Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENYEDIAAN AIR

PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM AERASI FILTRASI

Disusun oleh :

Kelas 2B

Kelompok 4

Alfin Handika 171110041


Dina Rahma Yeni 171110046
Hafifah 171110051
Hamdila Putri Permadani 171110052
Haryuki Dwi Putri 171110053
Putri Nirmala Sari 171110067
Wina 171110076
Yolanda Afrilia 171110079
Wulan Indri Yani 171110078

Dosen pembimbing:
Evino Sugriarta, SKM, M.Kes
Magzaiben Zainir, SKM, M.Kes
Mukhlis, MT

Instruktur:
Rahmah Sari Al Aziz, AMKL

PRODI DIII SANITASI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLTEKKES KEMENKES PADANG
2018/2019
LEMBAR PENGESAHAN

Berdasarkan pratikum yang telah dilaksanakan di Workshop Poltekkes Kemenkes RI


Padang mata kuliah “Penyediaan Air”, tentang Pengolahan Air Dengan Sistem Aerasi
Filtrasi . Yang dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Agustus 2018, pada pukul 10.00 – 14.30
WIB. Diperiksa dan disetujui oleh :

Dosen Pembimbing Instruktur

Evino Sugriarta, SKM, M.Kes Rahmah Sari Al Aziz, AMKL


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa atas segala rahmat dan karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.

Harapan kami semoga laporan ini menambah pengetahuan dan pengalaman


bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehngga kedepannya dapat lebih baik.

Laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat sedikit. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk dapat
memberi masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.

Padang, 28 Agustus 2018

Kelompok IV
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan 2

1.2.1 Tujuan Umum 2

1.2.2 Tujuan Khusus 2

1.3 Manfaat 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Air 4


2.2 Karateristik Air 5
2.3 Ciri-Ciri Air Bersih dan Air Kotor 6
2.4 Fungsi Air Dalam Kehidupan 7
2.5 Pengertian Aerasi 7
2.6 Fungsi Aerasi 8
2.7 Proses Aerasi 8
2.8 Macam-Macam Metode Aerasi 8
2.9 Pengertian Filtrasi 10
2.10 Prinsip Filtrasi 13
2.11 Metode Filtrasi 13
2.12 Contoh Penggunaan Metode Filtrasi 13
2.13 Tujuan Dari Fitrasi 14
2.14 Manfaat Dari Filtrasi 14
2.15 Jenis-Jenis Filtrasi 14
2.16 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Filtrasi 16
BAB III ISI

3.1 Waktu dan Tempat 18

3.2 Alat, Bahan dan Cara Kerja Air Dengan Sistem Aerasi Filtrasi 18

3.2.1 Alat 18

3.2.2 Bahan 18

3.2.3 Cara Kerja 18

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan 21

4.2 Saran 21

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia dan
makhluk hidup lainnya sangat bergantung dengan air demi mempertahankan hidupnya.
Air yang digunakan untuk konsumsi sehari -hari harus memenuhi standar kualitas air
bersih. Kualitas air bersih dapat ditinjau dari segi fisik,kimia, mikrobiologi dan
radioaktif. Namun kualitas air yang baik ini tidak selamanya ters edia di alam sehingga
diperlukan upaya perbaik an, baik itu secara sederhana maupun modern. Jika air yang
digunakan belum memenuhi standar kualitas air bersih, akibatnya akan menimbulkan
masalah lain yang dapat menimbulkan kerugian bagi penggunanya.

Air merupakan salah satu bahan pokok yang mutlak dibutuhkan oleh manusia
sepanjang masa, baik langsung maupun tidak langsung. Apabila tidak diperhatikan
maka air dari sumber, seperti air permukaan dan air tanah ataupun air hujan mungkin
dapat mengganggu kesehatan manusia. Untuk mencegah timbulnya gangguan ataupun
penyakit yang disebabkan melalui air, maka air yang dipergunakan terutama untuk
diminum harus mengalami proses penjernihan air agar memenuhi syarat kesehatan.

Belakangan ini timbul masalah yang sangat krusial yaitu sulit untuk mendapatkan
air bersih. Banyak sumber air yang biasa dipakai tidak sebagus dulu lagi. Penyebab
susahnya mendapat air bersih adalah adanya pencemaran air yang disebabkan oleh
limbah rumah tangga, limbah pertanian, dan limbah industri.Selain itu, adanya
pembangunan dan penjarahan hutan merupakan penyebab berkurangnya kualitas mata
air dari pegunungan karena banyak bercampur dengan lumpur yang terkikis terbawa
aliran sungai. Akibatnya, air bersih terkadang menjadi "barang langka".

Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut
sebagai planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula
kita mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat
air umur mulai berubah warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya.
Yang pasti kita harus selalu optimis. Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang
kita miliki mulai menjadi keruh, kotor ataupun berbau, selama kuantitasnya masih
banyak kita masih dapat berupaya merubah/menjernihkan air keruh/kotor tersebut
menjadi air bersih yang layak pakai.
Aerasi adalah proses pengelolahan air dengan cara menggontakannya dengan
udara.Hasil pengolahan air dengan metoda aerasi bermanfaat untuk menghasilkan air
minum yang baik.Penurunan jumlah karbon dalam air sehingga bisa berbentuk dengan
calcium karbonat (CaCO3) yang dapat menimbulkan masalah.Karena prinsip dasar dari
filtrasi ini sangat sederhana yaitu menyaring molekul-molekul padatan yang tercampur
dalam larutan, maka tingkat kemurnian filtrat yang diperoleh dari filtrasi ini bergantung
pada kualitas serta ukuran pori dari filter (penyaring) yang digunakan.

Aerasi dan filtrasi dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif solusi menurunkan
kandungan kation yang terlarut terutama ketiga kation di atas. Konstruksinya terbuat
dari dua buah drum yang bagian dalamnya telah di cat anti karat. Aerasi merupakan
proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke dalam air. Dengan diisikannya
oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida serta hidrogen sulfida dan
metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat dikurangi atau dihilangkan.
Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan mangan akan
teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat
dihilangkan melalui proses sedimentasi tau filtrasi.

Ada beragam cara untuk memecahkan masalah tersebut, salah satunya dengan
aplikasi Teknologi yang tepat guna dimana yang dapat menghasilkan air dengan kuaitas
baik, menguntungkan dan mudah digunakan. Teknologi yang digunakan meliputi
pengolahan pengolahan air yang dilakukan meliputi pengolahan secara fisik (filtrasi),
pengolahan kimia (adsorbsi) serta desinfeksi menggunakan UV. Mahasiswa sebagai
agent of change, agent of technology dansocial control mempunyai tanggung jawab
moral untuk mengaktualisasikan ilmu yang telah didapatkan kepada masyarakat.
Diharapkan dengan adanya teknologi ini dapat membantu mengatasi masalah air yang
ada di masyarakat.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengolahan air dengan sistem aerasi filtrasi.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam pengolahan air
dengan sistem aerasi filtrasi.
b. Untuk mengetahui cara kerja dalam pengolahan air dengan sistem aerasi
filtrasi.
c. Untuk mengetahui hasil dalam pengolahan air dengan sistem aerasi filtrasi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Air


Air adalah zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan
bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian
besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak
gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar,
danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu
siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (run
off, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut.Air bersih penting bagi kehidupan
manusia.
Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi,
sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars.
Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-
satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya
tersebut. Pengaturan air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air.Air adalah
substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom
hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100
kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang
penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti
garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.Air
sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia.
Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah
tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai
sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida
(OH-). Manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan memerlukan air untuk hidup. Tenaga
air mempunyai arti ekonomi yang besar. Air tidak hanya menyediakan media yang
menjadi tempat dimungkinkannya reaksi yang menyokong kehidupan, tapi air sendiri
sering menjadi produk atau reaktan yang penting dari reaksi-reaksi itu.

2.2 Karateristik Air


1. Karateristik Fisik Air :
a. Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik
dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang
dihasilkan oleh buangan industri.
b. Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen
terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau
yang tidak sedap akibat degradasi anaerobic ynag mungkin saja terjadi.
c. Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan
tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik
serta tumbuh-tumbuhan.
d. Solid (Zat padat)
Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat
meyebabkanturunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi
penetrasi sinar matahari kedalam air.5. Bau dan rasaBau dan rasa dapat
dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti algaserta oleh adanya
gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh adanya
senyawa-senyawa organik tertentu.
2. Karateristik Kimia Air :
a. pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa,
korosifitas air dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa
lebih toksid dalam bentuk molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa
tersebut dipengaruhi oleh pH.
b. DO (dissolved oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari
fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO
maka kualitas air semakin baik. Satuan DO biasanya dinyatakan dalam
persentase saturasi.
c. BOD (biological oxygent demand)
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorgasnisme untuk menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna)
yang terdapat di dalam air buangan secara biologi. BOD dan COD
digunakan untuk memonitoring kapasitas self purification badan air
penerima.
d. COD (chemical oxygent demand)
COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk
mengoksidasi bahan-bahan organik secara kimia.Reaksi: + 95%teruraiZat
Organik + O2 → CO2 + H2O
e. Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian
sabun, namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam
pemakaian untuk industri (air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya
kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa
disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam air.
f. Senyawa-senyawa kimia yang beracun
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan
racunterhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (±
0,05 mg/l). Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan
timbulnya rasa dan bau ligam, menimbulkan warna koloid merah (karat)
akibat oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi
manusia.

2.3 Ciri- Ciri Air Bersih dan Air Kotor


1) Ciri-ciri air bersih :
 Jernih, tidak berbau, tidak berasa & tidak berwarna.
 Suhunya sebaiknya sejuk dan tidak panas.
 Bebas unsur-unsurkimia yang berbahaya seperti besi (Fe), seng (Zn),
raksa (Hg) dan mangan (Mn).
 Tidak mengandung unsur mikrobiologi yang membahayakan seperti coli
tinja dan total coliforms.
2) Ciri-ciri air kotor :
 Suhunya panas.
 Mengandung unsur-unsur Fe, Zn, Hg dan Mn.
 Biasanya air ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang
berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari
penguraian tinja, urine dan sampah-sampah lainnya.
 Substansi organik dalam air buangan terdiri dari 2 gabungan,
yakni:· gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya urea, protein,
amine dan asam amino.· gabungan yang tak mengandung nitrogen,
misalnya lemak, sabun dan karbohidrat, termasuk selulosa.
2.4 Fungsi Air Dalam Kehidupan
1. Mengontrol suhu tubuh
2. Faktor penting untuk pencernaan dan penyerapan nutrisi ke dalam tubuh.
Membawa oksigen dan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh sehingga
semua sel dan organ tubuh termasuk otak, ginjal, jantung, limpa, paru-paru
dapat tetap hidup dan berfungsi dengan baik.
3. Detoksifikasi, membawa sisa-sisa pembakaran tubuh termasuk racun-racun
ke alat sekresi sehingga metabolisme tubuh berjalan baik. Ini berarti semua
zat yang ada di dalam air minum ikut ke dalam tubuh dan peredaran darah
kita.
4. Fungsi lainnya bagi kesehatan adalah kulit menjadi lebih sehat, membantu
penurunan berat badan, menurunkan resiko serangan jantung, membantu
sendi dan otot menjadi rileks, melancarkan proses buang air besar dan
menambah energi serta kesegaran tubuh.
5. Sebagai sumber kehidupan di muka bumi.

2.5 Pengertian Aerasi


Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke dalam
air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida serta
hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat dikurangi
atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan
mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang
nantinya dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi tau filtrasi.Aerasi merupakan
proses pengolahan air dengan cara mengontakkan ke udara. Pada prinsipnya dapat
dibedakan menjadi proses absorpsi (penyerapan gas) dan desorbsi (pelepasan gas).

2.6 Fungsi Aerasi


1. Penambahan jumlah oksigen
2. Penurunan jumlah karbon dioxide (CO2)dan
3. Menghilangkan hydrogen sulfide (H2S),methan (CH4) dan berbagai senyawa
senyawa organi yang bersifat volatile (menguap) yang berkaitan untuk rasa
dan bau.
Hasil pengolahan air dengan metoda aerasi bermanfaat untuk menghasilkan air
minum yang baik.Penurunan jumlah karbon dalam air sehingga bisa berbentuk dengan
calcium karbonat (CaCO3) yang dapat menimbulkan masalah.
Aereasi secara luas telah digunakan untuk pengolahan air yang mempunyai
kandungan jumlahbesi dan mangan terlalu tinggi zat tersebut memberikan rasa pahit
pada air, menghitamkan pemasakan beras dan memberikan noda hitam kecoklat-
coklatan pada pakaian yang dicuci.

2.7 Proses Aerasi


Oksigen yang berada di udara, melalui proses aerasi ini akan selanjutnya akan
bereaksi dengan senyawa ferus dan manganous terlarut merubah menjadi ferric (Fe)
dan maganic oxide hydrates yang tidak bisa larut. Setelah itu dilanjutkan dengan
pengendapan (sendimentasi) atau penyaringan (filtrasi). Perlu dicatat bahwa oksidasi
terhadap senyawa besi dan mangan di dalam air yang kecil (waterfall) aerators/aerator
air terjun). Atau dengan mencampur air dengan gelembung-gelembung udara ( bubble
aerator). Dengan kedua cara tersebut jumblah oxigen pada air bisa dinaikan 60 – 80%
(dari jumlah oksigen yang tertinggi, yaitu air yang mengandung oksigen sampai jenuh)
pada aerator air terjen ( waterfall aerator ) cukup besar bisa menghilangan gas-gas yang
terdapat dalam air.

Penurunan carbon dioxide (CO2) oleh waterfall aerators cukup berarti, tetapi
tidak memadai apabila dari yang sangat corrosive. Pengelolahan selanjutnya seperti
pembubuhan kapur atau dengan sarigan marmar atau dolomite yang dibakar masih
dibutuhkan.

2.8 Macam – Macam Metode Aerasi


1. Waterfall aerator ( aerator air terjun).
Pengolahan air aerasi dengan metoda Waterfall/Multiple aerator seperti pada
gambar susunannya sangat sederhana dan tidak mahal serta memerlukan ruang yang
kecil.
MULTIPLE TRAY AERATOR
Jenis aerator terdiri atas 4-8 tray dengan dasarnya penuh lobang-lobang pada
jarak 30-50 cm. Melalui pipa berlobang air dibagi rata melalui atas tray, dari sini
percikan-percikan kecil turun kebawah dengan kecepatan kira-kira 0,02 m /detik per
m2 permukaan tray. Tetesan yang kecil menyebar dan dikumpulkan kembali pada
setiap tray berikutnya. Tray-tray ini bisa dibuat dengan bahan yang cocok seperti
lempengan-lempengan absetos cement berlobang-lobang, pipa plastik yang berdiamter
kecil atau lempengan yang terbuat dari kayu secara paralel.

2. Cascade Aerator
Pada dasarnya aerator ini terdiri atas 4-6 step/tangga, setiap step kira-kira
ketingian 30 cm dengan kapasitas kira-kira ketebalan 0,01 m3 /det permeter2. Untuk
menghilangkan gerak putaran (turbulence) guna menaikan effesien aerasi, hambatan
sering ditepi peralatan pada setiap step. Dibanding dengan tray aerators, ruang ( tempat
) yang diperlukan bagi casade aerators agak lebih besar tetapi total kehilangan tekanan
lebuh rendah. Keuntungan lain adalah tidak diperlukan pemiliharaan.

CASCADE AERATOR

Keterangan

A = Air baku

B = Air sudah diaerasi

C = Inlet

D = Lubang pembersih

E = Out let.

Cascade Aerator tampak atas


Aerasi tangga aerator seperti pada gambar di bawah ini peangkapan udaranya
terjadi pada saat air terjun dari lempengan-lempengan trap yang membawanya. Oksigen
kemudian dipindahkan dari gelembung-gelembung udara kedalam air . Total ketinggian
jatuh kira-kira 1,5 m dibagi dalam 3-5 step. Kapisitas bervariasi antara 0,005 dan 05
m3 /det per meter luas.

3. Sumberged Cascade Aerator

4. Multiple Plat Form Aerator


Memakai prinsip yang sama, lempengan-lempengan untuk menjatuhkan air guna
mendapatkankontak secara penuh udara terhadap air.

5. Spray Aerator
Terdiri atas nosel penyemprot yang tidak bergerak (Stationary nozzles)
dihubungkan dengan kisi lempengan yang mana air disemprotkan ke udara disekeliling
pada kecepatan 5-7 m /detik. Spray aerator sederhana dierlihatkan pada gambar, dengan
pengeluaran air kearah bawah melalui batang-batang pendek dari pipa yang panjangnya
25 cm dan diameter 15 -20 mm. piringan melingkar ditempatkan beberapa centimeter
di bawahsetiap ujung pipa, sehingga bisa berbentuk selaput air tipis melingkar yang
selanjutnya menyebar menjadi tetesan-tetesan yang halus.

Nosel untuk spray aerator bentuknya bermacam-macam, ada juga nosel yang dapat
berputar-putar
SPRAY AERATOR

6. Aerator Gelembung Udara ( Bubble aerator)


Jumlah udara yang diperlukan untuk aerasi bublle (aerasi gelembung udara)
tidak banyak, tidak lebih dari 0,3 – 0,5 m3 udara/m3 air dan volume ini dengan
mudah bisa dinaikan melalui suatu penyedotan udara. Udara disemprotkan melalui
dasar dari bak air yang akan diaerasi.

GAMBAR BUBBLE AERATOR

A = Out Let

B = Gelembung udara

C = Pipa berlubang buat udara

D = Inlet air baku

E = Bak air
2.9 Pengertian Filtrasi
Filtrassi adalah metode pemisahan fisik, yang digunakan untuk memisahkan
antara cairan (larutan) dan padatan. Cairan yang telah melalui proses
filtrasi/penyaringan disebut filtrat, sedangkan padatan yang tertumpuk di penyaring
disebut residu. Walaupun ada kalanya residu adalah produk yang diinginkan.

Filtrasi merupakan bagian dari pengolahan air yang pada prinsipnya adalah untuk
mengurangi bahan-bahan organik maupun bahan-bahan anorganik yang berada dalam
air. Penghilangan zat padat tersuspensi denggan penyaringan memiliki peranan penting,
baik yang terjadi dalam pemurnian air tanah maupun dalam pemurnian buatan di dalam
instalasi pengolahan air. Bahan yang dipakai sebagai media saringan adalah pasir yang
mempunyai sifat penyaringan yang baik, keras dan dapat tahan lama dipakai bebas dari
kotoran dan tidak larut dalam air.

2.10 Mekanisme Fitrasi


Mekanisme filtrasi tergantung pada kualitas air, karakteristik flok dari partikulat,
media filter dan kecepatan filter. Adapun mekanisme filtrasi yang penting antara lain :
1. Mechanical Starining
Merupakan proses penyaringan zat padat berukuran besar agar dapat lolos melewati
media berpori yang biasanya terjadi di permukaan media filter. Proses ini terjadi di
permukaan filter dan tidak bergantung pada kecepatan filtrasi. Clogging pada unit filter
akan mengurangi porositas media sehingga secara teoritis dengan bertambahnya waktu
akan meningkatkan headloss pada filter.

2. Sedimentasi
Sedimentasi merupakan proses pengendapan partikel tersuspensi yang lebih halus
ukurannya daripada lubang pori pada permukaan butiran. Sehingga apabila filtrasi
berlangsung terus menerus maka akan dapat menyebabkan :
a) Berkurangnya ukuran eektif pori-pori
b) Kecepatan turunnya air berkurang
c) Terjadinya endapan

4. Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses penghilangan zat pengotor organik dan anorganik yang tidak
teradsorpsi dalam air karena adanya gaya tarik-menarik antar partikel pengotor dengan
butiran media. Adsorpsi memegang peranan penting dalam proses filtrasi, karena akan
menghilangkan partikel yang lebih kecil daripada partikel tersuspensi seperti partikel
koloid dan partikel pengotor yang terlarut. Prinsip proses adsorbsi adalah adanya
perbedaan muatan antara permukaan butiran dengan partikel pengotor di sekitarnya.
Partikel koloid yang berasal dari organik umumnya bermuatan negatif tidak akan
teradsorbsi pada saat filter masih bersih dan baru beroperasi. Setelah filtrasi dan banyak
partikel bermutan positif yang tertahan di butiran partikel, filter menjadi terlalu jenuh
dan bermutan positif. Sehingga terjadi adsorpsi tingkat kedua, yaitu menarik partikel –
partikel koloid yang bermuatan negatif yang berasal dari koloidal organik, seperti anion
NO3-, PO43-, dan lain – lain. Apabila adsorpsi tingkat kedua ini telah mencapai kelewat
jenuh, maka muatan kembali menjadi negatif dan mengadsorpsi muatan positif dan
seterusnya. Semakin lama gaya penyebab adsorpsi menjadi menurun kekuatannya yang
diakibatkan karena semakin tebalnya kotoran yang menempel di permukaan filter,
begitu pula dengan efisiensi filter juga ikut turun. Sehingga hal ini mengakibatkan
banyak kotoran yang melewati filter begitu saja sehingga kualitas effluen menurun dan
diperlukan backwash. Proses adsorpsi ini mampu menghilangkan partikel yang lebih
kecil dari partikel tersuspensi seperti partikel koloid dan molekul kotoran terlarut.
Kemampuan adsorpsi hanya terjadi pada jarak yang sangat pendek, tidak lebih dari 0.01
– 1.

5. Aktifitas Biologi
Aktivitas ini disebabkan oleh mokroorganisme yang hidup didalam filter. Secara
alamiah mikroorganisme terdapat didalam air baku dan bila melalui filter dapat tertahan
pada butiran filter. Mikroorganisme ini dapat berkembang biak dalam filter dengan
sumber makanan yang berasal dari bahan organik dan inorganik yang mengendap di
butiran media. Makanan ini sebagian untuk proses hidupnya (disimilasi) dan sebagian
lagi digunakan untuk proses pertumbuhannya (asimilasi).

2.11 Prinsip Filtrasi


Karena prinsip dasar dari filtrasi ini sangat sederhana yaitu menyaring molekul-
molekul padatan yang tercampur dalam larutan, maka tingkat kemurnian filtrat yang
diperoleh dari filtrasi ini bergantung pada kualitas serta ukuran pori dari filter
(penyaring) yang digunakan.Untuk metode filtrasi, dimana yang diinginkan ialah
residu-nya (ampas) biasanya diperlukan langkah pengertingan agar seluruh cairan yang
masih tersisa dalam padatan menguap.

2.12 Metode Filtrasi


Metode filtrasi sangat sering digunakan di laboraturium. Penggunaan metode ini
disesuaikan dengan sampel yang sedang ditangani dan hasil yang diharapkan. Secara
umum ada tiga metode filtrasi yang sering digunakann, yakni metode filtrasi panas,
metode filtrasi dingin dan metode filtrasi vakum.
a. Metode filtrasi panas digunakan untuk memisahkan antara cairan dan padatan,
dimana dalam prosesnya diharapkan tidak menghasilkan kristal di bagian funnel
penyaring dan peralatan lainnya. Pada metode ini, peralatan gelas yang akan
terkena larutan secara langsung dipanaskan terlebih dahulu.
b. metode filtrasi dingin digunakan untuk memisahkan antara cairan dan padatan,
dimana setelah penyaringan diharapkan terjadi pembentukan kristal. Metode ini
menggunakan es untuk mendinginkan aparatus yang digunakan, sehingga
temperatur dalam sistem akan turun secara drastis dan memicu tumbuhnya kristal.
Metode ini umumnya kalian gunakan dalam proses rekristalisasi.
c. Metode filtrasi vakum digunakan untuk mendapatkan hasil padatan yang kering
dengan cepat. Untuk melakukan filtrasi vakum, alat yang dibutuhkan ialah Funnel
Buchner.

2.13 Contoh Penggunaan Metode Filtrasi


a. Kalian pasti pernah menyaring kopi dari ampasnya kan? Penyaringan ini
merupakanmetode filtrasi yang paling sederhana.
b. Pembuatan santan kelapa juga menggunakan metode filtrasi
c. Metode filtrasi digunakan juga pada banyak industri sebagai metode awal
penanganan limbah.
d. Pembuatan wine, anggur dan wishky juga menggunakan metode filtrasi
sebelum distilasinya (pemurnian)
e. Penyaringan debu-debu pada AC masih menggunakan metode filtrasi.

2.14 Tujuan dari Filtrasi


1. Memanfaatkan air kotor atau limbah untuk bisa digunakan kembali
2. Mengurangi resiko meluapnya air kotor dan limbah
3. Mengurangi keterbatasan air bersih dengan membuat filtrasi air
4. Mengurangi penyakit yang diakibatkan oleh air kotor
5. Membantu pemerintah untuk menggalakan air bersih
2.15 Manfaat dari Filtrasi
1. Air keruh yang digunakan bisa berasal dari mana saja, misalnya : sungai,
rawa, telaga, sawah dan air kotor lainnya
2. Dapat mengilangkan bau tidak sedap pada air yang keruh
3. Dapat mengubah air yang keruh menjadi lebih bening
4. Menghilangkan pencemar yang ada dalam air atau mengurangi kadarnya agar
air dapat diminum

2.16 Jenis – Jenis Filtrasi


1. Proses filtrasi sederhana (tanpa tekanan) adalah proses penyaringan dengan
media filter kertas saring. Hal ini dilakukan dengan cara kertas saring
dipotong melingkar, kemudian lipat dua, sebanyak tiga atau empat kali.
Selanjutnya buka dan letakkan dalam corong pisah sehingga melekat pada
corong pisah. Tuangkan campuran heterogen yang akan dipisahakan, sedikit
demio sedikit. Hasil filtrasi adalah zat padat yang disebut residen dan zat
cairnya disebut dengan filtrat.

2. Proses Filtrasi dengan tekanan, umumnya dengan cara divakumkan (disedot


dengan pompa vakum). Proses pemisahan dengan teknik ini sangat tepat
dilakukan, jika jumlah partikel padatnya lebih besar dibandingkan dengan
cairannya.
Proses Filtrasi dengan Membran merupakan proses saparasi dengan
menggunakan membran dengan ukuran pori £ 0,1 mikron. Prinsip teknik
filtrasi membran ini adalah dengan menyaring cairan sampel melewati
saringan yang sangat tipis .

2.17 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Filtrasi


Dalam proses filtrasi terjadi reaksi kimia dan fisika, sehingga banyak faktor–
faktor yang saling berkaitan yang akan mempengaruhi pula kualitas air hasil filtrasi,
efisiensinya, dan sebagainya. Faktor–faktor tersebut adalah debit filtrasi, kedalaman
media, ukuran dan material, konsentrasi kekeruhan, tinggi muka air, kehilangan
tekanan, dan temperatur.

a. Debit Filtrasi

Debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter secara efisien.
Sehingga proses filtrasi tidak dapat terjadi dengan sempurna, akibat adanya aliran air
yang terlalu cepat dalam melewati rongga diantara butiran media pasir. Hal ini
menyebabkan berkurangnya waktu kontak antara permukaan butiran media penyaring
dengan air yang akan disaring. Kecepatan aliran yang terlalu tinggi saat melewati
rongga antar butiran menyebabkan partikel–partikel yang terlalu halus yang tersaring
akan lolos.

b. Konsentrasi kekeruhan
Konsentrasi kekeruhan sangat mempengaruhi efisiensi dari filtrasi. Konsentrasi
kekeruhan air baku yang sangat tinggi akan menyebabkan tersumbatnya lubang pori
dari media atau akan terjadi clogging. Sehingga dalam melakukan filtrasi sering
dibatasi seberapa besar konsentrasi kekeruhan dari air baku (konsentrasi air influen)
yang boleh masuk. Jika konsentrasi kekeruhan yang terlalu tinggi, harus dilakukan
pengolahan terlebih dahulu, seperti misalnya dilakukan proses koagulasi – flokulasi dan
sedimentasi.
c. Temperatur
Adanya perubahan suhu atau temperatur dari air yang akan difiltrasi, menyebabkan
massa jenis (density), viskositas absolut, dan viskositas kinematis dari air akan
mengalami perubahan. Selain itu juga akan mempengaruhi daya tarik menarik diantara
partikel halus penyebab kekeruhan, sehingga terjadi perbedaan dalam ukuan besar
partikel yang akan disaring. Akibat ini juga akan mempengaruhi daya adsorpsi. Akibat
dari keduanya ini, akan mempengaruhi terhadap efisiensi daya saring filter.
d. Kedalaman media, ukuran, dan material
Pemilihan media dan ukuran merupakan keputusan penting dalam perencanaan
bangunan filter. Tebal tipisnya media akan menentukan lamanya pengaliran dan daya
saring. Media yang terlalu tebal biasanya mempunyai daya saring yang sangat tinggi,
tetapi membutuhkan waktu pengaliran yang lama. Lagi pula ditinjau daris segi biaya,
media yang terlalu tebal tidaklah menguntungkan dari segi ekonomis. Sebaliknya
media yang terlalu tipis selain memiliki waktu pengaliran yang pendek, kemungkinan
juga memiliki daya saring yang rendah. Demikian pula dengan ukuran besar kecilnya
diameter butiran media filtrasi berpengaruh pada porositas, laju filtrasi, dan juga
kemampuan daya saring, baik itu komposisisnya, proporsinya, maupun bentuk susunan
dari diameter butiran media.
Keadaan media yang terlalu kasar atau terlalu halus akan menimbulkan variasi
dalam ukuran rongga antar butir. Ukuran pori sendiri menentukan besarnya tingkat
porositas dan kemampuan menyaring partikel halus yang terdapat dalam air baku.
Lubang pori yang terlalu besar akan meningkatkan rate dari filtrasi dan juga akan
menyebabkan lolosnya partikel halus yang akan disaring. Sebaliknya lubang pori yang
terlalu halus akan meningkatkan kemampuan menyaring partikel dan juga dapat
menyebabkan clogging (penyumbatan lubang pori oleh partikel halus yang tertahan)
terlalu cepat.
e. Tinggi muka air diatas media dan kehilangan tekanan
Keadaan tinggi muka air di atas media berpengaruh terhadap besarnya debit atau
laju filtrasi dalam media. Tersedianya muka air yang cukup tinggi diatas media akan
meningkatkan daya tekan air untuk masuk kedalam pori. Dengan muka air yang tinggi
akan meningkatkan laju filtrasi (bila filter dalam keadaan bersih). Muka air diatas media
akan naik bila lubang pori tersumbat (terjadi clogging) terjadi pada saat filter kotor.
BAB III

ISI

Materi : Pengolahan Air Dengan Sistem Aerasi Filtrasi

Hari,Tanggal : Rabu, 29 Agustus 2018

Lokasi : Workshop Poltekkes Kemenkes RI Padang

Kelompok :4

3.1 Alat, Bahan dan Cara Kerja Air Dengan Sistem Aerasi Filtrasi
3.1.1 Alat yang digunakan
No Nama Alat Banyak

1 Ember (22 cm) 2 buah

2 Corong minyak 1 buah

3 Kran air 1 buah

4 Pipa paralon (40 cm) 1 buah

5 Meteran 1 buah

6 Gergaji 1 buah

7 Pisau cutter 1 buah

8 Pompa aerator 1 buah

9 Kabel 1 buah

3.1.2 Bahan yang digunakan


No Nama Bahan Jumlah
1. Lem pipa 1 buah

3.1.3 Cara Kerja


1. Siapkan 2 buah ember,yang satu untuk aerasi dan yang satu lagi untuk filtrasi.
2. Rangkai pipa paralon membentuk huruf L yang terbalik keatas, lalu pada
ujungnya sambung dengan corong minyak.
3. Kemudian pada ember aerasi diletakkan didalamnya pompa aerator.
4. Lalu letakkan rangkaian pipa ke ember aerasi dan sambungkan pompa aerator
dengan rangkaian pipa yang telah dibuat yang arah ujungnya menghadap ke
ember filtrasi
5. Pada ember filtrasi bagian bawah ember beri lubang berbentuk lingkaran dan
pasangkan kran air di ember nya dan masukkan beberapa media kedalam
ember filtrasi.
6. Pada lapisan pertama/paling bawah masukkan media ijuk dengan ketebalan ±
5 cm.
7. Lalu pada lapisan kedua masukkan media pasir dengan ketebalan ± 4 cm.
8. Dan pada lapisan yang ketiga masukkan media kerikil dengan ketebalan ± 8
cm.
9. Kemudian isi ember aerasi dengan air dan hidupkan pompa aerator
10. Lalu alirkan air hasil aerasi ke filtrasi.
11. Pada saat proses filtrasi tunggu ± selama 5 menit sampai air pada ember
filtrasi penuh.
12. Lalu buka kran dan keluarkan air hasil filtrasi.

Keterangan : Gambar Alat Filtrasi Aerasi


Keterangan : Gambar perbandingan air yang sudah di filtrasi aerasi dengan air
yang belum dilakukan proses aerasi filtrasi
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Alat yang digunakan dalam pengolahan air dengan sistem aerasi filtrasi adalah
ember, corong minyak, kran air, pipa paralon, pompa aerator, kabel, meteran, gergaji,
dan pisau cutter.Bahan yang digunakan yaitu lem pipa, ijuk, pasir, dan kerikil.

Cara kerja yang dilakukan yaitu siapkan 2 buah ember, satu untuk aerasi dan satu
lagi untuk filtrasi, rangkai pipa paralon, ujungnya sambung dengan corong minyak,
pompa aerator yang tersambung pipa letakkan pada ember aerasi dan rangkaian pipa
yang telah dibuat arah ujungnya menghadap ke ember filtrasi, pasang kran pada ember
filtrasi dan masukkan beberapa media kedalam ember filtrasi, pada lapisan pertama
masukkan media ijuk dengan ketebalan ± 5 cm, lapisan kedua media pasir dengan
ketebalan ± 4 cm, dan lapisan ketiga masukkan media kerikil dengan ketebalan ± 8 cm.
Kemudian isi ember aerasi dengan air dan hidupkan pompa aerator, lalu alirkan air hasil
aerasi ke filtrasi, pada saat proses filtrasi tunggu ± selama 5 menit sampai air pada
ember filtrasi penuh, lalu buka kran dan keluarkan air hasil filtrasi.

4.2 Saran
a. Mahasiswa
Pada saat melakukan praktek diharapkan sebagai mahasiswa kita harus
lebih berhati – hati dan teliti agar tidak terjadi kesalahan pada saat melakukan
pratikum.
b. Kampus
Untuk meningkatkan kesehatan warga kampus kita harus memulainya
dengan menjaga lingkungan sekitar kampus kita. salah satu faktor kesehatan
adalah air sebagai salah satu sumber kehidupan di muka bumi ini.Akan tetapi
air sebagai sumber kehidupan di bumi ini sudah banyak tercemar karena ulah
manusia. Terjadinya berbagai penyakit yang diakibatkan oleh pencemaran air
menyebabkan dicarinya solusi untuk mendaur ulang air yang sudah kotor
menjadi air yang layak pakai lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 1998. Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan

Kantor MenteriBiro Bina Kependudukan dan Lingkungan Hidup Sekretariat Wilayah


DaerahTingkat I Propinsi Jawa Tengah, Semarang : Erlangga.Fandeli, Chafid. 1995.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar danPemapanannya dalam


Pembangunan. Yogyakarta : Liberty.Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. 2003.

Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka
Cipta.Suratmo, Gunawan F. 1992.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta : GajahMada University


Press.http://yantipembelajarsejati.blogspot.com/2012/06/makalahpengolahanair.htmlh
ttp://id.shvoong.com/exactsciences/biology/2096385pengertianair/#ixzz1nmKAnB4D
http://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi-pengolahan-air-bersih/
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai