Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH UNDANG-UNDANG DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

PETERNAKAN

“Usaha Peternak Rakyat Pada Industri Sapi Perah”

Disusun oleh:

Kelompok 5

Kelas E

Qisthi Fadlilah Rahmi 200110180173

Firdaus Ilmi Ralis 200110180176

Anisa Yuliani 200110180183

Dhea Yasmin Athillah 200110180184

Feronika Lowati 200110180186

Alya Rahmaisyanti 200110180191

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1

1.1 Latar Belakang .........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................1

1.3 Tujuan .....................................................................................................................2

1.4 Kegunaan ................................................................................................................2

BAB II KEPUSTAKAAN ............................................................................................... 3

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................... 5

3.1 Peraturan perundangan serta perizinan mengenai usaha peternakan rakyat sapi
perah secara umum .................................................................................................5

3.2 Permasalahan yang Dihadapi Usaha Peternak Rakyat di Indonesia ........................5

3.3 Solusi yang dapat Diterapkan untuk Mengatasi Permasalan Penyediaan dan
Pengolahan Susu .....................................................................................................7

BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 8

4.1 Kesimpulan ..............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 9

LAMPIRAN .................................................................................................................... 9

i
I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tingkat konsumsi susu di Indonesia nyatanya masih tergolong rendah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat konsumsi susu masyarakat
Indonesia berada pada angka 16,23 kg/kapita/tahun pada tahun 2019. Kebutuhan
masyarakat akan susu mencapai 4,3 juta ton, namun produksi Susu Segar Dalam
Negeri (SSDN) hanya mampu memenuhi 22 persen dari kebutuhan nasional.

Melihat kebutuhan susu yang cukup tinggi, maka upaya untuk


memproduksi susu dalam negeri pun perlu ditingkatkan. Dengan melihat peluang
yang amat sangat besar, hal ini dapat dilakukan dengan membuka usaha
peternakan sapi perah. Usaha peternakan sapi perah berskala industri maupun
berskala kecil tentunya harus dijalankan sesuai undang-undang atau kebijakan
yang diatur oleh pemerintah. Salah satunya bertujuan agar kegiatan produksi dapat
dipertanggung-jawabkan dan keberadaan peternakan tidak mengganggu atau
memberikan dampak merugikan pada beberapa aspek seperti lingkungan.

Oleh karena itu, ketentuan serta kebijakan perundang-undangan


mengenai usaha peternakan sapi perah rakyat perlu dibahas dalam makalah ini
agar dalam pelaksanaannya dapat meminimalisir kesalahan atau kerugian yang
akan timbul.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana peraturan perundangan serta perizinan mengenai usaha
peternakan rakyat sapi perah secara umum?
1.2.2 Apa saja permasalahan yang dihadapi oleh usaha peternakan rakyat sapi
perah yang ada di Indonesia?
1.2.3 Apa saja kegiatan peternakan sapi perah rakyat yang melanggar undang-
undang dan sanksinya?

1
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui peraturan perundangan serta perizinan mengenai usaha
peternakan rakyat sapi perah.
1.3.2 Mengetahui apa saja permasalahan yang dihadapi oleh usaha peternakan
rakyat sapi perah yang ada di Indonesia.
1.3.3 Mengetahui kegiatan peternakan sapi perah rakyat yang melanggar
undang-undang dan sanksinya

1.4 Kegunaan
1.4.1 Diharapkan dapat menjadi informasi yang bermanfaat bagi bagi
keberlangsungan usaha peternakan sapi perah rakyat untuk mencapai
efisiensi peraturan perundang-undangan yang berlaku

2
II

KEPUSTAKAN

Usaha Peternakan menurut UU di jelaskan pada Peraturan Pemerintah


Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2013 Tentang Pemberdayaan Peternak, yaitu
Usaha Peternakan adalah kegiatan usaha budidaya ternak untuk menghasilkan
bahan pangan, bahan baku industri, dan kepentingan masyarakat lainnya di suatu
tempat tertentu secara terus menerus.

Peternak sapi perah menjadi salah satu bagian dari peternak untuk
meningkatkan kualitas hidup yang selaras dengan pembangunan nasional sebagai
sarana strategis guna meningkatkan kesejahteraan masyarat.

Perkembangan peternakan sapi perah di Indonesia tidak terlepas dari


sejarah perkembangannya dan kebijakan pemerintah untuk mencapai tujuan
tujuan dan memenuhi kebutuhan pangan nasional yaitu susu sebagai produk
utamanya. Peternakan sapi perah di Indonesia saat ini sebagian besar masih
merupakan usaha peternakan rakyat yang merupakan definisi usaha tani dalam arti
sempit dengan tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan subsistensi petani dan
keluarganya.

Apriyanto (2006) mengemukakan bahwa usaha peternakan rakyat


merupakan suatu usaha keluarga yang tidak menggunakan hukum ekonomi
produksi secara ketat. Pemeliharaan ternak yang dilakukan di pedesaan masih
bersifat tradisional.

Pemerintah telah mengupayakan pengembangan sapi perah dalam


rangka peningkatan produksi dan produktivitas. Upaya tersebut antara lain
pemberian kredit sapi perah melalui koperasi dan pemasaran susu diatur melalui
industry pengolahan susu (IPS). Namun, kebijakan tersebut belum
menyejahterakan peternak karena kurang memperhatikan strategi manajeme
produksi.

3
Tata kelola yang baik terjabarkan dalam regulasi tentang pelaksanaan
tugas , fungsi serta kewenangan dan penjabaran peran Kementrian Pertanian
dalam mencapai sasaran strategis, sebagaimana diatur dalam undang –undang
terkait dan turunannya. Regulasi tersebut dibutuhkan dalam menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan pertanian dan peternakan baik
di tingkat pusat hingga ke tingkat daerah. Regulasi yang terkait dengan sector
pertanian, baik dalam bentuk Undang-undang, Peraturan Presiden, maupun dalam
bentuk peraturan Menteri Pertanian dan lainnya.

4
III

PEMBAHASAN

3.1 Peraturan perundangan serta perizinan mengenai usaha peternakan


rakyat sapi perah secara umum
Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 6 tahun 13.
Usaha Peternakan adalah kegiatan usaha budidaya Ternak untuk
menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, dan kepentingan
masyarakat lainnya di suatu tempat tertentu secara terus menerus. Sedangkan
peternakan rakyat adalah usaha yang diselenggarakan sebagai usaha
sampingan yang jumlah maksimum kegiatannya untuk tiap jenis ternak
ditetapkan oleh menteri. Tentunya untuk membuka usaha peternakan juga
harus memegang izin dari pihak yang berwenang yang merupakan izin
tertulis yang diberikan oleh Menteri atau pejabat lain yang diberi wewenang
olehnya, yang memberikan hak untuk melaksanakan perusahaan peternakan.
Pemilik izin usaha peternakan juga harus mengikuti peraturan yang ada
Pemilik izin usaha peternakan juga harus mengikuti peraturan yang
ada di mana menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 16
tahun 1977 tentang usaha peternakan. Pemegang Izin Usaha Peternakan wajib
dengan nyata-nyata dan sungguh-sungguh mendirikan dan menjalankan
perusahaan Peternakan sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh
Menteri serta wajib memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan di
bidang peternakan, pencegahan, pemberantasan, dan pengobatan penyakit
hewan serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Izin
usaha peternakan ini juga memiliki pembagian sendiri menurut jenis bidang
dan usaha yang dilakukan masing-masing dengan jangka waktu yang
ditetapkan.

3.2 Permasalahan yang Dihadapi Usaha Peternak Rakyat di Indonesia


Indonesia memiliki lahan-lahan pengembalaan dan produksi hijauan
yang cukup melimpah, namun sayangnya sebagian besar tidak dgunakan

5
sepanjang tahun. Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi besar untuk
mengembangkan industri sapi perah, dikarenakan permintaan susu yang
tinggi dari penduduk Indonesia yang banyak. Hanya saja kekurangan yang
dimiliki Indonesia adalah, belum tercapainya manajemen yang efektif dan
efisien serta belum memadainya teknologi sapi perah.
Berikut adalah kendala-kendala yang dialami Usaha Ternak Rakyat
Sapi Perah di Indonesia :
1. Rendahnya produktivitas sapi perah yang dipelihara peternak rakyat, hal
ini bisa disebabkan oleh tiga faktor yaitu bibit ternak yang berkualitas
rendah, manajemen yang buruk, dan kualitas pakan yang tidak memenuhi
kebutuhan ternak.
2. Kualitas susu yang dihasilkan rendah, dilihat dari banyaknya jumlah
mikroorganisme yang terkandung dalam susu sekitar rata-rata diatas 10
juta/cc. Kualitas ini yang mengakibatkan harga susu di pasaran menjadi
semakin rendah.
3. Pakan sapi perah sangat bergantung pada ketersediaan lahan. Pada
kenyataannya, lahan produktif yang digunakan sebagai penghasil pakan
sapi perah semakin terdesak oleh kebutuhan sektor lain.
4. Jumlah kepemilikan ternak dinilai kurang menjanjikan keuntungan bagi
peternak. Rata-rata peternak rakyat hanya memiliki 3-4 ekor ternak,
bahkan ada peternak yang hanya mengurusi sapi perah milik orang lain.
5. Langkanya tenaga kerja muda sebagai pengganti yang berusaha di bidang
peternakan sapi perah. Sehingga semakin lama semakin berubah orientasi
pembangunan dari sektor peternakan ke sektor jasa dan industri.
6. Belum tercapainya integrasi dan koordinasi yang harmonis antara
pemerintah, swasta, koperasi, dan peternak. Sehingga menyebabkan
kebijakan yang diterapkan pemerintah pun kurang diantisipasi oleh para
pelaku bisnis (Kusuma dkk, 2019).
7. Tingginya angka impor susu dikarenakan banyaknya Industri Pengolahan
Susus (IPS) yang enggan untuk membeli susu dari peternak rakyat.

6
3.3 Solusi yang dapat Diterapkan untuk Mengatasi Permasalan Penyediaan
dan Pengolahan Susu
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2008 tentang
Kebijakan Industri Nasional, dalam upaya menumbuhkan kompetensi
peternakan sapi perah rakyat maka ditetapkan sasaran pembangunan sektor
industri sebagai berikut :
1. Memanfaatkan sumber daya, baik sumber daya manusia dan sumber daya
alam yang dimiliki daerah secara optimal.
2. Menyebarkan hasil produksi sapi perah ke berbagai daerah atau
meningkatkan peluang pasar.
3. Meningkatkan daya saing dengan meningkatkan kualitas produk susu.
4. Membangun keunikan yang dimiliki daerah, yaitu membuat produk
olahan susu sendiri sesuai dengan keunikan daerahnya masing-masing.
5. Melakukan kerjasama antar peternak rakyat.
6. Membangun hubungan harmonis antar peternak rakyat.
Pemerintah Indonesia telah membuat Permentan No. 33 tahun 2018
yang menyesuaikan dengan kepentingan nasional dalam perdagangan
Internasional. Hadirnya Permentan ini, diharapkan peternakan sapi perah
rakyat dapat membangun integritas sendiri dengan mengurangi impor. Upaya
yang dilakukan adalah dengan mengatur kemitraan antara peternak rakyat dan
IPS itu sendiri. Apabila IPS tetap enggan bermitra dengan peternak rakyat,
maka dikenakan tarif bea tambahan, yang nantinya biaya tersebut digunakan
untuk memajukan usaha ternak sapi perah rakyat.

7
IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Pemilik izin usaha peternakan harus mengikuti peraturan pemerintah
Republik Indonesia nomor 16 tahun 1977 tentang usaha peternakan.
Pemegang Izin Usaha Peternakan wajib dengan nyata-nyata dan
sungguh-sungguh mendirikan dan menjalankan perusahaan Peternakan
sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh Menteri serta wajib
memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan di bidang peternakan,
pencegahan, pemberantasan, dan pengobatan penyakit hewan serta
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Berikut adalah kendala-kendala yang dialami Usaha Ternak Rakyat Sapi
Perah di Indonesia : Rendahnya produktivitas sapi perah yang dipelihara
peternak rakyat, Kualitas susu yang dihasilkan rendah, Pakan sapi perah
sangat bergantung pada ketersediaan lahan, Jumlah kepemilikan ternak
dinilai kurang menjanjikan keuntungan bagi peternak, Langkanya tenaga
kerja muda sebagai pengganti yang berusaha di bidang peternakan sapi
perah, Belum tercapainya integrasi dan koordinasi yang harmonis antara
pemerintah, swasta, koperasi, dan peternak, Tingginya angka impor susu
dikarenakan banyaknya Industri Pengolahan Susus (IPS) yang enggan
untuk membeli susu dari peternak rakyat.
3. Solusi yang dapat Diterapkan untuk Mengatasi Permasalan Penyediaan
dan Pengolahan Susu : Memanfaatkan sumber daya, baik sumber daya
manusia dan sumber daya alam yang dimiliki daerah secara optimal,
Menyebarkan hasil produksi sapi perah ke berbagai daerah atau
meningkatkan peluang pasar, Meningkatkan daya saing dengan
meningkatkan kualitas produk susu, Membangun keunikan yang dimiliki
daerah, yaitu membuat produk olahan susu sendiri sesuai dengan
keunikan daerahnya masing-masing, Melakukan kerjasama antar
peternak rakyat.

8
V

DAFTAR PUSTAKA

Apriyantono, Anton. 2006. Kebijakan Stra-tegis Pembangunan Ketahanan


Pangan Nasional. Naskah Pidato pada Dies Natalis ke XX dan Wisuda
Sarjana Univertas Islam Darul Ulum. Lamongan Jawa Timur. 9
Desember 2006.

Kusuma Adhianto, Novita Herdiana, Tiara Nirmala. 2019. KENDALA


PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAPI PERAH DI PROPINSI
LAMPUNG. Universitas Lampung. Diambil dari
http://repository.lppm.unila.ac.id/14802/1/artikel%20KENDALA%2
0PENGEMBANGAN%20AGRIBISNIS%20SAPI%20PERAH%20
DI%20PROPINSI%20LAMPUNG.pdf

Peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 16 tahun 1977 tentang


usaha peternakan

Peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 6 tahun 13 tentang


pemberdayaan ternak

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2013 Tentang


Pemberdayaan Peternak

9
LAMPIRAN

NAMA NPM PEMBAGIAN TUGAS

Qisthi Fadlilah Rahmi 200110180173 BAB III Pembahasan 2

Firdaus Ilmi Ralis 200110180176 BAB III Pembahasan 1

Anisa Yuliani 200110180183 BAB V Kepustakaan

BAB IV Penutup, BAB V Daftar


Dhea Yasmin Athillah 200110180184
Pustaka, Daftar Isi, Editing.

Feronika Lowati 200110180186 PPT

Alya Rahmaisyanti 200110180191 BAB I Pendahuluan

10

Anda mungkin juga menyukai