Anda di halaman 1dari 7

Nama : Dhea Yasmin Athillah

Kelas : B
NPM : 200110180184

Fungsi Agen Pembaharu, Toko Masyarakat,


dan Saluran Komunikasi
Pengertian Agent of Change
Soerjono Soekanto: Pihak-pihak yang menghendaki perubahan dinamakan agent of change yaitu
seseorang, atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan sebagai pemimpin 1 atau lebih
lembaga-lembaga kemasyarakatan (Soekanto,1992:273)
Havelock (1973): Agen perubahan adalah orang yang membantu terlaksananya perubahan sosial
atau suatu inovasi berencana (Nasution,1990:37)
Agen perubahan juga selalu menanamkan sikap optimis demi terciptanya perubahan yang
diharapkan tadi. Segala sesuatu tidak akan dengan mudahnya dirubah tanpa adanya sikap
optimis dan kepercayaan terhadap diri sendiri bahwa dapat melakukan perubahan tersebut.

Kualifikasi Agen Perubahan


Duncan dan Zalman dalam Komunikasi Pembangunan : Pengenalan Teori dan Penerapannya
mengemukakan kualifikasi dasar agen perubahan, yakni tiga yang utama diantara sekian banyak
kompetensi yang mereka miliki, yaitu :
1. Kualifikasi Teknis, kompetensi teknis dalam tugas spefisik dari proyek perubahan yang
bersangkutan.
2. Kemampuan Administratif, yaitu persyaratan administratif yang paling dasar dan elementer,
yakni kemauan untuk mengalokasikan waktu untuk persoalan-persoalan yang relatif
kompleks (detailed).
3. Hubungan antarpribadi. Suatu sifat yang paling penting adalah empati, yaitu kemampuan
seseorang untuk mengidentifikasi diri dengan orang lain, berbagi akan perspektif dan
perasaan mereka dengan seakan-akan mengalaminya sendiri.
Seorang agen perubahan tidak dengan mudahnya mampu membuat perubahan tanpa
menanamkan karakteristik dalam dirinya sendiri agar dapat menjadi panutan atau teladan
terhadap sekelompok orang yang menjadi target perubahannya. Seorang agen perubahan yang
berhasil menurut Havelock (1970) memiliki karakteristik seperti berikut (Nasution, 1990: 38) :
1. Agen perubahan harus memiliki nilai-nilai dan sikap mental (attitudes) sebagai berikut:
a) Pertimbangan (concern) utamanya mengenai manfaat dari inovasi bagi pengguna akhir.
b) Pertimbangan utama mengenai manfaat inovasi yang disebarluaskan bagi masyarakat secara
keseluruhan.
c) Respek terhadap nilai-nilai yang dianut derngan teguh oleh pihak lain.
d) Kepercayaan bahwa perubahan harus menghasilkan sesuatu yang terbaik bagi yang terbanyak
(mayoritas).
e) Percaya bahwa masyarakat yang diubah mempunyai suatu kebutuhan, dan juga hak untuk
memahami mengapa perubahan dilakukan (rationale) dan hak untuk berpartisipasi dalam
memilih diantara alternatif cara dan tujuan perubahan itu sendiri.
f) Rasa yang kuat mengenai identitasnya sendiri dan upayanya untuk menolong orang lain.
g) Pertimbangan (concern) yang kuat untuk membantu tanpa menyakiti perasaan, untuk
membantu dengan resiko yang minimal untuk jangka pendek dan jangka panjang bagi
ketenangan masyarakat, baik sebagai keseluruhan, maupun indivdu tertentu dalam
masyarakat yang bersangkutan.
h) Respek terhadap institusi-institusi yang ada sebagai pencerminan concern yang sah terhadap
batas ruang kehidupan seseorang, keamanan, dan engembangan identitas di balik diri masing-
masing.
2. Agen perubahan harus mengetahui hal-hal sebagai berikut (Nasution, 1990:39) :
a) Bahwa individu-individu, kelompok, dan masyarakat merupakan sistem-sistem terbuka yang
saling berhubungan (open interrelating system).
b) Bagaimana peranannya yang lain cocok dengan konteks sosial yang lebih luas dari
perubahan.
c) Konsepsi-konsepsi alternatif mengenai peranannya sekarang dan peranannya yang potensial
di masa mendatang.
d) Bagaimana orang lain memandang peranannya.
e) Lingkup kebutuhan manusia, hubungan-hubungannya dan peringkat prioritas yang mungkin
dalam berbagai tahap pada lingkaran kehidupan.
f) Keseluruhan sumber-sumber (resources) dan cara untuk akses ke sana.
g) Mengapa orang dan sistem-sistem dapat berubah dan menolak perubahan.
h) Pengetahuan, sikap menal, dan keterampilan yang dibutuhkan oleh seorang agen perubahan
dan seorang pengguna sumber-sumber yang efekif.
3. Agen perubahan harus memiliki keterampilan berikut (Nasution, 1990:39-40):
a) Bagaimana mengembangkan dan memelihara hubungan proyek perubahan dengan orang lain.
b) Bagaimana membawa orang ke suatu konsepsi mengenai kebutuhan dan prioritas mereka
dalam hubungan denga kebutuhan dan prioritas orang lain.
c) Bagaimana mengatasi kesalahpahaman dan konflik.
d) Bagaimana membina jembatan nilai.
e) Bagaimana menyampaikan kepada orang lain perasaan berdaya untuk melaksanakan
pembangunan.
f) Bagaimana membina tim kerja sama (collaborative teams) untuk perubahan.
g) Bagaimana mengorganisir dan melaksanakan proyek-proyek perubahan yang berhasil.
h) Bagaimana menyampaikan kepada orang lain mengenai pengetahuan, nilai-nilai dan
keterampilan yang dimilikinya.
i) Bagaimana menyadarkan masyarakat akan potensi yang tersedia dari sumber-sumber
(resources) mereka sendiri.
Bagaimana mengembangkan keterbukaan masyarakan untuk menggunakan sumber-sumber,
baik yang internal maupun eksternal.

Peranan Utama Agen Perubahan


Peranan utama agen perubahan (Havelock 1973: halaman 7) adalah sebagai berikut:
a) Sebagai katalisator, menggerakkan masyarakat untuk mau melakukan perubahaan.
b) Sebagai pemberi pemecahan persoalan.
c) Sebagai pembantu proses perubahan: membantu dalam proses pemecahan masalah dan
penyebaran inovasi, serta memberi petunjuk mengenai masalah:
 Mengenali dan merumuskan kebutuhan
 Mendiagnosa permasalahan dan menentukan tujuan
 Mendapatkan sumber-sumber yang relevan
 Memilih atau menciptakan pemecahan masalah
 Menyesuaikan dan merencanakan pentahapan pemecahan masalah
d) Sebagai peghubung (linker) dengan sumber yang diperlukan untuk memecahkan masalah
yang dihadapi.

Inti dari peranan agen perubahan dalam proses pembangunan masyarakat menurut O’Gorman
(1978) adalah:
a) The “ought” yaitu mengidentifikasi tujuan, isu dan permasalahan.
b) The “can be”, yaitu melakukan identifikasi dan pemanfaatan dari sumber-sumber,
kepemimpinan, dan organisasi.
c) The “shall be”, takni dimensi tindakan atau kegiatan di mana prioritas ditegakkan dan
diterapkan, rencana dan pelaksanaan, serta evaluasi dilakukan menrut urutan yang teratur
agar alternatif yang telah dipilih dapat membawa hasil yang diharapkan.

Peranan yang manifes dari agen perubahan dapat dilihat dalam 3 perspektif yaitu;

a) Sebagai penggerak (fasilitator, penganalisa, dan pengenbang kepemimpinan)


b) Sebagai perantara (pemberi informasi dan penghubung)
c) Sebagai penyelesai/accomplisher (pengorganisir, pengevaluasi, dan yang menetapkan hasil).
Peranan laten dari agen perubahan yaitu:
a) Sebagai pengembang kepemimpinan, yaitu berperan dalam mengatasi jurang kesadaran
antara pemimpin dan masyarakat, membantu pengembangan masyarakat belajar-mengajar
dan membangun nilai-nilai melalui hubungan yang dimilikinya.
b) Selaku penganalisa, berusaha berfungsi agar terdapat kemajemukan dalam jalan yang
ditempuh dan dalam alternatif proses pembangunan. Dan juga mengusahakan agar suatu
pembangunan yang terpadu dapat berakar dalam masyarakat, oleh karena mereka merupakan
subjek dari sejarah mereka sendiri.
c) Sebagai pemberi informasi (person oriented share)
d) Sebagai penghubung
e) Selaku organizer, agen perubahan menjadi pendukung dari partisipasi populer, atau sebagai
promotor efisieni.
f) Sebagai pengevaluasi, baik berpandangan kuantitatif maupun kualitatif
Selaku reinforcer atau yang menantapkan hasil, peranan laten dari agen perubahan mungkin
merupakan konflik antara ingin menyesuaikan diri dengan sistem yang dominan atau
membebaskan diri dari struktur kekuasaan.

Tugas-tugas Agen Perubahan


Tugas utama agen perubahan dalam melaksanakan difusi inovasi (Rogers dan Shoemaker, 1971)
yaitu:
a) Menumbuhkan keinginan masyarakat untuk melakukan perubahan
b) Membina suatu hubungan dalam rangka perubahan
c) Mendiagnosa permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat
d) Menciptakan keinginan perubahan di kalangan klien
e) Menerjemahkan keinginan perubahan dan mencegah terjadinya drop-out
Mencapai suatu terminal hubungan.

Pentahapan Langkah Agen Perubahan

Mendiagnosa Mendapatkan
Membina Hubungan (Keluhan, sumber-sumber
permasalahan, yang relevan
tujuan dll)

Menjaga Kestabilan
Memperoleh
Membina Hubungan Penerimaan Membangkitkan
Kemampuan
Langkah-langkah pelaksanaan tugas tersebut dapat dilihat dalam diagram berikut :
Pertama-tama dari seorang agen perubahan diharapkan suatu peran pemrakrasa atau pengambil
inisiatif, dari perubahan sosial ditempat ia akan mendifusikan inovasi. Mula-mula kegiatannya
adalah menumbuhkan keinginan di kalangan kliennya untuk melakukan perubahan dalam
kehidupan mereka. Perubahan yang dimaksud tentu saja perubahan dari keadaan yang ada
sekarang menuju ke situasi yang lebih baik.
Setelah keinginan itu tumbuh, maka agen perubahan menjalin hubungan baik dengan kliennya.
Hubungan yang dimaksud adalah suatu kontak yang mengandung saling percaya, kejujuran, dan
empathi. Sebab unutk menerima suatu inovasi, pertama-tama klien harus dapat menerima si
agen perubahan itu sendiri terlebih dahulu.
Langkah berikutnya adalah melakukan diagnosa terhadap kebutuhan masyarakat yang hendak
dibantunya. Diagnnosa ini harus benar-benar bertitiktolak dari pandangan masyarakat tersebut,
dan bukan cuma dari kacamata si agen. Untuk itu dituntut kemampuan empathi, yaitu
menempatkan diri pada kedudukan masyarakat yang akan dibantu. Sesudah melakukan
diagnosa, kemudian agen perubahan harus menciptakan hasrat yang serius untuk berubah di
kalangan klien. Arti perubahan disini bukan sekedar “berubah” namun benar-benar untuk
kepentingan klien yang bersangkutan. Hasrat yang serius ini selanjutnya diterjemahkan menjadi
tindakan ataupun perubahan yang nyata. Agen perubahan mempengaruhi perilaku klien
(membuat mereka melakukan atau bertindak) menurut rekomendasi-rekomendasi yang
diajukannya ssetelah menganalisa kebutuhan masyarakat yang bersangkutan.
Apabila masyarakat tersebut telah meaksanakan tindakan-tindakan perubahan, maka tugas si
agen kini adalah menjaga kestabilan perubahan itu dalam kelangsungannya, dan mencegah
terjadinya dropout.
Adalah suatu prinsip bagi seorang agen perubahan, bahwa ia tidak akan selamanya terus-
menerus membantu kliennya, melainkan harus sejak awal menanamkan kemampuan untuk
menolong diri sendiri pada pihak klien. Oleh karena itu, seorang agen harus mencapai suatu titik
terminal dalam hubungannya dengan masyarakat yang dibantunya, yakni agar pada suatu titik
tertentu mereka itu tidak lagi bergantung sepenuhnya kepada si agen, melainkan telah mampu
menolong diri mereka sendiri. Artinya, sejak agen perubahan mulai melaksanakan tugasnya,
haruslah melibatkan anggota masyarakat yang dimaksud semaksimal mungkin pada setiap tahap
kegiatan (mulai dari menganalisa, merencanakan, melaksanakan, hingga mengevaluasi), juga
melatih mereka seintensif mungkin, agar pada waktunya nanti mereka itu dapat menjadi agen
perubahan bagi diri mereka sendiri. Bila saat tersebut tiba, maka si agen dapat mengalihkan
tugasnya membantu masyarakat lain, atau mulai menggarap masalah berikutnya pada
masyarakat yang sama.
Dengan melibatkan klien dalam setiap tahap kegiatan, dimaksudkan untuk membina proses
partisipasi dari komunikasi, sehingga dapat diperoleh umpan muka atau feedforward dari
masyarakat yang bersangkutan. Cara ini diharapkan dapat menutupi jarak sosial ekonomi yang
benar-benar membutuhkan perbaikan hidup, dan mereka yang relatif sudah lebih memadai.
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Zulkarnaen, 2004. Komunikasi Pembangunan : Pengenalan Teori dan Penerapannya.


Rajawali Pers: Jakarta.

Soempeno, Femi Adi, 2008.Mereka Mengkhianati Saya. Galang Press: Yogyakarta.

Ishak, Otto Syamsuddin, 2000. Dari Maaf Sampai Panik Aceh. Kontras: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai