Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

PRAKTIKUM MANAJEMEN KEPERAWATAN

DosenPembimbing

Ns.DewiMurni, M.Kep

Kelompok 1

Rezki Septeria Melki 1611311005

Khairunnisa 1611311006

Rania Suilia 1611311009

RahmahEr Ramadhani 1611311012

Nadia Nofita 1611311013

Sali Zakiah Muslim 1611311014

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim,
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas praktikum ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah ‘Manajemen Keperawatan'.
Kelompok mengucapkan terimakasih kepada Ns.Dewi Murni, M.Kep selaku
dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Keperawatan . Kelompok menyadari
bahwa dalam tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sangat kelompok harapkan demi perbaikan dimasa
yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Padang, 5 November 2019


MANAJEMEN KONFLIK

A. PENGERTIAN
Proses manajemen konflik menggambarkan cara individu berperilaku dalam
membicarakan dan menyelesaikan konflik. Konflik telah didefinisikan dengan
berbagai cara. Kadang – kadang digambarkan sebagai sebagai perilaku kompetitif
atau agresif. Konflik adalah mekanisme psikolgis dasar yang berpusat pada tujuan
yang saling bertentangan. Konflik hadir kapan saja ketika satu perangkat tujuan,
kebutuhan, atau minat tidak sesuai dengan perangkat lain.

B. SUMBER KONFLIK
1. Keterbatasan sumber daya
2. Perbedaan tujuan
3. Ketidakjelasan peran
4. Hubungan dalam pekerjaan
5. Perbedaan antar individu
6. Masalah organisasi
7. Masalah dalam komunikasi

C. KATEGORI KONFLIK
Di dalam organisasi, konflik dipandang secara vertical dan horizontal (Marquis
dan Huston, 1998). Konflik vertical terjadi antara atas andan bawahan. Konflik
horizontal terjadi antara staf dengan posisi dan kedudukan yang sama, misalnya
konflik yang meliputi wewenang, keahlian, danpraktik.
1. Konflik intrapersonal
Konflik yang terjadi pada individu sendiri. Misalnya, manajer mungkin merasa
mempunyai konflik intrapersonal dengan loyalitas terhadap profesi
keeprawatan, loyalitas terhadap pekerjaan, dan loyalitas kepada pasien
2. Konflik interpersonal
Konflik yang terjadi antara dua orang atau lebih di mana nilai, tujuan, dan
keyakinan berbeda. Konflik ini sering terjadi karena seseorang secara konstan
berinteraksi dnegan orang lain, sehinga ditemukan perbedaan – perbedaan.
3. Konflik antar kelompok
Konflik terjadi antara dua atau lebih, kelompok, departemen, atau organisasi.

D. STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK


1. Kompromi atau negosiasi
Suatu strategi penyelesaian konflik di maan semua yang terlibat saling
mneyadari dan sepakat pada keinginan bersama. Penyelesaian strategi ii sering
diartikan sebagai lose – lose situation. Kedua pihak yang terlibat saling
menyerah dan menyepakati hal sudah dibuat. Di dalam manajemen
keperawatan, strategi ini sering digunakan oleh middle dan top manajer
keperawatan.
2. Kompetisi
Strategi ini dapat diarikan sebagai win – lose situation. Penyelesaian ini
menekankan hanya ada satu orang atau kelompok yang menang tanpa
mempertimbangkan yang kalah. Akibat negative dari strategi ini adalah
kemarahan, putus asa, dan keinginan untuk perbaikan di masa akan datang.
3. Akomodasi
Istilah lain yang sering digunakan adalah cooperative situation. Konflik ini
berlawanan dengan kompetisi. Pada startegi ini, seseorang berusaha
mengakomodasi pemasalahan, dan memberi kesempatan pada orang lain untuk
menang.
4. Smoothing
Teknik ini merupakan penyelesaian konflik dengan cara mengurangi komponen
emosional dalam konflik. Pada strategi ini, individu yang terlibat dalam konflik
berupaya mencapai kebersamaan dari pada perbedaan dnegan penuh kesaaran
dan intropeksi diri. Strategi ini biasa diterapkan pada konflik yang ringan, tetapi
tidak dapat dipergunakan pada konflik yang besar, misalanya persaingan
pelyanan / hasil produksi.
5. Menghindar
Semua yang terlibat dalam konflik, pada strategi ini mneyadari tentang masalah
yang dihadapi, tetapi memilih untuk menghindar atau tidak menyelesaikan
masalah.
6. Kolaborasi
Strategi ini merupakan strategi win – win sololution. Dalam kolaborasi,
keduapihak yang terlibat menentukan tujuan bersama dan bekerjasama dalam
mencapai suatu tujuan. Oleh karena keduanya yakin akan tercapainya suatu
tujuan yang telah ditetapkan. Strategi kolaborasi tidak akan bias berjalan bila
kompetisi insentif sebagai bagian dari situasi tersebut, kelompok yang terlibat
tidak mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan masalah, dan tidak adanya
kepercayaan dari kedua kelompok / sesorang ( Bowditch dan Buono, 1994).
KASUS

Ns. Dahliah (25 th) lulus pendidikan S1 Keperawatan langsung bekerja di Rumah
Sakit (RS Segar) tahun pertama bekerja Ns. Dahlia ditempatkan di ruang belimbing,
yaitu ruang rawat inap penyakit dalam dan berperan sebagai perawat pelaksana. Tahun
kedua ia menduduki posisi sebagai ketua TIM di ruangan yang sama. Kemudian pada
tahun ke tiga ia menjadi kepala ruangan di ruangan tersebut. Rumah sakit segar
merupakan RSU tipe C dengan Kapasitas 250 TT, jumlah perawat 200 orang dengan
latar belakang pendidikan 60 % SPK, 38% DIII keperwatan dan 2 % S1 keperawatan,
BOR saat ini 60 % sejak menjabat sebagai kepala Ruangan NS. Dahlia banyak
mengalami pengalaman yang kurang menyenangkan, Misalnya : banyak komentar-
komentar tidak sedap tentag dirinya yang ia dengar (ada staf perawat) yang mengatakan
bahwa ia masih muda, belum banyak pengalaman belum senior, belum mengetahui
seluk beluk RS Segar dan Ruang belimbing, tidak mungkin dapat melakukan sesuatu
untuk ruang belimbing). Namun demikian, walaupun banyak yang tidak mendukung,
masih ada juga beberapa perawat yang mendukung Ns. Dahlia.

A. Identifikasi Masalah
Dari kasus masalah yang terjadi yaitu konflik antara individu dan kelompok dilihat
dari berbagai masalah yang muncul yaitu :
o Ketegangan antara kelompok
o Perbedaan pandangan
o Hambatan komunikasi
o Masalah status
B. Identifikasi Dampak
Identifikasi dampak yang dapat terjadi pada case study di atas :
o Tidak adanya rasa saling percaya.
o Menurungkan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaannya.
o Seringnya karyawan melakukan mekanisme pertahanan diri bila memperoleh
teguran dari atasan.
o Menurunkan moral, semangat, dan motivasi kerja.
C. Penyelesaian Masalah
1. Strategi Smoothing
Teknik ini merupakan penyelesaian konflik dengan cara mengurangi
komponen emsional dalam konflik. Pada strategi ini, individu yang terlibat
dalam konflik berupaya mencapai kebersamaan daripada perbedaan dengan
penuh kesasaran dan intropeksi diri. Strategi ini bisa diterapkan pada konflik
yang ringan, tetapi tidak dapat dipergunakan pada konflik yang besar, mislanya
persaingan pelyanan / hasil produksi.
Beberapa cara yang dilakukan dalam strategi smoothing :
o Menciptakan kontak dan membina hubungan
o Menumbuhkan rasa percaya dan penerimaan
o Menentukan tujuan
o Merencanakan pelaksanaan jalan keluar
2. Strategi Kolaborasi
Strategi ini merupakan strategi win – win sololution. Dalam kolaborasi,
kedua pihak yang terlibat menentukan tujuanbersamadanbekerjasama dalam
mencapai suatu tujuan. Oleh karena keduanya yakin akan tercapainya suatu
tujuan yang telah ditetapkan. Strategi kolaborasi tidak akan bias berjalan bila
kompetisi insentif sebagai bagian dari situasi tersebut, kelompok yang terlibat
tidak mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan masalah, dan tidak adanya
kepercayaan dari kedua kelompok / sesorang.
Beberapa cara yang dilakukan dalam strategi kolaborasi :
o Atur dan rencanakan pertemuan antara individu-individu yang terlibat
konflik
o Memantau sudut pandang dari semua individu yang terlibat
o Mengembangkan dan menguraikan solusi
o Memilih solusi dan melakukan tindakan
o Merencanakan pelaksanaannya
DAFTAR PUSTAKA

Nurssalam.2014.ManajemenKeperawatanAplikasidalamPraktikKeperawatanProfesio
nalEdisi 4.Jakara:SalembaMedika

Simamora. Ns Raymond. H.2012. Buku Ajar ManajemenKeperawatan. Jakarta:


PenerbitBukuKedokteran

Anda mungkin juga menyukai