Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam bab ini akan diuraiakan bahwa Laporan akuntan disusun setelah
akuntan menyelesaikan pekerjaan lapangan audit (field works). Ada
dua bentuk utama laporan akuntan: laporan akuntan bentuk pendek dan
laporan akuntan bentuk panjang. Dalam bab ini juga akan
menjelaskan bagaiman akuntan merumuskan pendapatnya dan
menuangkannya dalam laporan akuntan. Dan diuraikan sejarah cara
pengunkapan akuntan dalam pernyataan akuntan dan berbagai variasi
laporan akntan bentuk pendek. Dalam bab ini menjelaskan unsur-unsur
penting dalam bagian pertama laporan akuntan bentuk pendek yang
memerlukan pertimbangan akuntan. Dan menjelaskan tentang
1. pengaruh materialitas terhadap pendapat akuntan
2. pembatasan terhadap luas pemeriksaan akuntan
3. penyimpangan dari prinsip akuntasi yang lazim
4. akibat adanya ketidakpastian terhadap pendapat akuntan
5. laporan akuntansi yang meliputi dua periode akuntansi
6. penerapan prinsip akuntansi yang lazim yang tidak konsisten
dengan tahun sebelumnya
BAB II
PEMBAHASAN

A. Laporan akuntan bentuk pendek (short-form audit report)


Laporan akuntan ini disusun setelah akuntan menyelesaikan pekerjaan
lapangan (audit field works). Ada dua bentuk utama laporan akuntan : laporan
akuntan bentuk pendek dan laporan bentuk panjang. Isi laporan bentuk pendek
dibagi menjadi tiga bagian : 1) pernyataan pendapat akuntan, 2) laporan keuangan
yang telah diperiksa oleh akuntan (audited financial statements), dan 3) penjelasan
laporan keuangan ( notes tofinancial statements). Unsur penting dalam bagian
pertama laporan akuntan bentuk pendek memperlukan pertimbangan akuntan
adalah
1. Tanggal laporan
Dalam penugasan umum tanggal yang dicantumkan pernyataan
pendapatan akuntan adaalah tanggal selesainya pekerjaan lapangan.
Tujuan akuntan menggunakan tanggal ganda dalam laporan akuntan
adalaah :
1) Memungkinkan akuntan menyisipkan informasi penting dalam
laporan keuangan klien yang diketahui setelah selesainya pekerjaan
lapamgan.
2) Untuk memberitahu pemakai laporan akuntan bahwa akuntan
hanya bertanggung jawab atas peristiwa yang terjadi setelah
tanggal nerca sampai dengan tanggal selesainya pekerjaan
lapangan.
2. Alamat
Laporan akuntan ditujukan kepada pemberi tugas. Dalam penugasan
umum, biasanya pemberi tugas pemeriksaan adalah direksi perusahaan
atau dewan komisaris.
3. Alinea luaas pemeriksaan
Dalam alinea ini akuntan mencatumkan jenis laporan keuangan yang
menjadi objek pemeriksaanya dan secara garis besar menjelaskan apa
yang telah dilakukanya dalam pemeriksaan terhadap laporan keuangan
tersebut.
Bahwa akuntan telah melaksanakan pemeriksaaanya sesuai dengan norma
pemeriksaan akuntan, maka secara implist akuntan menyatakan bahwa:
1) Akuntan adalah terlatih dan ahli daalam pemeriksaan akuntan
2) Akuntan adalah bersikap bebas dari klien
3) Akuntan telah menjalankan kemahiran jabatnnya dengan seksam
4) Pekerjaan pemeriksaan telah direncanakn dan diawasi pelaksanaanya
5) Pengendalian intern telah dipeljari dan dinilai
6) Telah diperoleh bukti dalam jumlah cukup dan kompoten

4. Alinea pendapat
Dalam alinea ini akuntan menyatakan pendapat atas laporan keuangan
yang diperiksanya. dalam merumuskan alinea pendapat ini akuntan
berpedoman pada empat norma pelaporan yang terdapat dalam norma
pemeriksaaan akuntan berikut ini :
1. Laporan akuntan harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntan indonesia.
2. Laporan akuntan harus menyatakan apakah prinsip akuntansi tersebut
dalam periode berjalan telah dilaksanakan secara konsisten
dibandingkan dengan periode sebelumnya.
3. Pengunkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan akuntan.
4. Laporan akuntan harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan
5. Tanda tangan akuntan
Tanda tangan yang dicantumkan dalm pernyataan pendapat
akuntan menunjukkan pengesahan oleh akuntan publik atas laporan akuntan
yang bersangkutan.

B. SEJARAH PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB AKUNTAN


DALAM PERNYATAAN PENDAPAT AKUNTAN
Tanggung jawab profesi akuntan publik berkembang sesuai tuntutan
kebutuhan pemakai jas profesi twesebut. Profesi akuntan diindonesia
menggunakan prinsip akuntansi norma pemriksaan akuntan, dan kode etik yang
diambil dan generally acepted , accounting principples, generally acepted auditing
standards, dan profeesional ethics yang dikembangkan oleh american institute of
certified public accounting ants.
1. Tanggung jawab akuntan publik terbatas kepada pemberi tugas
Sejarah perkembangan tangggung jawab akuntan publik di U.S.A dapat
ditelusuri kembali pada tahun 1915. Pada saat itu perushaan-perusahaan di
U.S.A Membentuk perusahaan perseorangan dan umumnya merupakan
perusahaan kepemilik memegang pimpinan perusahaan .
2. Tanggung jawab akuntan publik kepada pihak ketiga
Dalam tahun 1920 an di U.S.A terjadi banyak perubhan dalam dunia bisnis
banyak perusahaan yang mulai menjual sahamnya
kemasyarakat.perusahaan-perusahaan berkembang menjadi besar sehingga
tidak memungkinkan akuntan untuk melakukan pemeriksaan terhadap
semua transaksi perusahaan.
Tanggung jawab akuntan publik mulai berkembang tidak hanya terbatas
kepada pemberi tugas (klienya), tetapi mulai meluas kepihak ketiga ,
terutama kepada investor luar.
3. Perkara ultramares
Terjadinya perkara pengadilan ultramares ini merupakan tonggak sejarah
bagi profesi akuntan publik di U.S.A , yang menyebabkan meluasnya
tanggung jawab akuntan publik yang semula terbatas kepda kliennya saja,
menjadi berkembang kepada pihak ketiga , diluar akuntan publik dan
klienya yang menandatangani kontrak kerja.
Dalam periode tahun 1990-1930 jumlah investor dalam saham
peersroan terbatas dan obligasi di U.S.A , Meningkat secara dratis. Para
investor dan kerditor tersebut mendasarkan keputusan-keputusan
investasinya atas dasar inforrmasi yang disajikan oleh manajamen dalam
laporan keuangan.
4. Perkara McKesson & Robbins
Perkara McKesson & robbins timbul pada tahun 1939. Perusahaan
dipimpin oleh seorang presiden yang mempunyai reputasi jelek dalam
dunia bisnis. Laporan keuangan tahun 1937 diperiksa oleh kantor akuntan
publik pricee waterhouse.
Sebagai akibat perkara McKesson & Robbins ini A.I.A dan S.E.C
kemudian mengeluarkan pernyataan bahwa prosedur pemeriksaan yang
dilakukan oleh price waterhouse (yang berdasarkan pada norma
pemeriksaan akuntan pada saat itu) adalah kurang memadai. A.I. A
kemudian menjawab perkara tesebut dengan melakukan berbagai tindakan
perbaikan yang mencakup empat hal : 1) perluasan prosedur pemeriksaan
terhadap persediaan , 2) perusahaan prosedur pemeriksaan terhadap
piutang, 3) penunjukan akuntan publik, 4) perbaikan isi laporan akuntan.
5. Norma pemeriksaan
Sampai dengan tahun 1947, profesi akuntan publik di U.S.A belum
memiliki norma pemeriksaan akuntan yang formal sebagi pedoman bagi
akuntan publik dalam pemeriksaan laporan keuangan klien.
6. Tanggung jawab akuntan publik deteksi kecurangan
Sampai dengan akhir 1988 profesi akuntan publik di U.S.A tetap menolak
bertanggung jawab atas deteksi terjadinya kecurangan yang berakibat
material terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.
Dalam penugasa umum, menurut AICPA, pemriksaan akuntan publik
terhadap laporan klienya tidak ditujukan untuk menemukan adanya
kecurangan yang dilakuakan oleh manajemen.
Hasil penyelidikan yang dilakukan oleh komisi-komisi yang dibentuk
congress adalah sebagai berikut:
1. Akuntan pemeriksaan tidak independen, baik dalam penampilan
maupun sikap mental ,dari manajemen perusahaan yang
memperkerjakannya dan membayar honorariumnya.
2. Prinsip akuntansi teerdiri dari kumpulan dari praktik-praktik alternatif,
sehingga tidak ada keseragaman dalam pelaporan kejadian ekonomi
yang sama.
a. Pengaruh materialitas terhadap pendapat akuntan
Informasi tidak materials biasanya diabaikan oleh akuntan dan dianggap
tidak pernah ada. Tetapi jika informasi tersebut melampui batas
materialitas, pendapat akuntan akan terepengaruh.
Informasi yang material diabagi menjadi dua: 1) informasi yang
kurang materila dan 2) informasi yang sangat material. Informasi yang
kurang material adalah informasi yang penting yang memerlukan
penjelasan dalam laporan akuntan yang berisi pendapat wajar dengan
pengecualian. Informasi ini tidak diabaikan begitu saja. Informasi yang
sangat material adalah informasi yang sangat penting mempunyai dampak
besar terhadap pendapatan akuntan atas laporan keuangan yang
diperiksanya.
b. Pembatasan terhadap luas pemeriksaan akuntan
Pembatasan terhadap luas pemeriksaan akuntan mempunyai
akibatbterhadap jumlah dan kompetensi bukti yang dapat dikumpulkan
oleh akuntan. Jika pembatasan tersebut dapat diatasi oleh akuntan dengan
menempuh prosedur pemeriksaan alternatif, akuntan tidak perlu
mencatumkan pengecualian dalam alinea luas pemeriksaan dan akuntan
dapat memberikan pendapat wajar tanpa syarat. Sebagai contoh , jika
akuntan tidak diperbolehkan oleh klien untuk mengirim surat konfirmasi
kepada debitur, tetapi akuntan dapat membuktikan adanya piutang kepada
debitur tersebut melalui prosedur pemeriksaan terhadap penerimaan kas
setelah tanggal neraca dari para debitur tersebut, maka akuntan telah dapat
menempuh prosedur pemeriksaan alternatif untuk menggntikan prosedur
pemeriksaan yang diharuskan oleh norma pemeriksaan akuntan.
c. Penyimpangan dari prinsip akuntasi yang lazim
Penyimpangan dari prinsip akuntansi yang lazim dapat
mengakibatakan akuntansi meberikan pendapat wajar syarat jika akibat
penyimpangan tersebut material , atau dapat mengakibatkan akuntan
meberikan pendapat tidak wajar jika akibat penyimpangan tersebut
merembas ke hampir semua informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan.
d. Akibat adanya ketidakpastian terhadap pendapat akuntan
Ketidakpastian adalah: 1) pengenaan pajak dan hasil pemeriksaan
yang dilakukan oleh kantor pelayana pajak, 2) keputusan pengadilan,
3) kerugian akibat dihentikannya kegiatan atau usaha klien, dan 4)
kemampuan perusahaan klien sebgai suatu going concern.
Umumnya ketidakpastian mengakibtakan akuntan memberikan
pendapat wajar dengan syarat jika ketidakpastian tersebut mempunyai
akibat yang merembes kesemmua informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan , akuntan akan menolak untuk meberikan pendapat.
e. Penerapan prinsip akuntansi yang lazim yang tidak konsisten dengan
tahun sebelumnya
Menurut norma pelaporan yang kedua , akuntan harus
menyebutkan dalam laporan akuntan apaakah dklien menerpakan
dengan konsisten prinsip akuntansi yang lazimdalam penyusunan
laporan keuangan.konsisten penerpan prinsip akuntansi yang diamati
oleh akuntan ini meliputi periode yang diperiksa dengan periode
sebelumnya. Tujuan prinsip akuntan ini adalah 1) untuk meberikan
jaminan bahwa perbandingan laporan keuangan antara periode tidak
dipengaruhi dalam jumlah material oleh perubhan dalam prinsip
akuntansi , yang tidak hanya meliputi prinsip dan praktik akuntansi
tetapi juga dalam metode penerapannya, atau 2) Jika perbandingan
laporan keuangan antaraperiode tersebut dipengaruhi dalam jumlah
material oleh perubhan tersebut, akuntan berkewajiban untuk
melaporkan akibat perubhan tersebut terhadap laporan keuangan yang
diperiksanya.

Dalam menilai suatu perubhan dalam penerapan prinsip akuntansi,


akuntansi harus memperoleh informasi mengenai alasan mengapa klien
mengubah penerapan prinsip akuntansi tersebut. Jika perubahan tersebut
mengkibatkan penyajian laporan keuangan lebih wajar , maka akuntan
yang menghilangkan kata-kata konsistens dari alineapendapatnya. Tetapi
jika perubhan tersebut ditujukan untuk misalnya menyajikan laba lebih
tinggi dari jumlah yang seharusnya , dalam hal ini akuntan harus
menyatakan ketidaksetujuan terhadap perubhan tersebut dalam laporan
akuntan.
f. Laporan akuntansi yang meliputi dua periode akuntansi
Lapoan akuntansi meliputi dua periode akuntansi yaitu:
1. Laporan keuangan klien tahun sebelumnya diperiksa oleh akuntan
publik lain
2. Laporan akuntan sebagian didasarkan atas pemeriksaan yang
dilakukan oleh akuntan publik Lain.
Isi laporan akuntan bentuk pendek yaitu :
1. Pernyataan pendapat akuntan
2. Laporan keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan (Audited financial
statements).
3. Penjelasan alaporan keuangan.

C. LAPORAN AKUNTAN BENTUK PANJANG (LONG-FORM AUDIT


REPORTY)
Laporan akuntan bentuk panjan merupakan perluasan dari laporan akuntan
bentu pendek. isi laporan akuntan bentuk panjang adalah sebagai berikut :
1. Pernyataan pendapat akuntan.
2. Laporan keuangan yang telah diperiksa akuntan , yang biasanya terdiri
dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba yang ditahan, dan laporan
perubahan posisi keuangan.
3. Penjelasan laporan keuangan.
4. Daftar rincian unsur-unsur tertentu yang dicantumkan dalam
laporankeungan seperti (misalnya daftar umur piutang )
5. Data statistik ( misalnya distribusi penjualan kepada pelanggan besar
dsn pelsnggsn kecil, kepada pemerintah dan swasta).
6. Komentar yang bersifat penjelasan (misalnya penjelasan mengenai
metode akuntansi , penjelasan mengenaai kebijakan pemberian kredit,
penjelasan mengenai transaksi antar pihak intern perushaan).
7. Penjelasan mengenai luas pemeriksaan (misalnya mengenai jumlah
surat konfirmasi piutang yang dikirmkan, diterima jawabanya, dan
jumlah yang berisi kesalahan dan yang tidak baik).
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Laporan akuntan ini bahwa akuntan menyelesaikan pekerjaan lapangan
(audit field works). Ada dua bentuk utama laporan akuntan : laporan
akuntan bentuk pendek dan laporan bentuk panjang. Isi laporan bentuk
pendek dibagi menjadi tiga bagian : 1) pernyataan pendapat akuntan, 2)
laporan keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan (audited financial
statements), dan 3) penjelasan laporan keuangan ( notes tofinancial
statements). Dan Laporan akuntan bentuk panjang merupakan perluasan
dari laporan akuntan bentu pendek

Anda mungkin juga menyukai