Anda di halaman 1dari 93

METODOLOGI PENELITIAN

2016-2017

Mengapa
dipelajari?
METODELOGI PENELITIAN

Hasrat ingin tahu manusia


 Manusia selalu mencari kesempurnaan dan kebenaran.
 Dengan penelitian banyak rahasia yang sudah terungkap
dengan demikian pengetahuan manusia semakin luas.
 Ilmu pengetahuan merupakan kumpulan pengalaman dan
pengetahuan sejumlah orang.
 Permasalahan terus timbul tanpa akhir.
Cara Mencari Kebenaran ;
 Penemuan secara kebetulan
 Trial and Error.
 Otoritas / kewibawaan.
 Pemecahan masalah dengan spekulasi.
 Berdasarkan pengalaman.
 Penyelidikan ilmiah.
Proses penelitian ilmiah secara garis besar terdiri atas empat tahap:

1) Masalah penelitian
2) Telaah teoritis
3) Pengujian fakta
4) Kesimpulan

Garis Besar Proses Penelitian Ilmiah

Masalah/
Pertanyaan Penelitian

Telaah Teoritis Hipotesis

Pengujian Fakta Hasil

Kesimpulan
METODELOGI PENELITIAN

Pengertian

Metodelogi : Cara-cara yang digunakan untuk melakukan suatu aktivitas.


Penelitian : Usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji
kebenaran suatu pengetahuan (Sutrisno, 1973).
Metodelogi penelitian : mempelajari cara-cara / langkah yang dilakukan
untuk suatu penelitian
Manfaat
 Mengetahui arti penting penelitian sehingga keputusan
yang diambil mungkin berdasarkan atas hasil penelitian.
 Menilai hasil penelitian, apakah penelitian bisa
dipertanggung jawabkan dan sampai berapa jauh
kebenarannya.
 Dapat menyusun hasil / laporan penelitian.

Tahapan Penelitian
1. Persiapan / membuat usulan penelitian.
2. Pengumpulan informasi (data sekunder, data primer, dan
data eksperimen).
3. Analisis / pengolahan data.
4. Penyusunan hasil (laporan penelitian seperti ; Skripsi.
Thesis, dan Disertasi).
Membuat Usulan Penelitian

1. Judul.
2. Latar belakang.
3. Identifikasi masalah.
4. Maksud dan tujuan penelitian.
5. Kegunaan penelitian.
6. Kerangka pemikiran dan hipotesa.
7. Metodelogi penelitian.
8. Waktu dan lama penelitian.
9. Personalia penelitian.
10. Perkiraan biaya.
1. Judul Penelitian

1. Merupakan identitas atas cerminan jiwa seluruh skripsi.


2. Singkat dan spesifik.
Contoh :Hubungan Antara Besar Ambing dengan Produksi Susu Pada Sapi Perah.
Contoh : Judul yang Mengambang
Pengaruh Rumput Lapangan.

2. Latar Belakang

❑ Merupakan justifikasi (pertimbangan) bahwa penelitian layak


dilakukan.
❑ Mekanisme proses timbulnya masalah.
❑ Meyakinkan semua pihak bahwa penelitian aktual untuk
diketahui
3. Identifikasi Masalah
 Permasalahan – permasalahan yang bisa diangkat dari latar belakang.
 Contoh :
 Bagaimana pola pertumbuhan domba priangan berdasarkan tipe
kelahiran.

4. Maksud dan Tujuan Penelitian


 Merupakan pegangan bagi pendekatan masalah atau kerangka pemikiran
dan hipotesa saja serta kesimpulan akhir.

5. Kegunaan Penelitian
 Aspek manfaat hasil penelitan baik langsung maupun tidak langsung.
 Contoh :
 Penelitian diharapkan menjadi informasi yang bermanfaat bagi semua
pihak yang terkait guna meningkatkan produksi domba priangan.
6. Kerangka Pikiran dan Hipotesis

 Justifikasi ilmiah peneliti terhadap penelitian yang akan dilakukan.

Secara Garis Besar Terdiri Dari :


 Lfaktual.
 Landasan teoriandasan.

Diakhiri dengan Hipotesis


 Hipotesis
 Hypo : Kurang
 Thesis : Pendapat
Arti :
 Kesimpulan / pendapat yang masih kurang.
 Dugaan mungkin benar atau salah.
 Kesimpulan sementara.
7. Metodelogi Penelitian
 Jenis Penelitian
 Sumber Informasi
 Metode Pengumpulan Data
 Analisis Statistika

Jenis-Jenis Penelitian

Penelitian Historis
Penelitian Deskritif
Penelitian Perkembangan
Penelitian Kasus dan lapangan
Penelitian Eksploratif
Penelitian Korelasional
Penelitian Eksperimen
Penelitian Tindakan
PRINSIP DASAR
PERANCANGAN
PERCO BAAN
Metode Penelitian

Penelitian Historis
Penelitian Deskritif
Penelitian Perkembangan
Penelitian Kasus dan lapangan
Penelitian Eksploratif
Penelitian Korelasional
Penelitian Eksperimen
Penelitian Tindakan
Penelitian Historis

Tujuan :
untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif,
dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, serta
mensintesakan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh
kesimpulan yang kuat

Ciri-ciri:
❖ Data yang diolah biasanya data yang diobservasi orang lain (data
sekunder) sehingga keasliannya, ketepatan, dan sumber data perlu
diperhatikan
❖ Dimungkinkan pula adanya data primer. Bila ada, harus diberikan prioritas.
❖ Untuk memeriksa bobot data dilakukan dengan kritik internal dan eksternal
Kritik internal : menguji motif, kejujuran dan keterbatasan peneliti dalam
pengumpulan data
Kritik ekternal : relevansi, keaslian dan akurasi data
Penelitian Deskriptif / Survey

Tujuan :
Untuk membuat pencandraan / gambaran secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada suatu obyek peneliatian
tertentu.

Ciri-ciri:
❖ Tidak ada : pengujian hipotesis, peramalan, pencarian implikasi
hubungan antar variabel penelitian (korelasional)
❖ Memerlukan data yang benar-benar representatif/mewakili obyek
penelitian
❖ Proses pengambilan sampel penelitian harus teliti

“Penelitian Deskriptif sering disebut dengan Penelitian Survey”


Penelitian Perkembangan

Tujuan :
Untuk menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan atau perubahan suatu obyek
atau gejala sebagai fungsi waktu.

Ciri-ciri:
❖ Penelitian ini menuntut pengamatan yang berkelanjutan (kontinyu)
❖ Dapat dilakukan secara longitudinal (fungsi waktu) maupun cross-sectional
Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan

Tujuan :
Untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan
interaksi lingkungan suatu unit sosial : individu, kelompok, lembaga atau
masyarakat

Ciri-ciri:
❖ Obyek penelitian berupa unit sosial tertentu
❖ Sampel sedikit tetapi variabel pengamatan banyak
❖ Kesimpulannya terbatas pada unit sampel tertentu dan tidak dapat digeneralisasi
pada tingkat populasinya (cenderung subyektif)

Contoh : Penelitian mengenai tipologi pedagang susu olahan di pasar tradisionil


di kota Bandung
Penelitian Korelasional Banyak Banyak
uang Saham

Tujuan :
Untuk mengetahui hubungan (korelasional) antara variabel-variabel penelitian

Ciri-ciri:
❖ Cocok digunakan jika variabel yang diteliti rumit dan tidak dapat diteliti dengan
metode eksperimen (tidak dapat dimanipulasi / dikontrol)
❖ Memungkinkan pengukuran beberapa variabel yang saling berhubungan secara
serentak
❖ Output dari penelitian ini adalah tarah / tinggi rendahnya hubungan dan bukan
ada atau tidaknya hubungan secara kausal
❖ Dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel lain.

“Pola hubungan sering tidak menentu dan kabur”


“Sering memasukkan berbagai data tanpa pilih pilih (dipaksakan)”
Penelitian Tindakan (Action Research)

Tujuan :
Untuk mengembangkan keterampilan – keterampilan baru, cara pendekatan baru,
atau produk pengetahuan yang baru dan untuk memecahkan masalah dengan
penerapan langsung di dunia aktual (lapangan)

Ciri-ciri:
❖ Praktis dan langsung relevan dengan situasi aktual di lapangan (empiris)
❖ Menyediakan kerangka / sistematika yang teratur untuk memecahkan masalah
dengan perkembangan baru yang lebih baik
❖ Fleksibel dan adaptif, memperbolehkan perubahan-perubahan selama masa
penelitian (inovatif)
❖ Tidak selalu menuntut adanya hipotesis dan kontrol variabel

Contoh : Pemberdayaan Remaja Putus Sekolah pada Kewirausahaan Telur Asin


Penelitian Percobaan (Eksperimental)

Tujuan :
Untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan cara
mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental
suatu kondisi / perlakuan dan membandingkannya dengan
kelompok eksperimental yang tidak dikenai kondisi / perlakuan
yang sama.

Ciri-ciri:
❖ Menuntut pengaturan variabel dan kondisi / perlakuan
eksperimen
❖ Menggunakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimental
❖ Menggunakan hipotesis terutama tentang akibat perbedaan
perlakuan
ISTILAH-ISTILAH DALAM PERCOBAAN

1. PERLAKUAN merupakan suatu prosedur atau metode yang


diterapkan pada unit percobaan.

2. UNIT PERCOBAAN adalah unit terkecil dalam suatu


percobaan yang diberi suatu perlakuan

3. SATUAN AMATAN adalah anak gugus dari unit percobaan


tempat dimana respon diukur.

4. FAKTOR adalah peubah bebas yang dicobakan dalam


percobaan sebagai penyusun struktur perlakuan.

5. TARAF (LEVEL) adalah nilai-nilai dari peubah bebas (faktor)


yang dicobakan dalam percobaan.
APAKAH RANCANGAN PERCOBAAN ITU?
Perancangan Percobaan adalah suatu uji atau sederetan uji, yang bertujuan untuk
mengubah peubah input menjadi suatu output yang merupakan respon dari
percobaan tersebut.. Harus ada : Perlakuan, Unit Percobaan dan Respon

Prinsip Dasar Percobaan

1. Harus ada ulangan, yaitu pengalokasian suatu perlakuan tertentu


terhadap beberapa unit percobaan pada kondisi yang seragam.
Contoh ? Tujuan ?

2. Pengacakan, yaitu setiap unit percobaan harus memiliki peluang yang


sama untuk diberi suatu perlakuan tertentu. Caranya ?

3. Pengendalian Lingkungan (local control), yaitu usaha untuk


mengendalikan keragaman yang muncul akibat keheterogenan kondisi
lingkungan. Contoh ?
SECARA GARIS BESAR RANCOB DAPAT
DIKLASIFIKASIKAN SBB :

1. Rancangan Perlakuan
a. Satu Faktor
b. Dua Faktor
* Faktorial
- Bersilang
- Tersarang
* Split plot
* Split blok
c. Tiga Faktor atau lebih
* Faktorial
- Bersilang
- Tersarang
- Campuran bersilang dan tersarang
* Split-split plot
* Split-split blok
2. Rancangan Lingkungan
* Rancangan acak lengkap (RAL)
* Rancangan acak kelompok (RAK)
* Rancangan bujur sangkar latin (RBSL)
* Rancangan lattice
- Lattice seimbang
- Triple Lattices
- Quadruplet Lattices

3. Rancangan Pengukuran
* Kualitas
- Tingkat keberhasilan baik atau buruk
- Permukaan daging kasar atau halus, dsb
* Kuantitas
- Luas penampang kulit
- Berat telur
- Jumlah bakteri, dsb
TIGA CARA PENGUMPULAN DATA :

Sensus
Sampling
Study kasus

Pengaruh Pemberian Bungkil Biji Jarak


Terhadap Pertambahan Bobot Badan
Domba Garut Jantan
DEFINISI:

 Populasi : Keseluruhan bahan / elemen yang


diselidiki.
 Sampel : Bagian dari populasi yang diambil
untuk diselidiki.
 Parameter : Ukuran-ukuran yang diperoleh
dari populasi, contoh  dan 
 Statistik : Ukuran-ukuran yang diperoleh dari
contoh: dan s. x
SAMPLING
TEKNIK SAMPLING

Probability Random Sampling


Non Probability Random Sampling

Probability Random Sampling


• Pengambilan sampel secara acak.
• Pengambilan elemen dari populasi sedemikian rupa sehingga
setiap elemen mendapat kesempatan yang sama untuk terpilih
menjadi anggota sampel

Non Probability Random Sampling ???


SAMPLING DESIGN
 Probability Sampling
 Simple Random Sampling
 Stratified Random Sampling
 Systimatik Random Sampling

 Non Probability
 Accidental Sampling
 Quota Sampling
***)
 Cluster Sampling
 Purposive sampling
 Doubel Sampling
SIMPLE RANDOM SAMPLING

Sampel
STRATIFIED RANDOM SAMPLING

Jumlah sampel proporsional


sesuai jumlah populasi tiap
kandang/tempat

Sampel
CLUSTER SAMPLING

Jumlah sampel proporsional


sesuai jumlah populasi tiap
kandang/tempat

Sampel
SKALA PENGUKURAN
 Skala Nominal
Berbentuk bilangan, tapi bilangan tersebut fungsinya hanya
untuk membedakan dari unit satu ke unit lain.
Operasi aritmatika tidak berlaku
Contoh : Jenis kelamin
 Skala Ordinal
Apabila ada suatu populasi, populasi dapat di bagi menjadi
beberapa bagian dan tiap bagian di beri nomor.
Contoh : Penggolongan ukuran, umur.
 Skala Interval
Sama dengan skala ordinal hanya disini terdapat suatu faktor
konstanta sebagai selisih yang diketahui.
Contoh : skala temperatur, pH.
 Skala Ratio
Skala pengukuran interval yang konstantanya berharga nol
(titik nol jelas).
Contoh : kepadatan populasi, jumlah ternak.
DATA BERDASAR SKALA PENGUKURAN

◼ Kualitatif :
▪ Nominal
▪ Ordinal

◼ Kuantitatif :
▪ Interval
▪ Ratio
Skala Pengukuran Uji statistika yang Cocok
Nominal • Modus
• Frekuensi
• Koefisien kontingensi
Ordinal • Median
• Korelasi spearman
• Korelasi kendal
Interval • Rata-rata
• Simpangan baku
• Korelasi person
• Koefisien regresi
Ratio • Rata-rata
• Simpangan baku
• Koefisien variasi
• Koefisien regresi
• Korelasi person
• Dsb
Jumlah Kelompok
2 Kelompok > 2 Kelompok Uji Korelasi
Independen Berkaitan Independen Berkaitan
1. Nominal
• Chi kuadrat Koefisien
Mc Nemar Chi kuadrat Cohron Q
• Ekshak fisher Contingensi
(n<20)
2. Ordinal • Uji tanda Kruskal -willis Friedman • Spearman
• Kolmogorovsm Data ; skor Data ; skor Data ; skor (skor)
irrnov • Wilcoxon skor • Kendal
• Man – whitney (Frek / skor)
skor
3. Interval • Uji t • Anova Dist
• Uji t berpasangan normal Pearson normal
Friedman
Dis normal n<30 Dist.normal • Kruskal Spearman tidak
Tidak normal
• Mann Withney • Wilcoxon tidak willis normal
Tidak normal normal Tidak normal
4. Eksperimen uji t Uji t berpasangan Anova
TIPE ANALISIS APA?
 Membedakan 2 kelompok atau lebih:
Uji t, Anova, GLM, REML.
Uji Lanjut : LSD, Dunnett, Tukey, Duncan dll

 Hubungan:
Regresi, Korelasi, Path Analisis, LISREL
UJI T
1. Test 1 sampel
2. Test 2 sampel berpasangan
3. Test 2 sampel tidak berpasangan

Digunakan untuk sampel sedikit


Digunakan untuk membandingkan 2 kelompok (peubah)
ANALYSIS OF VARIANCE (ANOVA)

 Membandingkan lebih dari 2 faktor perlakuan

 Jika
hasil signifikan, rataan salah satu faktor
ada yang berbeda

 Tidak bisa membandingkan perbedaan antar


faktor

UJI LANJUT
RANCANGAN ACAK LENGKAP
RANCANGAN ACAK KELOMPOK

Apa
bedanya ?
RANCANGAN PERLAKUAN

 Satu faktor
 Dua faktor/lebih
Faktorial
Bersilang
Tersarang
Split plot
Split blok
RANCANGAN LINGKUNGAN

 Rancangan Acak Lengkap (RAL).


 Rancangan Acak Kelompok (RAK).

 Rancangan Bujur Sangkar (RBSL).

 Rancangan Lattice

 Lattice seimbang.
 Tripel lattice.
 Quadruple lattice.
STATISTICAL SOFTWARES

 Programming:
SAS, Genstat, Ecxell
 Medium :
Minitab, SPSS
Statistica, Systat, SPSS
 Regressi
FitCurv
Curve expert
StatView
SPSS
Ecxell
 Pengaruh kulit nanas terhadap performa domba
janta pra sapih

 Metode penelitian : Experimenta


RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) /
COMPLETELY RANDOMIZE DESIGN
➢Syarat utama RAL: Unit percobaan harus homogen kalau tidak
homogen rancangan ini tidak bisa digunakan
➢Banyak dilakukan di laboratorium
➢Jarang dilakukan untuk unit percobaan yang banyak karena sulit
mengumpulkan unit percobaan yang homogen

Tabulasi data sebagai berikut

Perlakuan
Ulangan
P1 P2 P3 … Pn
1 Y11 Y21 Y31 . Y1n
2 Y12 Y22 Y32 . Y2n
3 Y13 Y23 Y33 . Y3n
. . . . . .
. . . . . .
N Y1n Y2n Y3n . Ynn
Total Y1 Y2 Y3 Yn
Rata-rata
Model : Yij =  + i + ij
Yij = pengamatan perlakuan ke-i ulangan ke-j.
 = rataan umum.
 i = pengaruh perlakuan ke-i.
 ij = pengaruh acak perlakuan ke-i ulangan ke-j / galat.

Asumsi : Perlakuan bersifat aditif. Eij  N (0,2).


Hipotesis :
H0 : 1 = 2 = 3 ; perlakuan tidak berpengaruh terhadap respon
yang diamati
H1 : paling sedikit ada sepasang perlakuan dimana j  i.

Analisis
Rumus untuk menghitung jumlah kuadrat (JK) dibedakan menjadi
dua yaitu untuk percobaan dengan ulangan setiap perlakuan sama
dan ulangan setiap perlakuan tidak sama. Untuk percobaan dengan
ulangan setiap perlakuan sama dapat dirumuskan sebagai berikut :
Perlakuan
Ulangan
P1 P2 P3 … Pn
1 Y11 Y21 Y31 . Y1n
2 Y12 Y22 Y32 . Y2n
3 Y13 Y23 Y33 . Y3n
. . . . . .
. . . . . .
N Y1n Y2n Y3n . Ynn
Total Y1 Y2 Y3 Yn
Rata-rata

Daftar Sidik Ragam


Sumber db JK KT F Hitung
keragaman
Perlakuan t-1 JKP KTP
KTG
Galat t(r-1) JKG

Total tr-1 JKT


Faktor Koreksi (FK) Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP)

JKP =  (Yi. − Y.. )


i r
Yi.2
=
2
− FK
2
Y
FK = .. i =1 j =1 r
tr

Jumlah Kuadrat Total (JKT)


Jumlah Kuadrat Galat (JKG)
JKT =  (Yij − Y.. )
i r
2

JKG =  (Yij − Yi. ) = JKT − JKP


i r
2
i =1 j =1
i r i =1 j =1
JKT =  Y − FK 2
ij
i =1 j =1

Sumber db JK KT F Hitung
keragaman
Perlakuan t-1 JKP JKP KTP
KTP = KTG
Tabel t −1
Sidik Galat t(r-1) JKG JKG
Ragam KTG =
t (r − 1)

Total tr-1 JKT


F.Hitung <= F 0.05  perlakuan tidak berbeda nyata (terima Ho)
F.hitung > F 0.05  perlakuan berbeda signifikan (tolak Ho / terima H1).
F.hitung > F 0.01  perlakuan berbeda sangat signifikan (tolak Ho / terima H1).

Jumlah Ulangan Minimum


db Galat = t (r-1)  15
Contoh :
Jika percobaan 3 perlakuan, berapa ulangan minimum tiap perlakuan ?
t (r-1)  15
3 (r-1)  15 r = 6  ulangan minimum , KV  20 %

Ulangan R1 R2 R3
Contoh : 1 12.86 19.64 39.68
2 12.34 21.43 40.91
Pada suatu percobaan, sejumlah susu 3 11.69 21.42 42.86
segar diberi pengawet makanan yang 4 15.58 23.21 45.62
berbeda kandungan zat pengawetnya
5 13.38 28.57 41.69
(R1, R2, dan R3), kemudian rata-rata
6 14.61 16.26 40.89
daya tahannya diukur setiap jam,
hasilnya adalah sebagai berikut  80.46 130.50 251.65
rataan 13.41 21.75 41.94
x2 = (12.86)2 + …+ (14.61)2 + (19.64)2 + … + (16.26)2 + (39.68)2 + … + (40.89)2
= (R1 ) + ( R2 ) + ( R3 )
= 14588.01

2
Y.. (462.61) 2
FK = = = 11889.33
tr 6 x3

JKT =  x 2 − FK = 14588.01 − 11889.33 = 2698.68

(80.46) 2 (130.50) 2 (251.65) 2


JKP = + + − 11889.33
6 6 6
= 14471.97 − 11889.33 = 2582.6

JKG = JKT − JKP = 2698.68 − 2582.64 = 116.04


Tabel Sidik Ragam/Analisis of Varians/Anova
Sumber F.Tabel
Keragaman db JK KT F.Hitung
5% 1%
Perlakuan 2 2582.64 1291.32 3.68 6.36
166.84
Galat 15 116.04 7.74
Total 17 2698.68

F. Hitung ≥ F 0.05 atau F 0.01

Tolak Ho atau terima H1.

Perlakuan pengawetan nyata mempengaruhi keawetan susu segar.


Perlakuan berbeda sangat nyata.
RANCANGAN ACAK KELOMPOK
(RANDOMIZED BLOCK DESIGN)

Dipakai untuk unit percobaan tidak homogen dengan


tujuan untuk membuat keragaman satuan-satuan
percobaan di dalam masing-masing kelompok sekecil
mungkin sedangkan perbedaan antar kelompok sebesar
mungkin.

Kelompok yang dibentuk harus merupakan kumpulan-


kumpulan unit percobaan yang relatif homogen
Tidak ada
keragaman
(Homogen)

Heterogen

I
II
III
Modal Linier
Yij =  + i +  j + eij
Yij = Nilai pengamatan ke-I dalam kelompok ke-j
 = Nilai tengah populasi
 i = Pengaruh aditif perlakuan ke-i
 j = Pengaruh aditif dari kelompok ke-j
Eij = Galat

Hipotesis H0 :  1 =  2 ……………  t
H1 : minimal ada  i tidak sama.

Tata Letak

Perlakuan Total
Kelompok
1 2 ………. t kelompok
1 Y11 Y21 Yt1 Y1
2 Y12 Y22 Yt2 Y2
3 Y13 Y23 Yt3 Y3
…….. ……………… …………. ……….. ……………
r Y1r Y2r Ytr Yr
Perlakuan Y1 Y2 Yt Y..
Faktor Koreksi (FK) Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP)
2
Y12 Y22 Yn2 Yi.2
− FK = 
Y..
FK = JKP == + + ... + − FK
t xr t t t t
Jumlah Kuadrat Kelompok (JKK)
Jumlah Kuadrat Total (JKT)
JKK =
 Yij ij
2

− FK
total
JKT =  (Yij − Y.. )
i r
2

i =1 j =1 Jumlah Kuadrat Galat (JKG)


i r
JKT =  Yij2 − FK JKG =  (Yij − Yi. ) = JKT − JKP − JKK
i r
2
i =1 j =1
i =1 j =1

Sumber keragaman db JK KT F Hitung


JKK
Kelompok r-1 JKK KTK =
r −1 KTP
KTG
Perlakuan t-1 JKP KTP =
JKP
t −1

Galat (t-1)(r-1) JKG KTG =


JKG
(t − 1)( r − 1)
Total tr-1 JKT
Berikut adalah data pertambahan bobot badan (kg) Domba Jantan yang diberi 4 ransum
yang berbeda

Perlakuan
Kelompok Umur
R1 R2 R3 R4 Total Kelompok
1 2 5 8 6 21
2 3 4 7 5 19
3 3 5 10 5 23
4 5 5 9 2 21
Total Perlakuan 13 19 34 18 84
Rata-rata 3.25 4.75 8.50 4.50 5.25

2
Y.. (84) 2 i r
FK = = = 441 JKT =  Yij2 − FK = (22 + 32 + ... + 52 + 22 ) − 441 = 81
total 4 x 4 i =1 j =1

(13) 2 (19) 2 (34) 2 (18) 2


JKP == + + + − 441 = 61.5
4 4 4 4

(21) 2 (19) 2 (23) 2 (21) 2


JKK = + + + − 441 = 443 − 441 = 2
4 4 4 4

JKG = JKT – JKK – JKP = 81 – 2 – 61.5 = 17.5


Tabel Sidik Ragam

Sumber keragaman db JK KT F.Hitung F.0,05


Kelompok 3 2.0 0.6667
Perlakuan 3 61.5 20.500
10.54** 3.86
Galat 9 17.5 1.944
Total 15 81.0

Keputusan
•F.Hitung > F Tabel (5%).
•H0 ditolak atau terima H1.
Ransum nyata mempengaruhi bobot badan domba

Kesimpulan
Dari analisis ragam dapat disimpulkan bahwa rata-rata sesungguhnya dari keempat perlakuan
ransum yang dicobakan tidak semuanya sama

Tambahan Catatan
Dalam RAK kita tidak bisa menguji pengaruh kelompok (j) dengan menggunakan uji F,
karena pembentukan kelompoknya tidak acak
❖ Mempunyai kemampuan besar dalam mengendalikan
komponen keragaman unit percobaan dari dua arah (arah
baris dan arah kolom).

❖ Banyaknya perlakuan yang dicobakan harus sama


banyak dengan ulangan.

❖ Perlakuan hanya boleh muncul sekali pada setiap


baris dan setiap lajur.

❖ Tidak efektif bila percobaan tersebut melibatkan


perlakuan dalam jumlah besar

❖ Hanya digunakan untuk percobaan yang


menggunakan 4 – 8 perlakuan.
Pengacakan penempatan baris
Pengacakan bisa dengan
No baris
menggunakan table angka acak
3 D B A C
atau dengan langkah sbb : B A C D
2
1. Tempatkan perlakuan pada C D B A
4
arah diagonal secara acak A C D B
1
2. Acaklah penempatan baris
No kolom 1 2 3 4
3. Acaklah penempatan lajur

Penempatan perlakuan searah diagonal


No baris Pengacakan penempatan lajur
1 A C D B No baris
2 B A C D 3 B C D A

3 D B A C 2 A D B C
C D B A 4 D A C B
4
1 C B A D
No kolom 1 2 3 4
No kolom 2 4 1 3
Lajur Total baris
C1 C2 C3 C4
Baris (Yi.)
B1 B C D A
Y1.
Y11 Y12 Y13 Y14
B2 A D B C
Y2.
Y21 Y22 Y23 Y24
B3 D A C B
Y3.
Y31 Y32 Y33 Y34
B4 C B A D
Y4.
Y41 Y42 Y43 Y44
Total lajur
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y..
(Yj.)
Model Linier dan Penguraian Keragaman Total

Keterangan :

i = 1, 2, . . . r
j = 1, 2, . . . r
k = 1, 2, . . . r
Yij(k) = Pengamatan pada perlakuan ke-k dalam baris ke-i dan kolom ke-j
µ = Rataan umum
k = Pengaruh perlakuan ke-k dalam baris ke-i dan kolom ke-j
αi = Pengaruh baris ke-i
βj = Pengaruh kolom ke-j
ij(k) = Pengaruh acak pada perlakuan ke-k dalam baris ke-I dan kolom ke-j

Asumsi :
 αi = 0,  βj = 0,  k = 0; dan ij(k) N(0, σ2)
Hipotesis yang dapat diuji yaitu pengaruh perlakuan, pengaruh baris
dan kolom. Bentuk hipotesisnya sbb:

Pengaruh Perlakuan
Ho : (1) = . . . = r (perlakuan tidak berpengaruh terhadap respon
yang diamati)
H1 : paling sedikit ada sepasang  berbeda

Pengaruh Baris
Ho : α1 = . . . = αr = 0 (baris tidak berpengaruh terhadap respon yang
diamati)
H1 : paling sedikit ada satu i dimana αi ≠ 0

Pengaruh lajur
Ho : β1 = . . . = βr = 0 (kolom tidak berpengaruh terhadap respon
yang diamati)
H1 : paling sedikit ada satu j dimana βj ≠ 0
Tabel Sidik Ragam (Anova)
Sumber Derajat bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F-hitung
Keragaman (db) (JK) (KT)

Perlakuan r-1 JKP KTP KTP/KTG


r-1
Baris JKB KTB KTB/KTG
r-1
Kolom JKK KTK KTK/KTG
Galat (r – 1)( r – 2) JKG KTG
Total r2 - 1 JKT

JKG = JKT – JKP – JKB – JKK


Efisiensi Relatif (ER) dari RBSL

Tingkat efisiensi dari RBSL akan dibandingkan terhadap RAK. Jika baris
dalam RBSL dianggap blok dalam RAK maka efisiensi ini sebenarnya
membandingkan rancangan tanpa kolom dan dengan kolom.

Keterangan : dbl = db galat dari RBSL, dbb = db galat dari RAK. Ragam
galat dari RBSL diduga dengan rumus berikut :

Misal jika nilai ER = 5 berarti agar sensitifitas RAK sama dengan RBSL
maka ulangan yang harus digunakan dalam menerapkan RAK
sebanyak 5 kali dari banyaknya kolom yang digunakan dalam RBSL.
Suatu percobaan telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh
campuran ransum terhadap produksi susu Karena keterbatasan sapi
yang ada, maka diputuskan menggunakan RBSL, dengan
memperpanjang waktu percobaan. Terdapat lima sapi yang berbeda
yaitu : A, B, C, D dan E. Perlakuan yang dicobakan sebanyak 5
macam, yaitu :

R1 : kontrol (Tanpa konsentrat)


R2 : kontrol + bahan Dedak
R3 : kontrol + bahan Ampas Tahu
R4 : kontrol + bahan Onggok
R5 : kontrol + bahan bungkil kedelai

Judul Penelitian, Tujuan penelitian


Hipotesis
Cara mengukur respon
Hari sapi Total
(Waktu) A B C D E baris
1 R4 = 5.1 R5 = 9.7 R1 = 5.9 R3 = 7.1 R2 = 6.2 ………
2 R1 = 5.2 R2= 6.1 R3 = 7.0 R5 = 9.5 R4 = 9.4 ………
3 R2 = 5.7 R1 = 5.3 R5 = 9.2 R4 = 9.3 R3 = 7.5 ……..
4 R3 = 7.0 R4 = 9.5 R2 = 6.2 R1 = 5.7 R5 = 9.5 ……..
5 R5 = 9.9 R3 = 7.3 R4 = 9.2 R2 = 6.5 R1 = 5.5 ……..
Total
.......... ………. ………. ……….. ………. ……….
kolom

Total dan Nilai tengah perlakuan adalah :

Perlakuan : R1 R2 R3 R4 R5
Total : ….. ….. ….. ….. ….
Nilai tengah : ….. ….. …… .…. …..
 1. Isi Titik
 2 Hitung :
 a. FK
 b. JK Total
 c. JK Baris
 d. JK Kolom
 e, JK Perlakuan
 F JK Galat
Perhitungan :

1. Tentukan db untuk setiap sumber keragaman


db total = total banyak pengamatan – 1 = r2 -1 = (5)2 -1 = 24
db baris (jam) = banyak baris – 1 = r – 1 = 5 – 1 = 4
db kolom (merk) = banyak kolom – 1 = r – 1 = 5 – 1 = 4
db perlakuan = banyak perlakuan – 1 = r – 1 = 5 – 1 = 4
db galat = (r -1)(r - 2) = (5 – 1)(5 - 2) = 12
JKG = JKT – JKP – JKB – JKK = 61.36 – 7.36 – 13.36 – 23.76 = 16.88
Sumber db JK KT F-hitung F-tabel
Keragaman 5%
Baris (Waktu) 4 7.36 1.84 1.30tn 3.26
Kolom (Sapi) 4 13.36 3.34 2.37tn 3.26
Perlakuan (Ransum) 4 23.76 5.94 4.21* 3.26
Galat 12 16.88 1.41
Total 24 61.36

Keputusan
Karena Fhit untuk perlakuan nyata, maka keputusannya tolak H0. Hal ini berarti
ada perbedaan yang nyata diantara nilaitengah perlakuan

Kesimpulan
Berdasarkan analisis ragam, dapat disimpulkan bahwa perlakuan
pencampuran bensin mempengaruhi respon penggunaan bahan bakar.
Sapi
Periode
1 2 3

I A B C
RBL
II B C A
3X3
III C A B

IV B C A RBL
V A B C 3X3
VI C A B

VII C A B RBL
VIII A B C 3X3
IX B C A

X A B C RBL
XI B C A 3X3
XII C A B
Hitunglah

Sebuah percobaan dilakukan untuk membuat ice cream dengan


kecepatan putaran yang berbeda menggunakan empat buah mesin
pemutar (mesin K, mesin L, mesin M, dan mesin N). Variable yang
diamati adalah volume dari ice cream yang dihasilkan (ml).
Perlakuannya adalah sbb.
A : Kecepatan 120 putaran/menit
B : Kecepatan 180 putaran/menit
C : Kecepatan 240 putaran/menit
D : Kecepatan 300 putaran/menit
Mesin
Hari
K L M N
1 B = 36 A = 67 D = 43 C = 31
2 C = 48 B = 40 A = 96 D = 39
3 A = 84 D = 40 C = 33 B = 57
4 D = 50 C = 48 B = 46 A = 85
Mesin
Hari Jumlah
K L M N
1 B = 36 A = 67 D = 43 C = 31 177
2 C = 48 B = 40 A = 96 D = 39 223
3 A = 84 D = 40 C = 33 B = 57 214
4 D = 50 C = 48 B = 46 A = 85 229
Jumlah 218 195 218 212 843

Untuk menghitung jumlah perlakuan :

JA = Jumlah hasil perlakuan A = 84 + 67 + 96 + 85 = 332


JB = Jumlah hasil perlakuan B = 36 + 40 + 46 + 57 = 179
JC = Jumlah hasil perlakuan C = 48 + 48 + 33 + 31 = 160
JD = Jumlah hasil perlakuan D = 50 + 40 + 43 + 39 = 172
JKG = JKT – JKP – JKB – JKK =5.959,44 – 4.946,69 – 408,19 – 88,69 = 515,87
Sumber db JK KT F-hitung F-tabel
Keragaman 5%
Baris (Waktu) 3 408,19 136,06 1,58 4,76
Kolom (Mesin) 3 88,69 29,56 0,34 4,76
Perlakuan (Putaran) 3 4.946,69 1.648,90 19,18 4,76
Galat 6 515,87 85,98
Total 15 5.959,44
Uji Lanjut

Uji F
• Menguji perlakuan secara umum.
• Jika salah satu berbeda, uji akan signifikan.
• Tidak menguji secara rinci perbedaan tiap
perlakuan.
Uji Perbandingan Ganda
1. Beda nyata terkecil / least significant diffrence (LSD)
2. Uji Tukey / Honestly Significant Diffrence (HSD)
3. Uji Wilayah berganda Duncan (Duncan’s Multiple
Range Test)
4. Uji Student-Newman-Keuls (S-N-K)
5. Uji Dunnett (Dunnett’s Test)
6. Metode Pembanding Ortogonal / Orthogonal
Contrast Method.
7. Uji Scheffe (Scheffe’s Test)
8. Metode Analisis Gerombol Scott-Knott
9. Analisis Gerombol Berhirarki
BEDA NYATA TERKECIL
LEAST SIGNIFICANT DIFFRENCE (LSD)

Uji paling sederhana, disebut juga Uji t


berganda (Multiple t test), pembanding
terencana, dikembangkan oleh Fisher (1953)

Aturan Dasar

1. Gunakan LSD jika uji F analisis ragam nyata.


2. Tidak menggunakan LSD untuk membandingkan semua kombinasi
jika percobaan > 5 perlakuan (kecuali jika membandingkan setiap
perlakuan terhadap control)
3. Gunakan LSD untuk membandingkan terencana.

Kelemahan

• Ketepatan berkurang jika nilai tengah dibandingkan.


• Kesalahan meningkat jika perlakuan lebih banyak ( α = 1- (0.95)t )
t /2  nilai pada tabel sesuai db galat. 1/ 2
 2 KTG 
LSD = t / 2  
Contoh terdahulu :
db galat = 15  r 
ulangan =6
1/ 2
t  0.05 = 2.131  2 x7.47 
t  0.01 = 2.947 LSD = 2.131  = 3.36
KTG = 7.47  6 

Rata- rata perlakuan R1 = 13.41 ; R2 = 21.75 ; R3 = 41.94

R2 Vs R1  21.75 – 13.41 = 8.43  > LSD  signifikan berbeda.


R3 Vs R1  41.94 – 13.41 = 28.53  > LSD  signifikan berbeda.
R3 Vs R2  41.94 – 21.75 = 20.19  > LSD  signifikan berbeda
UJI TUKEY
HONESTLY SIGNIFICANT DIFFERENCE (HSD)

◼ Uji beda nyata jujur


◼ Dikembangkan oleh JW Tukey (1953)
◼ Untuk pengujian pembanding tanpa rencana
◼ Sederhana karena hanya membutuhkan nilai
tunggal
1/ 2
 KTG 
sY
w = q ( p, fe) sY = q ( perlakuan, dbgalat ) 
 r 
p = t = jumlah perlakuan
r = ulangan
fe = derajat bebas galat (db galat)
q = nilai tabel untuk uji tukey
Contoh :
p = t = 6 (ada 6 perlakuan yang dicobakan)
r = 5 (ada 5 ulangan tiap perlakuan)
fe = 24 (derajat bebas galat 24)
q0.05 = 4.37 (lihat table untuk p = 6 dan fe = 24 pada taraf nyata α =0.05)
sY = (KTG/r)1/2 = (11.79/5)1/2 = 1.54 sehingga nilai HSD untuk α = 0.05

Nilai tengah perlakuan setelah diurutkan : (hitung selisihnya)


R13 R4 RG R7 R5 R1
13.3 14.6 18.7 19.9 24.0 28.8
__________________________________
________________________
______________
UJI WILAYAH BERGANDA DUNCAN
(Duncan’s Multiple Range Test)

Uji Duncan dapat digunakan yang menguji


perbedaan diantara semua pasangan perlakuan
yang mungkin tanpa memperhatikan jumlah
perlakuan yang ada dari percobaan tersebut
serta tanpa memperhatikan significancy pada uji
anava masih dapat mempertahankan tingkat
yang nyata yang ditetapkan
Langkah – langkah Perhitungan :
1. Susunlah nilai tengah perlakuan dalam urutan menaik
2. Hitunglah galat baku dari nilai tengah perlakuan.
1/ 2
 KTG 
Sy =  
 r 
KTG = Kuadrat tengah galat.
r = Jumlah Ulangan (untuk r sama)
3. Hitung “wilayah nyata terpendek” (Shortest Significant Ranges) untuk
berbagai wilayah (ranges) dari nilai tengah sbb:

Rp = rp sY
= r : p : dbg . Sy
p = jumlah perlakuan
dbg = derajat bebas galat
4. Kelompokkan nilai tengah perlakuan menurut nyata secara statistik
Perlakuan
R1 R2 R3 R4 R5 R6 Total
14.4 17.7 17.0 20.7 14.3 17.3
32.6 24.8 19.4 21.0 14.4 19.4
27.0 27.9 9.1 20.5 11.8 19.1
32.1 25.2 11.9 18.8 11.6 16.9
33.0 24.3 15.8 18.5 14.2 20.8
144.1 119.9 73.2 99.6 66.3 93.5 596.6
28.8 24.0 14.6 19.6 13.3 18.7

Sumber DB JK KT F.Hit F.Tabel


Keragaman
Perlakuan 5 847.05 169.41 14.37** 2.62 3.90
Galat 24 282.93 11.79
Total 29 1129.98
Keterangan dalam langkah-langkah perhitungan ;
1. Susunlah nilai tengah perlakuan dalam urutan menaik
R5 R3 R6 R4 R2 R1
13.3 14.6 18.7 19.9 24.0 28.8
2. Hitunglah galat baku dari nilai tengah perlakuan.
1/ 2 1/ 2
 KTG   11.79 
Sy =   =  = 1.54 mg
 r   5 
3. Hitung 1 wilayah nyata terpendek (Shortest Significant Ranges) untuk masing-
masing wilayah dengan db galat = 24
P rp(0.05) Rp = rp S y

2 2.92 2.92 x 1.54 = 4.4968


3 3.07 3.07 x 1.54 = 4.7278
4 3.15 3.15 x 1.54 = 4.8510
5 3.22 3.22 x 1.54 = 4.9588
6 3.28 3.28 x 1.54 = 5.0512
4. Kelompokkan nilai tengah perlakuan menurut nyata secara statistik.
 Nilai terbesar kurangkan dengan p terbesar = 28.8 – 5.0512 = 23.7488
 Semua nilai tengah yang lebih kecil dari 23.7488 dinyatakan berbeda nyata
dari nilai tengah perlakuan terbesar (3 Dok 1).
 28.8 – 24.0 = 4.8  bandingkan dengan Rp2 4.4968 karena 4.8 > 4.4968
maka dinyatakan 3 Dok1, berbeda nyata dengan 3 Dok 5
 Bandingkan nilai tengah terbesar kedua dengan nilai tengah perlakuan
lainnya = 24.0 – 4.9588 = 19.0412
 Semua nilai tengah yang lebih kecil dari 19.0412 dinyatakan berbeda nyata
dari 3 Dok 5.
 24.0 – 19.9 = 4.1  bandingkan dengan Rp2 4.4968 karena 4.1 < 4.4968
maka dinyatakan 3 Dok 7. Tidak berbeda nyata dengan 3 Dok 5.
3 Dok 13 3 Dok 4 Gabungan 3 Dok 7 3 Dok 5 3 Dok 1
13.3 14.6 18.7 19.9 24.0 28.8
________________

 Bandingkan nilai tengah perlakuan terbesar ketiga (3Dok7 dengan Rp


terbesar ketiga = 19.9 – 4.8510 = 15.049
 19.9 -18.7 = 1.2  Bandingkan dengan Rp2 4.4968.
3 Dok 13 3 Dok 4 Gabungan 3 Dok 7 3 Dok 5 3 Dok 1
13.3 14.6 18.7 19.9 24.0 28.8
__________________
_________________

Lanjutkan untuk semua nilai tengah


 18.7 – 4.7278 = 13.9722
 18.7 – 14.6 = 4.1  Bandingkan dengan Rp2 4.4968.
 14.6 – 13.3 = 1.3  Bandingkan dengan Rp2 4.4968.

3 Dok 13 3 Dok 4 Gabungan 3 Dok 7 3 Dok 5 3 Dok 1


13.3 14.6 18.7 19.9 24.0 28.8

A ------------- A
B ----------- B
C --------------- C
D ------------- D
3 Dok 13 A
3 Dok 4 AB
Gabungan BC
3 Dok 7 CD
3 Dok 5 D
3 Dok 1 E

Contoh

• 3 Dok 13  tidak berbeda nyata dengan 3 Dok 4.


• 3 Dok 13  berbeda nyata dengan Gabungan.
• Huruf yang sama, menunjukan tidak berbeda nyata.
• Huruf yang tidak sama, menunjukan berbeda nyata.
UJI DUNNETT ( DUNNETT’S TEST )

Uji Dunnett digunakan jika ingin


membandingkan nilai tengah dari semua
perlakuan dengan nilai tengah perlakuan
kontrol. Prosedur Dunnett membutuhkan
sebuah nilai tunggal untuk dijadikan
sebagai nilai pembanding

d = t ( Dunnett ) sY −Y
1/ 2
 2 KTG 
sY −Y = 
i j i j
 r 
T (Dunnett) didapatkan dari tabel Dunnett dengan galat (error df) dan p = jumlah
nilai tengah perlakuan yang akan dibandingkan, tidak termasuk kontrol.
p = t -1  t = jumlah seluruh perlakuan.

sY −Y = Galat baru beda dua nilai tengah perlakuan ke-i dan ke-j.
i j
1. Susun nilai tengah perlakuan yang dipisahkan secara jelas antara nilai
tengah kontrol dengan perlakuan lain.
3Dok 13 3Dok 4 Gab/kontrol 3Dok 7 3Dok 5 3Dok 1
13.3 14.6 18.7 19.9 24.0 28.8
2. Hitung Galat baku dari beda dua nilai tengah perlakuan
Syi – Yj = ( 2 (KTG) / r )1/2
= ( 2 (11.79) / 5 )1/2
= 2.1716
Dari tabel Dunnett dengan db galat (error df) = 24 dan P = t-1  6 – 1 = 5
Diperoleh nilai t (Dunnett) pada taraf 5 % = 2.76 (gunakan pengujian dua
arah). d = t (Dunnet) Syi – Yj = (2.76) (2.1716) = 5.9936 mg.
3. Lakukan pembandingan semua nilai tengah perlakuan dengan kontrol.

Perbandingan antara Beda Mutlak


Nilai d Hasil
perlakuan (Yi – Yj)
3 Dok 13 VS Gabungan 13.3 – 18.7 = 5.4 5.9936 Tidak Nyata
3 Dok 4 VS Gabungan 14.6 – 18.7 = 4.1 5.9936 Tidak Nyata
3 Dok 7 VS Gabungan 19.9 – 18.7 = 1.2 5.9936 Tidak Nyata
3 Dok 5 VS Gabungan 14.0 – 18.7 = 5.3 5.9936 Tidak Nyata
3 Dok 1 VS Gabungan 28.8 – 18.7 = 10.1 5.9936 Nyata

Anda mungkin juga menyukai