10 RPP Gaya Antar Molekul - X - KD 3 7
10 RPP Gaya Antar Molekul - X - KD 3 7
A. Kompetensi Inti
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan
Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan menggali informasi dari
berbagai sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah informasi, diharapkan
peserta didik terlibat aktif selama proses belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap
ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan dan bertanggung jawab dalam
menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta dapat
Menjelaskan interaksi antar molekul (ikatan hidrogen, gaya Van-Der Walls),
Menjelaskan kaitan interaksi antar molekul (ikatan hidrogen, gaya Van-Der Walls)
dengan sifat fisik senyawa serta Menerapkan konsep kepolaran untuk menentukan
kelarutan suatu zat dalam pelarut.
D. Materi Pembelajaran
Gaya antar molekul
F. Media Pembelajaran
Media/Alat : Lembar Kerja, Papan Tulis/White Board, LCD, alat Lab
G. Sumber Belajar
1. Buku Kimia Kelas X, Kementerian dan Kebudayaan Tahun 2013.
2. Internet.
3. Buku/ sumber lain yang relevan.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
IPK :
PPK (religius)
Pendahuluan (10 menit)
1. Memberi salam dan berdoa sebelum pembelajaran dimulai;
2. Mencek kehadiran peserta didik
3. Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan;
4. Guru mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
(bentuk Molekul)
5. Guru menyampaikan manfaat materi pembelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari
6. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
“© 2017, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Dasar dan Menengah” 3
RPP Mata Pelajaran Kimia - Kelas X
Pernahkah kalian pernah melihat dan memperhatikan material berupa garam gapur,
gula dan air? Perbedaan apakah yang dapat dikemukakan dari ketiga zat tersebut?
Bagaimana atom-atom tersebut saling berikatan sehingga terbentuk senyawa.
Collaboration
Collaboration
1. Peserta didik mencari dan mengumpulkan data dari hasil diskusi maupun dari
tanyangan presentasi tentang
a. Jeenis interaksi
b. Ikstsn hidrogen
c. Gaya vanderwall
d. Pengaruh terhadap sifat fisik
PPK (
rasa ingin
tahu, 2. Peserta didik terlibat aktif dalam diskusi dan mengkaji peristiwa-peristiwa yang
gemar disajikan kemudian menyelesaikan masalah yang ada, peserta didik termotivasi untuk
membaca berdiskusi dalam menggali informasi dari berbagai sumber maupun hand-out yang telah
dibagikan.
, kreatif
demokrat 3. Peserta didik termotivasi untuk berdiskusi dan melakukan percobaan sederhana
is, perbedaan sifat senyawa ion dan senyawa kovalen.
komunika
tif, dan
Creativity, Communication dan Literasi (Membuat
ringkasan, konfirmasi, revisi atau menolak
prediksi, menggunakan fitur, mengubah moda dan
menjelaskan antar moda)
4. Peserta didik menuliskan hasil pekerjaanya (untuk masing-masing peserta didik) dan
hasil diskusi kelompok pada kertas manila yang telah disediakan dengan kreativitas
masing-masing.
Communication
e. Verification (memverifikasi);
“© 2017, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Dasar dan Menengah” 5
RPP Mata Pelajaran Kimia - Kelas X
4. Guru mencatat hal-hal yang menyimpang atau tumpang tindih atau “unik” antara
kelompok yang satu dengan yang lain.
5. Guru menilai keaktifan peserta didik (individu dan kelompok) dalam kelas saat
berdiskusi, merancang/melakukan penyelidikan sederhana maupun presentasi
berlangsung.
f. Generalization (menyimpulkan);
1. Peserta didik mengkaji ulang dan menyimpulkan hasil diskusi dalam kelompok tentang
gaya antar molekul dan pengaruhnya terhadap sifat fisik
4. Memberi salam.
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan/Jurnal
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik, Portofolio
2. Bentuk Penilaian :
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
c. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
d. Portofolio : penilaian laporan
4. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD nya belum
tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal),
atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan apabila setelah 2 kali tes remedial
belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes
tertulis kembali.
5. Pengayaan
a. Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
- Siwa yang mencapai nilai n(ketuntasan) n n(maksimum) diberikan materi
masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
- Siwa yang mencapai nilai n n(maksimum) diberikan materi melebihi
cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN RPP
1. Contoh Uraian Materi
GAYA ANTAR MOLEKUL
Dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan berbagai jenis zat yangpartikelnya berupa
molekul dan berbeda fasa. Dalam fasa gas, pada suhu tinggi dan tekanan yang relatif rendah (jauh di
atas titik didihnya), molekul-molekul benar-benar berdiri sendiri, tidak ada gaya tarik antarmolekul.
Akan tetapi, pada suhu yang relatif rendah dan tekanan yang relatif tinggi, yaitu mendekati titik
embunnya, terdapat suatu gaya tarik-menarik antarmolekul. Gaya tarik menarik antar molekul itulah
yang memungkinkan suatu gas dapat mengembun(James E. Brady, 1990).
Molekul-molekul dalam zat cair atau dalam zat padat diikat oleh gaya tarikmenarik antar molekul.
Oleh karena itu, untuk mencairkan suatu zat padat atau untuk menguapkan suatu zat cair diperlukan
energiuntuk mengatasi gaya tarik-menarik antar molekul. Makin kuat gaya tarik antar molekul, makin
banyak energi yang diperlukan untuk mengatasinya, maka semakin tinggi titik cair atau titik didih.
1. Ikatan Hidrogen
Antara molekul-molekul yang sangat polar dan mengandung atom hydrogen terjadi ikatan
hidrogen. Titik didih senyawa “hidrida” dari unsur-unsur golongan A, VA, VIA, dan VIIA,
diberikan pada gambar berikut.
Gambar : Titik didih senyawa hidrida dari unsur-unsur golongan IVA, VA, VIA, dan VIIA. Sumber: Chemistry,
The Molecular Nature of Matter and Change, Martin S. Silberberg.2000.
Perilaku normal ditunjukkan oleh senyawa hidrida dari unsur-unsur golongan IVA, yaitu titik
didih meningkat sesuai dengan penambahan massa molekul. Kecenderungan itu sesuai dengan yang
diharapkan karena dari CH ke SnH massa molekul relatif meningkat, sehingga gaya Van der Waals
juga makin kuat. Akan tetapi, ada beberapa pengecualian seperti yang terlihat pada gambar, yaitu HF,
H2O, dan NH3. Ketiga senyawa itu mempunyai titik didih yang luar biasa tinggi dibandingkan anggota
lain dalam kelompoknya. Fakta itu menunjukkan adanya gaya tarik-menarik antarmolekul yang
sangat kuat dalam senyawa-senyawa tersebut. Walaupun molekul HF, H2O, dan NH bersifat polar,
gaya dipol-dipolnya tidak cukup kuat untuk menerangkan titik didih yang mencolok tinggi itu.
Perilaku yang luar biasa dari senyawa-senyawa yang disebutkan di atas disebabkan oleh
ikatan lain yang disebut ikatan hidrogen (James E. Brady,2000). Oleh karena unsur F, O, dan N
sangat elektronegatif, maka ikatan F – H, O – H, dan N – H sangat polar, atom H dalam senyawa-
senyawa itu sangat positif. Akibatnya, atom H dari satu molekul terikat kuat pada atom unsur yang
sangat elektronegatif (F, O, atau N) dari molekul tetangganya melalui pasangan elektron bebas pada
atom unsur berkeelektronegatifan besar itu. Ikatan hidrogen dalam H2O disajikan pada gambar berikut
:
Gambar : Molekul polar air (kiri) dan ikatan hidrogen pada air (kanan). Sumber:Chemistry, The Molecular Nature of
Matter and Change, Martin S. Silberberg. 2000.
Gaya London
Dipol sesaat pada suatu molekul dapat mengimbas pada molekul di sekitarnya, sehingga
membentuk suatu dipol terimbas. Hasilnya adalah suatu gaya tarik-menarik antarmolekul yang lemah.
Penjelasan teoritis mengenai gaya-gaya ini dikemukakan oleh Fritz London pada tahun 1928. Oleh
karena itu gaya ini disebut gaya London (disebut juga gaya dispersi).
Kemudahan suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat atau untuk mengimbas suatu
molekul disebut polarisabilitas. Polarisabilitas berkaitan dengan massa molekul relatif (M
) dan bentuk molekul. Pada umumnya, makin banyak jumlah elektron dalam molekul, makin mudah
mengalami polarisasi. Oleh karena jumlah elektron berkaitan dengan massa molekul relatif, maka
dapat dikatakan bahwa makin besar massa molekul relatif, makin kuat gaya London. Misalnya, radon
(Ar = 222) mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan helium (A = 4), 221 K untuk Rn
dibandingkan dengan 4 K untuk He. Molekul yang bentuknya panjang lebih mudah mengalami
polarisasi dibandingkan molekul yang kecil, kompak, dan simetris. Misalnya, normal pentana
mempunyai titik cair dan titik didih yang lebih tinggi dibandingkan neopentana. Kedua zat itu
mempunyai massa molekul relatif yang sama besar.
r
1. Penilaian
INSTRUMEN PENUGASAN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri AGAM CENDEKIA
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : X
Kompetensi dasar : 3. 7 Menghubungkan interaksi antar ion, atom dan
molekul dengan sifat fisika zat
4.7 Menerapkan prinsip interaksi antar
ion, atom dan molekul dalam menjelaskan sifat-sifat
fisik zat di sekitarnya
Materi : Ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan
logam.
Contoh Tugas:
3. Analisis cara membedakan senyawa ion dan senyawa kovalen ditinjau dari 11
“© 2017, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Dasar dan Menengah”
sifat fisika dan sifat kimia
Rubrik Penilaian
Kriteria:
5 = sangat baik, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, dan 1 = sangat kurang
SkorPerolehan
Nilai Perolehan = × 100
skor maksimal
Kisi-kisi soal
Rubrik
No
No Aspek IPK Teknik Bentuk Instrumen Penilaian/ Kunci
IPK Penilaian penilaian Penilaian Jawaban
1 Pengetahuan 3.5.7 Diberikan data sifat fisik dan daya hantar zat A dan zat B, Tertulis PG Terlampir E
peserta didik dapat menentukan jenis ikatan yang terdapat pada
kedua zat tersebut dengan benar
3.5.3 Diberikan data no atom beberapa unsur, peserta didik dapat Tertulis PG Terlampir A
menentukan pasangan unsur yang dapat membentuk ikatan ion
3.5.8 Diberikan data keelektronegatifan beberapa unsur, peserta Tertulis PG Terlampir A
didik dapat menentukan pasangan unsur yang membentuk
senyawa paling polar
3.5.2 Diberikan beberapa rumus senyawa dan data nomor atom, Tertulis PG Terlampir B
peserta didik dapat mengelompokkan senyawa yang memenuhi
kaidah Lewis
3.5.4 Diberikan beberapa rumus senyawa, peserta didik dapat Tertulis PG Terlampir D
mengelompokkan ke dalam kelomok senyawa ion/kovalen
3.5.6 Diberikan data nomor atom dua unsur, peserta didik dapat Tertulis PG Terlampir C
memprediksi rumus kimia dan jenis ikatan yang terbentuk bila
dua unsur tersebut membentuk ikatan
2 Diberikan gambar gelas berisi campuran oli dan air serta data Tertulis PG Terlampir Terlampir
keelektronegatifan beberapa unsur, peserta didik dapat
memprediksi jenis ikatan, kepolaran dan kelarutan senyawa
yang terbentuk dalam air
Soal:
Data berikut ini sifat fisis dari 2 jenis zat : Berdasarkan data tersebut, jenis ikatan yang
terdapat dalam zat A dan B berturut-turut adalah.
A. logam dan kovalen polar
B. kovalen non polar dan kovalen non polar
C. kovalen polar dan ion
D. hidrogen dan kovalen polar
E. ion dan kovalen non polar
2. Diketahui beberapa unsur dengan nomor atom: 17X, 3Y, 16Z, 19A, dan 20B. Pasangan
unsur yang dapat membentuk ikatan ion adalah....
A. A dan X
B. X dan Z
C. A dan Y
D. B dan Y
E. A dan B
6. Unsur 11X23 berikatan dengan unsur 8Y16 membentuk suatu senyawa. Rumus kimia dan
jenis ikatan pada senyawa yang terbentuk adalah…
A. XY, ionik
B. XY2, ionik
C. X2Y, ionik
D. XY, kovalen
E. X2Y, kovalen
Senyawa dibedakan menjadi dua berdasarkan kepolarannya, yaitu senyawa yang polar dan
senyawa yang non polar. Salah satu contoh senyawa polar adalah air, sedangkan senyawa non
polar adalah oli.
Air
(senyawa kovalen
polar)
Oli
(senyawa kovalen non
polar)
Sumber : www.pertamax7.net
Data kelektronegatifan
Pedoman pensekoran :
Ikatan pada molekul air adalah ikatan kovalen polar karena memiliki
perbedaan keelektronegatifan O dan H = 3,5 – 2,1 = 1,4 1
Ikatan pada oli adalah ikatan kovalen non polar karena selisih
keelektronegatifan C dan H = 2,5 – 2,1 = 0,4 1
Ikatan antara 7X : 2,5 dengan 1H : 1 akan membentuk XH3 yang
bersifat polar 1
Dengan selisih keelektronegatifan = 3,0 – 2,1 = 0,9 1
Karena senyawa XH3 bersifat polar maka akan larut baik bila
dicampur dengan air. 1
Total skor 5
SkorPerolehan
Nilai Perolehan = × 100
skor maksimal
10
11
12
SkorPerolehan
Nilai Perolehan = × 100
Skor maksimal
PEDOMAN PENSKORAN:
SKOR
NO ASPEK KRITERIA YANG DINILAI
MAKS
Presentasi terdiri atas, Judul, Isi Materi dan
Daftar Pustaka
Presentasi sistematis sesuai materi
4
Menuliskan rumusan masalah
1 Kelengkapan Materi Dilengkapi gambar / hal yang menarik yang
sesuai dengan materi
Hanya 3 kriteria yang terpenuhi 3
Hanya 2 kriteria yang terpenuhi 2
Hanya 1 kriteria yang terpenuhi 1
Materi dibuat dalam bentuk charta / Power
Point
Tulisan terbaca dengan jelas 4
Isi materi ringkas dan berbobot
2 Penulisan Materi
Bahasa yang digunakan sesuai dengan materi
Hanya 3 kriteria yang terpenuhi 3
Hanya 2 kriteria yang terpenuhi 2
Hanya 1 kriteria yang terpenuhi 1
Percaya diri, antusias dan bahasa yang lugas
Seluruh anggota berperan serta aktif
Dapat mengemukanan ide dan 4
berargumentasi dengan baik
3 Kemampuan presentasi
Manajemen waktu yang baik
Hanya 3 kriteria yang terpenuhi 3
Hanya 2 kriteria yang terpenuhi 2
Hanya 1 kriteria yang terpenuhi 1
SKOR MAKSIMAL 12
Kompetensi Dasar :
Menghubungkan interaksi antar ion, atom dan molekul dengan sifat fisika zat
INTERAKSI ANTAR MOLEKUL
Nama
Kelas
Indikator :
Materi :
Dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan berbagai jenis zat yang partikelnya berupa
molekul dan berbeda fasa. Dalam fasa gas, pada suhu tinggi dan tekanan yang relatif rendah
(jauh di atas titik didihnya), molekul-molekul benar-benar berdiri sendiri, tidak ada gaya tarik
antarmolekul.
Akan tetapi, pada suhu yang relatif rendah dan tekanan yang relatif tinggi, yaitu mendekati
titik embunnya, terdapat suatu gaya tarik-menarik antarmolekul. Gaya tarik menarik antar
molekul itulah yang memungkinkan suatu gas dapat mengembun (James E. Brady, 1990).
Molekul-molekul dalam zat cair atau dalam zat padat diikat oleh gaya tarikmenarik antar
molekul. Oleh karena itu, untuk mencairkan suatu zat padat atau untuk menguapkan suatu
zat cair diperlukan energi untuk mengatasi gaya tarik-menarik antar molekul.
Makin kuat gaya tarik antar molekul, makin banyak energi yang diperlukan untuk
mengatasinya, maka semakin tinggi titik cair atau titik didih.
Merupakan gaya tarik-menarik antara dipole dari suatu molekul polar dengan dipole
terimbas dari molekul lain disekitarnya.
Terdapatnya antara zat polar dengan zat nonpolar
Dipol sesaat pada suatu molekul dapat mengimbas pada molekul di sekitarnya, sehingga
membentuk suatu dipol terimbas. Hasilnya adalah suatu gaya tarik-menarik antarmolekul
yang lemah.
Penjelasan teoritis mengenai gaya-gaya ini dikemukakan oleh Fritz London pada tahun 1928.
Oleh karena
itu gaya ini disebut gaya London (disebut juga gaya dispersi) (James E. Brady,1990).
Kemudahan suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat atau untuk mengimbas suatu
molekul disebut polarisabilitas.
Polarisabilitas berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) dan bentuk molekul. Pada
umumnya, makin banyak jumlah elektron dalam molekul, makin mudah mengalami
polarisasi.
Oleh karena jumlah elektron berkaitan dengan massa molekul relatif, maka dapat dikatakan
bahwa makin besar massa molekul relatif, makin kuat gaya London.
Misalnya, radon (Ar = 222) mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan helium (Ar = 4),
221 K untuk Rn dibandingkan dengan 4 K untuk He.
Molekul yang bentuknya panjang lebih mudah mengalami polarisasi dibandingkan molekul
yang kecil, kompak, dan simetris.
Misalnya, normal pentana mempunyai titik cair dan titik didih yang lebih tinggi dibandingkan
neopentana.
Kedua zat itu mempunyai massa molekul relatif yang sama besar.
Gaya dispersi (gaya London) merupakan gaya yang relatif lemah. Zat yang molekulnya
bertarikan hanya berdasarkan gaya London, yang mempunyai titik leleh dan titik didih yang
rendah dibandingkan dengan zat lain yang massa molekul relatifnya kira-kira sama. Jika
molekul-molekulnya kecil, zat-zat itu biasanya berbentuk gas pada suhu kamar, misalnya
hidrogen (H2), nitrogen (N2), metana (CH4), dan gas-gas mulia.
4. Ikatan Hidrogen
Antara molekul-molekul yang sangat polar dan mengandung atom hydrogen (senyawa
hidrida) terjadi ikatan hidrogen.
Titik didih senyawa “hidrida” dari unsur-unsur golongan IVA, VA, VIA, dan VIIA, diberikan
pada gambar
Perilaku normal ditunjukkan oleh senyawa hidrida dari unsur-unsur golongan IVA, yaitu titik
didih meningkat sesuai dengan penambahan massa molekul.
Kecenderungan itu sesuai dengan yang diharapkan karena dari CH4 ke SnH4 massa molekul
relatif meningkat, sehingga gaya Van der Waals juga makin kuat.
Akan tetapi, ada beberapa pengecualian seperti yang terlihat pada gambar, yaitu HF, H2O,
dan NH3. Ketiga senyawa itu mempunyai titik didih yang luar biasa tinggi dibandingkan
anggota lain dalam kelompoknya.
Fakta itu menunjukkan adanya gaya tarik-menarik antarmolekul yang sangat kuat dalam
senyawa-senyawa tersebut. Walaupun molekul HF, H2O, dan NH3 bersifat polar, gaya dipol-
dipolnya tidak cukup kuat untuk menerangkan titik didih yang mencolok tinggi itu.
Perilaku yang luar biasa dari senyawa-senyawa yang disebutkan di atas disebabkan oleh
ikatan lain yang disebut ikatan hidrogen (James E. Brady, 2000). Oleh karena unsur F, O, dan
N sangat elektronegatif, maka ikatan F – H, O – H, dan N – H sangat polar, atom H dalam
senyawa-senyawa itu sangat positif. Akibatnya, atom H dari satu molekul terikat kuat pada
atom unsur yang sangat elektronegatif (F, O, atau N) dari molekul tetangganya melalui
pasangan elektron bebas pada atom unsur berkeelektronegatifan besar itu.
Ikatan hidrogen dalam H2O disajikan pada gambar
Soal :
..........................................................................................................................................................
...........
..........................................................................................................................................................
...........
2. Gaya London
adalah....................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
...........
..........................................................................................................................................................
...........
3. Ikatan Hidrogen
adalah................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
...........
..........................................................................................................................................................
..........
..........................................................................................................................................................
...........
..........................................................................................................................................................
...........
..........................................................................................................................................................
...........
5. Kenapa titik didih H2O lebih tinggi dibanding dengan HF ? padahal HF merupakan molekul polar
yang mempunyai perbedaan keelektronegatifan lebih besar dibanding H2O, Jelaskan !
..........................................................................................................................................................
...........
..........................................................................................................................................................
...........
..........................................................................................................................................................
...........