Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan
Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan
Perkembangan Islam mengalami dua fase yaitu fase kemajuan dan fase
kemunduran. Fase kemajuan terjadi pada tahun 650 -1250 M yang ditandai dengan sangat
luasnya kekuasaan Islam, ilmu dan sain mengalami kemajuan dan penyatuan antar
wilayah Islam dan fase kemunduran terjadi pada tahun 1250 – 1500 M. yang ditandai
dengan kekuasaan Islam terpecah-pecah dan menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah
pisah.
Terlebih lagi setelah pasukan Mughal yang dipimpin oleh Hulagu Khan berhasil
membumi hanguskan Baghdad yang merupakan pusat kebudayaan dan peradaban Islam
yang kaya dengan ilmu pengetahuan, hal ini terjadi pada tahun 1258 M. Saat itu
kekhalifahannya dipimpin oleh khalifah Al Mu’tashim, penguasa terakhir Bani Abbas di
Baghdad.
Setelah Baghdad ditaklukkan Hulagu, umat islam dikuasai oleh Hulagu Khan
yang beragama Syamanisme tersebut kekuatan politik Islam mengalami kemunduran
yang sangat luar biasa. Wilayah kekuasaannya terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan
kecil yang tidak bisa bersatu, satu dan lainnya saling memerangi. Peninggalan-
peninggalan budaya dan peradaban Islam hancur ditambah lagi kehancurannya
setelah diserang oleh pasukan yang dipimpin oleh Timur Lenk.
a. Kerajaan Usmani
Kerajaan Utsmani didirikan oleh bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang mendiami
daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina yang bernama Usmani atau Usmani I dan
memproklamirkan diri sebagai Padisyah al Usman atau raja besar keluarga Usman tahun
1300 M (699 H). Kerajaan yang didirikan oleh Usmani ini selanjutnya memperluas
wilayahnya ke bagian Benua Eropa. Ia menyerang daerah perbatasan Bizantium dan
menaklukkan kota Broessa tahun 1317 M sehingga tahun 1326 M dijadikan sebagai
Ibukota Negara.
Kerajaan Usmani untuk masa beberapa abad masih dipandang sebagai Negara
yang kuat terutama dalam bidang militer. Kemajuan-kemajuan kerajaan Usmani yaitu
dalam bidang pemerintahan dan kemiliteran, bidang ilmu pengetahuan dan budaya
misalnya kebudayaan Persia, Bizantium dan arab, pembangunan Masjid-Masjid Agung,
sekolah-sekolah, rumah sakit, gedung, jembatan, saluran air villa dan pemandian umum
dan di bidang keagamaan, misalnya seperti fatwa ulama yang menjadi hukum yang
berlaku.
Kerajaan Syafawi, mulanya adalah sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil
(Azerbaijan). Tarekatnya bernama tarekat Safawiyah, nama ini diambil dari nama pendirinya
yang bernama Safi-Al Din dan nama Syafawi dilestarikan setelah gerakannya berhasil
mendirikan kerajaan. Jalan hidup yang ditempuh Al Din adalah jalan sufi dan
mengembangkan tasawuf Safawiyah menjadi gerakan keagamaan yang sangat berpengaruh
di Persia, Syiria dan Anatolia. Yang semula bertujuan memerangi orang-orang yang ingkar
dan memerangi orang-orang yang ahli bid’ah. Lama kelamaan pengikut tarekat
Syafawiyah berubah menjadi tentara dan fanatik dalam kepercayaan dan menentang keras
terhadap orang selain Syiah
Masa keemasan kerajaan Syafawi terjadi pada masa kepemimpinan Abbas I yaitu di
bidang pilitik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan bidang pembangunan fisik dan seni.
Kemajuan yang dicapainya membuat kerajaan Syafawi menjadi salah satu dari tiga kerajaan
besar Islam yang diperhitungkan oleh lawan-lawannya terutama dibidang politik dan militer.
Setelah mengalami kejayaan, kerajaan Safawi tidak lama kemudian mengalami kemunduran
penyebabnya adalah antara lain:
Kerajaan Mughal adalah kerajaan yang termuda diantara tiga kerajaan besar Islam.
Kerajaan ini didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530). Babur dengan bantuan Raja
Safawi dapat menaklukkanSamarkhad tahun 1494 M. Tahun 1504 M dapat menduduki Kabul
ibukota Afganistan. Setelah itu, Raja Babur mengadakan ekspansi terus-menerus. Kerajaan
Mughal mencapai jaman keemasan semasa Raja Akbar, persoalan-persoalan dalam negeri
dapat diatasi dengan baik dan mengadakan ekspansi sehingga dapat menguasai Chudar,
Ghond, Chitor, Ranthabar, kalinjar, Gujarat, surat, Bihar, Bengal Orissa, Kashmir,
Gawilgarth, Ahmadnagar, Narhala dan Ashirgah. Semua yang dikuasai kerajaan tersebut
diperintah dalam suatu pemerintah militeristik.
Kemajuan – kemajuan kerajaan mughal diantaranya:
Pada tahun 1858 M kerajaan Mughal juga mengalami kemerosotan, penyebabnya antara
lain:
Pada masa kerajaan syafawi ilmu pengetahuan juga berkembang, ada beberapa
ilmuan yang muncul diantaranya:
1. Baha Al din Al Syaerazi yaitu generalis ilmu pengetahuan.
2. Sadar Al Din Al Syaerazi seorang filosof.
3. Muhammad Baqir Ibn Muhammad Damad ahli filosof, sejarah, teolog dan observer
kehidupan lebah-lebah.
Beberapa ulama besar di Mesir pada masa pemerintahan Mamluk terdapat ulama
yang bernama Ibnu Hajar Al Asqalani dan Ibnu Khaldun. Ibnu Hajar memiliki hasil karya
berupa buku yang berjudul Fath Al Bari fi Syarh Al bukhari yaitu ulasan tentang hadits-
hadits Riwayat Al bukhari dan buku yang berjudul Bulughul Maram Min Adillah Al
Ahkam yaitu kumpulan hadits hukum. Sedangkan Ibnu Khaldun tersohor dengan
sejarawan dan sosiolog Islam, hasil karyanya yang terbesar adalah Al Ibar yaitu sejarah
umum. Ulama besar lainnya di abad pertengahan seperti Ibnu Katsir dengan tafsirnya
Tafsir Al Qur’anul Adzim, Imam Nawawi dengan kitab haditsnya “ Riyadus Shalihin dan
Jalaluddin Al Mahalli beserta Jalaluddin As-Suyuti dengan tafsir Jalalainnya.
Pada masa kerajaan Safawi telah berhasil membuat Isfahan menjadi ibukota dan
kota yang indah yang terdiri dari bangunan-bangunan seperti masjid, rumah-rumah sakit,
sekolah-sekolah, jembatan raksasa di atas Zende Rud, dan Istana Chihil Sutun, taman-
taman wisata yang ditata dengan indah. Di Isfahan terdapat 162 masjid, 48 akademi, 1802
penginapan dan 273 pemandian umum. Dalam bidang seni, gaya arsitek bangunan-
bangunannya sangat kentara, misalnya masjid Shah (1611 M dan masjid Syaikh Lutf
Allah (1603 M. Unsur seni lainnya seperti kerajinan tangan, karpet, permadani, pakaian,
keramik,tenunan, mode, tembikar, dan seni lukis.
Pada abad pertengahan muncul nama-nama yang terkenal yaitu para sastrawan
yang hidup pada abad pertengahan yaitu diantaranya: