PETERNAKAN
Disusun oleh:
Kelompok 5
Kelas E
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2020
DAFTAR ISI
3.1 Peraturan perundangan serta perizinan mengenai usaha peternakan rakyat sapi
perah secara umum .................................................................................................5
3.3 Solusi yang dapat Diterapkan untuk Mengatasi Permasalan Penyediaan dan
Pengolahan Susu .....................................................................................................7
LAMPIRAN .................................................................................................................... 9
i
I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui peraturan perundangan serta perizinan mengenai usaha
peternakan rakyat sapi perah.
1.3.2 Mengetahui apa saja permasalahan yang dihadapi oleh usaha peternakan
rakyat sapi perah yang ada di Indonesia.
1.3.3 Mengetahui kegiatan peternakan sapi perah rakyat yang melanggar
undang-undang dan sanksinya
1.4 Kegunaan
1.4.1 Diharapkan dapat menjadi informasi yang bermanfaat bagi bagi
keberlangsungan usaha peternakan sapi perah rakyat untuk mencapai
efisiensi peraturan perundang-undangan yang berlaku
2
II
KEPUSTAKAN
Peternak sapi perah menjadi salah satu bagian dari peternak untuk
meningkatkan kualitas hidup yang selaras dengan pembangunan nasional sebagai
sarana strategis guna meningkatkan kesejahteraan masyarat.
3
Tata kelola yang baik terjabarkan dalam regulasi tentang pelaksanaan
tugas , fungsi serta kewenangan dan penjabaran peran Kementrian Pertanian
dalam mencapai sasaran strategis, sebagaimana diatur dalam undang –undang
terkait dan turunannya. Regulasi tersebut dibutuhkan dalam menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan pertanian dan peternakan baik
di tingkat pusat hingga ke tingkat daerah. Regulasi yang terkait dengan sector
pertanian, baik dalam bentuk Undang-undang, Peraturan Presiden, maupun dalam
bentuk peraturan Menteri Pertanian dan lainnya.
4
III
PEMBAHASAN
5
sepanjang tahun. Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi besar untuk
mengembangkan industri sapi perah, dikarenakan permintaan susu yang
tinggi dari penduduk Indonesia yang banyak. Hanya saja kekurangan yang
dimiliki Indonesia adalah, belum tercapainya manajemen yang efektif dan
efisien serta belum memadainya teknologi sapi perah.
Berikut adalah kendala-kendala yang dialami Usaha Ternak Rakyat
Sapi Perah di Indonesia :
1. Rendahnya produktivitas sapi perah yang dipelihara peternak rakyat, hal
ini bisa disebabkan oleh tiga faktor yaitu bibit ternak yang berkualitas
rendah, manajemen yang buruk, dan kualitas pakan yang tidak memenuhi
kebutuhan ternak.
2. Kualitas susu yang dihasilkan rendah, dilihat dari banyaknya jumlah
mikroorganisme yang terkandung dalam susu sekitar rata-rata diatas 10
juta/cc. Kualitas ini yang mengakibatkan harga susu di pasaran menjadi
semakin rendah.
3. Pakan sapi perah sangat bergantung pada ketersediaan lahan. Pada
kenyataannya, lahan produktif yang digunakan sebagai penghasil pakan
sapi perah semakin terdesak oleh kebutuhan sektor lain.
4. Jumlah kepemilikan ternak dinilai kurang menjanjikan keuntungan bagi
peternak. Rata-rata peternak rakyat hanya memiliki 3-4 ekor ternak,
bahkan ada peternak yang hanya mengurusi sapi perah milik orang lain.
5. Langkanya tenaga kerja muda sebagai pengganti yang berusaha di bidang
peternakan sapi perah. Sehingga semakin lama semakin berubah orientasi
pembangunan dari sektor peternakan ke sektor jasa dan industri.
6. Belum tercapainya integrasi dan koordinasi yang harmonis antara
pemerintah, swasta, koperasi, dan peternak. Sehingga menyebabkan
kebijakan yang diterapkan pemerintah pun kurang diantisipasi oleh para
pelaku bisnis (Kusuma dkk, 2019).
7. Tingginya angka impor susu dikarenakan banyaknya Industri Pengolahan
Susus (IPS) yang enggan untuk membeli susu dari peternak rakyat.
6
3.3 Solusi yang dapat Diterapkan untuk Mengatasi Permasalan Penyediaan
dan Pengolahan Susu
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2008 tentang
Kebijakan Industri Nasional, dalam upaya menumbuhkan kompetensi
peternakan sapi perah rakyat maka ditetapkan sasaran pembangunan sektor
industri sebagai berikut :
1. Memanfaatkan sumber daya, baik sumber daya manusia dan sumber daya
alam yang dimiliki daerah secara optimal.
2. Menyebarkan hasil produksi sapi perah ke berbagai daerah atau
meningkatkan peluang pasar.
3. Meningkatkan daya saing dengan meningkatkan kualitas produk susu.
4. Membangun keunikan yang dimiliki daerah, yaitu membuat produk
olahan susu sendiri sesuai dengan keunikan daerahnya masing-masing.
5. Melakukan kerjasama antar peternak rakyat.
6. Membangun hubungan harmonis antar peternak rakyat.
Pemerintah Indonesia telah membuat Permentan No. 33 tahun 2018
yang menyesuaikan dengan kepentingan nasional dalam perdagangan
Internasional. Hadirnya Permentan ini, diharapkan peternakan sapi perah
rakyat dapat membangun integritas sendiri dengan mengurangi impor. Upaya
yang dilakukan adalah dengan mengatur kemitraan antara peternak rakyat dan
IPS itu sendiri. Apabila IPS tetap enggan bermitra dengan peternak rakyat,
maka dikenakan tarif bea tambahan, yang nantinya biaya tersebut digunakan
untuk memajukan usaha ternak sapi perah rakyat.
7
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pemilik izin usaha peternakan harus mengikuti peraturan pemerintah
Republik Indonesia nomor 16 tahun 1977 tentang usaha peternakan.
Pemegang Izin Usaha Peternakan wajib dengan nyata-nyata dan
sungguh-sungguh mendirikan dan menjalankan perusahaan Peternakan
sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh Menteri serta wajib
memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan di bidang peternakan,
pencegahan, pemberantasan, dan pengobatan penyakit hewan serta
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Berikut adalah kendala-kendala yang dialami Usaha Ternak Rakyat Sapi
Perah di Indonesia : Rendahnya produktivitas sapi perah yang dipelihara
peternak rakyat, Kualitas susu yang dihasilkan rendah, Pakan sapi perah
sangat bergantung pada ketersediaan lahan, Jumlah kepemilikan ternak
dinilai kurang menjanjikan keuntungan bagi peternak, Langkanya tenaga
kerja muda sebagai pengganti yang berusaha di bidang peternakan sapi
perah, Belum tercapainya integrasi dan koordinasi yang harmonis antara
pemerintah, swasta, koperasi, dan peternak, Tingginya angka impor susu
dikarenakan banyaknya Industri Pengolahan Susus (IPS) yang enggan
untuk membeli susu dari peternak rakyat.
3. Solusi yang dapat Diterapkan untuk Mengatasi Permasalan Penyediaan
dan Pengolahan Susu : Memanfaatkan sumber daya, baik sumber daya
manusia dan sumber daya alam yang dimiliki daerah secara optimal,
Menyebarkan hasil produksi sapi perah ke berbagai daerah atau
meningkatkan peluang pasar, Meningkatkan daya saing dengan
meningkatkan kualitas produk susu, Membangun keunikan yang dimiliki
daerah, yaitu membuat produk olahan susu sendiri sesuai dengan
keunikan daerahnya masing-masing, Melakukan kerjasama antar
peternak rakyat.
8
V
DAFTAR PUSTAKA
9
LAMPIRAN
10