Disusun oleh :
Kelas 2B
Kelompok 4
Dosen pembimbing:
Evino Sugriarta, SKM, M.Kes
Magzaiben Zainir, SKM, M.Kes
Mukhlis, MT
Instruktur:
Rahmah Sari Al Aziz, AMKL
Puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa atas segala rahmat dan karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat sedikit. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk dapat
memberi masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Kelompok IV
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 3
3.2 Alat, Bahan dan Cara Kerja Air Dengan Sistem Aerasi Filtrasi 18
3.2.1 Alat 18
3.2.2 Bahan 18
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan 21
4.2 Saran 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Air merupakan salah satu bahan pokok yang mutlak dibutuhkan oleh manusia
sepanjang masa, baik langsung maupun tidak langsung. Apabila tidak diperhatikan
maka air dari sumber, seperti air permukaan dan air tanah ataupun air hujan mungkin
dapat mengganggu kesehatan manusia. Untuk mencegah timbulnya gangguan ataupun
penyakit yang disebabkan melalui air, maka air yang dipergunakan terutama untuk
diminum harus mengalami proses penjernihan air agar memenuhi syarat kesehatan.
Belakangan ini timbul masalah yang sangat krusial yaitu sulit untuk mendapatkan
air bersih. Banyak sumber air yang biasa dipakai tidak sebagus dulu lagi. Penyebab
susahnya mendapat air bersih adalah adanya pencemaran air yang disebabkan oleh
limbah rumah tangga, limbah pertanian, dan limbah industri.Selain itu, adanya
pembangunan dan penjarahan hutan merupakan penyebab berkurangnya kualitas mata
air dari pegunungan karena banyak bercampur dengan lumpur yang terkikis terbawa
aliran sungai. Akibatnya, air bersih terkadang menjadi "barang langka".
Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut
sebagai planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula
kita mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat
air umur mulai berubah warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya.
Yang pasti kita harus selalu optimis. Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang
kita miliki mulai menjadi keruh, kotor ataupun berbau, selama kuantitasnya masih
banyak kita masih dapat berupaya merubah/menjernihkan air keruh/kotor tersebut
menjadi air bersih yang layak pakai.
Aerasi adalah proses pengelolahan air dengan cara menggontakannya dengan
udara.Hasil pengolahan air dengan metoda aerasi bermanfaat untuk menghasilkan air
minum yang baik.Penurunan jumlah karbon dalam air sehingga bisa berbentuk dengan
calcium karbonat (CaCO3) yang dapat menimbulkan masalah.Karena prinsip dasar dari
filtrasi ini sangat sederhana yaitu menyaring molekul-molekul padatan yang tercampur
dalam larutan, maka tingkat kemurnian filtrat yang diperoleh dari filtrasi ini bergantung
pada kualitas serta ukuran pori dari filter (penyaring) yang digunakan.
Aerasi dan filtrasi dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif solusi menurunkan
kandungan kation yang terlarut terutama ketiga kation di atas. Konstruksinya terbuat
dari dua buah drum yang bagian dalamnya telah di cat anti karat. Aerasi merupakan
proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke dalam air. Dengan diisikannya
oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida serta hidrogen sulfida dan
metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat dikurangi atau dihilangkan.
Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan mangan akan
teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat
dihilangkan melalui proses sedimentasi tau filtrasi.
Ada beragam cara untuk memecahkan masalah tersebut, salah satunya dengan
aplikasi Teknologi yang tepat guna dimana yang dapat menghasilkan air dengan kuaitas
baik, menguntungkan dan mudah digunakan. Teknologi yang digunakan meliputi
pengolahan pengolahan air yang dilakukan meliputi pengolahan secara fisik (filtrasi),
pengolahan kimia (adsorbsi) serta desinfeksi menggunakan UV. Mahasiswa sebagai
agent of change, agent of technology dansocial control mempunyai tanggung jawab
moral untuk mengaktualisasikan ilmu yang telah didapatkan kepada masyarakat.
Diharapkan dengan adanya teknologi ini dapat membantu mengatasi masalah air yang
ada di masyarakat.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengolahan air dengan sistem aerasi filtrasi.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam pengolahan air
dengan sistem aerasi filtrasi.
b. Untuk mengetahui cara kerja dalam pengolahan air dengan sistem aerasi
filtrasi.
c. Untuk mengetahui hasil dalam pengolahan air dengan sistem aerasi filtrasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penurunan carbon dioxide (CO2) oleh waterfall aerators cukup berarti, tetapi
tidak memadai apabila dari yang sangat corrosive. Pengelolahan selanjutnya seperti
pembubuhan kapur atau dengan sarigan marmar atau dolomite yang dibakar masih
dibutuhkan.
2. Cascade Aerator
Pada dasarnya aerator ini terdiri atas 4-6 step/tangga, setiap step kira-kira
ketingian 30 cm dengan kapasitas kira-kira ketebalan 0,01 m3 /det permeter2. Untuk
menghilangkan gerak putaran (turbulence) guna menaikan effesien aerasi, hambatan
sering ditepi peralatan pada setiap step. Dibanding dengan tray aerators, ruang ( tempat
) yang diperlukan bagi casade aerators agak lebih besar tetapi total kehilangan tekanan
lebuh rendah. Keuntungan lain adalah tidak diperlukan pemiliharaan.
CASCADE AERATOR
Keterangan
A = Air baku
C = Inlet
D = Lubang pembersih
E = Out let.
5. Spray Aerator
Terdiri atas nosel penyemprot yang tidak bergerak (Stationary nozzles)
dihubungkan dengan kisi lempengan yang mana air disemprotkan ke udara disekeliling
pada kecepatan 5-7 m /detik. Spray aerator sederhana dierlihatkan pada gambar, dengan
pengeluaran air kearah bawah melalui batang-batang pendek dari pipa yang panjangnya
25 cm dan diameter 15 -20 mm. piringan melingkar ditempatkan beberapa centimeter
di bawahsetiap ujung pipa, sehingga bisa berbentuk selaput air tipis melingkar yang
selanjutnya menyebar menjadi tetesan-tetesan yang halus.
Nosel untuk spray aerator bentuknya bermacam-macam, ada juga nosel yang dapat
berputar-putar
SPRAY AERATOR
A = Out Let
B = Gelembung udara
E = Bak air
2.9 Pengertian Filtrasi
Filtrassi adalah metode pemisahan fisik, yang digunakan untuk memisahkan
antara cairan (larutan) dan padatan. Cairan yang telah melalui proses
filtrasi/penyaringan disebut filtrat, sedangkan padatan yang tertumpuk di penyaring
disebut residu. Walaupun ada kalanya residu adalah produk yang diinginkan.
Filtrasi merupakan bagian dari pengolahan air yang pada prinsipnya adalah untuk
mengurangi bahan-bahan organik maupun bahan-bahan anorganik yang berada dalam
air. Penghilangan zat padat tersuspensi denggan penyaringan memiliki peranan penting,
baik yang terjadi dalam pemurnian air tanah maupun dalam pemurnian buatan di dalam
instalasi pengolahan air. Bahan yang dipakai sebagai media saringan adalah pasir yang
mempunyai sifat penyaringan yang baik, keras dan dapat tahan lama dipakai bebas dari
kotoran dan tidak larut dalam air.
2. Sedimentasi
Sedimentasi merupakan proses pengendapan partikel tersuspensi yang lebih halus
ukurannya daripada lubang pori pada permukaan butiran. Sehingga apabila filtrasi
berlangsung terus menerus maka akan dapat menyebabkan :
a) Berkurangnya ukuran eektif pori-pori
b) Kecepatan turunnya air berkurang
c) Terjadinya endapan
4. Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses penghilangan zat pengotor organik dan anorganik yang tidak
teradsorpsi dalam air karena adanya gaya tarik-menarik antar partikel pengotor dengan
butiran media. Adsorpsi memegang peranan penting dalam proses filtrasi, karena akan
menghilangkan partikel yang lebih kecil daripada partikel tersuspensi seperti partikel
koloid dan partikel pengotor yang terlarut. Prinsip proses adsorbsi adalah adanya
perbedaan muatan antara permukaan butiran dengan partikel pengotor di sekitarnya.
Partikel koloid yang berasal dari organik umumnya bermuatan negatif tidak akan
teradsorbsi pada saat filter masih bersih dan baru beroperasi. Setelah filtrasi dan banyak
partikel bermutan positif yang tertahan di butiran partikel, filter menjadi terlalu jenuh
dan bermutan positif. Sehingga terjadi adsorpsi tingkat kedua, yaitu menarik partikel –
partikel koloid yang bermuatan negatif yang berasal dari koloidal organik, seperti anion
NO3-, PO43-, dan lain – lain. Apabila adsorpsi tingkat kedua ini telah mencapai kelewat
jenuh, maka muatan kembali menjadi negatif dan mengadsorpsi muatan positif dan
seterusnya. Semakin lama gaya penyebab adsorpsi menjadi menurun kekuatannya yang
diakibatkan karena semakin tebalnya kotoran yang menempel di permukaan filter,
begitu pula dengan efisiensi filter juga ikut turun. Sehingga hal ini mengakibatkan
banyak kotoran yang melewati filter begitu saja sehingga kualitas effluen menurun dan
diperlukan backwash. Proses adsorpsi ini mampu menghilangkan partikel yang lebih
kecil dari partikel tersuspensi seperti partikel koloid dan molekul kotoran terlarut.
Kemampuan adsorpsi hanya terjadi pada jarak yang sangat pendek, tidak lebih dari 0.01
– 1.
5. Aktifitas Biologi
Aktivitas ini disebabkan oleh mokroorganisme yang hidup didalam filter. Secara
alamiah mikroorganisme terdapat didalam air baku dan bila melalui filter dapat tertahan
pada butiran filter. Mikroorganisme ini dapat berkembang biak dalam filter dengan
sumber makanan yang berasal dari bahan organik dan inorganik yang mengendap di
butiran media. Makanan ini sebagian untuk proses hidupnya (disimilasi) dan sebagian
lagi digunakan untuk proses pertumbuhannya (asimilasi).
a. Debit Filtrasi
Debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter secara efisien.
Sehingga proses filtrasi tidak dapat terjadi dengan sempurna, akibat adanya aliran air
yang terlalu cepat dalam melewati rongga diantara butiran media pasir. Hal ini
menyebabkan berkurangnya waktu kontak antara permukaan butiran media penyaring
dengan air yang akan disaring. Kecepatan aliran yang terlalu tinggi saat melewati
rongga antar butiran menyebabkan partikel–partikel yang terlalu halus yang tersaring
akan lolos.
b. Konsentrasi kekeruhan
Konsentrasi kekeruhan sangat mempengaruhi efisiensi dari filtrasi. Konsentrasi
kekeruhan air baku yang sangat tinggi akan menyebabkan tersumbatnya lubang pori
dari media atau akan terjadi clogging. Sehingga dalam melakukan filtrasi sering
dibatasi seberapa besar konsentrasi kekeruhan dari air baku (konsentrasi air influen)
yang boleh masuk. Jika konsentrasi kekeruhan yang terlalu tinggi, harus dilakukan
pengolahan terlebih dahulu, seperti misalnya dilakukan proses koagulasi – flokulasi dan
sedimentasi.
c. Temperatur
Adanya perubahan suhu atau temperatur dari air yang akan difiltrasi, menyebabkan
massa jenis (density), viskositas absolut, dan viskositas kinematis dari air akan
mengalami perubahan. Selain itu juga akan mempengaruhi daya tarik menarik diantara
partikel halus penyebab kekeruhan, sehingga terjadi perbedaan dalam ukuan besar
partikel yang akan disaring. Akibat ini juga akan mempengaruhi daya adsorpsi. Akibat
dari keduanya ini, akan mempengaruhi terhadap efisiensi daya saring filter.
d. Kedalaman media, ukuran, dan material
Pemilihan media dan ukuran merupakan keputusan penting dalam perencanaan
bangunan filter. Tebal tipisnya media akan menentukan lamanya pengaliran dan daya
saring. Media yang terlalu tebal biasanya mempunyai daya saring yang sangat tinggi,
tetapi membutuhkan waktu pengaliran yang lama. Lagi pula ditinjau daris segi biaya,
media yang terlalu tebal tidaklah menguntungkan dari segi ekonomis. Sebaliknya
media yang terlalu tipis selain memiliki waktu pengaliran yang pendek, kemungkinan
juga memiliki daya saring yang rendah. Demikian pula dengan ukuran besar kecilnya
diameter butiran media filtrasi berpengaruh pada porositas, laju filtrasi, dan juga
kemampuan daya saring, baik itu komposisisnya, proporsinya, maupun bentuk susunan
dari diameter butiran media.
Keadaan media yang terlalu kasar atau terlalu halus akan menimbulkan variasi
dalam ukuran rongga antar butir. Ukuran pori sendiri menentukan besarnya tingkat
porositas dan kemampuan menyaring partikel halus yang terdapat dalam air baku.
Lubang pori yang terlalu besar akan meningkatkan rate dari filtrasi dan juga akan
menyebabkan lolosnya partikel halus yang akan disaring. Sebaliknya lubang pori yang
terlalu halus akan meningkatkan kemampuan menyaring partikel dan juga dapat
menyebabkan clogging (penyumbatan lubang pori oleh partikel halus yang tertahan)
terlalu cepat.
e. Tinggi muka air diatas media dan kehilangan tekanan
Keadaan tinggi muka air di atas media berpengaruh terhadap besarnya debit atau
laju filtrasi dalam media. Tersedianya muka air yang cukup tinggi diatas media akan
meningkatkan daya tekan air untuk masuk kedalam pori. Dengan muka air yang tinggi
akan meningkatkan laju filtrasi (bila filter dalam keadaan bersih). Muka air diatas media
akan naik bila lubang pori tersumbat (terjadi clogging) terjadi pada saat filter kotor.
BAB III
ISI
Kelompok :4
3.1 Alat, Bahan dan Cara Kerja Air Dengan Sistem Aerasi Filtrasi
3.1.1 Alat yang digunakan
No Nama Alat Banyak
5 Meteran 1 buah
6 Gergaji 1 buah
9 Kabel 1 buah
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Alat yang digunakan dalam pengolahan air dengan sistem aerasi filtrasi adalah
ember, corong minyak, kran air, pipa paralon, pompa aerator, kabel, meteran, gergaji,
dan pisau cutter.Bahan yang digunakan yaitu lem pipa, ijuk, pasir, dan kerikil.
Cara kerja yang dilakukan yaitu siapkan 2 buah ember, satu untuk aerasi dan satu
lagi untuk filtrasi, rangkai pipa paralon, ujungnya sambung dengan corong minyak,
pompa aerator yang tersambung pipa letakkan pada ember aerasi dan rangkaian pipa
yang telah dibuat arah ujungnya menghadap ke ember filtrasi, pasang kran pada ember
filtrasi dan masukkan beberapa media kedalam ember filtrasi, pada lapisan pertama
masukkan media ijuk dengan ketebalan ± 5 cm, lapisan kedua media pasir dengan
ketebalan ± 4 cm, dan lapisan ketiga masukkan media kerikil dengan ketebalan ± 8 cm.
Kemudian isi ember aerasi dengan air dan hidupkan pompa aerator, lalu alirkan air hasil
aerasi ke filtrasi, pada saat proses filtrasi tunggu ± selama 5 menit sampai air pada
ember filtrasi penuh, lalu buka kran dan keluarkan air hasil filtrasi.
4.2 Saran
a. Mahasiswa
Pada saat melakukan praktek diharapkan sebagai mahasiswa kita harus
lebih berhati – hati dan teliti agar tidak terjadi kesalahan pada saat melakukan
pratikum.
b. Kampus
Untuk meningkatkan kesehatan warga kampus kita harus memulainya
dengan menjaga lingkungan sekitar kampus kita. salah satu faktor kesehatan
adalah air sebagai salah satu sumber kehidupan di muka bumi ini.Akan tetapi
air sebagai sumber kehidupan di bumi ini sudah banyak tercemar karena ulah
manusia. Terjadinya berbagai penyakit yang diakibatkan oleh pencemaran air
menyebabkan dicarinya solusi untuk mendaur ulang air yang sudah kotor
menjadi air yang layak pakai lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka
Cipta.Suratmo, Gunawan F. 1992.