Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KELOMPOK 4

MAKALAH
“BAB 12 : PEMROSESAN FILE DAN KONSEP MANAJEMEN
DATA”

PROGRAM STUDI
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

DISUSUN OLEH :

CITRA AYU MUSTIKA RINI B1C1 16 186


EKA TRISAKTIANI B1C1 16 206
SYARIFA SYAWATI B1C1 16 177
ANDI MUH NUR JIHAD. K B1C1 14 162
MUHAMAD ICHSAN B1C1 16 196
LA ODE MUHAMMAD B1C1 16 187

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
1
DAFTAR ISI

Daftar Isi............................................................................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Mengenal Berbagai Istilah.................................................................................... 2


2.2. Sistem Manajemen Database dan Arsitekturnya.................................................... 5
2.3. Sistem Manajemen Database dan Database dalam Praktik....................................... 11

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan.......................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem manajemen database (DBMS) merupakan program perangkat lunak yang memasukkan
sebuahdata definition language (DDL), data manipulation language (DML), dan data query
language (DQL). Administrator database menggunakan DDL untuk menentukan beragam field dan
record dan untuk membuat sebuah kamus data. Sekali data telah dimasukkan dalam database, para
pengguna dapat memanipulasi record dan field dengan DML dan kemudian melihat data dan
mengekstrak laporan dengan DQL. DBMS meyediakan standarisasi, integrasi, fleksibilitas, dan
keamanan. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul “Pemrosesan File dan Konsep Manajemen
Data” yang didalamnya banyak memuat system manajemen database yang sangat vital perannya
dalam menjaga keamanan suatu data di perusahaan yang pasti sangat banyak dan beragam. Semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi pengguna.
Dalam makalah ini ada beberapa point yang akan dijelaskan antara lain:

 Mengenal Berbagai Istilah


 Sistem Manajemen Database dan Arsitekturnya
 Sistem Manajemen Database dan Database dalam Praktik

3
BAB II
PEMBAHASAN
Pemrosesan File dan Konsep Manajemen Data

2.1 Mengenal Berbagai Istilah

2.1.1. Field, Item Data, Atribut, dan Elemen

Istilah field, item data, atribut, dan elemen sering digunakan bergantian untuk
menggambarkan bagian terkecil dalam data yang akan disimpan dan dimunculkan kembali dalam
sebuah sistem informasi. Jika hanya beberapa bagian field yang dibutuhkan oleh pengguna, field
tersebut harus dibagi ke dalam beberapa item data. Contoh field mencakup beberapa item berikut :

 Nama pelanggan
 Nomor jaminan sosial karyawan
 Nomor pesanan penjualan
 Nomor rekening pelanggan

Sebuah field biasanya secara logika diasosiasikan dengan field lainnya atau sebuah
pengelompokan logis field yang disebut record. Record adalah kelompokm item data yang terkait
dengan entitas tertentu seperti seorang pelanggan, karyawan, vendor, tagihan, dan sebagainya.
Struktur record dapat dituliskan sebagai berikut:

RECORD-NAME (FIELD 1, FIELD 2, …….., FIELD N)

RECORD-NAME adalah nama record seperti VENDOR atau EMPLOYEE. Entri yang berada dalam
kurung ialah nama-nama field individual dalam record tersebut. Berikut contohnya:

CUSTOMER (ACCOUNT_NUMBER, NAME, ADDRESS, ACCOUNT_BALANCE)


EMPLOYEE (NAME, SSN, AGE)
PURCHASE_ORDER (PO_#, DATE, AMOUNT, VENDOR, QUANTITY, PRICE)

2.1.2. Data Occurance

Struktur record memiliki occurance, yang disebut juga instance. Record occurance
merupakan satu set khusus nilai data untuk record tersebut. Sebagai contoh, untuk record adalah:

EMPLOYEE (NAME, NUMBER, AGE)

Sedangkan untuk occurance adalah sebagai berikut:

EMPLOYEE (Brown, 111222333, 33)


Dan sebuah occurance untuk record CUSTOMER akan tampak sebagai berikut:

CUSTOMER (12122, ABC Hardware, 222 West Street, $ 1,050)

4
2.1.3. Fixed-Length Record dan Variable-Length Record

Record dalam sebuah file dapat memiliki panjang data yang bersifat tetap atau variabel.
Dalam sebuahfixed-length record, baik jumlah field dan panjangnya (ukuran karakter) tiap field
sudah tetap/tertentu. Kelemahan fixed-length record ialah tiap field harus cukup besar untuk memuat
perkiraan entri yang paling maksimum dalam field tersebut. Dalam variable-length record lebar field
dapat disesuaikan untuk tiap data occurance. Jumlah field dapat bervariasi dari satu data occurance
dengan data occurance yang lain.

Akhir sebuah variable-length record harus ditandai dengan sebuah symbol khusus atau field
record-length yang berisi record itu sendiri. Variable-length record mampu menggunakan secara
efisien ruang penyimpanan yang tersedia. Salah satu pendekatan dalam variable-length record yang
tidak membutuhkan dukungan pemrograman system untuk struktur variable-lengthnya adalah dengan
menggunakan fixed-length trailer record. Trailer record ialah sebuah ekstensi atau perluasan master
record. Trailer record sendiri dapat ditulis dengan segera setelah sebuah master record selesai
dikerjakan, misalnya master record biasanya hanya berisi informasi umum untuk seluruh rekening dan
nomor tagihan yang cukup untuk seluruh rekening yang ada, sementara trailer record mampu memuat
lebih banyak tagihan di dalamnya.

Terdapat dua alasan mengapa menggunakan variable-length record:


1. Variable length karena panjang field yang variabel
Nama Umur Field lain

Nama Umur Field lain

2. Variable length karena field yang berbeda


A B C D E

A C E

Terdapat dua metode untuk menentukan variable length:


1. Menggunakan panjang field
2. Menggunakan karakter akhir

Sebagai contoh, sebuah perusahaan manufaktur menyimpan ratusan komponen mesin sebagai
persediaan bahan bakunya. Mereka membeli setiap komponen persediaan tersebut dari salah satu
pemasoknya dan kemudian menyimpannya di salah satu gudangnya. Setiap komponen dapat dibeli
dari satu atau lebih pemasok dan disimpan si satu atau lebih gudang perusahaan. Berikut field data
yang berisi persediaan komponen mesin tersebut:

PART_NO nomor komponen mesin


PNAME nama komponen mesin
TYPE jenis komponen mesin
COST biaya standar per unit komponen mesin

5
PVEND nama vendor darimana komponen mesin tersebut dibeli
WARSHE gudang tempat komponen mesin tersebut disimpan
LOC dua digit terakhir

Untuk kasus dua pemasok, diperlukan format record seperti berikut (misalkan hanya terdapat
satu lokasi penyimpanan):

PART ( PART_NO, PNAME, TYPE, COST, PVEND#1, WARSHE, LOC#1, PVEND#2,


WARSHE#2, LOC#1 ).

Record ini bahkan perlu lebih panjang lagi bila kemudian terdapat tiga pemasok sehingga
panjang record akan tergantung pada jumlah pemasok dan lokasi penyimpanan untuk komponjen
mesin. Record jenis tersebut akan menjadi variable-length record.

Variable-Length Record
NAMA RECORD SUPPLIER LOCATION
(Repeated group (Repeated group 2)
1)
PART (PARTJMO, PVEND # 01 WARSHE # 01, LOG # 01
PNAME, TYPE, PVEND # 02 WARSHE # 02, LOG # 02
COST, PVEND # 03 WARSHE # 03, LOG # 03
PVEND # 04 WARSHE # 04, LOG # 04
· ·
· ·
· ·
PVEND # 99 WARSHE # 99, LOG # 99

Repeated Group adalah kelompok-kelompok field terkait yang berulang kali disimpan dalam
variable-length record. Dalam beberapa kasus kita cukup menyebut repeated groups
sebagai segmen atau kelompok, atau bahkan node. Segmen dapat diringkas dengan cara yang sama
seperti record. Sebagai contoh:

PART (PART_NO, PNAME, TYPE, COST)


SUPPLIER (PVEND)
LOCATION (WARSHE, LOC)

Supplier dan location merupakan repeated groups yang menjadi milik part. PART
digambarkan sebagaiparent dari SUUPLIER dan LOCATION karena setiap instance PART dapat
dilakukan di lebih dari satu pemasok atau lokasi. Jadi record dan segmen pada dasarnya adalah sama.
Keduanya merupakan kumpulan field. Kenyataannya, tidak salah jika menganggap bahwa segmen
adalah record selama ia tetap diingat sebagai segmen, yang walaupun tidak seperti record di mana
segmen memiliki parent dan children.

2.1.4. Record Key dan Urutan File

Key atau record key ialah item data atau kombinasi item data yang secara unik
mengidentifikasi sebuah record tertentu dalam sebuah file. Perhatikanlah sebuah file yang memuat
record berikut ini :

6
PART ( PART_NO, WARSHE )

Dengan PART_NO sebagai nomor komponen mesin dan WARSHE sebagai nomor gudang
yang terkait dengan lokasi gedung. Selanjutnya, file tersebut memuat empat record sebagai berikut:

PART (101, 1)
PART (102, 2)
PART (103, 1)
PART (106, 1)

Dalam contoh ini, PART_NO ialah key yang digunakan untuk mengidentifikasi secara khusus
record maupun dari keempat record yang ada. Field pertama (PART_NO) disebut sort key primer
(primary key), yaitu field yang digunakan untuk mengurutkan record dalam sebuah file. Namun
demikian hal ini tidak berlaku bagi WARSHE. Sebagai contoh, menentukan nilai 1 untuk WARSHE
tidak secara unik mengidentifikasi suatu record tertentu, sebaliknya ia akan mengidentifikasi tiga
record yaitu record pertama, ketiga dan keempat. Field yang kedua (WARSHE) disebut sort key
sekunder (secondary key) yang digunakan untuk menentukan posisi relative di antara satu set record
yang ada ketika primary key memiliki nilai yang sama untuk setiap record pada set tersebut. Dalam
beberapa kasus, barangkali perlu mengombonasikan field untuk menghasilkan sebuah key agar dapat
mengidentifikasi sebuah record individu secara tepat. Sebagai contoh, menambahkan nilai WARSHE
ke dalam nilai PART_NO akan menghasilkan nilai kunci 1011, 1022, 1031, 1061 untuk masing-
masing record.

2.2 Sistem Manajemen Database dan Arsitekturnya

Terdapat tiga tingkat arsitektur yang terkait dengan database dan system manajemen
database: tingkat konseptual, tingkat logika, dan tingkat fisik.

2.2.1. Arsitektur Konseptual

Tidak ada satu pun pendekatan standart untuk mengembangkan sebuah model data konseptual
untuk sebuah system tertentu. Model data entity-relationship (E-R) merupakan salah satu
pendekatan paling popular. Dalam model E-R istilah entitas lebih banyak digunakan daripada istilah
segmen, dan istilkah atribut digunakan untuk menjelaskan field individual atau item data tertentu. Bila
ditinjau secara grafis, model E-R menggunakan kotak segiempat untuk entitas, elips untuk atribut, dan
kotak belah ketupat untuk menggambarkan hubungan/relasi.

Metode konseptual lainnya yang biasa digunakan yaitu teknik pemodelan berorientasi
objek (OMT). Pekerjaan ini dilakukan dengan mengamati komponen-komponen dalam system yang
sedang dibuat modelnya sebagai kelas-kelas objek. Dalam metode ini sebuah kelas objek adalah
sebuah segmen dan sebuahobjek adalah sebuah kejadian tertentu. Seperti halnya dalam model E-R,
OMT menentukan hubungan antar segmen. Hal paling mendasar dalam hubungan ini
disebut pewarisan. Hubungan pewarisan diciptakan ketika sebiuah kelas objek dibagi ke dalam
subkelas. Sebagai contoh, sebuah kelas umum atau orangtua dapat berupa perlengkapan pabrik yang
memiliki subkelas seperti perkakas, mesin berat, perlengkapan reparasi, dan sebagainya yang
digambarkan berikut ini:

7
PLANT_EQUIPMENT (ACCOUNT_NO, COST, DEPRECIATION)
Subkelasnya ialah sebagai berikut;
HEAVY_EQUIPMENT (ACCOUNT_NO, COST, DEPRECIATION, MAINTENANCE_
FREQ, DATE_PURCHASED)
dan
HAND_TOOLS (ACCOUNT_NO, COST, DEPRECIATION, USAGE).
Secara umum, subkelas memiliki seluruh atribut dari kelas orang tuanya ditambah dengan dengan
atribut mereka sendiri.

2.2.2. Arsitektur Database pada Tingkat Logika: Struktur Data Logika

Tugas utama yang dihadapi oleh seorang analis ketika mendesain sebuah database adalah
mengidentifikasi dan mendesain hubungan yang sistematis di antara setiap segmen. Hubungan yang
timbul antara segmen-segmen dalam database ditentukan oleh struktur data logika, yang juga biasa
disebut skema atau model database. Ada tiga model utama dalam struktur data logika, yaitu:

1. Struktur Pohon atau Hierarkis

Struktur pohon adalah representasi langsung proses segmentasi. Pada sebuah struktur pohon,
setiap lingkaran menunjukkan satu set field (atau segmen), setiap lingkaran terhubung ke lingkaran
lain pada tingkatan berikutnya yang lebih tinggi dalam pohon tersebut. Tingkatan yang paling akhir
disebut lingkaran parent. Setiap orang tua (parent) memiliki satu atau lebih children, dan hubungan
antara anak dan orang tua disebut branch.

Tampilan penting dalam model pohon ini adalah sebuah lingkaran anak tidak dapat memiliki
lebih dari satu orang tua. Model pohon digunakan pada struktur data yang didukung oleh COBOL dan
program-program bahasa lainnya yang digunakan secara luas dan telah diimplementasikan pada
banyak sistem manajemen database (DBMS) seperti IMS dan IDMS.

2. Struktur Jaringan

Struktur jaringan adalah model yang memungkinkan sebuah segmen anak memiliki lebih dari
satu orang tua. Beberapa DBMS tidak secara lansung menyediakan struktur jaringan, namun karena
setiap struktur jaringan dapat diubah menjadi struktur pohon, maka dimungkinkan untuk
mengimplementasikan struktur jaringan dalam sistem yang berorientasi pohon. Model CODASYL
adalah sebuah model jaringan.
Terdapat beragam cara untuk mengimplementasikan struktur pohon dan jaringan. Hal ini
termasuk penggunaan daftar dan penunjuk. Dalam sebuah daftar organisasi, setiap record berisi satu
atau lebih petunjuk (field) yang mengindikasikan alamat record logis berikutnya dengan atribut-
atribut yang sama. Sebuah record tagihan dapat berisi sebuah field yang berisi kunci tagihan lainnya
dari vendor yang sama. Sebuah record dapat dipecah menjadi beberapa daftar. Daftar ini disebut
organisasi multilist. Contohnya sebuah record pelanggan, dapat berisi beberapa penunjuk dalam
sebuah record untuk menunjukkan record logis berikutnya, struktur logika dan fisik dapat sepenuhnya
berbeda.

8
Struktur cincin berbeda dari struktur daftar dimana record terakhir dalam struktur cincin
menunjuk kembali ke record yang pertama. Dan seluruh record dalam sebuah cincin dapat menunjuk
kembali ataupun ke langkah seterusnya melalui penggunaan dan penyimpanan field tambahan. Dalam
sebuah multiple-ring-structur, beberapa cincin melewati record-record individual.

Mendesain dan menyimpan struktur-struktur merupakan sesuatu yang kompleks, dan


penunjuk-penunjuk biasanya membutuhkan tambahan ruang disket. Dan proses pemabaruan
(updating) penunjuk diperlukan setiap waktu manakala sebuah record ditambahkan atau dihapus.
Namun demikian, penggunaan penunjuk yang terkait dengan struktur hierarkis atau pohon seringkali
merupakan pendekatan yang berguna dalam permodelan data, khusunya dalam kasus ketika record
jarang ditambahkan atau dihapus.

Sistem hiperteks adalah sitem yang berbasis penunjuk (pointer-based system) yang
memungkinkan pengguna untuk menjelajahi database secara acak dengan memilih beberapa kata atau
objek kunci. Jaringan data semantik mirip dengan hiperteks. Perbedaannya adalah record lintas
hubungan pada jaringan terbatas pada teks, sementara pada sistem hiperteks, lintas hubungan dapat
memasukkan objek multimedia seperti foto dan bentuk grafis lainnya.

3. Struktur Data Relasional

Model relasional memandang database sebagai sebuah kumpulan tabel dua dimensi daripada
sebuah struktur jenis hierarkis atau jaringan. Esensi model relasional adalah merepresentasikan
segmen-segmen dalam tabel.keunggulan struktur data ini dibandingkan pohon dan jaringan adalah
penunjuk atau daftar tidak rumit. Dan setiap informasi yang dapat diekstrak dari struktur pohon atau
jaringan dapat pula diekstrak dari tabel relasional. Model ini kurang efisien dibandingkan model
pohon dan jaringan ketika database jarang diperbarui dan hubungan antar kode tidak dapat ditentukan
dengan jelas.

Informasi dapat diekstrak dari tabel dengan menggunakan aljabar relasional, yang dapat
diringkas dalam tiga operasi dasar yaitu:
 Selection: berfungsi menciptakan sebuah tabel baru dari baris yang dipilih dalam tabel yang
tersedia. Baris dipilih berdasarkan nilai data mereka.
 Join: berfungsi menciptakan sebuah tabel baru dari baris yang dipilih dalam dua tabel yang
tersedia. Baris dipilih berdasarkan nilai data mereka.
 Projection: berfungsi menciptakan sebuah tabel baru dengan menghapus kolom dari tabel yang
tersedia.
Aturan-aturan tertentu yang disebut bentuk normal menentukan pembuatan sebuah tabel.
Proses penerapan aturan-aturan tersebut disebut normalisasi. Normalisasi menjadi penting karena
tanpa hal tersebut, proses pembaruan entri-entri dalam tabel dapat menyebabkan permasalahan.
Tujuan utama normalisasi adalah untuk menghapus proses duplikasi yang tidak perlu.

Langkah pertama dalam normalisasi adalah menciptakan sebuah tabel terpisah untuk setiap
repeated group. Ada tiga bentuk normal, yaitu:
 Bentuk normal pertama: mebagi tabel-tabel untuk menghapus repeated group.
 Bentuk normal kedua: membagi tabel-tabel sehingga tidak adakunci yang menentukan nilai dari
sebuah field non kunci.

9
 Bentuk normal ketiga: membagi tabel-tabel sehingga tidak ada field non kunci yang menentukan
nilai-nilai dari field non kunci lainnya.

2.2.3. Arsitek Database: Tingkat Fisik

Pembahasan arsitektur database tingkat fisik akan fokus pada ketiga metode akses file yaitu
sekuensial, indeks, dan langsung. DASD mampu mendukung seluruh metode tersebut, dan pilihan
yang terbaik dari ketiganya tergantung pada aplikasi.

1. File Akses Sekunsial

Pada sebuah file akses sekuensial, record hanya dapat diakses dalam sekuens mereka
sebelumnya. Sekuens sebelumnya biasanya adalah sebuah hasil dari record yang telah diurutkan oleh
beberapa kunci record. Pengorganisasian file sekuensial tidak menjadi sarana yang bermanfaat jika
record yang perlu diakses hanya sedikit, padahal file berisi banyak record.

File sekuensial bermanfaat dalam pemrosesan bentuk batch, yang biasanya mengakses
seluruh record dalam sebuah file. Prosedur yang biasanya dilakukan adalah, pertama mengurutkan
transaksi dan file utama dalam kunci yang sama. Aplikasi ini dapat memperbarui piutang dagang
pelanggan (dalam file master) untuk mencerminkan pembayaran yang diterima (dalam transaksi).
Pertama, program akan mengurutkan kedua file dengan urutan kecil-besar berdasarkan nomor
rekening. Kemudian, program membaca sebuah record dari setiap file. Jika nomor rekening dari
kedua record tersebut cocok satu sama lain, maka informasi pada record pembayaran digunakan untuk
memperbarui field neraca pada record piutang dagang. Proses pembaruan record seperti ini kemudian
dituliskan dalam sebuah file master yang baru.

2. File Berindeks

Setiap atribut dapat diekstrak dari record dalam sebuah file primer dan digunakan
untukmembangun sebuah file baru yang bertujuan menyediakan sebuah indeks untuk file aslinya.
Bentuk file seperti ini disebut file berindeks atau file terinversi. Sebuah file dikatakan terinversi penuh
bila terdapat indeks di setiap field-nya. Waktu pemrosesan yang dibutuhkan untuk menyimpan sebuah
file yang terisi penuh dapat menjadi lama karena indeks-indeks yang ada harus senantiasa diperbarui
kapan saja record ditambah, dihapus, atau dimodifikasi. Lebih lanjut, setiap indeks memerlukan
tambahan penyimpanan disket, dan disket yang dibuat dapat berakhir dengan kebutuhan ruang
penyimpanan yang lebih besar daripada file data tersebut.

3. File Sekuensial Berindeks

File sekuensial berindeks adalah sebuah file sekuensial yang disimpan dalam sebuah DASD
dan diberi indeks serta disimpan secara fisik dalam field yang sama. File-file tersebut biasa disebut
ISAM, yaitu singkatan dari indexed-sequnetial access method. ISAM merupakan kompromi antara
organisasi file sekuensial dan akses langsung, yang menyediakan kedua kemampuan tersebut dengan
biaya yang sesuai.

10
Pemrosesan dan inkuiri merupakan tujuan ISAM. Pemrosesan sebuah batch record dapat
dilakukan secara sekuens, sementara inkuiri individual pada sebuah file dapat dilakukan dengan
menggunakan indeks. Makin detail sebuah indeks, makin cepat akses yang dilakukan; sebuah imbal
balik dalam penyimpanan indeks.

4. Struktur File ISAM


Secara struktural terdiri atas tiga daerah yang berbeda yaitu:

a. Indeks
Indeks merupakan sebuah peta yang menghubungkan record field-field kunci dengan tempat
penyimpanannya di bidang utama. Tiap entri dalam indeks memberikan rentang field-field kunci
pada sebuah track tertentu dari disk tempat file tersebut disimpan. Dengan mencari indeksnya, sebuah
program akan dapat menempatkan trak yang berisi record sesuai keinginan. Walaupun track ini harus
dicari secara sekuensial, pencarian ini berlangsung sangat cepat.

b. Bidang Utama
Bidang Utama (prime area) adalah bagian dalam disket tempat record aktual ditulis.

c. Bidang overflow
Bidang overflow adalah bagian terpisah dalam disket yang dialokasikan untuk file guna
memungkinkan adanya penambahan tanpa pemrosesan lebih lanjut terhadap file awal. Bidang ini pada
dasarnya kosong. Ketika sebuah record baru ditambahkan ke dalam file, record tersebut ditempatkan
dalam posisinya di bidang utama untuk menjaga pengorganisasian sekuensial dari file tersebut.
Record-record yang berada dalam bidang utama harus dipampatkan (bumped) guna memberi ruang
bagi record yang baru. Jika tersedia cukup ruang dalam track tempat record harus dimasukkan dan
record lain dalam track tersebut akan dipindahkan. Dalam hal ini, record yang dimampatkan dipindah
ke bidang overflow. Namun demikian, record yang berada di bidang overflow masih dapat diakses
dalam sekuens kuncinya dengan menggunakan indeks karena secara fisik kunci sekuensnya tidak
berada di bidang overflow. Jika record tersebut tidak ditemukan dalam track yang ditunjukkan dalm
indeks, bidang overflow akan diperiksa secara sekuensial sampai record tersebut ditemukan. Hal ini
akan memperpanjang waktu yang diperlukan untuk memproses sebuah file ISAM. Oleh karena itu
sebuah file ISAM harus secara berkala direorganisasi untuk dapat mengakses dengan lebih efisien.
Reorganisasi terdiri atas menggabung dan mengatur seluruh record sehingga file tersebut dapat
diurutkan secara sekuensial di bidang utama.

5. File Akses Langsung

File akses langsung memungkinkan record secara individual dimunculkan dengan segera tanpa
menggunakan indeks. Hal ini dilakukan dengan menempatkan tiap record dengan lokasi penyimpanan
yang menyediakan hubungan dengan nilai record kunci. Oleh karena itu, dengan metode akses
langsung, satu hal yang dibutuhkan untuk menempatkan sebuah record hanyalah nilai kuncinya.
Beberapa metode penempatan yang dapat digunakan untuk menyimpan dan menempatkan record
dalam file akses-langsung:
a. Transformasi acak
b. Metode terkait (related method) yang digunakan untuk menyimpan alamat fisik media
simpan sebagai sebuah field dalam sebuah file record.

11
c. Menempatkan field record kunci langsung dengan skema pengkodean yang digunakan oleh
komputer itu sendiri untuk mngidentifikasi alamat fisiknya dalam sebuah DASD.

Namun demikian metode (b) dan (c) tidak digunakan secara luas karena alamat lokasi
penyimpanan jarang yang cocok dengan pengidentifikasi record, dan masalah keamanan dan
menejemen sistem sering diasosiasikan dengan kondisi bahwa pengguna mengetahui lokasi
penyimpanan file aktual.

Kebanyakan sistem file akses-langsung mengubah sebuah kunci kedalam alamat lokasi
penyimpanan dengan menggunakan entah sebuah indeks (tabel) atau transformasi acak. Ini berarti
dimungkinkan untuk mengakses setiap record dalam disket dengan sama cepatnya dengan yang
diberikan oleh nilai kuncinya. Nilai kunci dikonversi ke dalam sebuah disket alamat dan record
diakses langsung tanpa perlu mencari lagi.

2.2.4. Aspek Ekonomis pada Teknik Pengorganisasian File

Teknik-Teknik Waktu Terbaik untuk Keterbatasan


Pengorganisasian File Menggunakannya
Sekuensial Rasio aktivitas tinggi, seperti Tidak memungkinkan untuk
dalam pemrosesan batch mengakses secepat record
tunggal
Indeks Rasio aktivitas rendah, untuk Pembaharuan file menggunakan
ukuran file menengah sampai indeks
besar
Indeks - Sekuensial File perlu diprosesdalam batch Sama seperti indeks dan
(rasio aktivitas tinggi) dan non sekuensial
batch (rasio aktivitas rendah)
Langsung Rasio aktivitas rendah, file-file Butuh kunci untuk
berukuran besar, jaringan dan menempatkan record
pohon

Pertimbangan ekonomis yang paling mendasar dalam pemrosesan file ditentukan sepenuhnya oleh :

a. Rasio aktivitas yaitu jumlah record yang diakses dibagi dengan jumlah record dalam suatu file.
b. Waktu respons yang diinginkan untuk pemrosesan dan penempatan.

Berkaitan dengan database, waktu respon adalah lama waktu yang harus dihabiskan oleh
pengguna untuk menyelesaikan sebuah operasi, misal sebuah query. File-file akses-langsung
dibutuhkan untuk waktu respon yang sangat cepat karena waktu respon yang lebih lama dapat
ditangani dengan lebih ekonomis dengan menggunakan file-file yang bersifat sekuensial. Ketika lama
waktu respon dapat ditoleransi, pembaharuan query atau file dapat disatukan dengan operasi
pemrosesan batch.

12
2.2.5. Arsitektur Fisik, Perangkat Keras dan Waktu Respons

Waktu respon dapat menjadi sebuah permasalahan besar pada database besar yang mungkin
diakses oleh ratusan atau bahkan ribuan pengguna pada saat yang sama. Jika sistem database dan
perangkat keras komputer tidak sesuai dengan permintaan, maka pengguna akan menunggu dengan
sia-sia dalam waktu yang lama untuk query mereka. Oleh karena itu, sistem database harus didesain
dengan baik bagi penggunanya, dan perangkat keras harus cukup cepat untuk mengerjakan semua
pekerjaan yang diminta.

Pada sisi perangkat keras, waktu respon dipengaruhi oleh waktu akses fisik yaitu waktu yang
dibutuhkan oleh CPU untuk memunculkan sebuah blok data tunggal dari disket yang disebut Disk
Access Time. Salah satu masalahnya adalah CPU beroperasi jauh lebih cepat dari yang dilakukan
disket sehingga CPU harus menunggu sesaat sementara operasi input/output disket sedang dijalankan.
Hal ini berarti bila mampu meminimalisasi input dan output disket, dalam beberapa kasus dapat
meningkatkan waktu respons yang cukup tinggi. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi waktu
respons adalah bagaimana record data dapat didistribusikan secara fisik dalam disket.

Pada hardisk data yang berada di track atau silinder yang sama dapat diakses tanpa perlu
berpindah ketika membaca/menulis di atasnya. Hal ini berarti dalam beberapa kasus dimunkinkan
untuk meningkatkan kecepatan sebuah aplikasi database dengan menyimpan record-record dalam
sebuah file data secara berdekatan di satu atau lebih silinder disket.

Kebutuhan untuk menyimpan sebuah file secara berdekatan tergantung pada arsitektur fisik
database dan berkaitan dengan metode akses filenya. Jika database menggunakan metode akses
sekuensial, maka penempatan setiap record secara fisik berdekatan sama lain dalam disket tentunya
sesuatu yang diinginkan. Akan tetapi untuk metode akses-berindeks, selalu perlu untuk
menempatkan indeks-indeks dalam penyimpanan yang berdekatan karena file-file tersebut sering
dibaca secara sekuens dan secara keseluruhan pada saat yang bersamaan. Namun demikian mungkin
tidak perlu menempatkan record dalam file data yang terkait sedekat mungkin satu sama lain dalam
disket karena record file tersebut diakses secara acak dalam dua tahap proses pencarian.

2.3 Sistem Manajemen Database dan Database dalam Praktik

2.3.1. Apa yang Dilakukan Sistem Manajemen Database

· Sistem manajemen database (DBMS) adalah program komputer yang memampukan seorang
pengguna untuk menciptakan dan memperbaruhi file-file, menyeleksi dan memunculkan kembali data
dan menghasilkan beragam output dan laporan-laporan. DBMS memiliki tiga atribut untuk mengelola
dan mengorganisasi data, yaitu:

1. Data description language (DDL)


DDL memungkinkan administrator database (DBA) untuk menentukan struktur logika
database yang disebut skema. Hal-hal yang perlu ditentukan ketika menentukan skema:
 Nama elemen data
 Jenis data (numerik, alfabetik, tanggal,dll) dan posisi jumlah angka desimal jika data
tersebut bersifat numerik

13
 Posisi angka (misalnya sembilan posisi untuk Nomor Jaminan Sosial)

DDL juga dapat digunakan untuk menentukan subskema, yaitu jumlah pengguna individual
database selain itu untuk menciptakan, memodifikasi dan menghapus tabel-tabel dalam pengaturan
relasional

2. Data manipulation language (DML)


DML terdiri atas perintah-perintah untuk melakukan pembaruan (updating), pengeditan,
manipulasi, dan ekstraksi data. Dalam banyak kasus pengguna tidak perlu tahu atau menggunakan
DML. Namun demikian program aplikasi secara otomatis menghasilkan laporan DML untuk
memenuhi permintaan pengguna.

3. Data query language (DQL)


DQL adalah bahasa atau antar muka yang ramah pengguna (user-friendly) yang
memungkinkan bagi pengguna untuk meminta informasi dari database. Salah satu antarmuka yang
friendly ini adalah QBE (query by example) yang memungkinkan bagi pengguna untuk meminta
informasi hanya dengan mengisi tempat-tempat yang kosong.

2.3.2. SQL Data Manipulation Language

Structured Query Language (SQL) adalah teknologi yang digunakan untuk memunculkan
informasi dari database. SQL merupakan bahasa pemrograman nonprosedural. Bahasa ini
memungkinkan penggunanya untuk fokus pada menentukan data apa yang dibutuhkan ketimbang
pada bagaimana mendapatkan data tersebut.
Empat bentuk pernytaan DML (data manipulation language) yang merupakan komponen SQL
adalah:
1. SELECT : Memunculkan baris tabel
2. UPDATE : Memodifikasi baris tabel
3. DELETE : Memindahkan baris dari tabel
4. INSERT : Menambahkan baris baru pada table

2.3.3. Queri SELECT

SELECT biasanya adalah kalimat pertama dalam pernyataan SQL yang dimaksudkan untuk
mengekstrak data dari sebuah database. SELECT menentukan field-field mana saja (misal item-item
dalam sebuah database) atau ekspresi-ekspresi dalam field yang ingin anda munculkan. Klausa
FROM mengidentifikasikan tabel mana yang berisi item-item tersebut. FROM diperlukan dan
mnegikuti SELECT.

· SELECT Everything Tanda * adalah karakter queri khusus yang mencerminkan “seluruh field”.
Queri ini memilih seluruh field dari tabel kata kunci.
SELECT * FROM kata kunci

· SELECT Field SELECT (memilih) field tertntu (misal item) berdasarkan nama. Jika anda ingin
memasukan lebih dari satu item, pisahkan item-ietm tersebut dengan koma. Urutkan item-item
yang anda ingin unutk dimunculkan.

14
SELECT nama, negara, mata uang FROM perusahaan

· ORDER BY ORDER BY mengurutkan tampilan data dalam urutan tertentu berdasarkan klausa.
ORDER BY adalah opsional. Jika anda tidak memasukkannya, data yang muncul tidak akan urut.
Default urutan yang digunakan adalah kecil-besar (A-Z, 0-9).

Queri ini menambahkan ORDER BY klausa nama untuk queri sebelumnya. SELECT nama,
negara, mata uang FROM perusahaan ORDER BY nama.

Anda dapat menentukannya dalam urutan kecil-besar untuk item dengan memasukan kata
kunci ASC pada akhir item ada. Untuk mengurutkan sebaliknya (Z-A, 9-0), tambahkan DESC setelah
item data yang anda ingin untuk diurutkan secara besar-kecil.

· WHERE Condition Anda dapat menggunakan WHERE untuk menentukan record mana saja dari
tabel yang tercantum dalam klausa FROM yang akan muncul dalam hasil pernyataan SELECT.
WHERE adalah opsional, namun bila dimasukan. Ia akan mnegikuti FROM. Jika anda tidak
memasukan WHERE, seluruh record akan dipilih.

· String Functions Pernyataan SQL berikut ini mengilustrasikan sebuah pencarian kata.
Kata goodwill akan dicari dalam field Notes. Topic.

SELECT * FROM notes


WHERE Instr (1, topic, “ goodwill”) > 0

Fungsi Instr akan mencari sebuah filed khusus (“topic” dalam queri) untuk sebuah deret
(string) karakter tertentu yang ada dalam kutipan (“goodwill”) dengan mulai pada posisi tertentu
dalam field (1 mengindikasikan posisi pertama, awal, dan string).
Fungsi lainnya dari string meliputi:

 Left$ (string, length): string adalah ekspresi dari mana karakter paling kiri berasal. Length adalah
jumlah karakter untuk kembali.
 Right$ (string, length): string adalah ekspresi dari mana karakter paling kanan berasal. Length
adalah jumlah karakter untuk kembali.

· Arithmetic Expression SQL memungkinkan ekspresi aritmatika untuk dimasukan dalam klausa
SELECT. Ekspresi aritmatika terdiri dari sejumlah nama kolom dan nilai-nilai yang terhubung dengan
setiap operator berikut ini:

+ Tambah
- Kurang
* Kali
/ Bagi

Ketika dimasukkan dalam klausa SELECT, hasil sebuah ekspresi akan ditampilkan sebagai
sebuah kolom tabel perhitungan.

15
SELECT title, year1, year2, (year1-year2) as dif
FROM [balance sheet]
WHERE company = “01”
ORDER BY position

· Operator Pembanding setiap operator pembanding berikut ini dapat digunakan:


= Sama dengan
<> tidak sama dengan
> lebih besar dari
< lebih kecil dari
>= lebih besar sama dengan
<= lebih kecil sama dengan

· Menyesuaikan Sebuah Nilai dalam Sebuah Daftar Operator IN memungkinkan pemilihan baris
dengan sebuah nilai kolom yang sesuai dengan setiap nilai dalam sebuah rangkaian nilai.

SELECT * FROM company


WHERE company IN (“01”, “22”, “35”)

· Ekspresi Majemuk dengan Operator Boolean Ekspresi logika individu dapat dikombinasikan
dalam sbuah klausa WHERE dengan operator Boolean:
AND
OR
· Fungsi Agregat anda dapat memilih sejumlah nilai yang dihitung dengan fungsi agregat. Fungsi
COUNT (*) AS tally mengilustrasikan bagaimana menghitung jumlah occurrence dalam sebuah tabel
hasil dan nama hasil (AS tally).
SELECT COUNT (*) AS tally FROM keyword

Klausa AS tally memberikan fungsi agregat dengan nama “tally”, yang akan digunakan dalam
laporan. Klausa AS bersifat pilihan atau opsional dengan fungsi agregat.

· GROUP BY mengombinasikan record-record dengan nilai-nilai identik dalam daftar field tertentu
ke dalam sebuah record tunggal. Nilai ringkasan (summary value) dibuat untuk setiap daftar record
jika anda memasukan sebuah fungsi agregat, seperti SUM atau COUNT, dalam pernyataan SELECT.
Jika pernyataan SQL memasukan klausa WHERE, record akan dikelompokan setelah
mengaplikasikan kondisi WHERE kedalam record. GROUP BY bersifat pilihan, namun ketika ia
dimasukan, GROUP BY akan mengikuti FROM dan WHERE. Nilai-nilai ringkasan akan dihilangkan
bila tidak terdapat fungsi agregat dalam pernyataan SELECT. Contoh berikut ini meringkas
penghitungan perusahaan berdasarkan negara.

SELECT company. Country, count (company. country) AS tally FROM company GROUP
BY company. Country

· Inner Join Mengombinasikan field-field dari beberapa tabel. Contoh berikut ini memasukan nama
perusahaan untuk perusahaan 15 untuk setiap topiknya dalam tabel notes.
SELECT company. Nama, notes. Topic

16
FROM company INNER JOIN notes
ON Company. Company = notes. Company
WHERE company. Company = “20”

· Nested Queries Seseorang dapat menentukan sebuah queri dalam klausa WHERE yang dijalankan
sebelum queri yang berada di luar menghasilkan satu atau lebih baris yang kemudian dibandingkan
dengan baris yang dihasilkan oleh queri yang berada diluar. Contoh berikut ini menemukan nama
perusahaan yang memiliki kod SIC Max (yang paling besar).
SELECT name
FROM Company
WHERE SIC = (SELECT MAC (SIC) FROM Company)
Perhatikan bahwa nested query SELECT MAX (SIC) FROM company berada dalam
Tanda kurung.

· Queri UPDATE, INSERT, dan DELETE Jenis query ini digunakan untuk memodifikasi sebuah
database.
Pernyataan UPDATE terdiri atas 3 klausa yaitu:
UPDATE tablename
SET column- assignmen- list
WHERE conditional – expression

Dalam SET, column – assigment- list memasukkan kolom-kolom yang telah diperbarui dan
nilai-nilai yang di - set dan mengambil bentuk kolom- nama1 = nilai 1, kolom- nama2 = nilai 2,...
klausa WHERE bersifat pilihan. Bila digunakan, klausa WHERE menentukan sebuah kondisi untuk
UPDATE untuk menguji kapan memroses setiap baris dalam tabel.

Bentuk umum pernyataan DELETE terdiri atas 2 yaitu:


DELETE FROM tablename
WHERE conditional – expression

Pernyataan DELETE menghapus baris-baris dari tablename yang memenuhi kondisi yang
ditentukan dalam klausa WHERE.
Pernyataan INSERT memiliki 2 bentuk umum. Bentuk yang paling sederhana digunakan untuk
memasukan sebuah baris tunggal dalam sebuah tabel.

INSERT INTO tablename


VALUES (constant - list)

Pernyataan INSERT juga dapat digunakan bersamaan dengan sebuah queri pernyataan
SELECT untuk menyalin baris suatu tabel lainnya.

2.3.4. Perlunya Sistem Manajemen Database

DBMS mengintegrasikan, menstandarisasi, dan menyediakan keamanaan unutk beragam aplikasi


akuntansi. Bila tidak terdapat integrasi, tiap-tiap jenis aplikasi akuntansi sperti penjualan, pembayaran

17
gaji, dan piutang akan menyimpan terpisah file-file independen dan program komputer untuk
mengelola file-file tersebut.Kelemahan-kelemahan DBMS antara lain yaitu:
1) Item data yang sama dapat digunakan dalam beberapa bidang aplikasi yang berbeda
dengan file-file independen, item data harus dimasukan kedalam setiap file aplikasi. Misalnya
sebuah penjualan memengaruhi file persediaan, file piutang dagang, dan beragam file
pendapatan dan pengeluaran. Memasukan elemen data yang sama berkali-kali (sekali untuk
tiap aplikasi yang digunakan di dalamnya) merupakan pemborosan waktu yang mahal, dan
makin besar peluang terjadiinya kesalahan dan ketidak-konsistenan di antara beragam
representasi bagian-bagian data dalam beberapa file independen.
2) Karena file harus dengan tegas ditentukan terlebih dahulu dalam proses implementasi
sistem, prosedur yang ada dapat menemui kendala dengan adanya struktur file yang ada saat
ini dibanding pengembangan kebutuhan aplikasi. Hasil dari ketidak-konsisten data adalah
inkonsistensi laporan yang dihasilkan dari beragam program aplikasi. Permasalahan seperti ini
tentu saja memperlemah integritas sebuah sistem informasi.
Selain masalah manajemen data dan pnyimpanan, setiap file independen
membutuhkan instruksi pemrosesan dan penyimpanannya sendiri karena isis dan struktur
filenya tidak terstandarisasi. Kemampuan yang berhubungan dengan informasi non kunci
dibatasi karena setiap aplikasi program individual harus menentukan instruksi rinci yang
berhubungan dengan penenganan fisik data.

1. Independensi Data

Solusi untuk masalah penyimpanan file-file independen terletak pada pemisahan secara fisik
penanganan data dari penggunaan logis file-file tersebut. Hal ini menuntut 2 perubahan mendasar,
pertama penyimpanan data terintigrasi dalam suatu database tunggal, dan kedua seluruh akses untuk
file (database) yang terintegrasi ini dilakukan melalui suatu sistem perangkat lunak tunggal yang
didesain untuk mengelola aspek-aspek fisik penanganan dan penyimpanan data. Hal tersebut
merupakan karakteristik penting dalam pendekatan database terhadap pemrosesan data.

Kata file kehilangan artinya dalam lingkungan database. Sebuah file utama tunggal dapat dibagi
kedalam sejumlah file subsistem, dan file-file tersebut dikombinasikan dan dikombinasikan ulang
kedalam sejumlah file lainnya. Perangkat lunak database memisahkan aspek fisik dan logika
penggunaan file, hal ini membuka spektrum luas kemampuan pemrosesan informasi yang tidak akan
dapat dilakukan tanpa perangkat lunak tertentu.

Gambar 12.21 mengilustrasikan konsep-konsep tersebut dalam dua file aplikasi independen,
yang setiap file berisi empat field per recordnya. Dapat dilihat bahwa dua item data X dan Y,
adalah umum untuk kedua file. Di bawah file-file tersebut adalah sebuah database sebuah file tunggal
yang berisi seluruh informasi penting yang sebelumnya ditemukan dua file independen. File database
ini terstruktur dan dikelola oleh sebuah DBMS. Berdasar permintaan program, DBMS menyusun file-
file aplikasi logis (subskema) melalui sebuah file kamus database. Kamus database adalah kumpulan
seluruh nama itm data dalam sbuah database, bersama dengan sebuah deskripsi bentuk representasi
standar data tersebut (misal ukurannya, jenis data-numerik, alfabetik, dll) kamus database ditentukan
dan dikendalikan oleh administrator database.

18
File logika 1 dan 2 (lihat gambar 12.21) adaah bentuk file sementara oleh DBMS digunakan
untuk aplikasi satu dan dua. Pada saat penyelesaian pemrosesan, nilai-nilai yang telah diperbaharui
dalam file-file logika akan disalin ke dalam database bentuk fisik aktualnya. File logika 3 merupakan
sebuah file yang baru diciptakan untuk penggunaan nonrutin tertentu, seperti sebuah queri atau sebuah
analisis data akuntansi tertentu. Kemampuan untuk membentuk file-file khusus tersebut dengan cepat
dan efisien adaah keunggulan utama DBMS. Kemampuan ini tersedia melalui penyimpanan DBMS
akan file-file inversi,daftar,cincin,dan struktur data lainnya yang didesain untuk memfasilitasi
pemunculan kembali informasi oleh pengguna.

2. Keamanan

Keunggulan DBMS lainnya adalah kemampuan memberikan kode keamanan untuk item data
dan atribut-atribut pemrosesannya. Salah satu bagian file kamus data berisi sebuah daftar pengguna
sistem terotorisasi dan kode akses dan keamanan. Masing-masing elemen data unik dalam gambar
12.21 dapat berupa kode prioritas numerik. Kode-kode tersebut akan menentukan item data yang
menentukan pemrosesan yang dapat digunakan oleh pengguna untuk setiap item data.

Aplikasi satu dalam Gambar 12.21 memiliki otoritas untuk meminta hanya item X, Y, A, dan B
dan otoritas unutk memodifikasi/memperbarui hanya field A dan B. Aplikasi dua dapat meminta X,
Y, C, dan D dan untuk memodifikasi hanya C dan D. Hal yang sama pada aplikasi tiga yang memiliki
otoritas untuk memiliki otoritas untuk mengakases namun tidak untuk memodifikasi item data
manapun, dan sebagainya melalui sebuah hirarki keamanan atau kode privasi untuk item-item data
dalam database.

2.3.5. Dokumentasi dan Administrasi database

Kamus database digunakan baik terpisah maupun dengan DBMS untuk


mensentralisasi,mendokumentasi, mengontrol, dan mengoordinasi penggunaan data dalam sebuah
organsisasi. Kamus data merupakan sebuah urutan file yang memiliki catatan occurrence yang berisi
deskripsi item data.

Item-item Pada Data Dictionary Occurrenc


Spesifikasi
o Nama
o Definisi
o Alias

Karakteristik
o Ukuran
o Rentang nilai
o Pengkodean
o Editing data

Utilisasi
o Pemilik
o Di mana digunakan

19
o Kode keamanan
o Diperbarui terakhir kali
GAMBAR 12.22 Format Kamus Data.

Gambar 12.22 mengilustrasikan beberapa item data untuk sebuah occurrance kamus data sebuah
field. Sebuah alias muncul ketika para pengguna yang berbeda menggunakan field yang sama,
namun memiliki nama yang berbeda. Sebagai contaoh, sebuah gudang dapat dipanggil oleh penjualan
dengan nama “Order Number”. Alias juga muncul disebabkan item data yang sama disebut sebagai
hal yang berbeda oleh program-program yang berbeda, dalam bahasa yang berbeda, oleh para
pembuat program yang berbeda pula. Penggkodean (encoding) merujuk kepada bentuk fisik item data
yang akan disimpulkan dalam BCD atau EBDIC. Pemilik (owner) merujuk kepada pengguna yang
memiliki tanggung jawab akhir atau kepentingan utama berkenaan dengan integritas occurrence
sebuah item data.
Tujuan utama sebuah kamus data adalah mengurangi atau paling tidak mengawasi inkosistensi
penggunaan yang dihasilkan dari pemrosesan alias dan mengurangi kelebihan data sejauh mungkin.
Tanggung jawab untuk kamus data harus disentralisasikan pada seorang administrator database
(DBA). Administrasi database bertanggung jawab menanggulangi ketidak cocokan dan maslah
koordinasi dan komunikasi antara kelompok-kelompok pengguna ketika memakai brsama sebuah
database. Tugas utama DBA adalah menetapkan standar, konvensi, dan dokumentasi sumber-sumber
data. Administrasi kamus data merupakan alat utama yang digunakan DBA untuk melaksanakan
tugas tersebut. Pengawasan data yang efektif merupakan pendekatan database yang paling penting
untuk pemrosesan data. Ketidak cocokan (inkompatibilitas) dan redundansi senantiasa ada dalam
sebuah sistem berorientasi file yang tradisional, yang didalamnya para pengguna menyimpan dan
memproses file data miliknya.
Kamus data dapat dikelola secara manual, namun biasanya ia terkomputerisasi dan diproses
seperti halnya file-file komputer lainnya. Jika kamus digunakan bersama-sama dengan sebuah DBMS,
ia akan disimpan dalam DBMS.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Arsitektur system manajemen database (DBMS) terdiri atas tiga tingkatan: tingkat konseptual,
tingkat logika, dan tingkat fisik. Arsitektur konseptual meliputi penentuan istilah-istilah umum isi
database dan penggunaan data yang dibutuhkan. Arsitektur logika meliputi penentuan struktur data
logis yang dapat berupa model hierarkis, jaringan dan rasional. Arsitektur fisik meliputi penentuan
metode akses file yang dapat berupa sekuensial, indeks, atau langsung. Dua metode pemodelan
konseptual dijelaskan dalam bab ini. Dalam model hubungan entitas, segmen (entitas) terkoneksi satu
sama lain dalam suatu hubungan yang bersifat umum. Dalam teknik pemodelan berorientasi objek,
segmen (kelas-kelas objek) dihubungkan dengan konsep pewarisan.

Tiga model logika dijelaskan dalam baba ini. Dalam model hierarkis, record logika terhubung
satu sama lain dengan field petunjuknya. Model jaringan mirip dengan model hierarkis, namun tidak
punya hambatan untuk membentuk keterkaitan record dalam bentuk pohon. Model rasional memilih
menghubungkan record-record yang berbagi atribut (field) yang sama melalui penggunaan table dan
bukan menggunakan penunjuk tambahan.

Pengorganisasian file sekuensial merupakan arsitektur fisik paling dasar. Dalam record yang
terorganisasi secara sekuensial, record selalu diakses dengan sekuens yang sama, mulai dari yang
pertama sampai denagn yang terakhir. Jenis kedua dalam arsitektur fisik adalah file indeks. File
indeks atau inversi digunakan untuk akses yang lebih cepat (dibandingkan dengan file akses
sekuensial) untuk sebuah record tunggal. Salah satu jenis khusus file indeks adalah file ISAM
(indexed-sequential-access method). File ISAM adalah sebuah file sekuensial yang diberi indeks dan
diurutkan secara fisik dalam satu kunci. Pendekatan ketiga arsitektur fisik adalah pengorganisasian
file akses langsung. Akses-langsung dicapai dengan secara fisik menempatkan tiap-tiap record dalam
sebuah disket yang dapat ditempati oleh satu atau lebih nilai data.

Sistem manajemen database (DBMS) merupakan program perangkat lunak yang memasukkan
sebuahdata definition language (DDL), data manipulation language (DML), dan data query
language (DQL). Administrator database menggunakan DDL untuk menentukan beragam field dan
record dan untuk membuat sebuah kamus data. Sekali data telah dimasukkan dalam database, para
pengguna dapat memanipulasi record dan field dengan DML dan kemudian melihat data dan
mengekstrak laporan dengan DQL. DBMS meyediakan standarisasi, integrasi, fleksibilitas, dan
keamanan.

21
Daftar Pustaka

Bodnar, George H., dan William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 9, Yogyakarta
: Andi

http://fekool.blogspot.com/2015/05/sia-pemrosesan-file-dan-konsep.html

http://pou-pout.blogspot.com/2012/11/makalah-pemrosesan-file-dan-konsep.html

https://destyapriliantini.wordpress.com/2011/11/15/bab-9-pemrosesan-file-dan-konsep-manajemen-
data/

22

Anda mungkin juga menyukai