukrosa 50% Air


50% Sukrosa 100% Air 100% Sukrosa

Grafik 2. Difusi Osmosis Wortel (Daucus carota)


Hasil pada Tabel 1 Kentang yang direndam dengan hasil praktikum bahwa larutan sukrosa
dalam aquades mengalami difusi dimana lebih lama menyerap kedalam wortel.
kandungan air yang diluar kentang lebih besar Suhu larutan osmosis berpengaruh dalam
sehingga air cenderung masuk dan menyebabkan mengubah struktur dinding sel dan kerapatannya.
berat kentang bertambah. Kentang dan wortel Semakin tinggi konsentrasi larutan maka struktur
berperan sebagai membran. Air masuk melalui dinding sel dan kerapatannya akan semakin
membran semipermeable. Hasil ini selaras berkurang sehingga mempercepat transfer masa
dengan pernytaan Ulfa (2020) yang menyatakan pada proses difusi osmosis.
bahwa tumbuhan dapat memasukkan ion-ion Tabel 1 dan Tabel 2 dapat dilihat bahwa
yang dibutuhkan untuk mendapatkan pH yang sukrosa berfungsi sebagai pengikat air dan
tepat. molekul-molekul air. Hal ini menjadikan sukrosa
Tabel 2 mendapatkan hasil bahwa larutan lebih lambat dalam menyerap kedalam wortel.
sukrosa lebih lama menyerap kedalam wortel. Hasil praktikum ini selaras dengan pendapa
Menurut Sunarjo (2018) larutan sukrosa sulit Kartika (2015) yang menyatakan bahwa
untuk melewati umbi. Pernyataan ini dibuktikan semakinbesar persentase sukrosa semakin besar
difusi yang terjadi.
Tabel 3. Hasil pengamatan potensial kentang (Solanum tuberosum)
Kelompok Pandang potong silinder kentang (Solanum tuberosum )(cm)
0,4 M 0,8 M 1,2 M 1,6 M 2,0 M
B A B A B A B A B A
1 31,4 31,4 31,9 31,6 33 32,2 22,7 23,6 26,3 26
2 27,7 28,7 30,5 31,3 26,6 26,9 23,3 23,4 30 28,8
3 23,7 23,9 33,8 34 28,5 27,8 30,9 30,6 36,01 34,9
4 26,5 26,7 25,7 26,3 25,5 25,3 35,4 33,7 24,3 23,9
Rata-rata 27,3 27,7 30,4 30,8 28,4 28,05 28,08 27,9 29,1 28,4

4
Hasil percobaan menunjukkan rata-rata melewati membrane semipermiabel. Membrane
berat kentang (Solanum tuberosum) mengalami semipermiabel menghalangi zat terlarut masuk
penurunan, namun pada konsentrasi 0,4M kedalam jaringan, sehingga hanya air yang
kelompok 1 tidak mengalami perubahan dan masuk dan meningkatkan jumlah air didalam
beberapa sampel mengalami kenaikan. Sehingga umbi kentang. Peristiwa ini menunjukkan
data yang diperoleh dari percobaan ini tidak keseimbangan yang akan terjadi antar umbi
stabil. menurut pendapat Arlita (2013), faktor kentang dengan larutan, karena tidak akan terjadi
yang mempengaruhi besarnya serapn air kedalam difusi gula ke air. Sejalan denga pendapat Ulfa
bahan adalah luas permukaan, kandunga amilosa, (2020), yang menyatakan bahwa konsentrasi air
protein, dan suhu yang digunakan pada saat yang rendah dapat masuk ke sel kentang dan
perendaman. Mengacu pada teori tersebut, menyebabkan sel mengembang. Larutan air
kemukinan ukuran kentang pada saat masuk ke sel melalui membrane semipermiabel
pemotongan kurang sesuai sehingga kamdunga dan sel akan membengkak (turgud), sehingga
protein dan amilosa pada setiap sampel tidak menyebabkan kenaikan berat umbi kentang.
sama. Pergerakan molekul air dari potensial
Perubahan berat kentang (Solanum tinggi ke potensial rendah disebut dengan
tuberosum), terjadi karena adanya penyusutan potensial osmotic. Potensial osmotic disebabkan
jaringan karena air dalam umbi keluar. Hal ini oleh zat-zat terlarut dari tekanan hidrostatik.
menunjukkan adanya peristiwa plasmolisis sel Penambahan tekanan menyebabkan tekanan
oleh umbi kentang, dimana caira dalam sel menjadi positif sehingga bersifat isotonis. Pada
berhasil keluar. Keluarnya cairan dalam umbi percobaan ini terdapat sampel yang tidak
kentang dapat menambah total gula dari larutan mengalami perubahan berat saat dimasukkan
sukrosa yang berperan sebagai gula reduksi. kedalam larutan sukrosa, sehingga dapat
Sesuai dengan teori yang diungkap Kartika dikatakan bahwa sampel tersebut bersifat
(2015), semakin lama proses osmosis maka isotonos. Namun hasil percobaan kami
sukrosa banyak yang kontak dan masuk kedalam berbanding terbalik dengan pendapat (Yusti),
jaringan buah untuk mencari keseimbangan. dimana dalam percobaannya menunjukkan
Dimana air yang keluar dari dalam jaringan buah bahwa semakin pekat atau tinggi kandungan
akan bergantian dengan gula yang masuk molal, maka semakin berkurang panjang sampel
kedalam buah. umbi kentang. Didukun oleh pendapat Ni’mah
Kenaikan berat umbi kentang (Solanum (2012) mengatakan bahwa media sengan sukrosa
tuberosum), diakibatkan oleh penyerapan larutan banyak akan lebih pekat disbanding media
oleh umbi kentang. Menurut pendapat Yahya dengan sedikit sukrosa, sehingga kandungan
(2015), dalam proses osmosis kentang berperan molekulnya lebih banyak. Mengacu pada teori
sebagai membran atau selaput. Sehingga air yang tersebut seharusnya konsentrasi yang memiliki
berada diluar meresap melalui kentang dan molekul lebih banyak akan bergerak ke

5
konsentrasi yang kekurangan molekul. Induksi Umbi Mikro Kentang (solanum
Sementara percobaan yang dilakukan tuberosum) Kultivatur Granda Kembang
menunjukkan bahwa jumlah molal berbanding Secara in-vitro Jurnal Letera. Vol 1 (1). Hal:
lurus dengan berat kentang. Hal ini dapat 41-48
disebabkan oleh pengukuran sampel umbi Rukmana, 2014 Perbedaan Tingkat Laju
kentang yang kurang tepat atau tidak sama antar Osmosis Antara Umbi Solonum Tuberosum
sampel. Dan Doucus Carota. Jurnal Biologi
Education. Vol. 4 No.1: 160. Aceh:
KESIMPULAN
Universitas Jabal Ghofur
Hasil dari praktikum ini dapat Sumadi, R., 2011 Studi Transfer Massa pada
disimpulkan bahwa osmosis merupakan proses Proses Dehridasi Osmosis Kentang. Jurnal
perpindahan molekul-molekul pelarut dari Forum Teknik. Vol. 30 No. 2: 104.
konsentrasi pelarut tinggi ke konsentrasi pelarut Yogyakarta: Universias Gadjah Mada
rendah melalui membran selektif permiabel. Sunarjo, H., 2018 Kunci Bercocok Tanam Sayur-
Sedangkan zat pelarut akan berpindah yang Sayuran Penting di Indonesia. Bandung: PT.
mengakibatkan plasmolisis. Kentang dengan Sinar Baru
larutan sukrosa 25% lebih banyak dibanding Tanzyah, Lia L dkk. 2015. Profil Miskonsepsi
kentang dengan larutan 100% Siswa Pada Subtopik Difusi Kelas XI. Jurnal
Biologi Education. Vol. 4 No. 3: 1004-1006.
DAFTAR PUSTAKA
Surabaya: Universitas Negeri Surabaya
Arlita, Malyan Afri., dkk. 2013. Pengaruh Suhu Ulfa., dkk. 2020. Uji Osmosis pada Kentang dan
dan Konsentrasi Terhadap Penyerapan Wortel Menggunakan Larutan NaCl. Jurnal
Larutan Gula Pada Bengkuang Sainsmath. Vol 1(2). Hal: 110-11.
(Pachyrihizus erosus). Jurnal Teknik Yahya. 2015. Perbedaan Tingkat Laju Osmosis
Pertanian Lampung. Vol 2(1). Hal: 85-94. Antara Umbi Solanun tuberosum dan
Dwijosepuro, D. 2013 Pengantar Fisologi Daucus carota. Jurnal Biologi Education.
Tumbuhan. Jakarta: PT. Gramedia Vol 4(1). Hal: 196-208.
Kartika, Priskan Nur dan Nisa, Fitri C. 2015. Yustin., dkk. 2012. Potensial Osmotik Fisiologi
Studi Pembuatan Osmodehidrat Buah Nanas Tumbuhan. Laporan Praktikum Fisiologi
(Ananas comosus L. Marr): Kajian Tumbuhan. Jurusan Biologi. Fakultas Sains
Konsentrasi Gula Dalam Larutan Osmosis Dan Teknologi. Universitas Airlangga.
Dan Lama Perendaman. Jurnal Pangan Dan Surabaya.
Agroindustri. Vol 3(4). Hal: 1345-1355.
Ni’mah, Fatriyatum., dkk 2012. Pengaruh
Pemberian Berbagai Konsentrasi dan Kinetin

6
PENGARUH INTENSITAS CAHAYA DAN KLOROFIL TERHADA LAJU
FOTOSINTESIS SERTA HASIL NILAI ABSORNASI CAHAYA PADA PANJANG
GELOMBANG DARI BEBERAPA SAMPEL TANAMAN YANG BERBEDA
Herlina Dwi Rahayu
202010200311062
Herlinadwyy14@gmail.com
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Peternakan, Universirtas Muhammadiyah Malang
(University of Muhammadiyah Malang), Jl Raya Tlogomas No. 246, Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK
Tanaman adalah organisme outotrof yang dapat membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis sebagai
sumber energi untuk kebutuhan hidupnya. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fotosintesis salah
satunya adalah cahaya matahari serta klorofil yang terkandung dalam tanaman. Praktikum ini ditujukan untuk
mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap laju fotosintesis. Selain itu, agar dapat mengetahui jumlah
klorofil pada tanaman dengan menggunakan perhitungan nilai absorbansi pada panjang gelombang 649 dan 665
dengan menggunakan beberapa sampel tanaman yang berbeda. Praktikum dilakukan di Laboratorium
Agroteknologi UMM, pada bulan April tanggal 07 dan 16 2021. Terdapat 3 percobaan dalam pelaksanaan
praktikum ini. Percobaan pertama dengan menggunakan perlakuan daun terbuka dan daun yang ditutupi plastik
hitam pada tanaman Pacar air (Impatiens balsamina) sebelum diuji. Percobaan kedua yaitu pengamatan laju
fotosintesis menggunakan tanaman Hydrila (Hydrilla vercillata) dengan mengunakan substrat NaHCO3 dan
tanpa substrat dalam ruang terbuka dan tertutup. Serta percobaan ketiga yaitu perhitungan nilai absorbansi pada
daun Pepaya (Carica papaya), Pucuk Merah (Syzygium paniculatum), Puring Nuri (Codiaeum variegatum), dan
Bayam Merah (Amaranthus gangeticus) untuk mengetahui jumlah klorofil pada setiap sampel daun tanaman.
Berdasarkan hasil percobaan cahaya matahari mempengaruhi laju fotosintesis pada tanaman Pacar air, tetapi
pada tanaman Hydrilla tidak berpengaruh. Hal ini bisa dikarenakan faktor lain pada hydrila tidak mendukung,
sehingga cahaya matahari tidak bekerja optimal. Pada pengukuran absorbansi daun pepaya memiliki nilai paling
tinggi, sehingga mengandung klorofil lebih banyak dibandingkan sampel lainnya. Dari hasil percobaan tersebut
diketahui bahwa cahaya dapat berkerja dengan baik saat fotosintesis apabila faktor lainnya mendukung, serta
kandungan klorofil tinggi dapat membantu fotosintesis berjalan optimal.
Kata Kunci: Absorbansi, Autotrof, Klorofil

PENDAHULUAN dapat menghasilkan energi yang lebih besar


Tanaman merupakan jenis makhluk hidup dibandingkan energy yang terpakai. Beberapa hal
yang bersifat outotrof sehingga memiliki yang mempengaruhi laju fotosintesis yaitu
kemampuan untuk memproduksi makanannya cahaya, konsentrasi karbon dioksida, persediaan
sendiri sebagai sumber energi dan nutrisi untuk air, kandungan klorofil, penimbunan hasil
pertumbuhan serta perkembangannya. Melalui fotosintesis, suhu, resistensi daun terhadap difusi
proses fotosintesis tanaman dapat menghasilkan gas bebas, dan faktor protoplasma.
makanannya sendiri, dengan cara merubah bahan (Lupitasari.,2020).
anorganik menjadi bahan organik. Dalam proses Cahaya berperan sebagai sumber energi
fotosintesis bahan baku nutrisi dan mineral yang utama bagi tanaman karena mempengaruhi
diperoleh dikumpulkan kedalam sel-sel khusus proses metabolisme melalui fotosintesis dan
untuk menyerap sinar matahari, setelah itu respirasi. Untuk itu intensitas cahaya yang sesuai
diubah menjadi energi untuk membantu berpengaruh dalam proses fotosintesis.
memenuhi kebutuhan makanan pada tanaman. Sebagaimana pendapat Anni (2013), yang
syarat utama dalam fotosintesis ialah klorofil menyatakan produktifitas yang tinggi dapat
karena dijadikan sebagai tempat terjadinya dihasilkan jika proses fotosintesis dibantu
fotosintesis. Proses fotosintesis yang efektif dengan intensitas cahaya yang optimal. Intensitas

7
cahaya diperoleh dari cahaya matahari yang mortal-martil, pemanas, pinset, pipet ukur,
diserap oleh klorofil di daun. berdasarkan sentrifuhe, spektofotometer, tabung reaksi, alat
pendapat Yustiningsih (2019), cahaya matahari tulis, dan alat dokumentasi.
diperlukan tanaman sebagai sumber energi untuk Bahan yang digunakan dalam praktikum ini
menjalankan 2 tahapan reaksi pada fotosintesis, diantaranya daun tanaman pacar air (Impatiens
yaitu reaksi terang di tilakoid dan siklus calvin balsamina), tanaman hydrilla (Hydrilla
pada stroma. vercillata), daun papaya (Carica papaya), daun
Perbedaan intensitas cahaya matahari dan pucuk merah (Syzygium paniculatum), daun
unsur hara menyebabkan tumbuhan mengalami puring nuri (Codiaeum variegatum), daun bayam
perbedaan morfologi dan pigmen fotosintesik. merah (Amarotithus gangeticus), air, alkohol
Menurut pendapat Fauziah (2019), ada tiga 70%, alkohol 96%, aquadest, iodin, alumunium
kelompok pigmen fotosintetik yang berbeda foil, kertas timah, kertas saring, dan substrat
dalam melakukan penyerapan cahaya dan NaHCO 31%.
photoprotective pigmen di laut, yaitu klorofil, Pelaksanaa Praktikum
karotenoid dan phycobiliproteins. Klorofil dan Fotosintesis dan Klorofil
karotenoid pada umumnya digunakan sebagai Sehari sebelum praktikum dilakukan daun
biomarker kuantitatif untuk mengetahui pacar air (Impatiens balsamina) diberikan
komposisi dan biomassa. perlakuan yang berbeda, yaitu perlakuan pertama
Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui ditutupi dengan plastic hitam dan perlakuan
perana fotosintesis bagi tanaman. Dapat kedua dibiarkan terbuka. Untuk menguji klorofil
menganalisis pengaruh intensitas cahaya setiap sampel dipanaskan terlebih dahulu
matahari terhadap laju fotosintesis. Selain itu didalam air yang mendidih, kemudian dipotong
untuk memahami sifat pigmen warna pada menjadi dua bagian. Setelah itu daun dimasukkan
fotosintesis dan mengetahui spectrum warna kedalam petridish dan diberi alcohol dengan
terhadap pembentukan klorofil. Serta dapat konsentrasi 96%. Untuk menguji kandungan
membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan klorofil daun ditetesi menggunakan iodin
O2. sebanyak 2-3 tetes, kemudian diamati warnanya
BAHAN DAN METODE serta dicari perbedaan perubahan warna pada
Tempat dan Waktu setiap perlakuan yang diberikan.
Praktikum dilaksanaka di Laboratorium
Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap
Agroteknologi Universitas Muhammadiyah
Fotosintesis
Malang. Praktikum dilaksanakan pada 07 April
Praktikum ini menggunakan tanaman
dan 16 April 2021.
hydrila (Hydrilla vercillata) sebagai bahan yang
Alat dan Bahan
diuji untuk mengetahui pengaruh intensitas
Alat yang digunakan dalam praktikum ini
cahaya dalam proses fotosintesis. Terdapat 4
terdiri dari cawan petri, corong kaca, erlemeyer,
perlakuan yang digunakan, yaitu P1 tanpa cahaya
gelas beker ukuran 250ml dan 500ml, gelas ukur,

8
dan ada substrat, P2 Tanpa cahaya dan tanpa (Syzygium paniculatum), daun puring nuri
substrat, P3 terdapat cahaya dan substrat, P4 (Codiaeum variegatum), daun bayam merah
terdapat cahaya dan tanpa substrat. Tabung (Amaranthus gangeticus). Setiap sampel
erlemeyer pada setiap perlakuan diisi air sekitar dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil dan
250-500 ml, setelah itu ditambahkan substrat dipisahkan dari tulangnya. Masing-masing
NaHCO 31% kedalam tabung yang diberikan potongan daun ditimbang sebanyak 2g dan
perlakuan dengan substrat. Tanaman Hydryla dihaluskan di dalam mortal-martil. Setelah itu,
dimasukkan kedalam tabung erlemeyer dan ditambahkan alcohol dengan konsentrasi 70%
ditaruh di tempat gelap untuk perlakuan tanpa sebanyak 10 ml. campuran daun dengan alkohol
cahaya, serta ditempat terang pada perlakuan dipindahkan ke dalam tabung reasi melalui
yang menggunakan cahaya. Pengujian dilakukan penyaringan menggunakan kertas saring. Tabung
dengan menghitung gas oksigen (O 2) pada setiap reaksi ditutupi kertas alumunium dan supernatant
perlakuan selama 20 menit, selanjutnya hasilnya dimasukkan kedalam spektofotometer. Panjang
dapat dibandingkan atara setiap perlakuan. gelombang untuk absorbansi yang digunakan
dalam spektofotometer adalah 649nm dan
Fungsi Pigmen Mengabsorbsi Cahaya dan
665nm. Hasil dari absorbansi masing-masing
Panjang Gelombang
sampel ditulis dalam bentuk tabel dan
Sampel yang digunakan terdiri dari daun
dibandingkan.
papaya (Carica papaya), daun pucuk merah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Fotosintesis dan Klorofil
Tabel 1. Pengaruh intensitas cahaya dan klorofil pada saat fotosintesis
Kelompok Daun Dokumentasi Daun Terbuka Dokumentasi
Tertutup

1 15% 20%

2 10% 20%

9
3
10% 15%

4 10% 15%

Fotosintesis dipengaruhi oleh intensitas Gunawan (2012), yang menyatakan bahwa


cahaya sehingga dapat menghasilkan energi dan intensitas cahaya sangat diperlukan dalam proses
oksigen. Pengaruh intensitas cahaya dapat fotosintesis karena berhubungan dengan jumlah
diketahui setelah penambahan reagen iodium energy yang diterima tanaman untuk melakukan
pada setiap perlakuan. Hal tersebut dapat dilihat fotosintesis. Dengan meningkatkan cahaya yang
pada tabel 1, yang menunjukkan bahwa daun digunakan, tanaman dapat menunjukan laju
terbuka dapat menghasilkan warna biru setelah pertumbuhan semakin tinggi. Hal tersebut
ditetesi dengan reagen iodin. Regain iodin dikarenakan cahaya yang lebih tinggi mampu
berperan sebagai sarana identifikasi terhadap menyumbang elektron (e-) lebih banyak,
amilum pada daun pacar air (Ipatiens balsamina). sehingga dapat bergabung dengan atom H+ dan
Berdasarkan pendapat Roswanti (2013), warna O2 sebagai penghasil energy.
yang dihasilkan pada penambahan iodium (Mugammad.,2013).
merupakan wujud dari oksidasi iodium terhadap Warna biru pada perlakuan terbuka
amilum. Sedangkan pada perlakuan kedua zona menunjjukan adanya amilum yang dihasilkan
bening kekuninggan menunjukkan adanya proses sehingga proses fotosintesis berlangsung
hidrolisis amilum. optimal. Menurut pendapat Lupitasari (2020),
Perlakuan kedua, yaitu daun yang ditutupi menyatakan bahwa sebagian besar energi
cahaya matahari menunjukkan bahwa proses matahari akan diubah menjadi energi kimia, yang
fotosintesis tidak optimal karena minimnya akan digunakan dalam penyusunan zat gula.
cahaya yang diberikan. Hal itu ditunjukkan Sebagian energi juga digunakan fotolisis air H 2O
dengan persentase yang dihasilkan berkisar antar sehingga dihasilksn ion hidrogen (H+) dan O2. Ion
10-15%. Sebagaimana teori yang diungkap Hidrogen akan digabungkan denga

10
karbondioksida membentuk zat gula (CH2O)n, gelembung. Dari pernyataan tersebyt terbukti
sedagkan O2 akan dikeluarkan dalam entuk bahwa reaksi fotosintesis dapat menghasilkan O2.

Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Fotosintesis


Tabel 2. Hasil pengamatan gelembung oleh tanaman Hydrilla (Hydrilla vercillata) dengan penambahan substrat
NaHCO3
Kelompok Perlakuan Jumlah Gelombang
1 Tanpa cahaya + Substrat *
2 Tanpa cahaya + Tanpa substrat *
3 Cahaya + Substrat *
4 Cahaya + Tanpa substrat *
Keterangan:
1-50 :*
51-100 : **
101-150: ***
>151 : ****
Berdasarkan hasil praktikum yang Tetapi hasil dari praktikum kami berbanding
dilakukan cahaya belum tentu mempengaruhi terbalik dengan teori tersebut. Hal ini
laju fotosintesis pada tanaman Hydrilla (Hydrilla dikarenakan pada saat pelaksanaan praktikum
vercillata). Pada tabel 2 menunjukkan bahwa fotosintesis cahaya matahari tidak terlalu terik,
gelembung yang dihasilkan lebih banyak sehingga dapat mempengaruhi proses
perlakuan tanpa cahaya dibangdingkan perlakuan fotosintesis.
menggunakan cahaya. Dalam perlakuan pertama Selain cahaya, fotosintesis juga
gelembung yang dihasilkan sekitar 12, perlakuan dipengaruhi oleh beberapa faktor lain. Menurut
kesuan menghasilkan gelembung sekitar 55, pendapat Jenssen (2014), ada dua faktor yang
perlakuan ketiga diperoleh 12 gelembung, serta mempengaruhi fotosintesis yaitu faktor internal
perlakuan keempat menghasilkan sekitar 4 dan faktor eksternal. Menurut pendapat Fauziah
gelembung. Namun, sebagaimana yang kita (2019), menambahkan bahwa faktor eksternal
ketahui bahwa cahaya berperran penting dalam yang berpengaruh adalah cahaya, karbondoksida
proses fotosintesis, sehingga gelembung yang (CO2), air, suhu, dan mineral. Sedangkan faktor
dihasilkan seharusnya lebih banyak perlakuan internal yang dapat mempengaruhi fotosintesis
dengan cahaya daripada tanpa cahaya. Sesuai terdiri dari struktur sel, kondisi klorofil, produk
dengan pendapat Lupitasari (2020), yang fotosintesis, serta enzim-enzim dalam
menyatakan semakin tinggi intensitas cahaya fotosintesis. Dari teori-teori tersebut dapat
maka semakin banyak ATP yang terbentuk, diketahui bahwa meskipun cahaya berperan
sehingga dapat mempercepat fotosintesis dengan penting dalam fotosintesis tetapi jika faktor
menghasilkan gelembung yang paling banyak. lainnya kurang mendukung, maka cahaya tidak

11
bisa bekerja dengan optimal sehingga konsentrasi penambahan terbaik sehingga
fotosintesis berjalan lambat. Faktor lain yang mampu menghasilkan klorofil dalam skala besar.
dimaksud berupa kondisi tanaman hydrilla Mengacu pada teori tersebut dapat disimpulkan
(Hydrilla vercillata) sebagai produk fotosintesis, bahwa perana NaHCO3 sebagai substrat untuk
terperatur suhu, dan jumlah air yang diberikan. menghasilkan klorofil, sehingga laju fotosintesis
Meskipun demikian, penambahan substrat meningkat. Peningkatan laju fotosintesis dapat
NaHCO3 berpengaruh nyata terhadap laju dilihat dari gelembung oksigen (O2) yang
fotosintesis. Jumlah gelembung yang dihasilkan dihasilkan. Menurut pendapat Puspitaningrum
lebih banyak dengan penambahan NaHCO 3 (2012), menyatakan bahwa sumber oksigen
daripada tanpa cahaya. Hal tersebut terlarut berasal dari difusi oksigen yang terdapat
membuktikan bahwa NaHCO3 sebagai substrat di atmosfer dan aktivitas fotosintesis oleh
dapat mempercepat laju fotosintesis. Sesuai tanaman air. Tumbuhan air yang digunakan pada
dengan pendapat Aryanti (2016), yang praktikum ini adalah hydrilla (Hydrilla
mengungkapkan bahwa NaHCO3 merupakan vercillata).
Fungsi Pigmen Mengabsorbsi Cahaya Pada Panjang Gelombang
Tabel 3. Hail absorbansi Daun Pepaya (Carica papaya), Pucuk Merah (Syzygium paniculatum), Puring Nuri
(Codiaeum variegatum), dan Bayam Merah (Amaranthus gangeticus)
Kelompok Sampel Nilai Absorbansi

649 nm 665 nm

1 Pepaya (Carica papaya) 2,4817 2,482

2 Pucuk Merah (Syzygium 0,1907 0,191


paniculatum)

3 Puring Nuri (Codiaeum 0,9587 0,959


variegatum)

4 Bayam Merah (Amaranthus 1,2670 1,257


gangeticus)

12
Tabel 4. Perhitungan nilai absorbansi Daun Pepaya (Carica papaya), Pucuk Merah (Syzygium paniculatum),
Puring Nuri (Codiaeum variegatum), dan Bayam Merah (Amaranthus gangeticus)
Kelompok Sampel Nilai Absorbansi Total

A B

1 Pepaya (Carica papaya) 19,708808 45,16466 mg/l 34,4938 mg/l


mg/l

2 Pucuk Merah (Syzygium 1,518268 mg/l 3,46946 mg/l 2,6489 mg/l


paniculatum)

3 Puring Nuri (Codiaeum 7,626288 mg/l 17,44606 mg/l 13,3241 mg/l


variegatum)

4 Bayam Merah (Amaranthus 9,98058 mg/l 22,8774 mg/l 17,4723 mg/l


gangeticus)

13
Hasil praktikum ditunjukkan pada tabel 3 dibandingkan daerah dengan area putih dan
dan 4, tabel 3 hasil absorbansi pada gelombang merah yang struktur mesofilnya tidak
649 nm dan 665 nm sedangkan tabel 4 adalah berdiferensiasi menjadi jaringan palisade dan
hasil perhitungan absorbansi dari klorofil A, spons. Jadi perbedaan struktur daun pada setiap
klorofil B, dan klorofil total. Berdasarkan data sampel tanaman yang berbeda-beda, dapat
pada tabel 2, diperoleh bahwa daun papaya mempengaruhi jumlah klorofil pada tanaman.
(Carica papaya) memiliki nilai absorbansi yang Kandungan klorofil A dan klorofil B pada
paling tinggi dibandingkan sampel daun tanaman tanaman merupakan indicator untuk mengetahui
lainnya. Nilai absorbansi menunjukkan potensi tanaman dalam memproduksi hasil yang
kandungan klorofil yang terdapat pada tanaman. dapat dimanfaatkan manusia, (Kamagi.,2017).
Menurut pendapar Haqiqi (2018), absorbansi Menurut pendapat Sukendro (2012),
dilakukan untuk mengetahui jenis pigmen pada mengungkapkan bahwa klorofil dalam jumlah
tanaman, absorbansi terjadi saat foton masuk yang banyak mampu menangkap cahaya
bertumbukan langsung dengan atom-atom matahari dalam jumlah yang besar sehingga laju
material dan menyerahkan energinya pada atom. fotosintesis lebih cepat. Kandungan klorofil pada
Semakin besar massa daun, maka warna yang tanaman dapat ditingkatkan dengan penambahan
dihasilkan semakin pekat sehingga kandungan zat hara pada tanaman. kandungan hara yang
klorofilnya semakin banyak. Dari teori tersebut cukup dapat digunakan untuk mensintesis
dapat diketahui bahwa daun papaya memiliki klorofil pada daun. menurut pendapat Manurung
jumlah klorofil paling banyak dibandingkan daun (2020), mengungkapkan bahwa salah satu unsur
lainnya. hara yang berperan penting dalam pembentukan
Menurut pendapat Gogahu (2016), daun adalah unsur hara nitrogen. Sehingga pada
perbedaan morfologi daun dapat mempengaruhi tanaman yang kekurangan klorofil dapat
kandungan klorofil a pada daun. Selain itu diberikan unsur hara yang mengandung nitrogen,
klorofil juga dipengaruhi oleh usia tanaman, agar kandungan klorofil tercukupi. Salah satu
tanaman yang berusia sekitar 3 bulan dengan upaya yang dapat dilakukan ialah dengan
daun yang lebar umumnya memiliki jumlah memberikan pupuk daun karena mengandung
klorofil lebih banyak. Sebagaimana pendapat nitrogen yang mampu meningkatkan fotosintesis,
Hendriyani (2018), yang mengungkapkan bahwa (Isnaini.,2014).
klorofil dan kartenoid pada suatu tanaman KESIMPULAN
dipengaruhi oleh usia tanaman. Dilanjutkan Cahaya matahari dapat mempengaruhi
dengan pendapat Hasidah (2017), yang fotosintesis pada tanaman Pacar air (Ipatiens
mengungkapkan daun bercorak serta memiliki balsamina). Daun yang tidak ditutupi oleh
jaringan mesofil area hijau yang berdiferensiasi plastik hitam dapat menghasilkan warna biru
menjadi jaringan palisane dan jaringan spons setelah ditetesi reagen iodium. Dari warna
memiliki kandungan klorofil lebih tinggi tersebut dapat diketahui bahwa kandungan

14
klorofil pada daun terbuka lebih banyak 5% Anni, Ismi Alfi.,dkk. 2013. Pengaruh Naungan
dibandingkan daun yang tertutup. Namun hasil Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
percobaan fotosintesis pada tanaman Hydrilla Tanaman Bawang Daun (Allium
(Hydrilla vercillata) berbanding terbalik dengan Fistulosum L.) Di Bandungan, Jawa
Lupitasari (2020). Intensitas cahaya matahari Tengah. Jurnal Biologi. V0l 2(3).
yang semakin tinggi dapat meningkatkan laju Hal: 31-40.
fotosintesis. Namun pada hasil praktikum kami Aryanti, Nita.,dkk. 2016. Ekstraksi dan
menunjukkan bahwa pada ruangan terbuka Karakterisasi Klorofil dari Daun Suji
gelembung yang dihasilkan lebih sedikit yaitu 5- (Pleomele angustifiola) sebagai
7 gelembung daripada di ruangan tertutup. Faktor Pewarna Pangan Alami. Jurnal
internal dan eksternal yang tidak optimal Apikasi Teknologi Pangan. Vol 5(4).
membuat cahaya matahari tidak bekerja dengan Hal: 129-135.
baik saat proses fotosintesis. Tetapi pemberian Fauziah, Ana.,dkk. 2019. Hubungan Antar
substrat NaHCO3 berpengaruh nyata terhadap Ketersediaan Cahaya Matahari dan
fotosintesis, karena data yang dihasilkan dengan Konsentrasi Pigmen Fotosintetik di
pemberian substrat dapat menghasilkan Perairan Selat Bali. Jurnal Ilmu dan
gelembung lebih banyak yaitu mencapai 9-17 Teknologi Kelautan Tropis. Vol
gelembung dibandingkan tanpa pemberian 11(7). Hal: 1-22.
substrat. Perlakuan dengan substrat Gogahu, Yeini.,dkk. 2016. Konsentrasi Klorofil
menghasilkan 5 gelembung lebih banyak Pada Beberapa Varietas Tanaman
dibandingkan tanpa substrat. Pada uji klorofil Puring (Codiaeum variegatum L.).
dau Sampel daun Pepaya (Carica papaya) Jurnal MIPA Unstrat Online. Vol
memiliki nilai absorbansi paling tinggi 5(2). Hal: 76-80.
dibandingkan sampel daun Pucuk Merah Gunawan. 2012. Respon Pertumbuhan Mikroalga
(Syzygium paniculatum), Puring Nuri (Codiaeum (Tetraselmis sp.) dengan Intensitas
variegatum), dan Bayam Merah (Amaranthus Cahaya yang Berbeda. Jurnal
gangeticus). Semakin banyak nilai absorbansi Bioscientia. Vol 9(10. Hal: 55-59.
maka kandungan klorofil semakin tinggi. Hasidah.,dkk. 2017. Kandungan Pigmen
Sehingga daun papaya memiliki jumlah klorofil Klorofil, Karotenoid dan Antosianin
lebih tinggi dibandingkan sampel lainnya. Daun Caladium. Jurnal Protobiont.
Jumlah klorofil daun dipengaruhi oleh morfologi Vol 6(20. Hal: 29-37.
tanaman, usia, dan struktur daun. tanaman Haqiqi, Arghob Khofyah.,dkk. 2018. Ektraksi
dengan usia sekitar 3 bulan dan berukuran lebih Daun Pepaya (Carica papaya)
lebar umumnya memiliki jumlah klorofil lebih Sebagai Zat Pewarna Alami Pada
banyak. Kain Batik. Indonesia Journal Of
DAFTAR PUSTAKA Natural Science Education. Vol 1(1).
Hal: 13-17.

15
Hedriyani.,dkk. 2018. Kandungan Klorofil dan Tropis Ankisrtodesmus Sp. Dalam
Kartenoid Kacang Tunggak (Vigna Fotobioreeaktor. Jurnal Teknik
ungulculeta L walp) Pada Umur Lingkungan. Vol 9(2). Hal: 103-106.
Tanaman Yang Berbeda. Jurnal Puspitaningrum, Mawar.,dkk. 2012. Produksi
Biologi Tropika. Vol 1(2). Hal: 38-43. dan Konsumsi Oksigen Terlarut Oleh
Beberapa Tumbuhan Air. Jurnal
Isnaini.,dkk. 2014. Pengaruh Jenis Konsentrasi Anatomi dan Fisiologi. Vol 20(1).
Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan Hal:47-55.
dan Hasil Tanaman Terong (Solanum Roswanti. 2013. Isolasi Kapang Pendegradasi
melingena L.) Varietas Mustang FL. Amilum Pada Ampas Sagu
Jurnal Agrifor. Vol 3(1). Hal: 53-58. (Metroxylon sago) Secara In Vitro.
Jansen.,dkk. 2014. Fotosintesis di Garis Depan Jurnal Biologi Science dan Edukasi.
Kehidupan Berkelanjutan. Jurnal Vol 2(1). Hal: 20-17.
Perbatasan Kimia. Vol 2(36). Hal: 1- Sukendro, A.,dkk. 2012. Respon Pertumbuhan
22. Anakan (Shorea leprosula naiq),
Kamogi, Lidya.,dkk. 2017. Analisis Kandungan (Sherea selanica ridlex), (Sharea
Klorofil Pada Beberapa Posisi Anak ovali (korth) blume), dan (Sharea
Daun Aren (Arenga pinnata) Dengan selania (DC) blume) Terhadap
Spektofotometer UV-Vis. Jurnal Tingkat Intensitas Cahaya. Jurnal
MIPA Unstrat Online. Vol 6(2). Hal: Silvikultur Tropika. Vol 3(1). Hal: 22-
49-54. 24.
Lupitasari, Diana.,dkk. 2020. Pengaruh Cahaya Yustiningsih, Maria. 2019. Intensitas Cahaya dan
dan Suhu Berdasarka Karakter Efisiensi Fotosintesis Pada Tanaman
Fotosintesis Ceratophyllum Naungan dan Tanaman Terpapar
demersum Sebagain Agen Cahaya Langsung. Jurnal Pendidikan
Fitoremediasi. Jurnal Kartika Kimia. Biologi. Vol 4(2). Hal: 44-49.
Vol 3(1). Hal: 33-38.
Manurung, Fetriyani Soni.,dkk. 2020. Pengaruh
Pupuk Gandafil D Terhadap
Pertumbuhan, Kandungan Klorofil,
dan kartenoid Tanaman Bayam
Merah (Altemanthera amocna vass).
Jurnal Biologi Tropika. Vol 3(1).
Hal: 24-32.
Muchmmad, Amalia.,dkk. Pengaruh Intensitas
Cahaya Terhadap Penyerapan Gas
Karbondioksida Oleh Mikroalga

16
PERBANDINGAN RESISTENSI DIFUSI GAS DAN TRANSPIRASI ANTARA DAUN
KACANG PANJANG (Vigna sinensis L) DAN DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrinx)
Ahmad Naufal Kamil1, Toriq Andry Yulianto2
202010200311076, 202010200311060
naufalahmad045@gmail.com
Program Study Agroteknologi
Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang
(University of Muhammadiyah Malang), Jl. Raya Tlogomas No.246, Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK
Daun kacang panjang juga dikonsumsi dalam bentuk sayur dengan sebutan lembayung Kami menggunakan
daun kacang panjang dikarenakan daun tersebut cenderung lebar dan tipis sehingga lebih mudah dalam
melakukan pengamatan perubahan bentuk daun maupun berat daun.pratikum ini bertujuan agar pratikan dapat
mempelajari peranan resistensi stomata dan lapis batas terhadap difusi uap air agar meningkatkanpemahaman
akan.pratikum ini dilaksanakan di laboratorim Universitas Muhammdiyah Malang di laksanakan pada hari
Rabu, 28 April 2021 pada pukul 09:00-selesai Alat yang digunakan pada praktikum resistensi difusi gas dan
transpirasi adalah kertas milimeter, timbangan, kertas saring, gelas ukur, pipet, cawan petri, sprayer, alat tulis,
alat dokumentasi. bahan yang kami gunakan antara lain daun jeruk (Citrus hystrix), daun kacang panjang
(Vigna sinensis L), dan air bebas ion.dan Metode kerja dalam praktikum resistensi difusi gas dan transpirasi,
pertama menyiapkan alat dan bahan, kemudian dilanjutkan membuat replika daun kacang panjang dan daun
jeruk purut menggunakan kertas saring. mengukur luas daun menggunakan kertas millimeter, mencatat hasil
perhitungan luas daun. menimbang berat daun dan repilika daun, dan juga diberi label nomor pada sampel.
meletakkan daun kacang panjang dan daun jeruk purut pada wadah yang berisi aquades bebas ion, pada daun
replika diletakkan pada cawan petri kemudian disemprot menggunakan sprayer sampai merata. Setelah itu
mengamati berat daun dan berat replika juga suhu air setiap 15 menit sekali, sampai 30 menit. Hasil dari

17
pratikum ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan pada berat daun dan berat daun repilika itu terjadi karena
adanya penyerapan terhadap air atau difusi
Kata kunci :Difusi, Resistensi, dan Transpirasi

PENDAHULUAN resistensi stomata dan lapis batas difusi uap air,


Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L) agar meningkatkan pemahaman akan fotosintesis
telah banyak dikenal oleh masyarakat sebagai sebagai fungsi dari difusi CO2 masuk ke daun.
sayuran konsumsi. Daun kacang panjang juga
dikonsumsi dalam bentuk sayur dengan sebutan
lembayung. Daun kacang panjang ini mudah
diperoleh dan harganya murah (Nuzliati 2018).
Daun kacang panjang ini digunanakan karena
daun ini cenderung lebar dan tipis sehingga lebih BAHAN DAN METODE
mudah dalam melakukan pengamatan perubahan Tempat dan Waktu Praktikum
bentuk daun maupun berat daun. Pelaksanaan praktikum resistensi difusi gas
Jeruk purut (Citrus hystrix) merupakan salah dan transpirasi kami lakukan di laboratorium
satu tanaman hortikultura yang lazim digunakan
agroteknologi Universitas Muhammadiah
sebagai flavor alami pada berbagai produk
makanan dan minuman di Indonesia dan negara- Malang pada jam 07.30 – 08.00 tanggal 28 April
negara Asia lainnya (Lia, 2015). Namun dalam 2021.
praktikum kali ini kita memakai daun jeruk purut Alat dan Bahan
sebagai bahan untuk pengamatan resistensi difusi Alat yang digunakan pada praktikum
gas dan transpirasi yang terjadi pada daun resistensi difusi gas dan transpirasi adalah kertas
tersebut. milimeter, timbangan, kertas saring, gelas ukur,
Resistensi Difusi Gas (RDG) ialah suatu
pipet, c awan petri, sprayer, alat tulis, alat
ketahanan atau hambatan tanaman terhadap
pergerakan gas dari konsentrasi tinggi ke dokumentasi. Adapun bahan yang kami gunakan
konsentrasi rendah melalui stomata masuk ke antara lain daun jeruk (Citrus hystrix), daun
jaringan mesofil. Pori stomata merupakan tempat kacang panjang (Vigna sinensis L), dan air bebas
terjadinya pertukaran gas dan air antara atmosfer ion.
dengan sistem ruang antar sel yang berada pada
jaringan mesofil di bawah epidermis (Mulyani, Pelaksanaan Percobaan
2006 dalam hesty 2017). Stomata dapat Metode kerja yang digunakan dalam
ditemukan pada bagian permukaan tanaman
praktikum resistensi difusi gas dan transpirasi
misalnya daun dan batang, tetapi yang lebih
banyak terdapat pada daun. adalah, yang pertama menyiapkan semua alat dan
Transpirasi merupakan proses pergerakan air bahan praktikum, kemudian dilanjutkan dengan
dalam tubuh tanaman dan hilang menjadi uap air membuat replika daun kacang panjang (Vigna
ke atmosfir. Proses transpirasi dimulai dari sinensis L) dan daun jeruk purut
absorbs air tanah oleh akar tanaman yang (Citrus hystrix) menggunakan kertas saring.
kemudian ditransport melalui batang menuju Dilanjutkan dengan mengukur luas daun
daun dan dilepaskan (transpired) sebagai uap air
menggunakan kertas millimeter block dan
ke atmosfir. Laju transpirasi dipengaruhi oleh
faktor karakter vegetasi, karakter tanah, mencatat hasil perhitungan luas daun tersebut.
lingkungan serta pola budidaya tanaman. Setelah itu menimbang berat daun jeruk purut
(Prijono, 2017). Apabila laju transpirasi terlalu (Citrus hystrix) dan daun kacang panjang (Vigna
cepat dapat merugikan tumbuhan yang sinensis L) dan berat daun replika yang telah
menyebabkan jaringan kehilangan air terlalu digambar diatas kertas saring, dan juga diberi
banyak selama musim panas dan kering. label nomor pada semua sampel tersebut.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan
Dilanjutkan dengan meletakkan daun kacang
praktikum resistensi difusi gas dan transpirasi
yang bertujuan untuk mempelajari peranan panjang (Vigna sinensis L) dan daun jeruk purut

18
(Citrus hystrix) ke dalam wadah yang berisi boleh sampai menggenang. Setelah itu
aquades bebas ion, sedangkan pada daun replika mengamati berat daun dan berat replika juga
diletakkan pada cawan petri kemudian disemprot suhu air setiap 15 menit sekali, sampai rentan
menggunakan sprayer sampai merata atau tidak waktu 30 menit.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Pengamatan Berat Daun Kacang Panjang (Vigna unguiculate sinensis) dan Daun Jeruk Purut (Citrus
Hystrix)
Sampel 0 15 30
Berat Daun Kacang Jeruk Kacang Jeruk Kacang Jeruk

1 1,157 1,132 2,4 1,5 2,401 1,710


2 1,152 1,001 2,6 1,2 2,893 1,2
83
3 1,693 6,998 2,7 1,3 2,720 1,324
Berat Replika 1 0,431 0,299 1,3 1,1 1,517 1,235
2 0,434 0,284 1,4 1,0 1,595 1,488
3 0,412 0,250 1,4 0,8 1,477 0,997

Grafik Berat Kacang Panjang (Vigna unguiculata spp.)


3.5
2.893 2.7
3 2.6
2.401
2.4
2.5
2 1.517 1.595 1.693
1.3 1.4 1.477
1.4
1.5 1.157 1.152
1
0.431 0.434 0.412
0.41
0.5
0
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3

Replika 0 Menit Replika 15 Menit Replika 30 Menit


Asli 0 Menit Asli 15 Menit Asli 30 Menit

Grafik 1.
Berat daun asli dan replika daun kacang panjang (Vigna unguiculata spp.)

Grafik Berat Jeruk Purut (Citrus hystrix)


8 6.998
7
6
5
4
3
1.71 1.991
2 1.5
1.235
1.132 1.488
1.283
1.2 1.3
1.1 1 0.997
0.8
1 0.299 0.384 0.41
0.25
0
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3

Replika 0 Menit Replika 15 Menit Replika 30 Menit


Asli 0 Menit Asli 15 Menit Asli 30 Menit
Grafik 2.
Berat asli dan replikan daun jeruk purut (Citrus hystrix)

19
Tabel 1 menunjukkan berat daun asli ataupun Pada hasil percobaan berat daun terlihat
replika pada kacang panjang (Vigna unguiculata terdapat kenaikan dari menit 0, 15, sampai 30.
spp.) dan daun jeruk purut (Citrus hystrix) Berat daun hanya berubah sadikit, ini artinya
bertambah setiap waktu sehingga dalam grafik 1 daun telah jenuh, sehingga air yang berada diluar
dan 2 meningkat 1,3g. Peningkatan tersebut lingkungan daun tidak dapat masuk/tertolak
terjadi karena adanya perpindahan molekul atau untuk masuk ke dalam daun (wulandari 2014)
ion akibat gerakan acak pada tanaman dari Disisi lain, daun replika memiliki kemampuan
daerah konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. menyerap air lebih tinggi daripada daun asli,
Menurut pendapat Taluta (2017), stomata dengan tetapi daun asli mempunyai kemampuan untuk
pori lebar dapat menghasilkan produksi yang melakukan penguapan yang lebih besar daripada
tinggi, serta berkorelasi dengan bobot polong isi daun replika. Menurut Riska (2015), hal tersebut
dan bobot biji yang makin tinggi. diakibatkan karena kertas whatmann memiliki
pori-pori lebih banyak daripada daun.

Tabel 2. Pengamatan Luas Daun dan Suhu Air Kacang Panjang ( Vigna unguiculate sinensis) dan Daun Jeruk
Purut (Citrus hystrix)
Sampel Daun Kacang Daun Jeruk
Luas Daun 1 17,5cm 22cm
2 13cm 20cm
3 15,5cm 22cm

Suhu Air 1 33º c 33º c


2 33º c 33º c
3 33º c 33º c

Grafik luas daun kacang panjang (Vigna unguiculata spp.) dan


jeruk purut (Citrus hystrix)
25 22
20
20 17.5
15.5
15 13
10
5
0
kacang panjang Jeruk purut

sampel 1 sampel 2 sampel 3


Column1 Series5 Series6

Grafik 3.
Grafik luas daun kacang panjang (Vigna unguiculata spp.) dan jeruk purut (Citrus hystrix)

Berat yang dihasilkan oleh sampel daun Papuangan (2014), menyatakan bahwa daun
juga dipengaruhi oleh luas daun. Dilihat dari yang luas memiliki stomata yang banyak, dan
tabel 2 dapat diketahui bahwa semakin luas membuat laju transpirasi meningkat, sejalan
ukuran daun, maka berat daun pada tabel 1 dengan pendapat Elina (2012), bahwa
semakin meningkat. Berdasarkan pendapat

20
peningkatan laju transpirasi dapat dilakukan Peningkatan Produksi Asi Pada Ibu
dengan memperbesar celah atau jumlah stomata. Menyusui. Jurnal Riset Kesehatan. Vol.1
Hasil tabel suhu juga memperlihatkan tidak ada No.14 Hal: 5-10
perubahan sama sekali pada kedua daun, baik Khasanah, Lia Umi, 2015. Pengaruh Perlakuan
daun kacang panjang (Vigna unguiculata spp.) Pendahuluan Terhadap Karateristik Mutu
maupun Daun Jeruk (Citrus hystrix). Hal tersebut Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut (Citrus
terjadi karena faktor eksternal yaitu pengaruh hystrix). Jurnal Aplikasi Teknologi
dari suhu ruangan, mengingat gelas ukur yang Pangan. Vol.2 No.4 Hal: 48-55
dipakai untuk merendam daun sangat terbuka Merdekawati, Riska P. 2015. Jumlah dan Ukuran
sehingga suhu air di dalam gelas ukur akan Stomata pada Daun Glodokan (Polythia
tercampur dengan suhu ruangan (Nur shofia longifolia) di Jalan Tun Abdul Razak dan
2016). di Area Kampus UIN Alauddin Makasar.
KESIMPULAN Skripsi Fakultas Sains dab Teknologi. UIN
Berdasarkan data yang kami peroleh hasil Alauddin Makasar.
perlakuan di atas dapat disimpulkan bahwa daun Merdekawati, Riska P. 2015. Jumlah dan Ukuran
jeruk purut (Citrus hystrix) dan daun kacang Stomata pada Daun Glodokan (Polythia
panjang (Vigna ungviculata) mengalami proses longifolia) di Jalan Tun Abdul Razak dan
transpirasi yang sempurna karena selama di Area Kampus UIN Alauddin Makasar.
perendaman dalam aquades menunjukkan Skripsi Fakultas Sains dab Teknologi. UIN
pengurangan kadar air sekitar 1.3g. Dalam proses Alauddin Makasar.
fotosintesis, karbondioksida (CO2) direduksi Nur shofia. 2016. Pengemasan Produk Sayuran
menjadi karbohidrat atas bantuan beberapa enzim Dengan Bahan Kemas Plastik Pada
tertentu dengan menggunakan energi Penyimpanan Suhu Ruang Dan Suhu
metabolisme yang berasal dari radiasi matahari Dingin. Jurnal Pemasaran. Vol.1 No.4
pada kondisi alami. Banyaknya jumlah stomata Hal: 27-40
akan meningkatkan transparasi yang berfungsi
untuk menjaga stabilitas suhu daun, menjaga Papuangan, Nurmayana., dkk. 2014. Jumlah Dan
turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi Distribusi Stomata Pada Tanaman
optimal dan mempercepat laju pengangkutan Penghijauan Di Kota Ternate. Jurnal Bio-
unsur hara melalui pembuluh xylem. edukasi.Vol.3 No.1 Hal: 287-292
Dengan transpirasi, penguapan air tetap Prijono, Sugeng, 2016. Studi Laju Transpirasi
berlangsung dan turgor yang berlebih dapat Peltophorum dassyrachis dan Gliricidia
dicegah. Transpirasi dapat menurunkan potensial sepium Pada Sistem Budidaya Tanaman
air di dalam sel sehingga turgor menjadi tidak Pagar Serta Pengaruhnya Terhadap
terlalu tinggi, namun penutupan stomata penting Konduktivitas Hidrolik Tidak Jenuh. J-
untuk mencegah kehilangan air pada waktu PAL. Vol. 7 No. 1 Hal: 15-24
persediaan air terbatas sekaligus membatasi Taluta, Hesty., dkk, 2017. Pengukuran Panjang
pengambilan CO2 untuk fotosintesis. dan Lebar Pori Stomata Daun Beberapa
Peningkatan laju transpirasi varietas lebih rendah Varietas Tanaman Kacang Tanah (Arachis
dibandingkan dengan varietas lokal. hypogaea L.) Jurnal Mipa Unsrat Online.
Vol.2 No.6 Hal: 1-5
DAFTAR PUSTAKA Wulandari, ririn, 2014. Isolasi Identifikasi Dan
Elina, R.M, dkk., 2012. Karakterisasi Anatomi Uji Aktifitas Antibakteri Minyak Atsiri
Stomata Daun Sagu (Metroxyion sugu Daun Inggu (Ruta graveolens linn).
rotth) pada tahap anakan dan nyorong. Skripsi. Universitas Sebelas Maret
Skripsi. Fakultas MIPA Universitas Riau Surakarta
Djama, Nuzliati, 2018. Pengaruh Konsumsi
Daun Kacang Panjang Terhadap

21
22

Anda mungkin juga menyukai