Anda di halaman 1dari 3

Orang Sombong Kekal di Neraka?

1,345
Share

Dalam bahasa arab, istilah sombong diartikan dengan ”al-Kibru”, berasal dari akar kata ”kabura
– yakburu, atau takabbara” berarti: ”Asy syarfu wa ar rif’ah: memuliakan dan meninggikan (diri
sendiri)” (Al-Munjid fii al-Lughah wa al-A’lam, Mahar Amin)

Dalam kitab al-Kabaair karangan Muhammad bin Abdul Wahab, beliau menjelaskan tentang al-
Kibru:

”Yaitu kondisi seseorang yang membanggakan diri sehingga dia melihat orang lain lebih rendah
darinya”. (Al-Kabaair, Muhammad bin Abdul Wahhab, I/34)

Para ulama menjelaskan bahwa al-Kibru adalah salah satu karakter yang tercela dan dibenci.
Bahkan Imam Adz-Dzahabi menggolongkan sifat ini dalam kategori al-Kabaair/dosa-dosa besar.

Iblis laknatullah ‘alaih dijanjikan oleh Allah abadi di dalam neraka lantaran kesombonganya
ketika diperintah Allah untuk sujud kepada Adam ’alaihis salam namun menolaknya.
Iblis beralasan bahwa dia diciptakan dari api sedangkan adam diciptakan dari tanah. Menurutnya,
api lebih mulia dari tanah.

Ada sebuah pertanyaan yang terkadang membuat bingung sebagian masyarakat muslim berkaitan
dengan perilaku takabur ini. Di akhirat kelak, apakah orang yang sombong itu kekal di neraka
sebagaimana kisah iblis tadi?

Kalau jawaban ”iya”, bagaimana maksud hadits Rasulullah tentang seseorang yang telah
mengucapkan laa ilaaha illallah kemudian meninggal maka dia masuk surga?

Namun jika jawabannya ”tidak”, lantas apa maksud hadits Rasulullah bahwa seseorang tidak
akan masuk surga apabila dalam hatinya terdapat kesombongan walau hanya sebesar dzarrah
(seukuran biji sawi)?

Secara zahir, kedua hadits di atas memang tampak terdapat ta’arudh (pertentangan makna).

Namun, jika kita mau menganalisa lebih teliti dan objektif, pada kedua hadits di atas tidak ada
masalah dalam sisi makna.

Agar lebih mudah memahaminya, mari kita cermati kedua teks hadits di bawah ini.

1. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

”Seseorang tidak akan masuk ke dalam neraka jika dalam hatinya masih terdapat iman walau
sebesar dzarrah, dan seseorang tidak akan masuk jannah jika dalam hatinya terdapat kibr
walaupun sebesar dzarrah”. (Shahih al-Bukhari, 8/555)

2. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

”Tidaklah seorang hamba yang meninggal dan dia masih mengucapkan laa ilaaha illallah
melainkan dia akan dimasukkan ke dalam jannah”. (Shahih Muslim, 1/95, kitabul imaan, 154)

Perlu dipahami bahwa kibr atau sombong terbagi menjadi dua jenis;

Pertama, sombong yang menghapus iman secara umum. Orang tersebut tidak dimasukkan ke
dalam jannah sebagaimana firman Allah,

َ ‫إِ َّن الَّذِينَ يَ ْست َ ْكبِ ُرونَ َع ْن ِعبَادَتِي‬


ِ َ‫سيَدْ ُخلُونَ َج َهنَّ َم د‬
َ‫اخ ِرين‬

“… sesungguhnya orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku akan masuk
neraka dalam keadaan hina.” (QS. Ghafir: 60)

Seperti sombongnya Fir’aun, Iblis, dan kesombongan kaum yahudi.

Kedua, sombong yang tidak menghapus iman secara umum. Jenis ini hanya menghapus
kesempurnaan iman yang wajib.
Seperti penghinaan terhadap ciptaan Allah, mendustakan kebenaran.

Sebagaimana sabda Rasulullah:

“Al Kibru (kesombongan) adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia”. (Shahih
Muslim, 1/93 kitab Al-Iman No. 147, Majmu’ Fatawa, Ibnu Taimiyyah, 7/677)

Barangsiapa yang terjangkiti kesombongan jenis pertama, maka dia haram masuk ke dalam
jannah untuk selamanya.

Namun, bagi siapa yang terjangkiti kesombongan jenis kedua, dia mendapat hak untuk masuk
jannah (atas pahala kebaikan yang dia perbuat selama di dunia).

Haram baginya masuk jannah pada permulaan namun tidak selamanya.

Maksudnya, ia akan diadzab atas dosa sombongnya, kemudian setelah itu dimasukkan ke dalam
jannah.

Dengan demikian, maksud dari hadits yang pertama adalah penjelasan tentang hukum orang
yang terjangkiti penyakit al-Kibru atau sombong, yaitu tidak ada hak untuk masuk jannah.

Artinya, bahwa seseorang yang dalam hatinya terdapat al-Kibru (jenis pertama) walau sebesar
dzarrah maka hukum bagi dia tidak masuk jannah.

Begitu juga bagi seseorang yang dalam hatinya terdapat iman walau sebesar dzarrah, maka dia
dihukumi tidak masuk neraka.

Inilah penjelasan dari sisi hukum syar’i. Kemudian selebihnya Allah lebih mengetahui terhadap
apa yang akan Dia perbuat terhadap hamba-Nya di kampung akhirat kelak. Wallahu a’lam.
[Shodiq/dakwah.id]

Intisari

 Sombong/al-Kibru termasuk dosa besar.


 Sombong yang menghapus iman secara umum, pelakunya kekal di neraka.
 Sombong yang tidak menghapus iman secara umum, pelakunya tidak kekal di neraka.

Anda mungkin juga menyukai