Dia bernama asli Abu Musa Jabir bin Hayyan bin Abdullah Al-Azdi. Lahir di
kota Thus (Iran) pada tahun 101 H (720 M) dan wafat di kota yang sama pada tahun
197 H (813 M).
Jabir bin Hayyan dikenal sebagai Bapak Kimia Modern. Bersama Zakaria
Razi, ia dipandang sebagai yang terbesar dalam catatan sejarah ilmu kimia. Jabir bin
Hayyan menerima pendidikan dari Raja bani Umayyah, Khalid Ibnu Yazid Ibnu
Muawiyyah dan dari Imam Ja’far Sadiq yang sangat terkenal. Dalam bukunya History
of the Arabs, Phillip K. Hitti mengakui kebesaran bangsa Arab dalam cabang ilmu
kimia ini. Hitti mengatakan : Sesudah ilmu kedokteran, astronomi, dan matematika,
bangsa Arab memberikan sumbangan yang terbesar di bidang kimia. Dalam
mempelajari ilmu kimia dan fisika lainnya, bangsa Arab memperkenalkan eksperimen
obyektif, suatu keinginan memperbaiki ketidak jelasan spekulasi Yunani.
PENEMUAN-PENEMUAN JABIR BIN HAYYAN
Di Bidang Ilmu Kimia
- Jabir menemukan sebagian alat penyajian bahan-bahan kimia dan mencampurnya
dengan peralatan yang lain. Dalam bukunya, ia banyak menerangkan tentang
perlatan ini, di antaranya terbuat dari kaca dan logam.
- Jabir berhasil memadukan asam hidroklorik (senyawa garam) dengan asam netrik.
Kemudian campuran yang dihasilkan dari perpaduan ini dikenal dengan nama “air
emas” atau “air raksa”, karena kemampuannya untuk mencairkan emas. Cara
pemaduan berikutnya adalah dengan meneteskan campuran garam makanan (clorit
sodium) dan kaca biru atau kaca ciprus. Jabir menyifati zat asam ini sebagai air
keras karena zat ini dapat mencairkan logam.
- Jabir adalah orang pertama yang mengetahui zat asam organic (kolik, limonik, dan
tatrik).
- Jabir berhasil memisahkan arsenic dan sulfite arsenic dan mampu memisahkan
antimony dari sulfat antimony.
- Jabir adalah orang yang mampu membedakan antara zat asam dengan alkalis.
Di Bidang Industri Kimia
- Jabir berhasil menemukan beberapa cara yang efektif untuk memurnikan logam
dan mencampur baja untuk keperluan industri serta menjaga besi dari karat.
- Jabir adalah orang yang merumuskan cara pembuatan tinta dari sulfite besi yang
dicampur emas, sehingga bisa mengganti air emas (yang mahal harganya) untuk
membuat tulisan dari tinta emas.
- Jabir mampu merumuskan cara-cara istimewa dalam mewarnai kulit, membuat
pernis, mengeraskan kain tenun, mengecat rambut dan beberapa keperluan sehari-
hari lainnya yang menggunakan bahan-bahan kimia.
3. AL-KINDI
Nama lengkapnya adalah Abu Yusuf Bin Ishaq Bin Ash-Shabah Bin Imran
Bin Al-Asy’ats Bin Qais. Ia lahir di Kufah pada tahun 188 H (804 M) dan wafat pada
tahun 260 H (874 M). Sedangkan menurut sumber lain, ia lahir pada tahun 186 H
(802 M) dan wafat pada tahun 260 H (874 M). Ada pula yang mengatakan, bahwa Al-
Kindi lahir pada tahun 185 H (801 M) dan wafat pada tahun 252 H (866 M).
Al-Kindi adalah seorang filsuf pertama dalam Islam dan salah satu seorang pembesar
filsafat. Dia juga seorang ilmuwan besar muslim dalam bidang kedokteran dan
pemilik salah satu pemikiran terbesar yang dikenal sepanjang peradaban manusia. Al-
Kindi adalah seorang ensiklopedis, memberikan sumbangan yang tidak ternilai
terhadap perkembangan matematika, astrologi, astronomi, fisika, optic, musik,
pengobatan, farmasi, filsafat, dan logika.
PENEMUAN-PENEMUAN AL-KINDI
Di Bidang Ilmiah
Ia adalah ilmuwan terbesar setara dengan Ibnul Haitsam dan Al-Biruni. Kumpulan
buku-buku yang dikarangnya dalam bidang filsafat, logika, dan berbagai macam ilmu
lainnya mencapai 230 buku.
Di Bidang Astronomi
Al-Kindi sangat berjasa dalam bidang pengamatan posisi bintang, planet, letak dan
dampaknya terhadap bumi. Salah satu penemuannya yang sangat menakjubkan adalah
hipotesanya tentang pasang dan surut air.
Di Bidang Fisika
Al-Kindi adalah orang yang pertama kali membuat tesis tentang biru langit. Ia
menjelaskan bahwa biru langit bukanlah warna langit itu sendiri, melainkan warna
dari pantulan cahaya lain yang berasal dari penguapan air dan butir-butir debu yang
bergantung di udara. Tesis ini mendekati penafsiran ilmiah yang benar, dan yang kita
ketahui hingga masa sekarang.
Di Bidang Ilmu Pengetahuan Alam
Dia menulis buku sebanyak 12 buku berpengaruh dalam bidang Ilmu Pengetahuan
Alam. Kitab-kitab tersebut antara lain : Kitab Ilmu Ar-Ra’diwa Al-Barqi wa Ats-Tsalji
wa Ash-Shawa’iq wa Al-Mathar, Fil Al-Bashariyyat, Risalah Fi Zarqati As-Sama,
Kitab Fi Al-Ajraam Al-Ghaishah. Kitab-kitab tersebut menafsiri tentang fenomena
alam.
Di Bidang Teknik Mesin
Dia menemukan ilmu mekanik, yaitu ilmu yang secara khusus berhubungan dengan
alat-alat, rangkaian, dan menjalankan fungsinya. Dia telah menjadi insinyur
peradaban Islam dan turut serta dalam berbagai pelaksanaan proyek-proyek
pembangunan, seperti proyek penggalian kanal untuk membuka sungai Dajlah dan
Furat.
Di Bidang Ilmu Kimia
Dia adalah penemu berbagai ilmu tentang pembuatan aroma parfum, aroma kimia
untuk membuat kaca, warna, dan besi. Sebuah tesisnya yang berhubungan dengan
pembuatan parfum adalah dia berhasil menciptakan berbagai jenis aroma dari parfum
itu, seperti pembuatan minyak kasturi, dan lain-lain. Ia juga berhasil menjelaskan
secara rinci proses kimia lainnya, seperti penyaringan dan penyulingan.
Di Bidang Matematika
Karya Al-Kindi dalam bidang matematika mencapai 43 buku. 11 diantaranya tentang
ilmu hitung dan 32 buku tentang ilmu geometri.
Di Bidang Musik
Al-Kindi memiliki 7 karya dalam bidang musik. Salah satu bukunya “Risalah Tartib
An-Nagham” berisikan tentang tinggi-rendahnya melody biola. Ilmu ini jauh berabad-
abad sudah ditemukan Al-Kindi sebelum ditemukan oleh bangsa Eropa.
Al-Kindi juga berjasa dalam bidang ilmu kedokteran, filsafat, dan logika.
Abu Bakar Ar-Razi dilahirkan di Provinsi Rayy, Iran pada tahun 240 H (854 M).
Tentang tahun wafatnya, ada dua pendapat, pendapat yang pertama (menurut Ibnu
Katsir dalam “Al-Bidayah) disebutkan bahwa Ar-Razi wafat pada tahun 311 H (923
M), sedang pendapat yang lain menyebutkan kalau Ar-Razi wafat pada tahun 364 H
(975 M).
Abu Bakar Ar-Razi atau Zakaria Ar-Razi atau di Barat lebih dikenal dengan
sebutan Rhazes merupakan dokter muslim terbesar dan guru besar Islam dalam ilmu
kedokteran bagi dunia Islam dan Eropa.
PENEMUAN-PENEMUANAR-RAZI
Di Bidang Kedokteran dan Farmasi
- Ar-Razi menemukan pengaruh faktor kejiwaan dalam mengobati berbagai
penyakit pada anggota tubuh.
- Ar-Razi merupakan pelopor dalam bidang klinik kedokteran dan orang yang
pertama kali melakukan eksperimen pengobatan kepada hewan sebelum
dipraktikan kepada manusia.
- Ar-Razi adalah orang yang mampu membedakan antara penyakit cacar biasa
dengan cacar air yang hampir serupa pada dua gejala ini.
- Ar-Razi adalah dokter yang pertama kali membedakan antara mulas di usus kecil
dengan gangguan usus besar.
- Ar-Razi adalah orang yang paling unggul dalam bidang kedokteran dan operasi
mata.
- Ar-Razi adalah orang yang pertama kali menemukan alergi (hipersensitivitas) dan
orang yang pertama kali mengamati pengaruh cahaya pada selaput mata.
- Ar-Razi berhasil menemukan benang jahit untuk operasi yang terbuat dari bahan
selaput hewan.
- Ar-Razi adalah orang yang pertama kali menjelaskan penggunaan perban gypsum
pada pengobatan patah tulang.
Beberapa Karya Ar-Razi di Bidang Kedokteran
- Kitab Al-Hawi, merupakan buku ensiklopedia kedoktean yang meliputi semua
ilmu pengetahuan kedokteran Arab, Yunani, dan India. Untuk mengetahui tentang
kebenaran buku ini, kita cukup mendengarkan komentar obyoktif seorang
orientalis Jerman, Zigrid Hunke berikut : Perpustakaan fakultas kedokteran di
Universitas Paris sejak lima ratus tahun yang lalu tidak ada buku-buku yang lain,
selain Al-Hawi.
- Kitab Ath-Thib Al-Manshuri. Dalam buku ini Ar-Razi menjelaskan tentang
anatomi tubuh manusia, termasuk anatomi kerangka manusia dan susunan urat
saraf serta anatomi pembuluh darah dan tenggorokan.
- Kitab Al-Asrar. Buku ini berisi tentang obat-obatan secara medis dan cara serta
teknik pencampurannya.
- Kitab Al-Jadari wa Al-Hishbah. Buku ini berisi penjelasan tentang penyakit cacar
dan bagaimana cara mendiagnosanya sejak dini dan membedakannya dengan
penyakit cacar air. Buku ini sudah dicetak lebih dari 40 kali dalam bahasa Inggris
pada tahun 1498 s.d 1866 M.
- Kitab Man La Yahdhuruhu Ath-Thabib. Buku ini berisi tentang pertolongan
pertama pada kecelakaan sebelum dibawa ke dokter.
- Kitab Manafi Al-Aghdziyah. Dalam buku ini dijelaskan tentang pengaruh
makanan bagi kesehatan secara umum serta bahayanya dalam keadaan mengudap
penyakit tertentu. Buku ini merupakan buku kedokteran pertama dalam bidang
makanan.
5. IBNU SINA
Dia bernama lengkap Abu Ali Al-Husin bin Abdullah bin Sina. Dilahirkan di
desa Avansa dekat provinsi Bukhara-sekarang Uzbekistan, Persia pada tahun 370 H
(980 M) dari seorang ayah asli Balkan, wafat pada tahun 428 H (1037 M) di
Hamdzan-sekarang Iran, dalam usia 58 tahun.
Ibnu Sina telah hafal Al-Qur’an dalam usia 10 tahun, dia dikenal dengan gelar
“Asy-Syaikh Ar-Ra’is”, karena kemampuan ilmunya dan ketokohannya. Oleh orang-
orang Eropa dan Barat, nama dia dikenal dengan sebutan Avicenna.
Ibnu Sina adalah ilmuwan terbesar kedua di bidang kedokteran, setelah Ar-
Razi. Dia juga dikenal sebagai filsuf terbesar muslim yang pemikirannya paling
banyak berpengaruh di Barat. Bahkan sebagian buku menyebut dia dengan gelar
“Amirul Athibba’” (pemimpim para dokter). Ibnu Sina diakui sebagai orang terbesar
yang pernah dimiliki dunia.
PENEMUAN-PENEMUAN IBNU SINA DIBIDANG KEDOKTERAN
Dalam Cara Pengobatan. Ibnu Sina adalah orang yang pertama kali menemukan cara
pengobatan bagi orang sakit dengan cara menyuntikkan obat ke bawah kulit.
Dalam Mengobati Orang yang Tercekik Kerongkongannya. Ibnu Sina membuat
penemuan dari pipa udara yang terbuat dari emas dan perak, kemudian diamasukkan
ke dalam mulut dan diteruskan ke kerongkongan untuk mengobati orang yang
tercekik dan sulit bernafas. Dia diakui sebagai orang yang pertama kali dalam sejarah
yang mampu memaparkan penyakit tenggorokan dan sebab-sebanya.
Dalam Mengobati Penyakit pada Kepala. Ibnu Sina mengetahui hakekat ilmiah
penting, bahwa tulang tempurung kepala apabila pecah tidak dapat melekat kembali
seperti tulang lainnya pada badan, melainkan ia akan tetap terpisah dan hanya terikat
dengan selaput yang kuat. Ibnu Sina adaalah orang pertama kali yang mampu
mendiagnosa secara akurat antara peradangan pada paru-paru dan pembengkakan
pada hati. Dia adalah orang yang pertama kali berhasil mengobati kram pada perut
yang disebabkan oleh faktor psikologis. Dia pulalah yang mampu membedakan antara
mulas pada ginjal dan mulas pada lambung.
Ibnu Sina adalah orang yang pertama kali menemukan cacing Ancylostoma atau yang
disebut cacing lingkar. Ini berarti Ibnu Sina telah mendahului dokter ahli dari Italia
yang menemukan cacing jenis ini, karena dokter dari Italia itu baru menemukannya
pada tahun 1838 M, atau sembilan abad setelah masa Ibnu Sina.
Ibnu Sina juga merupakan orang yang pertama kali dalam hal menemukan :
kedokteran makanan dan penyakit perut, tentang penyakit ginjal dan saluran kencing,
tentang penyakit khusus wanita, tentang penyakit saraf, tentang penyakit kejiwaan, di
bidang kedokteran mata, dalam mengobati tumor, dalam hal pembiusan, pengukuran
denyut nadi, dsb.
6. AL-BIRUNI
Abu Ar-Raihan Al-Biruni merupakan salah satu dari dua ilmuwan besar
muslim dalam bidang ilmu pengetahuan alam. Dia dilahirkan pada tahun 362 H (973
M) di salah satu pinggiran kota Kats yang merupakan pusat kota Khawarizm di Asia
Tengah. Inilah yang menyebabkan dia disebut Al-Biruni, karena Birun dalam bahasa
Persia artinya pinggiran kota. Para sejarahwan sepakat bahwa Al-Biruni wafat pada
tahun 440 H (1048 M).
Al-Biruni menguasai banyak bahasa yang umum dipakai pada saat itu, di
samping memiliki kemampuan intelektualitas yang sangat istimewa. Ini semua telah
membantunya dalam melakukan penelitian dan menulis karya-karyanya. Selain ia bisa
bahasa Arab dan Persia, Al-Biruni juga menguasai bahasa Liberia, Suryani, dan
Sangsekerta. Terakhir, dia menguasai bahasa India, sehingga banyak buku-bukunya
yang ditulis dengan bahasa India. Namun, perlu diberitahukan dengan khusus, bahwa
pada dasarnya Al-Biruni sangat menyukai bahasa Arab dan paling banyak
dipergunakan dalam menulis karya-karyanya.
PENELITIAN DAN PENEMUAN ILMIAH AL-BIRUNI
Dalam Bidang Ilmu Matematika
- Aljabar
Al-Biruni mempelajari persamaan hasil Al-Khawarizmi dalam Al-Jabar dan
memberikan penambahan padanya. Dia juga menambah kaidah-kaidah geometri.
- Geometri
Al-Biruni membuat dasar-dasar gambar pada permukaan bola, membuat rumus-
rumus matematika untuk menghitung lingkaran bumi dan diameternya yang
dikenal dengan rumus Al-Biruni, serta dapat menyelesaikan soal-soal yang
dikenal dengan sebutan soal-soal Al-Biruni, yaitu soal-soal yang tidak dapat
diselesaikan dengan penggaris dan jangka.
- Trigonometri
Al-Biruni menemukan rumus-rumus yang sesuai dengan aturan sinus, membuat
table-tabel matematika bagi sinus sudut dan bayangannya dan berhasil membahas
sudut segitiga dan membaginya secara rata.
- Kalkulus
Al-Biruni berhasil membuat rumus kalkulus yang ditemukan oleh Tsabit bin
Qurah dengnan menggunakan bukti-bukti geometris. Penemuan ini akhirnya
diklaim sebagai penemuan Issac Newton oleh orang Barat.
- Aritmatika (Ilmu Hitung)
Al-Biruni memiliki beberapa buku yang dikarangnya dalam konsep aritmatik. Dia
juga menulis tentang sejarah angka India dan perpindahannya ke Arab dan
pengembangan- nya seperti yang kita kenal sekarang.
Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan Alam (Fisika)
- Al-Biruni mengembangkan cara dan menemukan peralatan untuk menentukan
timbangan logam dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi dan mendekati cara-
cara yang ada pada masa sekarang.
- Dia menerangkan fenomena khusus yang berhubungan dengan tekanan zat cair,
gas, dan keseimbangannya. Dia juga yang menjelaskan mengapa air yang
menguap dan mata air yang naik ke atas dengan menggunakan rumus-rumus
hidrostatistik.
- Dia adalah orang paling awal yang mengatakan bahwa kecepatan cahaya melebihi
kecepatan suara.
Dalam Bidang Ilmu Pertambangan dan Geologi
Al-Biruni memperingatkan akan terjadinya dua fenomena, yaitu terbenamnya daratan
oleh air laut dan penyurutan air alut.
Dalam Bidang Ilmu Astronomi
Al-Biruni adalah orang yang pertama kali menyimpulkan adanya pergerakan titik
matahari yang terjauh dari bumi. Dia bahkan mengkritisi table-tabel astronomi yang
dibuat sebelumnya dan memperbaikinya.
7. AL-HASAN BIN AL-HAITSAM (IBNU HAITSAM)
8. IBNUL BAITHAR
Nama lengkap dia adalah Abu Muhammad Abdullah bin Ahmad Al-Baithar
Dhiauddin Al-Maliqi Al-Andalusi. Lahir pada tahun 589 H (1193 M) di sebuah
perkampungan bernama Malaga yang terletak di sebelah selatan Andulusia, dan wafat
pada tahun 646 H (1248 M) di kota Damaskus, Syiria dalam usianya ke lima puluh
sembilan.
Karya utama Al-Baithar adalah Kitab AlJami fi Adwiya Al-Mufrada. Kitab ini
merupakan sebuah karya botanical terkemuka dalam bahasa Arab. Berisi kumpulan
ramuan obat-obatan. Buku ini pada hakikatnya, adalah yang terpenting selama
seluruh periode dari Dioscorides sampai abad ke-16. Buku ini adalah suatu karya
ensiklopedi tentang ramuan obat-obatan. Mengungkapkan lebih dari 1.400 obat-
obatan medical.
Karya monumental Al-Baithar yang kedua adalah Kitab Al-Mughani fil Adwiya Al-
Mufrada. Merupakan sebuah materia medica-pengajaran tentang obat-obatan dan
khasiatnya. Buku ini berisi 20 bab, termasuk yang menguaraikan ramuan untuk sakit
kepala, telinga, mata, untuk kosmetika, ramuan untuk demam, penangkal racun, dan
ramuan obat-obatan yang paling sederhana.
9. IBNU RUSYD
Nama lengkapnya adalah Abu Al-Walid Muhammad bin Abu Qasim bin Abu
Al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusyd. Dikalangan orang Barat ia lebih dikenal
dengan sebutan Averroes. Lahir pada tahun 520 H (1126 M), dan wafat pada tahun
595 H (1198 M). Dia mendapatkan gelar “Asy-Syarih Al-A’zham” atau penerjemah
besar. Oleh Sarton (sejarawan ilmu), ia pernah dipuji dengan penilaian sebagai berikut
: Ketenaran Ibnu Rusyd dalam filsafat hamper menutupi penemuan dan prestasinya di
dunia kedokteran. Padahal, sebenarnya ia adalah seorang dokter ternama pada
masanya. Ibnu Rusyd dikenal sebagai bintang intelektual muslim berkebangsaan
Spanyol yang paling cemerlang selama abad-abad pertengahan.