BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan kemajuan teknologi dan kemudahan dalam mengakses
informasi tentang kesehatanan dan pelayanan kesehatan memberi dampak
pada peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan dan pelayanan
kesehatan.
1
program keselamatan pasien (patient safety) maka dapat merugikan pasien
yang pada akhirnya juga dapat merugikan rumah sakit.
Angka kematian akibat KTD pada pasien rawat inap di seluruh Amerika yang
berjumlah 33,6 juta pertahun berkisar 44.000 – 98.000 pertahun. Publikasi
WHO pada tahun 2004, mengumpulkan angka-angka penelitian rumah sakit
di berbagai negara : Amerika, Inggris, Denmark, dan Australia, ditemukan
KTD dengan rentang 3,2 – 16,6 %. Dengan data-data tersebut, berbagai
negara segera melakukan penelitian dan pengembangan Sistem Keselamatan
Pasien.
Di Indonesia data tentang KTD apalagi kejadian Nyaris Cedera (Near Miss)
masih langka, namun dilain pihak terjadi peningkatan tuduhan “ mal praktek
” yang belum tentu sesuai dengan pembuktian akhir. Dalam rangka
meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit maka Perhimpunan Rumah
Sakit Seluruh Indonesia telah mengambil inisiatif membentuk Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP - RS). Komite tersebut telah aktif
melaksanakan langkah-langkah persiapan pelaksanaan keselamatan pasien
rumah sakit dengan mengembangkan laboratorium program keselamatan
pasien rumah sakit.
2
Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit diharapkan dapat
membantu rumah sakit dalam melaksanakan kegiatannya.
C. SASARAN
1. Terselenggaranya sistem pelaporan, pembahasan, koreksi tindakan
dan monitoring dan evaluasi KTD.
2. Terselenggaranya sistem pendekatan reaktif melalui root cause
analysis dalam rangka menurunkan KTD.
3. Tersedianya SDM yang professional dan berkompeten, berpegang
pada nilai etik dan moral serta memiliki culture of safety.
4. Berjalannya sistem komunikasi yang kondusif antar petugas dan
petugas serta pasien / keluarga.
5. Tersedianya SOP / standar pelayanan yang berdasar pada evidence
based didukung dengan teknologi yang mendukung keselamatan pasien.
D. MANFAAT
1. Dapat meningkatkan mutu pelayananan yang bekualitas dan citra yang
baik bagi RUMAH SAKIT BUAH HATI CIPUTAT.
2. Agar seluruh personil rumah sakit memahami tentang tanggung jawab
dan rasa nilai kemanusian terhadap keselamatan pasien di RUMAH
SAKIT BUAH HATI CIPUTAT.
3. Dapat meningkatkan kepercayaan antara dokter dan pasien terhadap
tindakan yang akan dilakukan.
4. Mengurangi terjadinya KTD di rumah sakit.
3
E. DASAR HUKUM
1. Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1691/Menkes/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
8. Panduan Nasional Keselamatan Pasien RS, Departemen Kesehatan
RI,Maret 2008
BAB II
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
4
sebetulnya dapat dicegah melalui rencana pelayanan yang komprehensif
dengan melibatkan pasien berdasarkan hak-nya.
B. PENGERTIAN
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
assessmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisa insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
5
Maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong perbaikan
spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran lebih menyoroti bagian-bagian
yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta
solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan tersebut.
Enam sasaran keselamatan pasien meliputi tercapainya hal-hal sebagai
berikut:
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan pasien
6. Pengurangan risiko pasien jatuh.
BAB III
KEBIJAKAN
6
Dalam rangka implementasi program keselamatan pasien, maka RUMAH SAKIT
BUAH HATI CIPUTAT menjalankan kebijakan :
1. Menjalankan tujuh langkah menuju keselamatan pasien yaitu :
(1). Bangun Kesadaran Akan Nilai Keselamatan Pasien
(2). Pimpin dan Dukung Staf RS
(3). Integrasikan Aktivitas Pengelolaan Risiko
(4). Kembangkan Sistem Pelaporan
(5). Libatkan dan Berkomunikasi dengan Pasien
(6). Belajar dan Berbagi Pengalaman tentang Keselamatan Pasien
(7). Cegah Cedera melalui Implementasi Sistem Keselamatan Pasien
2. Menjalankan standar keselamatan pasien yang terdiri atas tujuh standar
yaitu :
(1). Hak pasien
(2). Mendidik pasien dan keluarga
(3). Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
(4). Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
(5). Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
(6). Mendidik staf tentang keselamatan pasien
(7). Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien
3. Menjalankan 6 (enam) sasaran keselamatan pasien
(1). Ketepatan identifikasi pasien
(2). Peningkatan komunikasi yang efektif
(3). Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
(4). Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
(5). Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
(6). Pengurangan risiko pasien jatuh
BAB IV
STANDAR KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
7
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
8
RUMAH SAKIT BUAH HATI CIPUTAT menjamin
kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga
dan antar unit pelayanan dengan menerapkan sistem :
3.1. Dilakukan koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai
dari saat pasien masuk, pemeriksaan, diagnosis, perencanaan
pelayanan, tindakan pengobatan, rujukan dan saat pasien
keluar dari rumah sakit.
3.2. Dilakukan koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan
kebutuhan pasien dan kelayakan sumber daya secara
berkesinambungan sehingga pada seluruh tahap pelayanan
transisi antar unit pelayanan dapat berjalan baik dan lancar.
3.3. Dilakukan koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan
komunikasi untuk memfasilitasi dukungan keluarga,
pelayanan keperawatan, pelayanan sosial, konsultasi dan
rujukan, pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut
lainnya.
3.4. Dilakukan komunikasi dan transfer informasi antar profesi
kesehatan sehingga dapat tercapainya proses koordinasi tanpa
hambatan, aman, dan efektif.
9
dengan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah
Sakit”.
4.2. Melakukan pengumpulan data kinerja yang antara lain terkait
dengan: pelaporan insiden, akreditasi, manajemen risiko,
utilisasi, mutu pelayanan, dan keuangan.
4.3. Melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua Kejadian
Tidak Diharapkan, dan secara proaktif melakukan evaluasi
satu proses kasus risiko tinggi.
4.4. Menggunakan semua data dan informasi hasil analisa untuk
menentukan perubahan sistem yang diperlukan, agar kinerja
dan keselamatan pasien terjamin.
10
mencakup jenis-jenis kejadian yang memerlukan perhatian,
mulai dari “Kejadian Nyaris Cedera” (Near Miss), “Kejadian
Tidak Cedera“ sampai dengan “Kejadian Tidak Diharapkan”
(Adverse Event).
5.3. Mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen
dari rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi dalam
program keselamatan pasien.
5.4. Prosedur “cepat tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan
kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada
orang lain dan penyampaian informasi yang benar dan jelas
untuk keperluan analisa.
5.5. Mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan
dengan insiden termasuk penyediaan informasi yang benar
dan jelas tentang Analisa Akar Masalah (RCA), Kejadian
Nyaris Cedera (Near Miss), Kejadian Tidak Cedera, Kejadian
Tidak Diharapkan (Adverse Events), dan Kejadian Sentinel
pada program keselamatan pasien mulai dilaksanakan.
5.6. Mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden,
misalnya menangani Kejadian Tidak Diharapkan (Adverse
Event) dan Kejadian Sentinel atau kegiatan proaktif untuk
memperkecil risiko, termasuk mekanisme untuk mendukung
staf dalam kaitan dengan Kejadian Tidak Diharapkan dan
Sentinel.
5.7. Kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit
dan antar pengelola pelayanan di dalam rumah sakit dengan
pendekatan antar disiplin.
5.8. Sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam
kegiatan perbaikan kinerja rumah sakit dan perbaikan
keselamatan pasien, termasuk evaluasi berkala terhadap
kecukupan sumber daya tersebut.
5.9. Sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan
kriteria objektif untuk mengevaluasi efektifitas perbaikan
11
kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien, termasuk
rencana tindak lanjut dan implementasinya.
BAB V
TUJUH LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
12
secara intensif KTD dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja mutu
serta keselamatan pasien.
Proses perancangan tersebut harus mengacu pada visi, misi, dan tujuan RUMAH
SAKIT BUAH HATI CIPUTAT, kebutuhan pasien, petugas pelayanan kesehatan,
kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang sehat, dan faktor-faktor lain yang
berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan “ Tujuh Langkah Keselamatan
Pasien Rumah Sakit ”.
Berkaitan hal tersebut di atas maka perlu ada kejelasan perihal tujuh langkah
keselamatan pasien rumah sakit tersebut.
Uraian Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah sebagai
berikut:
1. Bangun Kesadaran Akan Nilai Keselamatan Pasien
Ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
Langkah penerapan:
A. Tingkat Rumah Sakit
RUMAH SAKIT BUAH HATI CIPUTAT telah memiliki kebijakan yang
menjabarkan apa yang harus dilakukan staf segera setelah terjadi insiden,
bagaimana langkah-langkah pengumpulan fakta harus dilakukan dan
dukungan apa yang harus diberikan kepada staf, pasien dan keluarga :
RUMAH SAKIT BUAH HATI CIPUTAT telah memiliki kebijakan dan
prosedur yang menjabarkan peran dan akuntabilitas individual bilamana
ada insiden.
RUMAH SAKIT BUAH HATI CIPUTAT telah berupaya
menumbuhkan budaya pelaporan dan belajar dari insiden yang terjadi di
rumah sakit.
Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian keselamatan
pasien.
B. Tingkat Unit Kerja / Tim :
Pastikan semua rekan sekerja merasa mampu
untuk berbicara mengenai kepedulian mereka dan berani melaporkan
bilamana ada insiden.
Demonstrasikan kepada seluruh personil
ukuran-ukuran yang dipakai di RUMAH SAKIT BUAH HATI
CIPUTAT untuk memastikan semua laporan dibuat secara terbuka dan
13
terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan tindakan / solusi yang
tepat.
14
CIPUTAT. Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari
sistem pelaporan insiden dan asesmen risiko untuk dapat secara proaktif
meningkatkan kepedulian terhadap pasien.
B. Tingkat Unit Kerja / Tim :
Dalam setiap rapat koordinasi selalu laksanakan diskusi
tentang hal-hal yang berkaitan dengan Keselamatan Pasien guna
memberikan umpan balik kepada Manager terkait.
Pastikan ada penilaian risiko pada individu pasien dalam
proses asesmen risiko rumah sakit.
Lakukan proses asesmen risiko secara teratur, untuk
menentukan akseptabilitas setiap risiko, dan ambilah langkah-langkah
yang tepat untuk memperkecil risiko tersebut.
Pastikan penilaian risiko tersebut disampaikan sebagai
masukan ke proses asesmen dan pencatatan risiko rumah sakit.
Langkah penerapan :
A. Tingkat Rumah Sakit
Sistem pelaporan insiden ke dalam maupun ke luar rumah sakit mengacu
pada Pedoman Keselamatan Pasien RUMAH SAKIT BUAH HATI
CIPUTAT.
B. Tingkat Unit Kerja / Tim :
Berikan semangat kepada seluruh personil untuk secara aktif melaporkan
setiap insiden yang terjadi dan insiden yang telah dicegah tetapi tetap
terjadi juga, karena mengandung bahan pelajaran yang penting.
15
Seluruh staf RUMAH SAKIT BUAH HATI CIPUTAT terkait
harus mampu memastikan bahwa pasien dan keluarga mendapat
informasi yang benar dan jelas bilamana terjadi insiden.
Seluruh jajaran managerial harus mampu memberi dukungan,
pelatihan dan dorongan semangat kepada staf agar selalu terbuka
kepada pasien dan keluarganya.
B. Tingkat Unit Kerja / Tim :
Pastikan seluruh personil menghargai dan mendukung
keterlibatan pasien dan keluarganya bila telah terjadi insiden.
Prioritaskan pemberitahuan kepada pasien dan keluarga
bilamana terjadi insiden, dan segera berikan kepada mereka informasi
yang jelas dan benar secara tepat.
Pastikan, segera setelah kejadian, tim menunjukkan empati
kepada pasien dan keluarganya.
16
Langkah Penerapan:
A. Tingkat Rumah Sakit :
Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem
pelaporan, asesmen risiko, kajian insiden, dan audit serta analisa, untuk
menentukan solusi.
Solusi tersebut dapat mencakup penjabaran ulang sistem (input dan
proses), penyesuaian pelatihan staf dan / atau kegiatan klinis, termasuk
penggunaan instrumen yang menjamin keselamatan pasien.
Lakukan asesmen risiko untuk setiap perubahan yang direncanakan.
Sosialisasikan solusi yang dikembangkan oleh KKPRS - PERSI.
Beri umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan yang diambil atas
insiden.
B. Tingkat Unit Kerja / Tim :
Libatkan seluruh personil dalam mengembangkan
berbagai cara untuk membuat asuhan pasien menjadi lebih baik dan
lebih aman.
Telaah kembali perubahan-perubahan yang telah dibuat
dan pastikan pelaksanaannya.
Pastikan seluruh personil menerima umpan balik atas
setiap tindak lanjut tentang insiden yang dilaporkan.
17
BAB VI
6 SASARAN KESELAMATAN PASIEN
18
Gelang identitas pasien dibedakan warna berdasarkan kegunaannya yaitu
jenis kelamin (merah muda/biru muda), pasien dengan alergi (merah), pasien
dengan risiko jatuh (kuning).
Pengecualian pada nomor kamar pasien atau lokasi atau nama dokter tidak
dapat digunakan sebagai cara untuk mengidentifikasi pasien.
Identifikasi pasien harus dilakukan saat:
1. Pemberian obat
2. Pemberian darah / produk darah
3. Pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
4. Sebelum memberikan pengobatan
5. Sebelum memberikan tindakan
Petugas yang wajib melakukan identifikasi adalah seluruh petugas pemberi
pelayanan:
Dokter
Perawat ( Rawat inap dan rawat jalan)
Petugas Administrasi
Petugas Rekam Medis
Petugas Farmasi
Petugas Laboratorium
Petugas Rehab medik
Petugas Penunjang Medik
Petugas Radiologi/Radioterapi
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
Komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas antar para
pemberi pelayanan akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien.
19
pembacaan kembali (read back) dapat tidak dilakukan bila tidak
memungkinkan.
20
lain. Untuk mengeliminasi kesalahan yang dapat terjadi digunakan format
Time-Out sebagai langkah pencegahannya, Format tersebut mengadaptasi
Surgical Safety Checklist dari WHO Patient Safety (2009).
Implementasi cuci tangan tidak terbatas pada pemberi pelayanan saja dalam
hal ini dokter, perawat, petugas lab, radiolografer atau tenaga kesehatan
lainnya, namun pasien, pengunjung dan keluarga pasien juga ikut berperan
serta dalam kegiatan cuci tangan.
Hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan cuci tangan dijelaskan lebih dalam di
pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi RUMAH SAKIT BUAH
HATI CIPUTAT.
21
Morse-fall scale bagi pasien dewasa dan format Humpty Dumpty bagi pasien
anak diharapkan dapat mengurangi risiko jatuh pada pasien.
BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS
DIREKTUR RS
22
Berkoordinasi dengan Komite Medik, KMF – KMF, dan Komite
Keperawatan dalam membahas risiko atau kejadian yang tidak
diharapkan yang berkaitan dengan profesi dan etika (Medis dan
Keperawatan).
b. Sekretaris
Mengumpulkan laporan kejadian (incident report) dari bidang /
bagian dan unit serta menyampaikan laporan kejadian incident report
tersebut ke Ketua Tim KPRS.
Melakukan pencatatan / registrasi risiko dan kejadian tidak
diharapkan.
Membantu Ketua Tim KPRS dalam menjalankan program
keselamatan pasien di RUMAH SAKIT BUAH HATI CIPUTAT
dalam hal administrasi, registrasi, dan sistem pelaporan.
c. Anggota
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya program keselamatan
pasien di bidang / bagian atau unit masing-masing.
Membuat laporan kejadian / incident report masalah yang
menimbulkan risiko dan kejadian yang tidak diharapkan.
Membantu Ketua Tim KPRS dalam program keselamatan pasien di
RUMAH SAKIT BUAH HATI CIPUTAT, sesuai bidang / bagian
masing-masing.
BAB VIII
PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
23
Pada tahun 2005 Kementerian Kesehatan telah mencanangkan program
keselamatan pasien di Indonesia, demikian pula di RUMAH SAKIT BUAH HATI
CIPUTAT juga dicanangkan program keselamatan pasien pada saat rapat tahunan
pada bulan Desember 2011. Untuk itu RUMAH SAKIT BUAH HATI CIPUTAT
perlu menjalankan program keselamatan pasien.
24
1. Pimpinan rumah sakit melakukan monitoring dan evaluasi pada unit-unit
kerja di rumah sakit, terkait tentang pelaksanaan keselamatan pasien di
unit kerja.
2. Mengadakan rapat rutin untuk mengevaluasi kegiatan keselamatan pasien
di RUMAH SAKIT BUAH HATI CIPUTAT.
25
BAB IX
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH
SAKIT
Sumber daya manusia yang berkompeten dan mampu bekerja secara benar serta
seminimal mungkin melakukan kesalahan mutlak diperlukan dalam
mensukseskan pelaksanaan program keselamatan pasien.
Sasaran dari program pendidikan dan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit
adalah :
1. Terbentuknya budaya keselamatan pasien dilingkungan RUMAH SAKIT
BUAH HATI CIPUTAT, baik bagi karyawan maupun dokter provider.
2. Seluruh karyawan RUMAH SAKIT BUAH HATI CIPUTAT dan dokter
provider mengetahui dan mampu menjalankan usaha keselamatan pasien
sesuai dengan peranannya masing-masing.
Penatalaksanaan kegiatan program pendidikan dan pelatihan keselamatan pasien
rumah sakit :
1. Inventarisasi kebutuhan diklat per-unit kerja :
a. Dibuat oleh Tim KPRS RUMAH SAKIT BUAH HATI CIPUTAT.
b. Dasar penyusunan program diklat berdasarkan program keselamatan pasien
oleh Depkes RI tahun 2005 serta kebijakan Direktur RUMAH SAKIT
BUAH HATI CIPUTAT tentang Keselamatan Pasien di Rumah Sakit.
c. Penyusunan diklat didasarkan pada tujuan :
Menambah pengetahuan bagi karyawan orientasi di RUMAH SAKIT
BUAH HATI CIPUTAT Meningkatkan kemampuan seluruh karyawan
baik medis maupun non medis
26
Penyegaran kembali bagi para staf lain yang sudah mengikuti pelatihan
namun dirasakan perlu untuk dilakukan diklat penyegaran
2. Penyusunan Silabus dan Materi Diklat
Silabus dan materi yang akan diselenggarakan dibuat oleh tim keselamatan
pasien yang berkoordinasi oleh urusan diklat rumah sakit sehingga diklat
dapat terlaksana sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai.
3. Jenis Diklat
Menentukan jenis diklat yang akan diikuti berdasarkan sasaran antara lain :
Penambahan wawasan melalui diklat kelas, seminar, ataupun pelatihan.
Peningkatan keterampilan melalui workshop atau round table discussion.
4. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan diklat dapat dilakukan antara lain berdasarkan :
o Diklat internal : diklat yang diselenggarakan di lingkungan internal
RUMAH SAKIT BUAH HATI CIPUTAT.
o Diklat eksternal : diklat yang diselenggarakan di luar lingkungan
RUMAH SAKIT BUAH HATI CIPUTAT, seperti di institusi luar RS.
Waktu pelaksanaan diklat disesuaikan dengan jadwal pelatihan yang
diselenggarakan secara internal ataupun ekstern.
5. Anggaran dan Biaya Diklat
Diklat intern : berdasarkan perhitungan unit cost.
Diklat ekstern : diperkirakan berdasarkan kebutuhan rumah sakit.
6. Kegiatan Evaluasi Pasca Diklat
Dilakukan sesuai dengan standar prosedur evaluasi pasca diklat.
BAB X
PENUTUP
27
melaksanakan program keselamatan pasien secara berkesinambungan dan
berkelanjutan.
Direktur,
Lampiran 1 :
DEKLARASI JAKARTA
Pasien untuk Keselamatan Pasien
di Negara-negara South-East Asia Region
Kami,
Pasien, konsumen pendukung, para profesional pelayanan kesehatan, pembuat
kebijakan dan wakil lembaga swadaya masyarakat, asosiasi profesional dan
dewan pengarah, setelah dipaparkan pada isu keselamatan pasien pada WHO
regional workshop tentang “pasien untuk Keselamatan Pasien “, 17-19 Juli 2007,
di Jakarta, Indonesia.
28
mendesak Negara-negara Anggota untuk melibatkan para pasien , asosiasi
konsumen, para pekerja pelayanan kesehatan dan asosiasi profesional dalam
membangun sistem asuhan kesehatanyang lebih aman dan menciptakan suatu
budaya keselamatan di dalam institusi pelayanan kesehatan.
Dengan diilhami oleh Patients for Patient Safety London Declaration yang
didukung oleh WHO World Alliance for Patient Safety.
29
Pemberi pelayanan yang terlibat pada cedera yang tak disengaja perlu
juga menerima dukungan;
Tindakan korektif harus diambil untuk mencegah cedera di masa depan
dan pelajaran yang didapat perlu disebarluaskan;
Harus ada suatu mekanisme untuk kompensasi yang wajar atas kerugian
pasien dan keluarganya;
7. Komit terhadap :
Pemberdayaan konsumen melalui pendidikan yang jujur dan tulus;
Bekerjasama dengan media untuk mendorong pelaporan yang
bertanggung jawab dan untuk berkesempatan mendidik masyarakat;
Partisipasi aktif konsumen di dalam pelaporan kejadian tidak diharapkan;
Komunikasi dua arah antar pasien dan pemberi pelayanan kesehatan
untuk mendorong adanya tanya jawab;
Wakil pasien yang bermakna dalam komite keselamatan pasien dan
forum-forum;
8. Berikrar melalui upaya yang berkesinambungan untuk mencapai sasaran sbb :
Berfungsinya sistem mutu dan keselamatan pasien pada setiap sarana
pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta, mulai dengan
pembentukan suatu komite keselamatan pasien dan dalam suatu sistem
pelaporan kejadian tidak diharapkan dan sistem tanggapannya;
Taat pada pedoman berbasis bukti dan etik dan menghindari pengobatan
yang irrasional seperti pemberian obat, pemeriksaan dan operasi yang
tidak perlu;
Pendidikan kedokteran berkelanjutan untuk para profesional kesehatan;
Konsep keselamatan pasien yang terintegrasi ke dalam pelatihan para
professional kesehatan;
Indikasi yang rasional untuk admisi pasien pada setiap sarana pelayanan
kesehatan;
30
Lampiran 2
ALUR PROSES PENGELOLAAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
(IKP)
PROSES 1 :
PROSES 2 :
PROSES 3 :
31
Pelaksana TIM KPRS
PROSES 5 :
32
Pembahasan Insiden dan rencana tindak lanjutnya
Evaluasi serta tindak lanjut dari hasil rapat
Sebelumnya
2. Buat laporan ke Direksi “ RUMAH SAKIT BUAH HATI CIPUTAT
“:
rekomendasi / masukan / saran
PROSES 6 :
Lampiran 3.
Form RISK GRADING
33
4 Mayor a. Cedera luas / berat mis. Cacat, lumpuh
b. kehilangan fungsi motorik / sensorik / psikologis atau intelektual
(irreversibel), tidak berhubungan dengan penyakit
5 Katastropik Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit.
TINGKAT DESKRIPSI
RESIKO
1 Sangat jarang / Rare ( >5 thn/kali )
2 Jarang / Unlikely ( > 2-5 thn/kali)
3 Mungkin / Posible ( 1-2 thn/kali )
4 Sering / Likely ( Beberapa kali )
5 Sangat sering / almost certain ( tiap minggu / bulan )
Keterangan :
a. Penentuan SKOR RESIKO = Dampak x Probability
b. Menghitung SKOR RESIKO :
Tetapkan frekuensi pada kolom kiri
Tetapkan dampak pad a baris ke arah kanan,
Tetapkan warna bandsnya, berdasarkan pertemuan antara frekuensi dan
dampak.
c. Menentukan Prioritas Resiko :
Berdasarkan Skor Resiko
Jika pada asesmen resiko ditemukan dua insiden dengan hasil skor resiko
yang nilainya sama, maka untuk memilih prioritasnya, dapat menggunakan
warna bands resiko :
a. Bands Biru : Rendah / Low Bands
b. Bands Hijau : Sedang / Moderate Bands
c. Kuning : Tinggi / High
d. Merah : Sangat tinggi / Extreme
34
4
Keterangan :
Warna Bands adalah :hasil pertemuan antara nilai dan dampak yang diurut
kebawah dan nilai probabilitas yang diurut ke samping kanan
35
LEMBAR KRONOLOGIS KEJADIAN
Nama Pembuat : ………………………… Tanda Tangan : …………….
Unit Kerja / Jabatan : ………………………...
36
Lampiran 5.
LAPORAN INSIDEN
(INTERNAL)
I. DATA PASIEN
Nama : ……………………………………………………………
No MR : …………………………… Ruangan : …………………
Umur * : 0-1 bulan > 1 bulan – 1 tahun
> 1 tahun – 5 tahun > 5 tahun – 15 tahun
> 15 tahun – 30 tahun > 30 tahun – 65 tahun
> 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
Penanggung biaya pasien:
Pribadi Asuransi Swasta
ASKES Pemerintah Perusahaan *
JAMKESMAS
Tangggal Masuk RS : ……………………………… Jam ……………………
Jenis Insiden * :
Kejadian Nyaris Cedera / KNC (Near miss)
Kejadian Tidak diharapkan / KTD (Adverse Event)
Kejadian Sentinel (Sentinel Event)
Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden *
Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya
Pasien
Keluarga / Pendamping Pasien
Pengunjung
Lain-lain …………………………………….………..……………… (sebutkan)
Insiden terjadi pada * :
Pasien
Lain-lain ……………………………………………………………… (sebutkan)
Mis : Karyawan / Pengunjung / Pendamping / Keluarga pasien, lapor ke K3 RS
37
Insiden menyangkut pasien
Pasien rawat inap
Pasien rawat jalan
Pasien UGD
Lain-lain
Tempat Insiden
Lokasi kejadian …………………………………………………………
(sebutkan Tempat pasien berada)
Insiden terjadi pada pasien : (sesuai kasus penyakit / spesialisasi)
Penyakit Dalam dan Subspesialisasinya
Anak dan Subspesialisasinya
Bedah dan Subspesialisasinya
Obstetri Ginekologi dan Subspesialisasinya
THT dan Subspesialisasinya
Mata dan Subspesialisasinya
Saraf dan Subspesialisasinya
Anestesi dan Subspesialisasinya
Kulit & kelamin dan Subspesialisasinya
Jantung dan Subspesialisasinya
Paru dan Subspesialisasinya
Jiwa dan Subspesialisasinya
Lokasi kejadian ………………………………...................… (sebutkan)
Unit Kerja tempat terjadinya insiden
Unit kerja ………………………………....................… (sebutkan)
Akibat Insiden Terhadap Pasien *
Kematian
Cedera Irreversibel / Cedera Berat
Cedera Reversibel / Cedera Sedang
Cedera Ringan
Tidak ada cedera
Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan hasilnya :
…..……..…………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Tindakan dilakukan oleh *
Tim : terdiri dari : ………..………….………………………………
Dokter
Perawat
Petugas lainnya : ……….……………………………………………
Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain ? *
Ya Tidak
Apabila ya, isi bagian dibawah ini.
Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada unit kerja tersebut untuk
mencegah terulangnya kejadian yang sama ?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
38
Pembuat Laporan : ………………….. Penerima Laporan : …………………..
Lampiran 6.
FORM LAPORAN INVESTIGASI SEDERHANA
39
Tgl. Mulai Investigasi : ……………......................
Tgl. Selesai Investigasi :...........................................
........................................... ............................................
40
Lampiran 7. Pedoman Kerja Tim KPRS
LAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT BUAH HATI CIPUTAT
PERIODE : BULAN......... TAHUN........
41
3 Rawat Inap
a. Ruang
Perawatan Umum
b. Ruang
Perawatan Anak
c. Ruang Isolasi
d. Ruang
Observasi
e. Ruang
Perinatologi
4 VK
5 OK
6 Rekam Medik
7 Laboratorium
8 Farmasi
9 Radiologi
10 Fasilitas Umum / Lain – lain
TOTAL
* Nama Instalasi diisi sesuai dengan kondisi / jumlah instalasi di RS masing
42
JENIS JUMLAH IR SI (%) RCA (%)
KNC
KTD
SENTINEL
TOTAL
A. Hasil Investigasi insiden yang terjadi sebelum bulan ini ( yang belum dilaporkan )
1.
Dst..
1
Dst..
43
* Kode diisi sesuai dengan daftar kode dari Grup, jika belum ada maka dituliskan kategori insidennya
**Diisi bila tindakan/rekomendasi telah terlaksana
IV. JUMLAH LAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN (IKP) BERDASARKAN UNIT PENYEBAB
AKAR MASALAH (merupakan rekapitulasi akar masalah dari hasil investigasi)
44
VI. KODE AKAR MASALAH BERDASARKAN UNIT KERJA :
Kelompok SMF
A. PELAYANAN MEDIS Obgyn Anak Bedah Anestesi Non Umum
Bedah
45
c. Salah dalam pemberian terapi : jenis obat / nama
obat / sediaan obat / dosis obat / cara pakai
46
b. Salah interpretasi informasi lisan/salah dengar
/kesalahan menerima informasi
6.3. ILO
6.4. Sepsis
6.5. ISK
TOTAL
B. PENUNJANG MEDIS
47
d. Kesalahan meracik resep / pengemasan obat (puyer
tidak merata dan ada yang kosong)/ salah dalam
jumlah obat
48
d. Kualitas film/fixer tidak baik / expired
d. Pelanggaran kerahasiaan
49
Rehabilitasi b. Tidak mampu mengoperasionalkan alat
Medik
c. Kesalahan dalam melakukan tindakan
TOTAL
50
d. Kesalahan dalam pemberian obat (nama obat,
dosis, waktu, cara pemberian, nama pasien,
dokumentasi)
51
f. Pelanggaran kerahasiaan medis pasien
TOTAL
D. RUMGA
52
c. Proses pengolahan / penyajian / pengemasan
makanan
TOTAL
E. LAIN-LAIN
2 Kecelakaan a. Terpeleset
b. Jatuh
c. Tertusuk
TOTAL
53
VII. RESUME DAN ANALIS
.............., …................................ 2019
Mengetahui,
Ketua KPRS Direktur
54
Lampiran 8.
Formulir Laporan Insiden Keselamatan Pasien ke KKP-RS
Laporan ini hanya dibuat jika timbul kejadian yang menyangkut pasien. Laporan bersifat anonim, tidak mencantumkan
nama, hanya diperlukan rincian kejadian, analisa penyebab dan rekomendasi.
Untuk mengisi laporan ini sebaiknya dibaca Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP), bila ada kerancuan
persepsi, isilah sesuai dengan pemahaman yang ada.
Isilah semua data pada Laporan Insiden Keselamatan Pasien dengan lengkap. Jangan dikosongkan agar data dapat
dianalisa.
Segera kirimkan laporan ini langsung ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS).
KODE RS : ………………………………
I. DATA RUMAH SAKIT :
Kepemilikan Rumah Sakit :
Pemerintah Pusat
Pemerintah Daerah (Provinsi / Kab / Kota)
TNI /POLRI
Swasta
BUMN / BUMD
Jenis RS :
RS Umum
RS Khusus
RSIA RS Paru
55
RS Mata RS Orthopedi
RS Jantung RS Jiwa
RS Kusta
RS Khusus lainnya …………………………………………
Kelas RS
A
B
C
D
Untuk RS Swasta menyesuaikan misal RS Pratama setara dengan RS kelas D, RS Madya setara dengan RS Kelas C dst.
Kapasitas tempat tidur: ………..……………………………….....tempat tidur
Propinsi (lokasi RS) : .……………………………………………………….
Tanggal Laporan Insiden di kirim ke KKP-RS : ……………...……………......
56
2. Insiden : ..………………………………………………….....
3. Kronologis Insiden
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
4. Jenis Insiden * :
Kejadian Nyaris Cedera / KNC (Near miss)
Kejadian Tidak Diharapkan / KTD (Adverse Event) / Kejadian Sentinel (Sentinel Event)
5. Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden *
Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya
Pasien
Keluarga / Pendamping Pasien
Pengunjung
Lain-lain …………………………………………………………………… (sebutkan)
6. Insiden terjadi pada * :
Pasien
Lain-lain …………………………………………………………………… (sebutkan)
Mis : Karyawan / Pengunjung / Pendamping / Keluarga pasien, lapor ke K3 RS
7. Insiden menyangkut pasien
Pasien rawat inap
Pasien rawat jalan
Pasien UGD
Lain-lain
8. Tempat Insiden
Lokasi kejadian ……………………………………………………… (sebutkan)
(Tempat pasien berada)
9. Insiden terjadi pada pasien : (sesuai kasus penyakit / spesialisasi)
Penyakit Dalam dan Subspesialisasinya
Anak dan Subspesialisasinya
57
Bedah dan Subspesialisasinya
Obstetri Gynekologi dan Subspesialisasinya
Anastesi dan Subspesialisasinya
Paru dan Subspesialisasinya
Lain-lain ………………………………………………………………. (sebutkan)
10. Unit / Departemen terkait yang menyebabkan insiden
Unit kerja penyebab …………………….....……………………………… (sebutkan)
11. Akibat Insiden Terhadap Pasien *
Kematian
Cedera Irreversibel / Cedera Berat
Cedera Reversibel / Cedera Sedang
Cedera Ringan
Tidak ada cedera
58
Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada unit kerja tersebut untuk mencegah terulangnya kejadian
yang sama ?
……………………………………………………………………………………………...................................................
……………………………………………………………………………………………...................................................
59
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
3. Rekomendasi / solusi
No Akar Masalah Rekomendasi / Solusi
60
GLOSARIUM KKP-RS
No Istilah Definisi / Penjelasan
1. Keselamatan Pasien Rumah Sakit Suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
(Patient safety) lebih aman. Hal ini termasuk: asesmen risiko; identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien; pelaporan dan analisa insiden; kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
2. Hazard / Bahaya Suatu “ keadaan, perubahan atau tindakan” yang dapat
meningkatkan risiko pada pasien.
3. Harm / Cedera gangguan Dampak yang terjadi akibat gangguan struktur atau
penurunan fungsi tubuh, dapat berupa
fisik, psikologis dan sosial. Yang termasuk harm / cedera
adalah : “ penyakit, cedera fisik / psikologis / sosial,
penderitaan, cacat, dan kematian “
4. Insiden Keselamatan Pasien (IKP) Setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera
yang dapat dicegah pada pasien.
5. Kondisi Potensial Cedera (KPC) Kondsi di rumah sakit yang berpotensi menimbulkan
cedera pada pasien, karyawan atau lingkungan. Misalnya:
ICU yang selalu sibuk tetapi jumlah staf kurang, kabel
yang melintang di ruang operasi dapat mengakibatkan
pasien/karyawan tersandung dan jatuh.
6. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) / Terjadinya insiden yang belum sampai terpapar/ tidak
Near Miss mengenai ke pasien. Contoh: unit transfusi darah
sudah siap dipasang pada pasien yang salah, tetapi
kesalahan diketahui namun kesalahan tersebut
diketahui sebelum transfusi dimulai.
Farmasi
Kekosongan persediaan obat / Obat expired
Penyimpanan / penempatan obat
Kesalahan dalam penginputan (nama obat,
bentuk/sediaan, kode obat, nama pasien) / kesalahan
penulisan copy resep/salah membaca/interpretasi
resep
Kesalahan meracik resep / pengemasan obat (puyer
tidak merata dan ada yang kosong)/ salah dalam
jumlah obat
Laboratorium
Kesalahan dalam penyerahan obat
Kesalahan pengambilan sampel (salah orang) /
Kesalahan cara pengambilan sampel
61
Kesalahan pengelolaan sampel ( sampel hilang /
tertukar / salah penyimpanan)
Kesalahan Administrasi ( salah pencatatan nama /
hasil lab/ salah penyerahan hasil / salah penempelan
hasil / pemeriksaan tidak sesuai form permintaan /
prosedur permintaan darah)
Kesalahan tahap analitik ( kesalahan dalam
interpretasi / pembacaan hasil / tehnik pemeriksaan).
Radiologi
Persiapan pasien tidak adekuat Kesalahan cara /
teknik pengambilan foto / salah lokasi pengambilan
foto
Kesalahan proses administrasi ( Salah pencatatan
/salah penempelan/ salah penyerahan hasil / foto
hilang / tertukar / Tidak melakukan pemeriksaan
sesuai form permintaan)
Kualitas film/fixer tidak baik / expired
Kesalahan dalam interpretasi / pembacaan hasil
Rekam Medis
Berkas Rekam Medis hilang / salah dalam
penyimpanan kembali BRM
Salah dalam penginputan data pasien / pemberian No.
Rekam medis
Salah memberikan catatan medis
Pelanggaran kerahasiaan
7. Kejadian Tidak Cedera (KTC) /No Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
harm incident (commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai
pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi. Contoh :
1. Dapat obat kontra indikasi tidak timbul (chance)
2. Dosis lethal akan diberikan, diketahui, dibatalkan
(prevention)
3. Dapat obat dosis lethal/kontra indikasi, diketahui,
diberi antidote-nya (Mitigation)
8. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) Suatu kejadian yang tidak diharapkan yang
(Adverse event) mengakibatkan cedera pasien akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi
pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis
atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah.
9. KTD yang tidak dapat dicegah Suatu KTD akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah
(Unpreventable adverse event) dengan pengetahuan yang mutakhir.
62
10. Kejadian Sentinel (Sentinel Event) Suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau
cedera yg serius; biasanya dipakai untuk kejadian yang
sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima
seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan
cedera yang terjadi (contoh : Amputasi pada kaki yang
salah, dsb) sehingga pecarian fakta terhadap kejadian ini
mengungkapkan adanya masalah yang serius pada
kebijakan dan prosedur yang berlaku.
Kematian tidak terduga dan tidak terkait dengan
perjalanan alamiah penyakit pasien atau kondisi yang
mendasari penyakitnta (contoh : Bunuh diri)
Kehilangan fungsi utama (major) secara
permanen yang tidak terkait dengan perjalanan
penyakit pasien atau kondisi yang mendasari
penyakitnya .
Salah-lokasi, salah-prosedur, salah pasien operasi
Penculikan bayi/bayi yang dipulangkan bersama
orang yang bukan orangtuanya.
11. Kesalahan Medis (Medical errors) Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera
pada pasien. Kesalahan termasuk gagal melaksanakan
sepenuhnya suatu rencana atau menggunakan rencana
yang salah untuk mencapai tujuannya. Dapat akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission).
12. Investigasi Sederhana / Simple Suatu proses investigasi yang dilakukan secara sederhana
Investigation (SI)
63
15. Laporan Insiden Keselamatan Suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan insiden
Pasien (Laporan IKP) keselamatan pasien, analisis dan solusi untuk
pembelajaran.
16. Laporan Insiden Keselamatan Pelaporan secara anonim dan tertulis ke KKP - RS setiap
Pasien KKP- RS (Eksternal) kejadian tidak diharapkan (KTD) atau kejadian nyaris
cidera (KNC) yang terjadi pada pasien, telah dilakukan
analisis penyebab, rekomendasi dan solusinya.
64
65