Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala seksi UKLW KKP Kelas II

Pekanbaru dan Koordinator KKP Kelas II wilayah kerja Pelabuhan Sungai Duku

Pekanbaru serta observasi lapangan terhadap Pelabuhan Sungai Duku Pekanbaru,

belum tersedianya media informasi tentang HIV-AIDS di wilayah kerja Pelabuhan

Sungai Duku Pekanbaru, data sekunder hasil tes skrining pada mobile VCT tahun
20
2018 didapatkan 2 orang kru kapal yang positif HIV-AIDS dan hasil wawancara

mengenai pengetahuan komunitas pelabuhan tentang HIV-AIDS yang masih rendah

sehingga dapat diidentifikasi masalah yaitu kurangnya pengetahuan komunitas

pelabuhan tentang HIV-AIDS dan belum adanya sosialisasi tentang HIV-AIDS pada

komunitas pelabuhan di wilayah kerja Pelabuhan Sungai Duku Pekanbaru, serta

belum adanya jadwal tetap untuk melakukan sosialisasi tentang HIV-AIDS pada

komunitas pelabuhan di wilayah kerja Pelabuhan Sungai Duku Pekanbaru.

Berdasarkan masalah tersebut disusun beberapa alternatif pemecahan masalah.

Alternatif pemecahan masalah belum tersedianya media informasi untuk

memberitahukan tentang HIV-AIDS pada komunitas pelabuhan di wilayah kerja

Pelabuhan Sungai Duku Pekanbaru yaitu merancang dan membagikan media

informasi dalam bentuk standing banner dan materi belajar dalam bentuk

powerpoint serta membagikan video edukasi tentang HIV-AIDS pada komunitas

pelabuhan di wilayah kerja Pelabuhan Sungai Duku Pekanbaru. Media informasi

atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk

44
45

promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium untuk

memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi. Dari hasil observasi dan

wawancara didapatkan sebagian besar komunitas pelabuhan di wilayah kerja

Pelabuhan Sungai Duku Pekanbaru sudah menggunakan aplikasi Whatsapp untuk

berkomunikasi. Dengan demikian akan mempermudah dalam penyebaran informasi

kepada responden.21

Media audio-visual tidak saja menghasilkan cara belajar yang efektif dalam

waktu yang lebih singkat, akan tetapi apa yang diterima melalui media audio-visual

lebih lama dan lebih baik tinggal dalam ingatan. Media audio-visual mempermudah

orang menyampaikan dan menerima pelajaran atau informasi serta dapat

menghindarkan salah pengertian. Upaya peningkatan pengetahuan diperlukan suatu

media pembelajaran yang dapat menggambarkan konsep fisik secara nyata. Salah

satu media yang dapat di gunakaan adalah video. Video merupakan media audio-

visual yang dapat mengungkapkan objek dan peristiwa seperti keadaan

sesungguhnya. Melalui media video, pesan yang disampaikan dapat lebih menarik

dan mudah dipahami, sehingga sasaran dapat mempelajari pesan tersebut dan

memutuskan untuk mengadopsinya menjadi perilaku yang positif. Hal ini

merupakan suatu cara yang efektif guna meningkatkan pengetahuan terhadap

masyarakat.22 Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Risma M dkk

tahun 2018 yang mendapatkan hasil bahwa terdapat peningkatan pengetahuan

responden mengenai gizi setelah dilakukan edukasi menggunakan media audio

visual.23
46

Alternatif pemecahan masalah untuk kurangnya pengetahuan komunitas

pelabuhan tentang HIV-AIDS dan belum adanya sosialisasi tentang HIV-AIDS pada

komunitas pelabuhan di wilayah kerja Pelabuhan Sungai Duku Pekanbaru yaitu

melakukan sosialisasi dengan metode ceramah dan tanya jawab menggunakan

media power point, video edukasi dan standing banner tentang HIV-AIDS pada

komunitas pelabuhan. Sosialisasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk

meningkatkan pengetahuan, pernyataan ini sesuai dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh Novi Hendrika yang menyebutkan bahwa terdapat peningkatan

pengetahuan responden setelah diberikan sosialisasi.24 Sosialisasi merupakan suatu

proses yang selalu terjadi dalam kehidupan. Sosialisasi berpengaruh pada interaksi

sosial untuk memperoleh pengetahuan, sikap dan nilai dalam lingkungan

bermasyarakat sehingga menghasilkan partisipasi sosial yang efektif dan

peningkatan pengetahuan.25

Selain itu, komunitas pelabuhan diberikan kuesioner yang berisi 40

pertanyaan sebelum dan sesudah sosialisasi untuk mengevaluasi seberapa efektif

sosialisasi yang telah dilakukan. Hasil dari kuesioner yang diberikan tentang gejala-

gejala dini penderita HIV-AIDS yaitu muncul bisul dengan bercak kemerahan

ditemukan beberapa responden banyak menjawab salah. Hal ini dikarenakan

kurangnya pengetahuan responden mengenai jenis penyakit kulit yang dapat terjadi

pada penderita HIV-AIDS. Berdasarkan hasil kuesioner tersebut didapatkan bahwa

terjadi peningkatan pengetahuan yang bermakna setelah dilakukan pengujian secara

statistik yaitu rata-rata nilai meningkat dari 52,50 saat pretest menjadi 77,18 setelah
47

dilakukan sosialisasi. Kemudian dilakukan pengujian menggunakan uji Wilcoxon

dan disimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah

sosisalisasi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputra

dkk tahun 2016 yang didapatkan hasil bahwa ada pengaruh pengetahuan responden

tentang buah dan sayur sebelum dan sesudah diberikan edukasi dengan nilai rata-

rata sebelum edukasi sebesar 8,03 dan nilai rata-rata sesudah edukasi sebesar

10,72.26 Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mamonto

dkk tahun 2014 yang didapatkan hasil bahwa nilai sebelum diberikan pendidikan

kesehatan yaitu 4,61 dan setelah diberikan pendidikan kesehatan menjadi 5,73.

Dengan demikian dapat dilihat terjadinya peningkatan skor rata-rata setelah

pemberian pendidikan kesehatan.27

Alternatif pemecahan masalah belum adanya jadwal rutin untuk

mengadakan sosialisasi tentang HIV-AIDS pada komunitas pelabuhan yaitu

merekomendasikan kepada Kepala Seksi UKLW KKP Kelas II Pekanbaru untuk

membuat jadwal sosialisasi rutin tentang HIV-AIDS pada komunitas pelabuhan di

wilayah kerja Pelabuhan Sungai Duku Pekanbaru. Penjadwalan ini bertujuan agar

terciptanya keteraturan waktu sehingga materi yang disampaikan dapat diterima

dengan baik.

Semua kegiatan alternatif pemecahan masalah dapat berjalan dengan lancar.

Keberhasilan jangka panjang dari segala kegiatan yang dilakukan dari kegiatan ini

diharapkan dapat terealisasi dengan baik sehingga semua pihak memiliki

pengetahuan tentang HIV-AIDS dan bisa mencegah penularannya.


48

Kendala penelitian: dalam melakukan kegiatan peningkatan mutu ini

terdapat kendala yaitu kurangnya koordinasi antara pihak KKP dengan komunitas

pelabuhan sehingga mengakibatkan jumlah komunitas pelabuhan yang mengikuti

kegiatan sosialisasi tentang HIV-AIDS sedikit.

Anda mungkin juga menyukai