Anda di halaman 1dari 10

1

ROLE PLAY KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN

Narasi

1 tahun berlalu setelah kejadian tragis yang menimpa gadis berusia 17 tahun yang mengakibatkan
kebutaan pada gadis itu. Pada tanggal 24 November 2015 di pagi yang cerah keluarga bapak Muhammad
telah mendapatkan kabar gembira dari pihak Rumah Sakit Mounth Elisabeth bahwa sudah ada pendonor
mata untuk putrinya. Bapak muhammad masih menyembunyikan kabar tersebut dari putrinya. Bapak
muhammad mengatakan ke putrinya akan berlibur ke luar negeri.

(Percakapan di dalam pesawat)

Anak : “Ayah, kita mau berlibur kemana?”

Ayah : “Kita akan pergi ke suatu tempat. Dimana tempat itu akan memberikan perububahan untuk
keluarga kita.nak?

Anak : “ Hah perubahan? Perubahan apa ayah? ( terheran)

Ayah : “ Nanti ayah kasih tahu kalau kita sudah sampai. Bersabarlah!

(Tiba di Rumah Sakit Mounth Elisabeth)

Anak : “ ayah kita ada dimana sekarang?

Ayah :” Inilah tempatnya nak, bahwa disini kamu sudah mendapatkan pendonor mata yang cocok
untuk kamu. Jadi kamu sekarang akan dilakukan operasi mata.”

Anak : “ Hah,,, yang benar ayah? Makasih ayah. (Dengan penuh bahagia dan berdoa) “Terimakasih
tuhan. Sekian lama aku menunggu adanya pendonor mata yang cocok untukku. Akhirnya engkau telah
mengabulkannya dan sebentar lagi aku bisa melihat”

Ayah : “Iya nak. Ayah juga ikut bahagia”.

Setelah beberapa jam menunggu akhirnya perawat mempersilahkan bapak muhammad dan putrinya
masuk keruangan perawat.

FASE ORIENTASI
Perawat : “selamat pagi pak, saya perawat suci yang bertugas pada pagi ini. Bapak dengan bapak
muhammad yang berasal dari surabaya indonesia? (teknik broad opening)

Ayah : “iya sus, saya sendiri dan ini putri saya ayu.

Perawat : “info dari pihak rumah sakit, bahwa anak bapak akan dilakukan operasi mata besok pukul
09.00 pagi. Sebelumnya, ini ada beberapa formulir persetujuan dan syarat untuk dilakukan tindakan
operasi kepada putri bapak, silahkan bapak bisa baca dahulu dan bisa diisi. (teknik informing)

Ayah :“iya sus, (bapak sedang membaca dan mengisi formulir yang telah tersedia) “Ini sus sudah selesai,
terimakasih sus. Sus, kenapa ya anak saya bisa buta, padahal waktu kecelakaan dia hanya terbentur sus.”

Perawat : “baik saya akan jelaskan, gangguan penglihatan dapat terjadi karena kerusakan organ misalnya
kornea, lensa mata, kekeruhan humoris viterius, serta kerusakan saraf penghantar impuls menuju otak.
Semua ini mengakibatkan penurunan visus hingga dapat menyebabkan kebutaan, akibatnya kemampuan
menangkap rangsang ketika berkomunikasi sangat bergantung pada pendengaran dan sentuhan. (teknik
informing)

Ayah : “oh seperti itu ya sus? Jadi disaat saya berkomunikasi dengan anak saya, saya harus
menggunakan teknik mendengar dan sentuhan. Iya sus terimakasih.

Perawat : “iya pak sama-sama.

Perawat berkomunikasi dengan putri bapak Muhammad dan duduk di depan putri bapak muhammad.

Perawat : “selamat pagi dik? Perkenalkan saya dengan perawat sucilatul, adik bisa panggil saya suster
suci. Adik dengan adik siapa? (Sambil menggenggam tangan anak tersebut)

(teknik broad opening)

Anak : “pagi juga suster suci, saya dengan ayu avitha.”

Perawat : “adik suka dipanggil dengan nama siapa?”(teknik broad opening)

Anak : “ayu saja sus.”

Perawat : “wahh nama yang cantik seperti orangnya.”

Anak : “ah suster suci bisa saja.”

Perawat : “adik ayu, bagaimana keadaan adik ayu sekarang?” (teknik broad opening)
Anak : “ya beginilah sus.”

Perawat : “Maaf adik ayu, keadaan seperti apa yang adik ayu maksud?” (teknik focussing)

Anak : “sebenarnya saya merasa bahagia, namun disisi lain saya juga merasa sedih.”

Perawat : (teknik diam)

Anak :”saya kesal dengan teman-teman saya sus, semenjak kecelakaan yang menimpa saya, teman-
teman saya berubah. Mereka menjauhi saya, mungkin mereka malu berteman dengan saya apalagi
dengan kondisi saya sepeti ini.”

Perawat: “oh........lalu? (mendengarkan)

Anak : “jadi saya merasa tidak mempunyai teman, sampai-sampai saya berfikir untuk berhenti kuliah
sus, tapi untungnya ayah selalu menyemangati dan mendukung saya sus.”

Perawat : “iya adik ayu, meskipun keadaan adik ayu seperti ini tapi adik ayu tidak boleh putus asa dan
pesimis dan selalu optimis untuk menjalani hidup ini. Adik ayu tenang saja, operasi ini adalah jalan
terbaik untuk adik ayu.” (teknik saran)

Ayah : “nah dengerin itu nak, apa yang dikatakan suster suci itu benar. Kamu jangan merasa minder
ataupun putus asa.”

Anak : “iya ayah.”

Perawat : “dik ayu apa yang sedang adik pikirkan? Saya lihat dari ekspresi wajah adik sepertinya adik
marah dengan saya.” (teknik membagi persepsi)

Anak : “tidak sus, saya hanya merasa bersalah dengan diri saya dan ayah saya.”

Ayah : “iya anakku, jangan merasa salah sendiri.”

Anak : “iya ayah.”

Perawat : “nah adik ayu sekarang saya akan melakukan pengambilan sample darah untuk pemeriksaan
laboratorium, untuk persyaratan sebelum dilakukan tindakan operasi besok pagi.”(teknik informing)

Anak: “iya sus.”

Perawat : “perawat meninggalkan pasien untuk mengambil alat pengambilan darah.”

FASE KERJA

Perawat : “permisi dik ayu, saya kembali lagi untuk mengambil darah dik ayu, apakah dik ayu
bersedia?”(teknik broad opening)
Anak : “iya sus, silahkan.”

Perawat : “Adik nanti akan terasa sedikit sakit, tetapi saya akan melakukannya dengan cepat adik”(teknik
refleksi)

Anak : “Iya suster”

Perawat : (perawat mengambil sample darah)

“Nah sudah selesai dik, apa yang adik pikirkan sekarang? Kenapa adik ayu saya lihat cemas?”

Anak : “saya takut sus, ini adalah operasi pertama saya. Saya benar-benar takut.”

Perawat : “dik ayu tenang saja, jangan takut, semua tim yang ikut dalam operasi nanti adalah tim yang
sudah professional dan sering menangani masalah seperti dik ayu. Sebaiknya dik ayu sekarang rileks dan
tetap berdoa ya, agar operasi ini berjalan lancar.”(teknik refleksi)

Anak : “iya suster.”

Ayah : “sus, kapan hasil labnya keluar?”

Perawat : “mungkin nanti sore pak, jika sudah keluar saya akan memberi tahu bapak.”(teknik informing)

Ayah : “iya sus terimakasih.”

FASE TERMINASI

Perawat : “Bagaimana perasaannya adik ayu sekarang?”(teknik broad opening)

Anak : “Saya sudah lebih tenang sekarang setelah suster tadi memberi penjelasan”

Perawat : “ Iya dik, dik ayu, karena saya sudah selesai mengambil sample darah dik ayu, saya tinggal dulu
ya. Besok sekitar jam 06.00 saya akan kembali lagi di tempat ini, nanti akan ada suster lain yang akan
memeriksa dik ayu. Sebelum saya tinggalkan,apakah ada dik ayu tanyakan?”

Anak : “tidak sus.”

Perawat : “iya adik ayu sekarang bisa beristirahat.” Bapak muhammad juga bisa beristirahat disini,
sampai jumpa.

Ayah : “iya suster.”

Keesokan harinya, pagi yang cerah di rumah sakit mounth elizabet singapura.

FASE ORIENTASI
Perawat : “selamat pagi dik ayu? Apakah masih ingat dengan saya?(teknik broad opening)

(sambil memegang tangan pasien dan tersenyum)

Anak : “pagi juga, ini dengan, dengan.. suster suci iya?

Perawat : “betul sekali, bagaimana dik ayu apakah bisa tidur nyenyak?

Anak : “tidak sus, saya tidak bisa tidur karena saya kepikiran dengan operasinya.

Perawat : “oh jadi dik ayu tidak bisa tidur karena kepikiran dengan operasi?

(teknik restarting)

Anak : “iya sus, saya benar-benar takut.”

Perawat : “nah dik ayu, jangan takut, katanya pingin sembuh, nanti sebelum operasi adik bisa berdoa
ya?”(teknik saran)

Anak : “iya suster.”

FASE KERJA

Perawat : “dik ayu saya kesini untuk memeriksa suhu dan tensi dik ayu untuk mengetahui keadaan dik
ayu sekarang agar nanti operasinya bisa berjalan lancar.(teknik inforing)

Anak : “iya suster, silahkan.”

Perawat : (melakukan pemeriksaan tekanan darah, suhu, nadi, respirasi). Nah sudah selesai dik ayu,
sekarang adik ayu bisa beristirahat dan menunggu jadwal operasinya ya?

Ayah : “sus, hasil lab yang kemarin bagaimana?

Perawat : “oh iya pak, hasilnya bagus, jadi putri bapak bisa segera dilakukan operasi.

Ayah : “iya sus, kalau hasil pemeriksaannya tadi sus, apakah baik-baik saja?

Perawat : “dari pemeriksaan saya tadi didapatkan tekanan darahnya 120/80 mmHg, suhunya 36,8° C,
Nadi 88x/menit, dan Respirasinya 20x/menit pak, semua dalam batas normal, jadi bapak tidak perlu
khawatir.

Ayah : “iya sus terimakasih.”

FASE TERMINASI
Perawat : “bapak, apakah bapak masih ingat kenapa putri bapak bisa buta?

(teknik klarifikasi)

Ayah : “iya sus, masih. Selain terbentur, gangguan penglihatan dapat terjadi karena kerusakan organ
misalnya kornea, lensa mata, kekeruhan humoris viterius, serta kerusakan saraf penghantar impuls
menuju otak. Semua ini mengakibatkan penurunan visus hingga dapat menyebabkan kebutaan,
akibatnya kemampuan menangkap rangsang ketika berkomunikasi sangat bergantung pada
pendengaran dan sentuhan

Perawat : “betul sekali, nah pak saya pamit permisi dulu ya pak? Bapak bisa menemani putri bapak disini
sambil menunggu perawat ruang operasi menjumput putri bapak kesini.

Ayah : “baiklah sus.”

Perawat : “adik, suster tinggal dulu ya, adik istirahat dulu disini sambil menunggu operasinya, ingat adik
ayu berdoa agar nanti operasinya berjalan lancar dan cepat selesai. (teknik saran)

Anak : “iya sus, terimakasih banyak suster suci.”

Perawat : “sama-sama dik ayu.”

Sembari menunggu operasi, bapak muhammad dan putrinya beristirahat diruangan tersebut.

SEKIAN
2

ROLE PLAY GANGGUAN PENGLIHATAN PADA LANSIA

Kepala ruangan : alfrida

Pasien : arifatul farida

Keluarga 1 : iqraeni alfirda abbas

Keluarga 2 : dirzah auliasari

Perawat 1 : hilmiyah purnama putri

Perawat 2 : kasmita karim

Di suatu RS. Di Makassar di ruangan A terdapat seorang lansia yang berumur 60 tahun, pasien tersebut
mengalami gangguan penglihatan, pasien tersebut dirawat oleh kedua anaknya, pada suatu pagi kedua
perawat akan melakukan terapi pada pasien lansia tersebut, perawat pun menyiapkan alat yang akan
digunakan saat terapi

Di ruangan kepala ruangan

karu : assalamu alaikum, hari ini bagi perawat yang bertugas kalian akan melakukan terapi pada
pasien lansia yang mengalami gangguan penglihatan di ruangan A, pasien tersebut sangat suka jika
lingkungannya hening, jadi bagi kalian yang ingin melakukan terapi, kalian terlebih dahulu harus mencari
informasi pada keluarganya terlebih dahulu, ada yang ingin ditanyakan?

perawat 1 : “angkat tangan” begini bu jadi kita harus mencari ruangan yang disukai oleh pasien?

Karu : iya semestinya di ruangan pasien, Karena pasien tersebut lebih menyukai lingkungan yang
hening tanpa ada gangguan dari lingkungan luar, dan pasien ini pasien di tempatkan di kamar VIP

Perawat 2 : oh iya kalau begitu ibu kami mengerti

Karu : baiklah jika tidak ada yang ingin ditanyakan, silahkan kalian menyiapkan apa yang ingin
disiapkan, setelah selesai kita sama sama ke ruangan pasien, sekian dan terima kasih
Perawat 1 & 2 menyiapkan alat yang akan di gunakan saat terapi, setelah selesai menyiapkan alat
perawatn 1 & 2 mencari informasi tetang pasien pada keluarga pasien

Di luar ruangan pasien

Perawat 2 : permisi bu saya perawat hilmi dan ini teman saya perawat mita, disini kami ingin
menanyakan sesuatu kepada ibu mengenai orang tua ibu, karena sebentar kami akan melakukan terapi
pada orang tua ibu, apakah ibu bersedia

Keluarga 1 : iya silahkan sus

Perawat 1 : baiklah ibu, saya ingin bertanya orang tua ibu kan mengalami gangguan pada penglihatan,
jika ibu diajak bercerita cara yang disukai oleh orangtua ibu bagaimana?

keluarga 2 : begini sus ibu saya kalau diajak cerita, dia harus mengetahui kita berada dimana dia, dan
kita harus memberitahukan benda apa yang kita bawakan dihadapannya

perawat 2 : begitu ya bu, kalau pada saat kita berbicara ada orang tua ibu, sebaiknya volume suara
harus bagaimana bu?

Keluarga 1 : sebaiknya volume suara dikecilkan, karena ibu saya tidak suka jika disekitarnya terlalu
berisik

Perawat 1 : baiklah kalau begitu, sebentar lagi kami akan melakukan terapi pada orang tua ibu saat
jam 10.00, terima kasih untuk informasi yang ibu berikan, kami permisi ya bu

Keluarga 2 : iya sus nanti saya beritahukan ada ibu saya

Perawat pun meninggalkan keluarga pasien, dan pergi ke ruangan kepala ruangan dan mengambil alat
yang akan disiapkan, lalu perawat dan kepala ruangan menuju ke ruangan pasien

Di ruangan pasien

Karu : assalamu alaikum ibu

Keluarga dan pasien : walaikum salam sus

Karu : begini bu, disini kami akan melakukan terapi pada orang tua ibu, agar mata ibu bisa lebih
baik dari sebelumnya, bagaimana ibu apakah ibu bersedia

Pasien : berapa lama itu sus ?

Karu : tidak lama ji bu, cuman 10 menit, bersedia jeki bu

Pasien : iya pale sus, berapa orang ki itu

Karu : oh iya bu disini yang akan melakukan terapi, ada perawat hilmi di sebelah kanan ibu, dan
ada perawat mita disebelah kiri ibu, dan saya berada di hadapan ibu
Pasien : baiklah sus, ada sesuatu dibawah itu sus?

Perawat 1 : iya ada bu, disini kami akan melakukan terapi pada mata ibu agar mata ibu bisa rileks dan
tidak sakit jika bangun tidur, kami juga akan melakukan sedikit pijatan pada mata ibu, kami membawa
baskom berisi air hangat, dan handuk kecil, ini juga bisa dilakukan pada saat ibu di rumah nanti, bisa
dibantu dengan keluarga

Pasien : baiklah sus

Perawat 2 : baiklah, kalau begitu ibu ingin posisi yang bagaimana, ibu suka berbaring atau duduk

Pasien : baring mi sus

Pasienpun berbaring dengan bantuan keluarga pasien

Perawat 1 : baiklah ibu saya akan memulai kompres air hangat pada mata ibu

Pasien : baik sus

perawat pun melakukan kompres pada mata pasien selama 2 menit dan dilakukan sebanyak 3x

perawat 2 : selanjutnya ibu saya akan melakukan pijatan kecil pada mata ibu agar mata ibu tidak kaku
jika dibuka atau digerakkan

pasien : baik sus

perawat pun melakukan pijatan pada mata pasien selama 2 menit mengikuti daerah kelopak mata pasien

karu : nah ibu sekarang kami sudah melakukan terapi pada ibu, bagaimana sekarang perasaan
ibu

pasien : mata saya sudah terasa segar dari yang kemarin sus

keluarga 1 : sus mauka bertanya itu nanti kalau di rumah setiap jam berapa di kompres itu sus?

Perawat 1 : oh iya bu kalau di rumah kalau mau di kompres itu, kalau bisa setiap pagi hari saja bu,
karena kalau keseringan juga tidak bagus untuk mata nya ibu

Keluarga 2 : oh begitu sus tidak boleh terlalu sering di

Perawat 2 : iya bu, karena mata juga butuh istirahat

Karu : bagaimana ibu masi ada yang mau ditanyakan?

Keluarga 1 : tidak ada mi sus

Karu : kalau begitu kami permisi ya bu, terima kasih atas waktu ibu kami permisi ya bu

Keluarga 2 : iya sus sama2


Perawat membereskan alat dan mereka pun meninggalkan ruangan pasien

Anda mungkin juga menyukai