7343 - Manajemen Konflik Fix
7343 - Manajemen Konflik Fix
DosenPembimbing
Ns.DewiMurni, M.Kep
Kelompok 1
Khairunnisa 1611311006
Bismillaahirrohmaanirrohiim,
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas praktikum ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah ‘Manajemen Keperawatan'.
Kelompok mengucapkan terimakasih kepada Ns.Dewi Murni, M.Kep selaku
dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Keperawatan . Kelompok menyadari
bahwa dalam tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sangat kelompok harapkan demi perbaikan dimasa
yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
A. PENGERTIAN
Proses manajemen konflik menggambarkan cara individu berperilaku dalam
membicarakan dan menyelesaikan konflik. Konflik telah didefinisikan dengan
berbagai cara. Kadang – kadang digambarkan sebagai sebagai perilaku kompetitif
atau agresif. Konflik adalah mekanisme psikolgis dasar yang berpusat pada tujuan
yang saling bertentangan. Konflik hadir kapan saja ketika satu perangkat tujuan,
kebutuhan, atau minat tidak sesuai dengan perangkat lain.
B. SUMBER KONFLIK
1. Keterbatasan sumber daya
2. Perbedaan tujuan
3. Ketidakjelasan peran
4. Hubungan dalam pekerjaan
5. Perbedaan antar individu
6. Masalah organisasi
7. Masalah dalam komunikasi
C. KATEGORI KONFLIK
Di dalam organisasi, konflik dipandang secara vertical dan horizontal (Marquis
dan Huston, 1998). Konflik vertical terjadi antara atas andan bawahan. Konflik
horizontal terjadi antara staf dengan posisi dan kedudukan yang sama, misalnya
konflik yang meliputi wewenang, keahlian, danpraktik.
1. Konflik intrapersonal
Konflik yang terjadi pada individu sendiri. Misalnya, manajer mungkin merasa
mempunyai konflik intrapersonal dengan loyalitas terhadap profesi
keeprawatan, loyalitas terhadap pekerjaan, dan loyalitas kepada pasien
2. Konflik interpersonal
Konflik yang terjadi antara dua orang atau lebih di mana nilai, tujuan, dan
keyakinan berbeda. Konflik ini sering terjadi karena seseorang secara konstan
berinteraksi dnegan orang lain, sehinga ditemukan perbedaan – perbedaan.
3. Konflik antar kelompok
Konflik terjadi antara dua atau lebih, kelompok, departemen, atau organisasi.
Ns. Dahliah (25 th) lulus pendidikan S1 Keperawatan langsung bekerja di Rumah
Sakit (RS Segar) tahun pertama bekerja Ns. Dahlia ditempatkan di ruang belimbing,
yaitu ruang rawat inap penyakit dalam dan berperan sebagai perawat pelaksana. Tahun
kedua ia menduduki posisi sebagai ketua TIM di ruangan yang sama. Kemudian pada
tahun ke tiga ia menjadi kepala ruangan di ruangan tersebut. Rumah sakit segar
merupakan RSU tipe C dengan Kapasitas 250 TT, jumlah perawat 200 orang dengan
latar belakang pendidikan 60 % SPK, 38% DIII keperwatan dan 2 % S1 keperawatan,
BOR saat ini 60 % sejak menjabat sebagai kepala Ruangan NS. Dahlia banyak
mengalami pengalaman yang kurang menyenangkan, Misalnya : banyak komentar-
komentar tidak sedap tentag dirinya yang ia dengar (ada staf perawat) yang mengatakan
bahwa ia masih muda, belum banyak pengalaman belum senior, belum mengetahui
seluk beluk RS Segar dan Ruang belimbing, tidak mungkin dapat melakukan sesuatu
untuk ruang belimbing). Namun demikian, walaupun banyak yang tidak mendukung,
masih ada juga beberapa perawat yang mendukung Ns. Dahlia.
A. Identifikasi Masalah
Dari kasus masalah yang terjadi yaitu konflik antara individu dan kelompok dilihat
dari berbagai masalah yang muncul yaitu :
o Ketegangan antara kelompok
o Perbedaan pandangan
o Hambatan komunikasi
o Masalah status
B. Identifikasi Dampak
Identifikasi dampak yang dapat terjadi pada case study di atas :
o Tidak adanya rasa saling percaya.
o Menurungkan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaannya.
o Seringnya karyawan melakukan mekanisme pertahanan diri bila memperoleh
teguran dari atasan.
o Menurunkan moral, semangat, dan motivasi kerja.
C. Penyelesaian Masalah
1. Strategi Smoothing
Teknik ini merupakan penyelesaian konflik dengan cara mengurangi
komponen emsional dalam konflik. Pada strategi ini, individu yang terlibat
dalam konflik berupaya mencapai kebersamaan daripada perbedaan dengan
penuh kesasaran dan intropeksi diri. Strategi ini bisa diterapkan pada konflik
yang ringan, tetapi tidak dapat dipergunakan pada konflik yang besar, mislanya
persaingan pelyanan / hasil produksi.
Beberapa cara yang dilakukan dalam strategi smoothing :
o Menciptakan kontak dan membina hubungan
o Menumbuhkan rasa percaya dan penerimaan
o Menentukan tujuan
o Merencanakan pelaksanaan jalan keluar
2. Strategi Kolaborasi
Strategi ini merupakan strategi win – win sololution. Dalam kolaborasi,
kedua pihak yang terlibat menentukan tujuanbersamadanbekerjasama dalam
mencapai suatu tujuan. Oleh karena keduanya yakin akan tercapainya suatu
tujuan yang telah ditetapkan. Strategi kolaborasi tidak akan bias berjalan bila
kompetisi insentif sebagai bagian dari situasi tersebut, kelompok yang terlibat
tidak mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan masalah, dan tidak adanya
kepercayaan dari kedua kelompok / sesorang.
Beberapa cara yang dilakukan dalam strategi kolaborasi :
o Atur dan rencanakan pertemuan antara individu-individu yang terlibat
konflik
o Memantau sudut pandang dari semua individu yang terlibat
o Mengembangkan dan menguraikan solusi
o Memilih solusi dan melakukan tindakan
o Merencanakan pelaksanaannya
DAFTAR PUSTAKA
Nurssalam.2014.ManajemenKeperawatanAplikasidalamPraktikKeperawatanProfesio
nalEdisi 4.Jakara:SalembaMedika