Anda di halaman 1dari 10

Topik : Terapi Bermain Ular Tangga Pada Anak Usia Sekolah

Sasaran : An. A (usia 11 tahun 3 bulan)


Tempat : Rumah Ny. S
Hari/Tanggal : Rabu, 16 desember 2020
Waktu : 30 Menit

I. Latar Belakang

 Bermain dapat dilakukan oleh anak yang sehat maupun sakit. Walaupun anak sedang
mengalami sakit, tetapi kebutuhan akan bermain tetap ada (Katinawati, 2011). Bermain
merupakan salah satu alat komunikasi yang natural bagi anak-anak. Bermain merupakan
dasar pendidikan dan aplikasi terapeutik yang membutuhkan pengembangan pada pendidikan
anak usia dini (Suryanti, 2011). Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi
perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit,
aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak.

Terapi bermain diyakini mampu menghilangkan batasan, hambatan dalam diri,


kecemasan, frustasi serta mempunyai masalah emosi dengan tujuan mengubah tingkah laku
anak yang tidak sesuai menjadi tingkah laku yang diharapkan dan anak sering diajak bermain
akan lebih kooperatif dan mudah diajak kerjasama ketika menjalani pengobatan dengan
berbagai manfaat (Mulyaman, 2008). Manfaat terapi bermain adalah perkembangan aspek
fisik, anggota tubuh mendapat kesempatan untuk digerakkan, anak dapat menyalurkan tenaga
(energi) yang berlebihan, sehingga ia tidak merasa gelisah, otot-otot tubuh akan tumbuh
menjadi kuat, perkembangan aspek motorik kasar dan halus, perkembangan aspek sosial,
perkembangan aspek emosi atau kepribadian, perkembangan aspek kognisi, mengasah
ketajaman penginderaan, menjadikan anak kreatif, kritis dan bukan anak yang acuh tak acuh
terhadap kejadian disekelilingnya, sebagai media terapi, dan sebagai media intervensi.
II. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan anak dapat mengikuti permainan yang
diberikan sehingga dapat mengembangkan aktifitas dan kreativitas pada anak serta dapat
mencapai tugas perkembangan secara optimal sesuai tahap perkembangan anak walaupun
sedang sakit.

III. Tujuan Khusus


Setelah dilakukan terapi bermain selam 30 menit anak mampu :
 mengikuti instruksi yang ada
 mengaplikasikan permainan
 meminimalkan dampak penyakit yang dirasakan pada anak
 membuat suasana yang gmbira dan menyenangkan

IV. Metode
Bermain ular tangga dengan anak sambil memasukkan intervensi cuci tangan yang
baik.

V. Media
1. Lembar ular tangga
2. Dadu dan pengocoknya

VI. Setting Tempat

Keterangan :

: Pemateri

: An. Z

VII. Kegiatan Penyuluhan


Waktu Kegiatan Subjek
Persiapan
VIII.  Menyiapkan ruangan Ruangan, alat dan
5 menit
 Menyiapkan alat anak siap

 Menyiapkan anak
Orientasi
Menjawab salam
 Salam terapeutik. Beri salam
pembuka, memperkenalkan
diri
5 menit  Evaluasi/validasi.
Mendengarkan
Menanyakan perasaan klien

 Kontrak. Mendengarkan
Menjelaskan waktu, tempat,
serta tujuan kegiatan
Tahap Kerja

 Menanyakan pada anak


Menjawab
apakah pernah bermain ular
pertanyaan
tangga

15 menit  Memberitahukan pada anak Mendengarkan


mengenai aturan bermain ular
tangga.

 Membimbing anak dalam Bermain ular tangga


bermain ular tangga
Terminasi

 Evaluasi
Mengungkapkan
Menanyakan perasaan anak perasaan
setelah mengikuti terapi
bermain
5 menit  Memberi pujian atas Mendengarkan
keberhasilan anak
 Tindak Lanjut
Menganjurkan anak untuk
mewarnai yang lain
 Memberi salam penutup Menjawab salam
Evaluasi

1) Evaluasi Struktur :

 Alat-alat yang digunakan lengkap

 Waktu dan tempat kegiatan sesuai perencanaan

2) Evaluasi Proses :

 Terapi bermain dapat berjalan dengan baik

 Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik

3) Evaluasi Hasil :

 Anak mampu bermain ular tangga dengan baik


 Anak mampu menerapkan cuci tangan dengan baik

Lampiran Materi Terapi Bermain


A. Pengertian
Bermain adalah suatu konsep yang sangat penting bagi anak. Konsep pembelajaran
pada anak adalah bagaimana mereka bermain. Dengan bermain mereka belajar tentang
dunia luar dan lingkungannya di mana mereka berada. Fungsi khusus bermain pada anak
mencakup perluasan ketrampilan sensori motorik, kreativitas, intelektual dan
perkembangan sosial.Berikut adalah fungsi bermain pada anak (Wong, 2009).
Piaget menjelaskan bahwa bermain “terdiri atas tanggapan yang diulang sekedar
untuk kesenangan fungsional”. Menurut Bettelheim kegiatan bermain adalah kegiatan
yang “tidak mempuyai peraturan lain kecuali yang ditetapkan pemain sendiri dan tidak ada
hasil akhir yang dimaksudkan dalam realita luar”. Bermain secara garis besar dapat dibagi
ke dalam dua kategori, aktif dan pasif (“hiburan”). Pada semua usia, anak melakukan
permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis
bermain itu tidak bergantung pada usia, tetapi pada kesehatan dan kesenangan yang
diperoleh dari masing-masing kategori. Meskipun umumnya permainan aktif lebih
menonjol pada awal usia prasekolah dan permainan hiburan ketika anak mendekati masa
puber, namun hal itu tidak selalu benar.
B. Manfaat Bermain
Bermain merupakan aktivitas penting pada masa anak-anak.
Berikut ini adalah bererapa manfaat bermain pada anak-anak :
a. Perkembangan aspek fisik. Anggota tubuh mendapat kesempatan untuk
digerakkan, anak dapat menyalurkan tenaga (energi) yang berlebihan,
sehingga ia tidak merasa gelisah. Dengan demikian otot- otot tubuh akan
tumbuh menjadi kuat.
b. Perkembangan aspek motorik kasar dan halus.
c. Perkembangan aspek sosial. Ia akan belajar tentang sistem nilai, kebiasaan-
kebiasaan dan standar moral yang dianut oleh masyarakat.
d. Perkembangan aspek emosi atau kepribadian. Anak mendapat kesempatan
untuk melepaskan ketegangan yang dialami, perasaan tertekan dan
menyalurkan dorongan-dorongan yang muncul dalam dirinya. Setidaknya
akan membuat anak relaks.
e. Perkembangan aspek kognisi. Anak belajar konsep dasar, mengembangkan
daya cipta, memahami kata-kata yang diucapkan oleh teman-temannya.
f. Mengasah ketajaman penginderaan, menjadikan anak kreatif, kritis dan
bukan anak yang acuh tak acuh terhadap kejadian disekelilingnya.
g. Sebagai media terapi, selama bermain perilaku anak-anak akan tampil
bebas dan bermain adalah sesuatu yang secara alamiah sudah dimiliki oleh
seorang anak.
h. Sebagai media intervensi, untuk melatihkemampuan-kemampuan tertentu
dan sering digunakan untuk melatih konsentrasi pada tugas tertentu,
melatih konsep dasar.

C. Kelebihan Terpai bermain

Menurut Ramdaniati, kelebihan terapi bermain adalah

 Terapi bermain menyediakan ruang yang aman untuk ekspresi emosional


 Memberdayakan anak dan belajar bagaimana mengekspresikan pikiran dan
perasaan mereka dengan cara yang konstruktif
 Hal ini mendorong pengambilan keputusan dan penerimaan tanggung
jawab
 Terapi bermain memfasilitasi pengembangan pemecahan masalah,
keterampilan mengatasi dan ketahanan
 Memperluas kesadaran dan harga diri dan meningkatkan hubungan
kepercayaan antara pasien dan pekerja perawatan kesehatan
 Hal ini mendorong kepercayaan diri dan konsentrasi
 Memupuk imajinasi dan kreativitas
 Mendukung penyembuhan dan pertumbuhan emosion

D. Materi Bermain Berdasarkan Tujuan.

1. Mainan untuk memudahkan ekspresi.

Mainan adalah kata-kata anak-anak dan bermain adalah bahasa mereka. Oleh
karena itu dalam terapi bermain harus tersedia mainan yang memudahkan anak
untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya. Misalnya keluarga boneka
manusia, keluarga boneka binatang, mobil, truk, bis dll

2. Mainan yang mendorong kreativitas

Beberapa mainan, sudah menjadi sifat dasarnya mendorong kreativitas. Sebuah


kotak di pojok bisa menjadi rumah. Contoh lain seperti krayon, malam, kertas
lipat, balok kayu dll.
3. Mainan untuk menyalurkan emosi
Anak dapat menggunakan cat, pasir, tanah liat untuk menyalurkan perasaannya
yang kuatdimana dia tidak berani mengkomunikasikan dengan lebih terbuka.
4. Mainan yang dapat mengekspresikan sifat agresi
Mainan senjata, pisau karet, pedang plastik, perisai dari kayu, palu, catut
menggambarkan kepada anak suatu arti yang mengekspresikan permusuhan dan
agresif. Menembak, menusuk, memukul, dan meninju dengan keras adalah
ekspresi simbolik dari kemarahan, dan jika diberikebebasan bermain akan
memberikan terapeutik katarsis, konsentrasi dan koordinasi.

E. Karakteristik Terapis
Terapis untuk terapi bermain perlu mengembangkan beberapa karakteristik di bawah
ini :
 Berminat/ peduli/ relasi hangat dengan anak
 Penerimaan terhadap anak
 Mampu menciptakan rasa aman
 Sensitif dan memberikan kesempatan ekspresi pada perasaan anak
 Percaya kapasitas anak untuk berkembang
 Percaya kemampuan anak untuk kontrol perilaku
 Paham terapi bermain proses yang bertahap
 Mampu memberikan batasan yang tepat

F. Bentuk- Bentuk Permainan


Menurut Erlita (2006), bentuk – bentuk permainan disesuaikan dengan usia
tumbuh kembang anak sehingga dapat memenuhi kebutuhan bermain pada anak.
Adapun bentuk – bentuk permainan sesuai usia antara lain:
1. Usia 0 – 12 bulan
Tujuannya adalah :
- Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap,
menggenggam.
-   Melatih mengenal sumber asal suara.
- Melatih kepekaan perabaan.
Alat permainan yang dianjurkan :
- Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
- Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
- Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
2. Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
- Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
- Memperkenalkan sumber suara.
- Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
Alat permainan yang dianjurkan:
- Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
- Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang
tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok
besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret,
krayon/pensil berwarna.

3. Usia 25 – 36  bulan


Tujuannya adalah :
- Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
- Mengembangkan keterampilan berbahasa.
- Melatih motorik halus dan kasar.
- Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan
membedakan warna).
- Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan :
- Alat-alat untuk menggambar.
- Lilin yang dapat dibentuk
- Pasel (puzzel) sederhana.
- Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
- Bola.
4. Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah  :
- Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
- Mengembangkan kemampuan berbahasa.
- Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
- Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura
(sandiwara).
- Mengembangkan kepercayaan diri.
- Mengembangkan kreativitas.
- Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
- Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.
- Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar
rumahnya.
Alat permainan yang dianjurkan :
- Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat
gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
- Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
5. Usia Sekolah
Alat permainan yang dianjurkan :
- Alat olah raga.
- Alat masak
- Alat menghitung
- Benda berbagai macam ukuran.
- Boneka tangan.
- Mobil-mobilan, pesawat, kapal laut dsb
G. Terapi Bermain Ular Tangga
Permainan ular tangga adalah permainan yang digunakan oleh 2 orang atau
lebih dan biasanya digunakan oleh anak-anak. Papan permainan ini dibagi dalam
kotak-kotak kecil dan beberapa kotak ada gambar berupa “tangga” dan “ular” yang
menghubungkan kotak lainnya dan juga memiliki desain yang mudah dan sederhana
sehingga tidak menghambat kebebasan anak dalam berkreativitas (Amelia,
2010). Permainan ular tangga salah satu permainan kooperatif dan termasuk
permainan yang murah, mudah dibuat, dan biasanya dilakukan anak-anak untuk
strategi pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan bagi anak-anak
(Saputri, 2012).
Menurut Mulyati (2009) salah satu model pembelajaran yang relevan dengan
pengangitan konsep pembelajaran adalah dengan menggunakan permainan ular
tangga. Model pembelajaran dengan menggunakan metode ular tangga mempunyai
beberapa kelebihan, diantaranya yaitu :
- Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
- Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individul maupun
kelompok.
- Dapat mengembangkan kreativitas.
- Anak dapat menciptakan komunikasi timbal balik.
- Dapat membina tanggung jawab dan disiplin anak.
- Tersusun sehingga mudah terjaga dalam ingatan.

Daftar Pustaka
Adriana. 2011. Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba Medika.
Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.
Wong, Donna L. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai