Anda di halaman 1dari 29

LOMBA KARYA TULIS MAHASISWA FARMASI

POTENSI TANAMAN ENDEMIK GAMBIR (Uncaria gambir (Hunter) Roxb.)


SUMATERA BARAT SEBAGAI FITOFARMAKA ANTIDIABETES

Diusulkan oleh:

Norris Sandy (1011013071) / Angkatan 2010 (Ketua Kelompok)


Yeni Budiharti Ikbal (1011013003) / Angkatan 2010 (Anggota Kelompok)
Muhammad Hanif (1111012081) / Angkatan 2011 (Anggota Kelompok)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2013
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Karya Tulis : Potensi Tanaman Endemik Gambir (Uncaria gambir


(Hunter) Roxb.) Sumatera Barat Sebagai Fitofarmaka Antidiabetes
2. Ketua
a. Nama Lengkap : Norris Sandy
b. NIM : 1011013071
c. Jurusan/Fakultas : Farmasi/Farmasi
d. Perguruan Tinggi : Universitas Andalas
e. No. Telp/HP : 08982693084
3. Nama Anggota/Angkatan : 1. Yeni Budiharti Ikbal / 2010
2. Muhammad Hanif / 2011
4. Dosen Pembimbing :
a. Nama Lengkap : Prof. Dr. Amri Bakhtiar, MS, DESS, Apt
b. NIP : 19490446 197901 1 003
c. No. Telp/HP : 08126726163

Padang, 03 Juni 2013

Dosen Pembimbing Ketua Tim


Fakultas Farmasi

(Prof. Dr. Amri Bakhtiar, MS, DESS, Apt) (Norris Sandy)


NIP. 19490446 197901 1 003 NIM. 1011013071
Mengetahui,
Dekan,

(Dr.Muslim Suardi, M.Si, Apt)


NIP. 19561214 198903 1 002
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis yang berjudul:


Potensi Tanaman Endemik Gambir (Uncaria gambir (Hunter) Roxb.) Sumatera Barat
Sebagai Fitofarmaka Antidiabetes
Adalah benar hasil karya kami, atas nama:
Norris Sandy 1011013071 Universitas Andalas Fakultas Farmasi
Yeni Budiharti Ikbal 1011013003 Universitas Andalas Fakultas Farmasi
Muhammad Hanif 1111012081 Universitas Andalas Fakultas Farmasi
Dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun pada lomba / kegiatan ilmiah
lainnya. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka di bagian karya tulis ilmiah ini. Kesediaan menerima sanksi, jika di
kemudian hari ditemukan plagiat atau sudah pernah / sedang diajukan pada kompetisi
ilmiah lainnya.

Padang, 03 Juni 2013

Mengetahui,
Ketua Tim
Fakultas Farmasi

( Norris Sandy )
NIM. 1011013071
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya karya tulis ilmiah
ini dapat penulis selesaikan. Shalawat beriring salam kami sampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menuntun umat islam hingga sampai kepada dunia
dengan kecanggihan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Setelah melalui serangkaian proses diskusi, baik secara langsung dengan tatap
muka maupun secara tidak langsung melalui pertemuan online, Alhamdulillah karya
tulis ini dapat diselesaikan dengan baik.
Konsep ide pengembangan sediaan fitofarmaka antidiabetes dari tanaman
gambir (Uncaria gambir (Hunter) Roxb.) yang penulis utarakan di karya tulis ini
dilandasi karena banyaknya obat-obat sintetis antidiabetes yang berasal dari bahan
kimia yang memilki efek samping dan penggunaan jangka panjangnya bagi penderita
diabetes dapat merusak fungsi organ tubuh. Berawal dari hal tersebut, penulis sebagai
mahasiswa kesehatan ingin melakukan inovasi sekaligus memberikan kontribusi
mengenai pengembangan bahan alam dalam pengobatan diabetes yang memiliki
khasiat tidak toksik dan tidak merusak fungsi organ dalam penggunaan jangka lama.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami,
Bapak Prof. Dr. Amri Bakhtiar, MS, DESS, Apt, atas bimbingan dan waktu yang
telah diberikan. Selain itu, kami juga mengucapkan terima kasih kepada BEM KM
Fakultas Farmasi Universitas Andalas, bidang kemahasiswaan, Prof. Armenia, MS,
Apt dan pihak dekanat Fakultas Farmasi yang membantu mempermudah proses
penyelesaian karya tulis ini.
Semoga karya tulis ini dapat memberikan inspirasi bagimahasiswa, khususnya
mahasiswa kesehatan, peneliti, dan juga pihak industri farmasi untuk dapat lebih
lanjut mengembangkan potensi dari tanaman gambir ini sebagai antidiabetes sehingga
akan menghasilkan sediaan fitofarmaka yang bermutu tinggi dan baik bagi penderita
diabetes. Disamping itu, penulis berharap pengembangan sediaan fitofarmaka dari
tanaman gambir dapat terealisasi dengan dukungan pemerintah dan segala pihak
terkait. Kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan karya tulis ini ke depan sangat
penulis harapkan.

Padang, 03 Juni 2013

Penulis
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan……………………………………………………………....... i
Lembar Pernyataan……………………………………………………………........ ii
Kata Pengantar …………………………………………………………………...... iii
Daftar Isi ………………………………………………………………………....... v
Ringkasan……………………………………………………………………...........vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………….……………………........... 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………....... 3
1.3 Tujuan dan Manfaat………………………………………………………......... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Endemik…………………………………………………………....... 5
2.2 Diabetes Mellitus……………….…………………………………………........ 5
2.3 Karakteristik Botani dan Morfologi Gambir………………………………........7
2.2.1 Klasifikasi Ilmiah ………………………………………………......... 7
2.2.2 Deskripsi …………………………………………………………...... 7
2.2.3 Kandungan Kimia …………………………………………................ 8
2.2.4 Manfaat dan Khasiat ……………………………………………........ 8
2.4 Obat Hipoglikemik Oral dan efek sampingnya bagi tubuh…………………......8
2.5 Fitofarmaka…………………………………………………………………...... 9
BAB III. METODE PENULISAN
3.1 Jenis Penulisan ……………………………………………………………........ 11
3.2 Cara Pengolahan dan Analisis Data ………………………………………........ 11
BAB IV. PEMBAHASAN
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan dan Saran………………………………………………………..... 16
5.2 Daftar Pustaka………………………………………………………………...... 17
5.3 Daftar Riwayat Hidup………………………………………………………...... 20
RINGKASAN

Tanaman gambir (Uncaria gambir (Hunter) Roxb.) dari famili Rubiaceae


secara tradisional digunakan untuk obat luka bakar, sakit kepala, diare, disentri,
sariawan, serta obat sakit kulit (Balittro, 2004). Tanaman ini juga banyak digunakan
dalam bidang industri obat-obatan dan farmasi karena memiliki kemampuan
antibakteri, antioksidan, antidiabetes, dan lain-lain (Laksmono et al., 2010). Tanaman
ini memiliki potensi menghambat enzim α-glukosidase bila dibandingkan dengan
ekstrak koji dari Aspergillus terreus yang telah terbukti memiliki daya hambat yang
tinggi (Apea-Bah et al., 2009).
Diabetes melitus merupakan kumpulan dari gangguan metabolik yang
dicirikan dengan hiperglikemia yang disertai metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein yang abnormal yang berujung pada berbagai komplikasi kronik termasuk
mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati. Komplikasi tersebut dapat dihindari
atau ditunda dengan cara memperbaiki kondisi hiperglikemia, hipertensi dan
dislipidemia (Campbell, 2008).
Obat-obatan kimia untuk penderita diabetes sudah sangat banyak beredar di
pasaran seperti Glibenclamide, Glimepiride, Metformin. Namun, satu masalah yang
timbul, yaitu efek samping. Setiap obat yang sejatinya adalah senyawa kimia asing
bagi tubuh pasti memiliki efek samping. (Kowalak, J.P., 2011).
Salah satu solusi yang bisa kita gunakan untuk mencegah efek samping obat-
obatan kimia dalam pengobatan penyakit diabetes adalah dengan penggunaan obat-
obatan tradisional, salah satunya fitofarmaka yang berasal dari tanaman gambir.
Menurut penelitian, ekstrak Uncaria gambir (Hunter) Roxb terstandarisasi pada dosis
30,100,300 dan 1000 mg/kgBB dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit
diabetes yang diinduksi dengan aloksan (P<0,01) (Azima F, 2006). Dari penelitian
lain yang telah dilakukan Apea-Bah et al., tahun 2009 memperlihatkan bahwa ekstrak
dari gambir dan residu air setelah diekstraksi dengan etil asetat mempunyai aktivitas
menghambat α-glucosidase in vitro.
Key word : Gambir, Diabetes Mellitus, α-glukosidase
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia yang beriklim tropis merupakan negara dengan keanekaragaman
hayati terbesar kedua di dunia setelah Brazil. Indonesia memiliki sekitar 25.000
sampai 30.000 spesies tanaman yang merupakan 80% dari jenis tanaman di dunia
dan 90 % dari jenis tanaman di Asia (Erdelen et al., 1999). Hasil inventarisasi yang
dilakukan PT Eisai pada 1986 mendapatkan sekitar 7000 spesies tanaman di
Indonesia digunakan masyarakat sebagai obat.
Tanaman gambir merupakan salah satu spesies tanaman yang digunakan
masyarakat sebagai obat tradisional. Gambir merupakan tanaman endemik dan
komoditas unggulan daerah Provinsi Sumatera Barat yang memiliki sumbangan besar
terhadap pendapatan daerah. Delapan puluh persen kebutuhan gambir dunia dipasok
oleh Provinsi Sumatera Barat dengan negara tujuan ekspor India, Bangladesh,
Pakistan, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Perancis, dan Swiss yang meningkatkan
devisa negara (Laksmono et al., 2010).
Tanaman gambir (Uncaria gambir (Hunter) Roxb.) dari famili Rubiaceae
secara tradisional digunakan untuk obat luka bakar, sakit kepala, diare, disentri,
sariawan, serta obat sakit kulit (Balittro, 2004). Tanaman ini juga banyak digunakan
dalam bidang industri obat-obatan dan farmasi karena memiliki kemampuan
antibakteri, antioksidan, antidiabetes, dan lain-lain (Laksmono et al., 2010). Kozai et
al., 1995 melaporkan bahwa gambir mempunyai daya hambat terhadap bakteri
Streptococus mutans yang menyebabkan terjadinya plak gigi. Tanaman ini memiliki
aktivitas antioksidan dibuktikan dengan aktivitas ekstraknya yang memiliki daya
hambat terhadap senyawa radikal bebas DPPH dan juga memiliki potensi
menghambat enzim α-glukosidase bila dibandingkan dengan ekstrak koji dari
Aspergillus terreus yang telah terbukti memiliki daya hambat yang tinggi (Apea-Bah
et al., 2009).
Penelitian fitokimia dari genus Uncaria telah lama dilakukan sejak tahun
1900-an, dimana lebih dari 150 senyawa kimia telah diisolasi dan diidentifikasi.
Senyawa kimia tersebut termasuk golongan polifenol seperti senyawa alkaloid,
terpen, flavonoid, kuersetin, dan senyawa polifenol lainnya. Senyawa-senyawa
tersebut mempunyai aktivitas farmakologi seperti antioksidan, anti-inflamasi,
sitotoksik, dan immunostimulation (Heitzman et al., 2005). Kandungan senyawa
polifenol dalam gambir adalah katekin, tanin, alkaloid, kuersetin, dan lain-lain
(Risdale, 2002). Beberapa peneliti telah melakukan publikasi terhadap manfaat
senyawa polifenol dari gambir (Uncaria gambir (Hunter) Roxb.). Senyawa polifenol
katekin yang terkandung dalam gambir diketahui mempunyai aktivitas antioksidan
(Arakawa et al., 2004 dan Franklin, et al, 2009) dan antibakteri terhadap bakteri
gram positif Staphyloccoccus aureus, Bacillus subtilis, dan Streptococcus mutans
(Rindit et al., 2007).
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang
berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia.
Menurut hasil survei WHO tahun 2008, jumlah penderita diabetes mellitus (DM) di
Indonesia menduduki ranking ke 4 terbesar di dunia. DM menyebabkan 5% kematian
di dunia setiap tahunnya. Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi
sistem kesehatan suatu negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan
perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan
penderita DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa ke atas
pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit
DM belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan,
walaupun diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar antara
lain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis, hipertensi, stroke, sistem
saraf, hati, mata dan ginjal (Brunner & Suddart, 2002).
Obat-obatan kimia untuk penderita diabetes sudah sangat banyak beredar di
pasaran. Namun, satu masalah yang timbul, yaitu efek samping. Setiap obat yang
sejatinya adalah senyawa kmia asing bagi tubuh, pasti memiliki efek samping. Obat-
obatan diabetes seperti Glibenclamide, Glimepiride, Metformin dan lain-lain
memiliki efek samping seperti hipoglikemia, gangguan pengecapan, nafsu makan
menurun, mual, muntah, kembung, sebah, atau nyeri perut, banyak gas di perut, diare
dan pada beberapa penderita, dilaporkan bisa menimbulkan ruam atau bintik-bintik di
kulit (Kowalak, J.P., 2011).
Salah satu solusi yang bisa kita gunakan untuk mencegah efek samping obat-
obatan kimia dalam pengobatan penyakit diabetes adalah dengan penggunaan obat-
obatan tradisional, salah satunya fitofarmaka. Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan
alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji
praklinik dan klinik, bahan baku dan produk jadinya telah distandardisasi (BPOM,
2005). Bahan baku fitofarmaka dapat berupa simplisia atau sediaan galenik. Bahan
baku fitofarmaka harus memenuhi persyaratan yang tertera pada Farmakope Herbal
Indonesia.
Di Indonesia, sediaan fitofarmaka yang digunakan untuk mengobati diabetes
yang simplisianya berasal dari tumbuhan gambir belum beredar. Melihat ketersediaan
hayati dan potensinya yang besar sebagai fitofarmaka antidiabetes yang dibuktikan
dari berbagai penelitian dan sumber, penulis berharap karya tulis ini menjadi sumber
informasi bagi masyarakat, memacu para peneliti untuk melakukan penelitian lebih
lanjut serta dapat diaplikasikan dalam bidang kesehatan terutama pengobatan
penyakit diabetes mellitus.

1.2. Perumusan Masalah


Apakah gambir sebagai tanaman endemik Sumatera Barat memiliki potensi
dijadikan sebagai sediaan fitofarmaka khususnya dalam mengobati penyakit diabetes.

1.3. Tujuan dan Manfaat


Tujuan :
Tujuan dari penulisan adalah untuk memperoleh informasi apakah gambir
(Uncaria gambir (Hunter) Roxb.) sebagai tanaman endemik Sumatera Barat memiliki
potensi untuk dijadikan sebagai fitofarmaka antidiabetes.

Manfaat :
1. Penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai sediaan
fitofarmaka yang berasal dari tanaman endemik lokal.
2. Penulisan ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi para peneliti untuk
mengembangkan gambir menjadi sediaan fitofarmaka antidiabetes.
3. Penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang gambir yang
memiliki potensi hipoglikemik yang aman, tidak toksik dan tidak merusak
fungsi organ dalam penggunaan jangka panjang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Endemik


Menurut pakar biologi dan ekologi, endemik atau endemis berarti eksklusif
asli pada suatu tempat (biota), berlawanan dengan kosmopolitan atau introduksi yang
hadir di berbagai tempat. Suatu jenis tumbuhan dikatakan endemik apabila
keberadaannya unik di suatu wilayah dan tidak ditemukan di wilayah lain secara
alami. Istilah ini biasanya diterapkan pada unit geografi suatu pulau atau kelompok
pulau, tetapi kadangkadang dapat berupa negara, tipe habitat atau wilayah. Tumbuhan
yang hidup pada suatu kepulauan cenderung berkembang menjadi tipe atau jenis
endemik karena isolasi geografi. Istilah endemik biasanya digunakan untuk daerah
yang secara geografi terisolasi (Sudarmono, 2007).

2.2. Diabetes Mellitus


Menurut hasil survei WHO, jumlah penderita diabetes mellitus (DM) di
Indonesia menduduki ranking ke-4 terbesar di dunia. DM menyebabkan 5% kematian
di dunia setiap tahunnya. Diperkirakan kematian karena DM akan meningkat
sebanyak 50% sepuluh tahun yang akan datang. Sebanyak 80% responden DM
menderita DM tipe 2 dan mereka membutuhkan pengobatan secara terus
menerussepanjang hidupnya (WHO, 2008 dan Campbell, 2009).
Diabetes melitus merupakan kumpulan dari gangguan metabolik yang
dicirikan dengan hiperglikemia yang disertai metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein yang abnormal yang berujung pada berbagai komplikasi kronik termasuk
mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati. Komplikasi tersebut dapat dihindari
atau ditunda dengan cara memperbaiki kondisi hiperglikemia, hipertensi dan
dislipidemia. Penelitian multicentre seperti the United Kingdom Prospective Diabetes
Study (UKPDS) telah menemukan bahwa kontrol ketat terhadap kadar gula dan
tekanan darah pada pasien dengan DM tipe 2 yang baru didiagnosa dapat
menurunkan kejadian komplikasi jangka panjang (Campbell, 2008).
Diabetes Melitus merupakan penyakit menahun yang ditandai oleh kadar gula
darah yang tinggi dan gangguan metabolisme pada umumnya, yang pada
perjalanannya bila tidak dikendalikan dengan baik akan menimbulkan berbagai
komplikasi baik yang akut maupun yang menahun. Kelainan dasar dari penyakit ini
ialah kekurangan hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas, yaitu kekurangan
jumlah dan atau dalam kerjanya. Ada dua tipe Diabetes Melitus yaitu tipe 1 DMTI
(Diabetes Melitus Tergantung Insulin) dan tipe 2 DMTTI (Diabetes Melitus Tidak
Tergantung Insulin). DMTI merupakan akibat kekurangan insulin karena kerusakan
dari sel β pankreas (Isniati, 2007).
Sebagian besar individu biasanya dengan berat badan normal atau di bawah
normal. DMTTI ditandai dengan kerusakan fungsi sel β pankreas dan resisten insulin
atau oleh menurunnya pengambilan glukosa oleh jaringan sebagai respon terhadap
insulin. Faktor penyebab diabetes tipe 2 adalah kelebihan lemak, faktor genetik,
status gizi lebih (Obesitas) dan aktivitas fisik yang rendah. Diet rendah serat dan
tinggi indeks glikemik berhubungan dengan peningkatan resiko DM dan diet tinggi
lemak akan mempengaruhi resistensi insulin dan resiko DM (Hu F.B et al., 2001).
Menurut Bogdan (2008), serat dapat menurunkan berat badan, menurunkan kadar
kolesterol, dan memperbaiki profil gula darah.
Dari jumlah penduduk Indonesia yang 210 juta orang, prevalensi Diabetes
Melitus adalah 1,4 –1,6 %. Pada tahun 1994 diperkirakan 1,5 juta orang menderita
Diabetes Melitus dan jumlah tersebut akan menjadi 4 juta pada tahun 2000 dan 5 juta
pada tahun 2010 (Isniati, 2007).
Diagnosa diabetes dapat dipastikan dengan penentuan kadar glukosa darah
dan dengan adanya gejala klinis atau komplikasi diabetes yang khas (misalnya
retinopati) ditambah hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu >200 mg/dl atau
glukosa darah puasa > 126 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosa Diabetes
Mellitus. Nilai diatas 7.8 mmol/L (pada lambung kosong) pada dua hari berlainan
dianggap positif (WHO). Begitu pula post-load diatas 11.1 mmol/L, yaitu 2 jam
setelah pembebanan glukosa 75 gram (Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja, 2000).
Gejala diabetes mellitus ditandai gejala 3P, yaitu poliuria (banyak berkemih),
polidipsia (banyak minum) dan polifagia (banyak makan), yang dapat dijelaskan
sebagai berikut, disamping naiknya kadar gula darah, gejala kencing manis bercirikan
adanya gula dalam kemih (glycosuria) dan banyak berkemih karena glukosa yang
diekskresikan mengkat banyak air. Akan timbul rasa sangat haus, kehilangan energi
dan turunnya berat badan serta rasa letih. Tubuh mulai membakar lemak untuk
memenuhi kebutuhan energinya, yang disertai pembentukan zat-zat peombakan,
antara lain aseton, asam hidroksibutirat dan diasetat yang membuat darah menjadi
asam. Keadaan ini yang disebut ketoacidosis, amat berbahaya karena akibatnya dapat
menyebabkan pingsan (coma diabeticum). Napas penderita yang sudah menjadi
sangat kurus sering kali juga berbau aseton (Tjay, Tan Hoan dan Rhardja Kirana,
2000).

2.3. Gambir
2.3.1. Klasifikasi
Berdasarkan ilmu taksonomi, klasifikasi tanaman gambir adalah sebagai berikut :
Sinonim : Uncaria gambir (Hunter) Roxb.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Familia : Rubiaceae
Genus : Uncaria
Spesies : Uncaria gambir (Hunter) Roxb. (Balittro, 2004).
2.3.2. Nama Daerah
Sumatra : Gambir
Aceh : Gain, Batak : Sontang, Lampung : Pangilom, Sepelet, Dayak : Kelare,
Tidore : Gabi (Balittro, 2004).
2.3.3. Deskripsi
Habitus : Ketinggian tanaman gambir bisa mencapai 10 meter
Tumbuhan : Perdu merambat dengan percabangan memanjang
Daun : Oval, memanjang, ujung meruncing, tangkai pendek
Bunga : Putih tunggal tumbuh diujung tangkai dan berbuah
Buah : Berupa kapsula dengan dua ruang (Balittro, 2004).
2.3.4. Khasiat
Khasiat gambir sebagai komponen menyirih, yang telah dikenal
masyarakat kepulauan Nusantara sejak + 2500 tahun yang lalu. Diketahui,
gambir merangsang keluarnya getah empedu sehingga membantu kelancaran
proses di perut dan usus. Fungsi lain adalah sebagai obat luka bakar, sakit kepala,
disentri, kumur-kumur, sariawan, serta sakit kulit untuk dibalurkan (Balittro,
2004).
2.3.5. Kandungan Kimia
Kandungan yang utama adalah flavonoid (terutama gambiriin), catekin
(polifenol) suatu bahan alami bersifat antioksidan, zat penyamak (22-50%), serta
sejumlah alkaloid (gambirtannin dan turunan dihidro- dan okso-nya). Kandungan
gambir lain adalah asam catechutannat, quersetin, catechu merah, gambir
fluoresein, abu, asam lemak, lilin, alkaloid tanin (Balittro, 2004).

2.4. Obat Hipoglikemik Oral dan Efek Sampingnya Bagi Tubuh


Obat Hipoglikemik Oral
1. Golongan Sulfonil Urea yaitu Klorpropamida, Glikazid, Glipizid,
Glibenklamid, Glimepirid, Glikuidon, Tolbutamid
Efek samping: Gejala saluran cerna dan sakit kepala, gejala hematologic
termasuk trombositopenia, agranulositosis, dan anemia aplastic dapat terjadi
walau jarang. Hipoglikemia dapat terjadi bila dosis tidak tepat atau diet terlalu
ketat, juga pada gangguan fungsi hati/ginjal atau pada orang usia lanjut.
Kontraindikasi: Wanita menyusui, profiria, danketoasidosis
2. Golongan Biguanida yaitu Metformin
Efek samping: mual, muntah, anoreksia, diare, asidosis laktat, gangguan
peyerapan vitamin B12.
Kontra indikasi: gangguan fungsi ginjal atau hati, predisposisi asidosis laktat,
gagal jantung, infeksi atau trauma berat, dehidrasi, alkoholisme, wanita hamil,
wanita menyusui.
3. Golongan Tiazolidindion yaitu Pioglitazon dan Rosiglitazon
Efek samping Pioglitazon: Udem, sakit kepala, hipoglikemia, myalgia,
faringitis, sinusitis, gangguan gigi, infeksi saluran pernafasan atas
Efek samping Rosiglitazon: Nyeri punggung, sakit kepala, hiperglikemia,
luka, sinusitis, anemia ketika digunakan bersama metformin, udem ketika
digunakan dengan insulin
Kontraindikasi: Hipersensitivitas
4. Penghambat α-glukosidase yaitu akarbose dan miglitol
Efek samping: flatulensi, diare, perut kembung dan nyeri, icterus dan hepatitis
Kontraindikasi: anak usia dibawah 12 tahun, wanita hamil, wanita menyusui,
colitis ulse-ratif, obstruksi usus, gangguan fungsi hati/ginjal berat, hernia,
riwayat bedah abdominal (Anonim, 2008).

2.5. Fitofarmaka
Saat ini tercatat sekitar 800 perusahaan multinasional yang memproduksi
produk obat berbasis tanaman, keuntungan yang diperoleh sekitar US$ 4,5 Milyard
tiaptahunnya (Greenwald, 1998). Angka ini menunjukkan bahwa pertumbuhan
perdagangan bahan tanaman obat sangat cepat, salah satu sebab yang dilaporkan
adalah karena anggapan masyarakat yang masih mengatakan bahwa produk ini
merupakan produk alternatif yang aman dan tidak menimbulkan efek samping.
Perkembangan produk berbasis tanaman obat ini mempunyai variasi dalam tata nama,
seperti misalnya produk herba, botani, tanaman obat, fitomedisin dan fitofarmaka.
Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinis dan uji klinis bahan baku serta produk
jadinya telah distandarisir (Badan POM RI, 2004 )
Bahan baku fitofarmaka dapat berupa simplisia atau sediaan galenik. Bahan
baku fitofarmaka harus memenuhi persyaratan yang tertera pada Farmakope
Indonesia, Farmakope Herbal Indonesia, Ekstra Farmakope Indonesia, Materia
Medika Indonesia, ketentuan atau persyaratan lain yang berlaku. Penggunaaan
ketentuan atau persyaratan lain diluar ketentuan yang telah ditetapkan harus
mendapatkan persetujuan pada waktu pendaftaran fitofarmaka.
Di dalam lampiran Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
761/Menkes/SK/IX/1992 tentang Pedoman Fitofarmaka dijelaskan bahwa prioritas
pemilihan fitofarmaka sebagai berikut :
1. Bahan bakunya relatif mudah diperoleh.
2. Didasarkan pada pola penyakit di Indonesia
3. Perkiraan manfaatnya terhadap penyakit tertentu cukup besar
4. Memiliki rasio resiko dan kegunaan yang menguntungkan penderita
5. Merupakan satu-satunya alternatif pengobatan.
BAB III
METODE PENULISAN

3.1. Penulisan
Penulisan ini merupakan penulisan deskriptif observasional.

3.2. Cara Pengolahan dan Analisis Data


Langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan dalam penulisan ini adalah:
1. Analisis, yaitu menjelaskan permasalahan terkait obat-obat sintetis Diabetes
Mellitus dan pengaruh ekstrak dari tanaman gambir (Uncaria gambir, Roxb)
pada kadar glukosa darah dari literatur.
2. Sintesis, yaitu menghasilkan alternatif pengobatan dari diabetes dengan
sediaan yang aman dan tidak merusak fungsi organ tubuh.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Tahap Seleksi


Di dalam lampiran Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 761/Menkes/SK/IX/1992
tentang Pedoman Fitofarmaka dijelaskan bahwa prioritas pemilihan fitofarmaka
sebagai berikut :
1. Bahan bakunya relatif mudah diperoleh.
Gambir merupakan komoditas tradisional Indonesia yang telah diusahakan
sejak sebelum Perang Dunia I terutama di luar Jawa seperti Sumatera Barat,
Kepulauan Riau, Sumatera Selatan (Bangka Belitung), Aceh, Kalimantan
Barat dan Maluku. Gambir banyak diusahakan rakyat di Sumatera Barat.
Lebih dari 80% ekspor gambir berasal dari daerah ini. Sentra penghasil
gambir Sumatera Barat terbagi dua yaitu, Sentra Utara ada di Kabupaten Lima
Puluh Kota dimana kecamatan penghasilnya adalah Mahat, Sungai Sembilan,
Pangkalan Koto Baru, Kapur IX dan Sentra Selatan ada ditemukan di Kec.
Koto XI Tarusan dan Sawah Lunto Sijunjung (Roswita, 2004).
2. Didasarkan pada pola penyakit di Indonesia
Gambir merupakan tanaman endemik Sumatera Barat memiliki khasiat untuk
penyakit yang menduduki urutan atas dalam angka kejadiannya (berdasarkan
pola penyakit), yaitu Diabetes Mellitus. Jumlah penderita Diabetes Mellitus
(DM) di Indonesia menduduki ranking ke-4 terbesar di dunia. DM
menyebabkan 5% kematian di dunia setiap tahunnya. Diperkirakan kematian
karena DM akan meningkat sebanyak 50% sepuluh tahun yang akan datang.
Sebanyak 80% responden DM menderita DM tipe 2 dan mereka
membutuhkan pengobatan secara terus menerus sepanjang hidupnya (WHO,
2008 dan Campbell, 2009).
3. Perkiraan manfaatnya terhadap penyakit tertentu cukup besar
Gambir telah dikenal masyarakat kepulauan Nusantara sejak + 2500 tahun
yang lalu. Gambir merangsang keluarnya getah empedu sehingga membantu
kelancaran proses di perut dan usus. Fungsi lain adalah sebagai obat luka
bakar, sakit kepala, disentri, kumur-kumur, sariawan, serta sakit kulit untuk
dibalurkan (Balittro, 2004).
4. Memiliki rasio resiko dan kegunaan yang menguntungkan penderita
Seperti yang telah dijelaskan di atas tanaman gambir memiliki berbagai
aktivitas farmakologis yang dapat menguntungkan penderita. Tanaman
gambir banyak digunakan dalam bidang industri obat-obatan dan farmasi
karena memiliki kemampuan antibakteri, antioksidan, antidiabetes, dan lain-
lain (Laksmono et al., 2010).

4.2. Tahap Uji Preklinik

4.2.1. Uji Farmakodinamik


Ekstrak Uncaria gambir (Hunter) Roxb. terstandarisasi pada dosis 30, 100, 300
dan 1000 mg/kgBB dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit diabetes yang
diinduksi dengan aloksan (P<0,01). Besarnya penurunan kadar glukosa darah
sebanding dengan dosis (Azima F, 2006). Dari penelitian yang telah dilakukan Apea-
Bah et al., tahun 2009 memperlihatkan bahwa ekstrak dari gambir dan residu air
setelah di ekstraksi dengan etil asetat mempunyai aktivitas menghambat α-
glucosidase in vitro.
Tanaman gambir (Uncaria gambir (Hunter) Roxb.) ini telah dilakukan uji
praklinis oleh Sari H.M, (2010) yakni melalui pengujian efek hipoglikemik ekstrak
etanol gambir (Uncaria gambir (Hunter) Roxb.) yang dilakukan dengan metode
induksi aloksan dan toleransi glukosa pada tikus putih jantan. Senyawa pembanding
yang digunakan dalam penelitian Heni (2010), adalah obat antidiabetik oral yaitu
glibenklamid dan pada pengujian toleransi glukosa digunakan akarbose. Obat ini
mengurangi gula darah dengan menstimulasi pelepasan insulin dari pankreas,
mengurangi produksi glukosa hati dan meningkatkan respon insulin. Glibenklamid
menstimulasi sel-sel beta dari pulau Langerhans, sehingga sekresi insulin
ditingkatkan (Tjay, Tan Hoan dan Rhardja Kirana, 2000).
Insulin adalah suatu cairan yang dihasilkan oleh pulau Langerhans yang
dibutuhkan oleh tubuh untuk mengatur jumlah glukosa darah dari kebutuhan normal
tubuh. Insulin yang kurang akan menyebabkan kebutuhan glukosa sulit diatur dan
mengakibatkan terjadinya hiperglikemia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Heni
Maiela (2010), uji efek hipoglikemik dengan metoda induksi aloksan, menunjukkan
bahwa ekstrak etanol memiliki aktivitas penurunan kadar glukosa darah yang
didasarkan pada penentuan kadar gula darah dari tikus tiap 3 hari selama 9 hari.
Ekstrak etanol gambir dibuat variasi dosis yaitu 100 mg/kgBB, 200 mg/kgBB, dan
400 mg/kgBB. Setelah pengujian didapatkan hasil penurunan kadar glukosa darah
pada hari ke-9 yaitu sebesar 36,25%, 41,17%, dan 28,27%. Pada toleransi glukosa
dengan dosis 200 mg/kgBB memberikan penurunan secara signifikan dengan
persentase penurunan pada menit 60, 90, 120, 150, dan 180 adalah 35,68%, 41,57%,
48,08%, 54,24%, dan 59,19%. Ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol
gambir pada berbagai varian dosis terutama pada dosis 200 mg/kgBB dapat
menurunkan kadar glukosa darah tikus yang tidak jauh berbeda dengan perlakuan dari
glibenklamid dan akarbose sebagai kontrol positif.
Ekstrak kental gambir diperoleh dari proses ekstraksi yang merupakan
penarikan kandungan kimia yang terdapat pada simplisia. Salah satu kandungan
kimia yang terdapat pada gambir (Uncaria gambir (Hunter) Roxb.) yaitu flavonoid
yang diduga mampu menurunkan gula darah. Melalui penelitian Heni Maiela (2010),
dapat diketahui efektivitas ekstrak etanol gambir sebagai penurun kadar glukosa
dengan cara meningkatkan sekresi insulin sehingga kadar gula dapat turun menjadi
normal.
4.2.2 Uji Toksisitas
Percobaan toksisitas ekstrak gambir pada mencit menunjukkan bahwa
pemanfaatannya dalam jangka panjang tidak dianjurkan karena pada dosis besar (200
mg/kgBB) dapat mempengaruhi fungsi ginjal dan hati. Uji toksisitas gambir yang
dilakukan terhadap organ ginjal, jantung dan hati mencit putih jantan, dengan dosis
100 dan 200 mg/kgBB, secara oral 1 x sehari selama 7 hari, menunjukkan bahwa
pemberian ekstrak gambir dapat memperkecil rasio organ ginjal dan hati secara
bermakna, tetapi tidak mempengaruhi organ jantung. Pengaruhnya pada ginjal nyata
untuk kedua dosis, sedangkan pada hati hanya pada dosis besar (200 mg/kgBB)
(Armenia, A.S dan Arifin, H, 2004).
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan dan Saran


Dapat disimpulkan bahwa ekstrak dari tanaman gambir (Uncaria gambir
(Hunter) Roxb.) endemik Sumatera Barat memiliki potensi untuk dijadikan sediaan
fitofarmaka. Gambir memiliki potensi dalam penurunan kadar glukosa darah dengan
menghambat enzim α-glukosidase.
Lalu disarankan perlunya penelitian lebih lanjut mengenai kandungan
senyawa aktif ekstrak gambir ini untuk mendapatkan kadar dari ekstrak gambir yang
dapat memberikan efek hipoglikemik yang lebih signifikan dibandingkan dengan
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan perlunya dilakukan uji klinis untuk
standarisasi sediaan fitofarmaka gambir sebagai antidiabetes yang aman dan tidak
merusak fungsi organ tubuh dalam pemakaian jangka panjang oleh penderita
diabetes.
5.2. Daftar Pustaka

Anonim. 2008. Iso Farmakoterapi. Jakarta : PT.ISFI Penerbitan.


Apea-Bah, F. B., Hanafi, M., Dewi, R. T., Fajriah, S., Darwaman, A., Artanti, N.,
Lotulung, P., Ngadymang, P., dan B. Minarti. 2009. Assessment of the DPPH
and α-glucosidase inhibitory potential of gambier and qualitative
identification of major bioactive compound, Journal of Medicinal Plants
Research Vol. 3(10), pp. 736-757
Aquino, R., De Feo, V., De Simone, F., Pizza, C., G. Cirino. 1991. Plant metabolites.
New compounds and anti-inflammatory activity of Uncaria tomentosa. J. Nat.
Prod. 54: 453–459.
Arakawa, H., M. Masako, S. Robuyusi and Miyazaki. 2004. Role of Hidrogen
Peroxide in Bactericidal Action of Catechin, Biological & Pharmaceutical
Bulletin, Vol 27, No 3227, 227-288
Armenia, A.S., dan Arifin, H. 2004. Toksisitas Ekstrak Gambir (Uncaria gambir
(Hunter) Roxb), terhadap Organ Ginjal, Hati dan Jantung Mencit, Prosiding
Seminar Nasional TumbuhanObat Indonesia XXVI, Padang
Azima, F. 2006. Uji Efek Antidiabetes Ekstrak Gambir (Uncaria gambir (Hunter)
Roxb) yang terstandarisasi pada mencit putih jantan. Padang: FMIPA Unand.
Badan POM RI., 2004, No.HK 00.05.41.1384. Tentang Kriteria dan Tata Laksana
Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka,
www.pom.go.id/public/hukum_perundangan/pdf/Kritcara%20.Pendaft.OT.
Bogdan Mc Wright, MD. 2008. Panduan Diabetes Melitus , Edisi Baru. Jakarta: PT
Pustaka karya.
Campbell RK, Martin TM. 2009. The Chronic Burden of Diabetes. American Journal
of Managed Care; 15: S248-S254.
Campbell RK, White JR. 2008. More Choices than Ever Before: Emerging Therapies
for Type 2 Diabetes. The Diabetes Educator; 34(3): 518-534.
Erdelen W.R., K. Adimihardja dan S.H. Moesdarsono. 1999. Biodiversity, traditional
medicine and the sustainable use of indigenous medicinal plants in Indonesia.
Indigenous knowledge and development monitor 7(3):3-6.
Greenwald J.,1998. Herbal healing, Time, November 23, 48-58
Heitzman, M.E., Neto, C.C., Winiarz, E., Vaisberg, A.J., & Hammond, G.B. 2005.
Phytochemistry review. 66 : 5-29.
Hu F B, Manson J E, Stampfer M J, Colditz G, Liu S, Solomon C G, dan Willett W
C. 2001. Diet, Lifestyle, and The Risk of Type 2 Diabetes Mellitus In Woman.
New England Journal of Medicine. 345:790-797.
Isniati. 2007. Hubungan Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Militus Dengan
Keterkendalian Gula Darah Di Poliklinik RS Perjan Dr. M. Djamil Padang
Tahun 2003, Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2007, I (2).
Kowalak, J.P. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Kozai, K., M.Soto, N Yamaguci, N. Nagasaka and S.Pradopo. 1995. Potensial Of
Gambir as an inhibitor of Dental Plaque Formation, Dent J vol 28. No. 3, 95-
96.
Laksmono J.A., S. Aiman, G. Widiyarti, M. Hanafi dan A. Haryono. Proses Ekstraksi
Pada Skala Pilot dan Telaahan Keekonomian Pabrik Ekstraksi Katekin dari
Gambir, Disampaikan Pada Lokakarya Pembangunan Ekonomi Pedesaan
Melalui Pengembangan Komoditas Unggulan Daerah dan Alsintan, Kemenko
Bidang Perekonomian dan Pemda Sumbar, Padang, 14-15 Juli 2011.
PT. Eisai Indonesia. 1986. Medicinal herb index in Indonesia. PT Eisai. Jakarta.
Rindit, P., Murdjiati, G., Slamet, S., dan Kapti, R.K. 2007. Majalah Farmasi
Indonesia 18. 3 : 141-146.
Risdale, C.E., 1978. A revision of Mitragyna and U. Rubiaceae Blumea. 24 : 43-100.
Roswita. 2004. Budi daya, Pengolahan Hasil, dan Kelayakan Usaha Tani Gambir di
Kabupaten 50 Kota, Buletin TRO Vol XV No. 1.
Sang S, Cheng X, Stark RE, Rosen RT, Yang CS, Ho CT. 2002. Chemicals studies on
antioxidant mechanism of tea catechins: Analysis of radical reaction products
of catechin and epicatechin with 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl. Bioorg. Med.
Chem., 10: 2233-2237.
Sari, Heni Maiela. 2010. Uji Efek Hipoglikemik Ekstrak Etanol Gambir (Uncaria
gambir, Roxb) Pada Tikus Putih Jantan dengan metode induksi aloksan dan
toleransi glukosa. Jakarta : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah. Hal 53-63.
Sudarmono. 2007. Review : Tumbuhan Endemik Tanah Serpentin, Biodiversitas Vol.
8, 4 : 330-335.
Tjay, Tan Hoan dan Rhardja Kirana. 2002. Obat-obat Penting Edisi Kelima. Jakarta :
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan
RI, PT. Elex Media Komputindo. Hal 693-713.
WHO. 2008. Diabetes Fact Sheet No 312. World Health Organization
5.3. Daftar Riwayat Hidup
1. Noris Sandy 1011013071
a. Personal Data :
Nama : Norris Sandy
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Dumai, 24 Desember 1992
Alamat : Kapalo Koto, Padang
Agama : Islam
No. Hp : 08982693084
Status : Belum Menikah
Pekerjaan : Mahasiswa
Universitas : Universitas Andalas
Email : norrissandy24@yahoo.co.id
b. Riwayat Pendidikan
2010-sekarang : Farmasi Universitas Andalas, Padang
2007-2010 : SMAN 2 Dumai
2004-2007 : SMP N 2 Dumai
1998-2004 : SDN 007 Dumai

c. Riwayat Organisai

2012-2013 : Kepala Departemen Internal BEM KM Fakultas


Farmasi Unand
2011-2013 : Staff PSDM BEM KM Fakultas Farmasi
Unand
d. Karya Ilmiah

2012 : Proposal Program Kreatifitas Mahasiswa


Pengapdian Masyarakat (PKM-M) terkait
Pemberdayaan Kader PKK Menjadi “Duta
Sehat Dengan Obat Generik” Sebagai Bentuk
Sosialisasi Penggunaan Obat Generik Berbasis
Komunitas Untuk Mendukung Program
Pengobatan Gratis Menuju Sistem Asuransi
Kesehatan Di Kota Pariaman

2. Yeni Budiharti Ikbal 1011013003


a. Personal Data :
Nama : Yeni Budiharti Ikbal
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : Inderapura, 17 November 1992
Alamat : Depan SMPM 8 Padang, Jalan Binuang,
Kampung Dalam Padang
Agama : Islam
No. Hp : 085263881959
Status : Belum Menikah
Pekerjaan : Mahasiswa
Universitas : Universitas Andalas
Email : yenibhi@gmail.com
b. Riwayat Pendidikan
2010-sekarang : Farmasi Universitas Andalas, Padang
2007-2010 : SMAN 2 Lubuk Basung
2004-2007 : SMP N 1 Lubuk Basung
1998-2004 : MIN Bawan
1997-1998 : TK Lembah Sari Bawan
c. Riwayat Organisai

2012-2013 : Sekretaris BEM KM Fakultas Farmasi Unand


2011-2013 : Staff Biro Administrasi dan Rumah Tangga
BEM KM Fakultas Farmasi Unand
d. Riwayat Prestasi

2013 : Finalis Pharmacy Best Student Award


e. Karya Ilmiah

2012 : Proposal Program Kreatifitas Mahasiswa


Pengapdian Masyarakat (PKM-M) terkait
Andalas Ethno Camp
f. Event Nasional

2011 : Seminar on Microsoft Office Certification at


PKM Unand
2013 : Internasional seminar 2013, Meraih Mimpi
Sejuta Dolar at Inamuara Hotel

3. Muhammad Hanif 1111012081


a. Personal Data :

Nama : Muhammad Hanif


Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Bukittinggi, 19 April 1993
Alamat : Binuang Bandes, Kampung Dalam, Kec. Pauh,
Kota Padang
Agama : Islam
No. Hp : 083180735666
Status : Belum Menikah
Pekerjaan : Mahasiswa
Universitas : Universitas Andalas
Email : empire_081@yahoo.co.id
b. Riwayat Pendidikan
2011-sekarang : Farmasi Universitas Andalas, Padang
2008-2011 : SMA Negeri 5 Bukittinggi
2005-2008 : SMP Negeri 1 Bukittinggi
1999-2005 : SD Negeri 04 Garegeh, Bukittinggi

c. Riwayat Organisasi

2012-2013 : Staff Departemen Internal BEM KM Fakultas


Farmasi Unand
2012-2013 : Anggota Divisi Futsal UKF PHASPORT.COM
BEM KM Fakultas Farmasi Unand

Anda mungkin juga menyukai