Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

MATA KULIAH: FISIOLOGI TUMBUHAN

HUBUNGAN TUMBUHAN DENGAN AIR

OLEH:
NAMA : MUTIARA TRI RAMADANI
NIM : 4173141044
JURUSAN : BIOLOGI
PROGRAM : PENDIDIKAN BIOLOGI
KELOMPOK : VI (ENAM)
TGL PELAKSANAAN : 26 MARET 2020

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2020
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970 Medan

I. JUDUL PRAKTIKUM : Hubungan Tumbuhan Dengan Air


II. TUJUAN :
1. Untuk mengukur kadar air yang ada pada bagian tanaman.
2. Membandingkan kadar air organ-organ tanaman.
III. TINJAUAN TEORITIS
Kebutuhan air pada tanaman dapat dipenuhi melalui tanah dengan jalan penyerapan
oleh akar. Besarnya air yang diserap, oleh akar tanaman sangat tergantung pada kadar air
dalam tanah ditentukan oleh PF (Kemampuan partikel tanah memegang air), dan
kemampuan akar untuik menyerapnya ( Jumin, 1992).
Peranan air di dalam kehidupan tumbuhan adalah sangat penting karena lebih dari
89% berat basah jaringan tumbuhan terdiri dari air. Baik dalam proses pertumbuhan
maupun perkembangan dari tumbuhan tidak lepas atau bergantung pada pengambilan air
dan banyak hal. Banyak fungsi-fungsi tumbuhan secara langsung bergantung pada sifat air
dan senyawa-senyawa yang terlarut didalamnya. Sehingga dapat dikatan air memiliki
hubungan yang sangat erat dengan tumbuhan, karena banyak aktivitas tumbuhan
ditentukan oleh sifat air dan bahan yang larut dalam air (Salisbury dan Ross, 1995).
Pentingnya air sebagai pelarut dalam organisme hidup tampak amat jelas, misalnya
pada proses osmosis. Dalam suatu daun, volume sel dibatasi oleh dinding sel dan relatif
hanya sedikit aliran air yang dapat diakomodasikan oleh elastisitas dinding sel.
Konsekuensi tekanan hidrostatis (tekanan turgor) berkembang dalam vakuola menekan
sitoplasma melawan permukaan dalam dinding sel dan meningkatkan potensial air
vakuola. Dengan naiknya tekanan turgor, sel-sel yang berdekatan saling menekan, dengan
hasil bahwa sehelai daun yang mulanya dalam keadaan layu menjadi bertambah segar
(turgid). Pada keadaan seimbang, tekanan turgor menjadi atau mempunyai nilai maksimum
dan disini air tidak cenderung mengalir dari apoplast ke vakuola (Fitter dan Hay, 1981).
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
- Kotak karbon
- Timbangan analitik
- Oven
2. Bahan
- Daun dan ranting dari tanaman yang diukur kadar airnya (dalam keadaan segar).
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970 Medan

V. PROSEDUR KERJA
Dalam pengukuran ini dilakukan dengan cara kering:
1. Untuk keperluan ini sediakan bahan segar lebih kurang 30 gram, yang selanjutnya
dibagi menjadi 3 contoh masing-masing 10 gram.
2. Simpan masing-masing contoh dalam kotak karbon dan selanjutnya dipanaskan
dalam oven pada temperature 80˚C pemanasan dilakukan sampai berat bahan tadi
konstan. Berat yang hilang dari bahan yang dipanaskan merupakan berat air yang
dikandung bahan tersebut.
3. Persentase kadar air dari dalam tumbuhan tadi dapat dihitung terhadap berat
basahnya atau berat kering dengan cara sebagai berikut:

(%) = × 100% = ( ℎ)
atau

(%) = × 100% = ( )
4. Dari ketiga contoh yang diukur, hitung harga rata-rata % kandungan airnya pada
basis berat basah dan berat kering.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970 Medan

2. Pembahasan
Dari data yang diperoleh, maka dapat kita lihat perbandingan yang terdapat pada
berat air di dalam ranting dan di dalam daun. Pada daun banyak terdapat kandungan air
karena pada daun air sangat berperan penting dalam melakukan proses fotosintesis.
Kandungan air di daun juga dipengaruhi tebal dan luas daun, atau dalam arti kata
jumlah parenkim yang mampu menampung sejumlah air. Semakin banyak sel parenkim
daun maka kandungan airnya semakin banyak pula. Air dapat diserap dari pori di atas ke
dalam sitoplasma melalui cara osmosis melintasi membran semi-permeabel. Potensi
osmosis dalam sitoplasma tergantung pada meta-bolisme. Proses-proses seperti penyerapan
ion secara aktif, sinteisis asam organik dan sintesis gula akan menurunkan potensi osmosis
(air) dalam sel dan berakibat mening-katkan penyerapan air.
Air yang terkandung di dalam ranting juga memiliki peran penting di dalam
kehidupan tubuh tumbuhan ini yaitu untuk mengalirkan zat mineral dan unsur-unsur hara
yang dibutuhkan oleh tumbuhan, merupakam pelarut yang membawa nutrisi mineral dari
tanah ke dalam tumbuhan, merupakan medium bagi reaksi-reaksi metabolisme, merupakan
peraksi penting dalam fotosintesis dan proses-proses hidrolitik dan air penting umtuk
turgiditas, pertumbuhan sel, mempertahankan bentuk daun, operasi stomata dan pergerakan
struktur tumbuhan.
VII. SIMPULAN
1. Persentase kadar air pada berat kering organ tumbuhan lebih besar dari persentase
kadar air pada berat basah. Salah satunya pada tumbuhn Hibiscus rosasinensis
dengan kadar air BB 77 %, sedangkan kadar air BK 341%.
2. Pada daun banyak terdapat kandungan air karena pada daun air sangat berperan
penting dalam melakukan proses fotosintesis.
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970 Medan

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Fitter. A. H. dan Hay, R. K. M. (1991). Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Jumin, H. B. (1992). Ekologi Tanaman suatu Pendekatan Fisiologi. Jakarta: Rajawali
Press.
Salisbury, J.W. and Ross.1995. Fisiologi Tumbuhan jilid 2. Bandung. ITB.

Medan, 16 April 2020

ASISTEN LABORATORIUM PRAKTIKAN

Tim Asisten Mutiara Tri Ramadani

NIM. 4173141044

Anda mungkin juga menyukai