Anda di halaman 1dari 4

Aturan Mempekerjakan Karyawan Magang (Internship) di

Indonesia
By Syiti Rommalla on March 16, 2018
 Post Views: 46,633
Situasi persaingan kerja yang semakin ketat, menuntut angkatan kerja mempersiapkan diri sebaik mungkin. Salah satu caranya adalah dengan
melakukan magang, yang biasanya dijalankan oleh mahasiswa tingkat akhir. Sebagian besar universitas di Indonesia saat ini memberlakukan
program magang (internship) untuk prasyarat kelulusan. Menurut Universitas Teknologi Yogyakarta, magang merupakan program peningkatan
kualitas mahasiswa, sebagaimana disampaikan pada website-nya:
Dalam kegiatan magang, mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengaplikasikan semua ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah dan
mempelajari  detail tentang seluk beluk standar kerja yang profesional. Pengalaman ini kemudian menjadi bekal dalam menjalani jenjang karir
yang sesungguhnya. Mahasiswa juga dapat menambah wawasan mengenai dunia industri dan meningkatkan keterampilan serta keahlian
praktek kerja.

Baca Juga: Pentingnya Orientasi dan Pelatihan bagi Karyawan Baru


Tak hanya mahasiswa, banyak calon tenaga kerja menjadi karyawan magang dengan harapan akan dipekerjakan sebagai karyawan tetap jika
telah melalui jangka waktu pemagangan dan melampaui standar tertentu. Mereka pun mendapat skill baru, serta pengalaman yang akan tampak
baik saat dituliskan dalam Curriculum Vitae.
Sebaliknya, perusahaan berkembang maupun perusahaan mapan di Indonesia dapat memanfaatkan tenaga magang untuk meningkatkan
kredibilitas. Adanya tenaga magang juga memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan ide-ide segar atau pendapat dari ‘orang luar’ dengan
biaya yang relatif minimal. Melihat keuntungan dari penerimaan karyawan magang, pemerintah merasa perlu menetapkan aturan magang di
Indonesia agar tidak terjadi kesalahpahaman mengenai hak karyawan magang.

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan mendefinisikan magang pada Pasal 1 Ayat 11
sebagai berikut:
“Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan
bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja/buruh yang lebih berpengalaman, dalam proses produksi
barang dan/atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu.”
Lebih lanjut, PerMenakertrans Nomor PER/22/MEN/IX/2009 mengatur tentang penyelenggaraan pemagangan di
dalam negeri. Misalnya hak dan kewajiban karyawan magang dijelaskan pada Pasal 15 Ayat 1 dan 2, serta Pasal
16 Ayat 1 dan 2, yang dirangkum dalam tabel di bawah ini:
Pemagang memiliki…
Hak Kewajiban
Memperoleh fasilitas keselamatan dan kesehatan
kerja selama mengikuti pemagangan Mentaati perjanjian pemagangan
Memperoleh uang saku dan / atau uang transport Mengikuti program pemagangan sampai selesai
Memperoleh perlindungan dalam bentuk jaminan Mentaati tata tertib yang berlaku di perusahaan
kecelakaan kerja dan kematian penyelenggara pemagangan
Memperoleh sertifikat pemagangan apabila dinyatakan Menjaga nama baik perusahaan penyelenggara
lulus pemagangan

Perusahaan memiliki…
Hak Kewajiban
Membimbing peserta pemagangan sesuai dengan program
pemagangan
Memenuhi hak peserta pemagangan sesuai dengan perjanjian
pemagangan
Menyediakan alat pelindung diri sesuai dengan persyaratan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Memberikan perlindungan dalam bentuk asuransi kecelakaan
kerja kepada peserta
Memanfaatkan hasil kerja peserta Memberikan uang saku dan / atau uang transport peserta
pemagangan Mengevaluasi peserta pemagangan
Memberlakukan tata tertib dan Memberikan sertifikat pemagangan bagi peserta yang
perjanjian pemagangan dinyatakan lulus

Sumber: Pedoman untuk Pengusaha: Program Pemagangan di Indonesia (Menyiapkan Kaum Muda sebagai
Tenaga Kerja), dari Organisasi Perburuhan Internasional, 2015
Selain itu, Pasal 7 menyebutkan bahwa jangka waktu pemagangan dibatasi paling lama 1 (satu) tahun. Jika lebih dari jangka waktu ini, maka
perusahaan telah melanggar ketentuan dan dapat dikenai sanksi administratif sesuai aturan yang berlaku. Sementara itu, untuk usia peserta
pemagangan, haruslah minimal 18 (delapan belas) tahun.
Baca Juga: Konsultasi HR: Berapa Usia Minimal Pekerja di Indonesia?
Meskipun perusahaan mendapatkan berbagai manfaat dari program magang, peraturan membatasi jumlah
karyawan magang yang boleh dipekerjakan, yaitu maksimal 30% dari total karyawan (Pasal 4 PerMenakertrans
22/2009). Hal ini untuk menjaga stabilitas industri dan lapangan pekerjaan. Kalaupun ada karyawan magang yang
bekerja dengan sangat baik, perusahaan disarankan untuk merekrutnya sebagai karyawan tetap.
Setiap perusahaan memiliki kebijakan masing-masing terkait pemagangan, namun ada baiknya Divisi HR menggunakan aplikasi HRD yang
dapat mendokumentasikan hasil pekerjaan karyawan dengan lebih efisien. HRIS Gadjian memfasilitasi pencatatan absen kantor, pola kerja,
hingga reminder kontrak karyawan sehingga Divisi HR tak perlu repot mengingat status karyawan satu per satu. Menerima karyawan magang
pun jadi lebih menyenangkan dengan payroll software Gadjian.

Anda mungkin juga menyukai