Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar
Latar Belakang
Belakang Masalah
Peng
Penggugunanaan
an mate
matemamati
tika
ka dala
dalamm kehi
kehidu
dupa
pann sang
sangatat berg
bergun
unaa untu
untuk k 
mening
meningkatkatkan
kan pemah
pemahama amann dan penal
penalara
aran,
n, serta
serta untuk
untuk memeca
memecahkahkann suatu
suatu
masalah dan menafsirkan solusi dari permasalahan yang ada. Tanpa disadari
ketika kita mempelajari matematika, kita memiliki ketelitian dan kecermatan
yang sangat baik karena nilai-nilai pada matematika yang menggunakan nilai
yang kompleks sehingga faktor ketelitian sangat diperlukan untuk menghitung
suatu rumusan masalah. Integral merupakan suatu bagian dari matematika yang
 juga banyak berperan dalam perkembangan ilmu matematika dan penerapan
diberbagai bidang (Kemendikbud, 2!"#. Ini berarti integral banyak diterapkan
di kehidupan sehari-hari. Keterlibatan integral dalam terapan ilmu lain seperti
geometri, teknologi, biologi, ekonomi sangat membantu untuk pengembangan
ilmu pengetahuan.
pengetahuan.
$i Indonesia, konsep integral diberikan kepada mahasis%a &akultas 'IP
semester II yang meliputi) (!# pengertian integral* (2# integral tak tentu* (+#
integral tertentu* ("# menentukan luas daerah* dan (# menentukan olume benda
 putar. 'eskipun materi tentang integral telah disampaikan oleh dosen, namun
 pada kenyataannya banyak mahasis%a yang masih belum memahami perbedaan
antara teknik-teknik integrasi dalam menyelesaikan persoalan yang  berhubungan
dengan integral. al ini dikarenakan integral menjadi salah satu materi yang
diangg
dianggapap sul
sulit
it ole
olehh keb
kebany
anyaka
akann mah
mahasasis%
is%a.
a. al ini se serin
ringg ter
terjad
jadii kar
karena
ena
mahasis%a
maha sis%a kuran
kurangg mema
memahami
hami lang
langkah-l
kah-langk
angkah
ah peny
penyeles
elesaian
aian pada integ
integral.
ral.
/ntuk dapat menyelesaikan persoalan integral mahasis%a dituntut memahami
lang
langka
kahh-l
-laangk
gkaah pe peny
nyeele
lesa
saia
iann ininte
tegr
gral
al sete tela
lahh itituu ma maha
hasi
siss%a bi bissa
mengaplikasikanyaa pada soal latihan.
mengaplikasikany
0anyaknya persoalan yang ada pada integral, namun ada dua aturan dasar 
yangg dit
yan dita%a
a%arka
rkann agagar
ar mah
mahasi
asis%a
s%a dap
dapat
at mud
mudahah men
menyeyeles
lesaik
aikan
an peperso
rsoala
alann
tersebut. turan pertama kita menggunakan aturan integral parsial dan yang satu
lagi kita bisa menggunakan aturan integral substitusi. 1amun, hal ini sering kali
 jadi permasalahan karena mahasis%a masih sulit membedakan mana persoalan
yang bisa diselesaikan dengan integral parsial dan mana yang bisa diselesaikan
dengan integral substitusi. Penulis menduga bah%a masalah tersebut karena
mahasis%a belum memahami dengan baik mengenai konsep teknik integrasi
 parsial dan substitusi, adapun beberapa mahasis%a masih bingung darimana
memulai pengintegralan.
leh
leh karena
karena itu,itu, penul
penulisis berke
berkeing
ingina
inann untuk
untuk membua
membuatt makala
makalahh yang
yang
membahas tentang permasalahan yang timbul dalam menyelesaikan persoalan
yang berhubungan dengan teknik integrasi substitusi dan parsial, serta contoh
soal dan alternatif pemecahannya.
pemecahannya.

1
1.2 Rumusan Masalah
dapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu)
!# 0agaimana pemahaman tentang teknik integral subsitusi dan integral parsial
 pada mahasis%a &mipa /nimed3
2# pa sajakah permasalahan pemahaman teknik integrasi pada integral
subsitusi dan integral parsial3
+# 0agaimana penyelesaian permasalahan pemahaman teknik integrasi pada
integral subsitusi dan integral parsial3

1.3 Tujuan Peneltan


dapun tujuan dalam penelitian ini, yaitu)
!# 'emberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang teknik 
integral substitusi dan integral parsial.
2# 'engetahui permasalahan pemahaman teknik integrasi pada integral
substitusi dan integral parsial
+# 'engetahui penyelesaian permasalahan pemahaman teknik integrasi pada
integral substitusi dan integral parsial

1.! Man"aat Peneltan


!# 'enginformasikan kemampuan pemahaman teknik integrasi pada integral
subsitusi dan integral parsial pada mahasis%a &mipa /nimed.
2# 4ebagai tugas 'ini 5iset untuk materi kuliah Kalkulus Integral

BAB II

2
#A$IAN PU%TA#A

'atematika mempunyai banyak pasangan operasi balikan) penambahan


dan pengurangan, perkalian dan pembagian, dan pemangkatan dan penarikan
akar. $alam setiap kasus, operasi kedua melepaskan operasi pertama, dan
sebaliknya. 4alah satu ketertarikan kita dalam operasi balikan adalah adalah
kegunaannya dalam penyelesaian persamaan. 6ontohnya, penyelesaiannya  x3 7 8
melibatkan pengambilan akar-akar. Kita telah mengkaji differensial* balikannya
disebut antiderifferensiasi atau integrasi.
rti yang lebih dalam dan lebih fundamental hamper sama dengan
defenisi nol teknis) 9menunjukkan harga keseluruhan dari, menentukan jumlah
dari9(:ebster#. rti matematis dari kata tersebut hanyalah dipakai dalam
menentukan luas daerah yang dibatasi kura, olume bermacam-macam padatan,
 panjang kura dan titik berat, dan dalam aplikasi lain. rti lain mengintegrasi
adalah mencari harga suatu fungsi jika deriatifnya diketahui. spek integral
inilah yang disebut integral tentu dan integral tak tentu, dan hubungannya
dinyatakan dalam sebuah teorema yang disebut dasar kalkulus integral.
dapun differensiasi suatu fungsi elementer yang dapat dilakukan
langsung dengan aturan-aturan yang kita kenal. asilnya selalu berupa fungsi
elementer. Integrasi (antidifferensiasi# adalah persoalan yang berbeda sama
sekali. Integrasi melibatkan sedikit teknik dan lebih banyak akal* lebih celaka
lagi, hasilnya tidak selalu berupa fungsi elementer. 'isalnya, kita telah ketahui
2
− x
 bah%a anti turunan e  dan (sin x#; x bukan fungsi elementer.

$ua teknik dasar untuk integrasi adalah substitusi dan integral parsial.
2.1 Integras &engan %u'sttus

0entuk baku penggunaan secara efektif metode substitusi bergantung pada


kesiapsediaan daftar integral-integral yang sudah dikenal.
Teorema
ndaikan g adalah fungsi yang terdiferensiasikan dan anggaplah & anti
turunan dari f. Kemudian, jika u= g ( x ) ,

∫ f  ( g ( x ) ) g ( x ) dx =∫ f  ( u ) du = F ( U ) +C = F ( g ( x ) ) +C 


2.2 Integras %u'sttus (ang Meras)nalkan

3
0entuk akar dalam integral selalu menimbulkan kesulitan dan biasanya kita
 berusaha menghindarinya. 4eringkali substitusi yang tepat akan menghasilkan
untegral tersebut.

Integral melibatkan √ ax + b .


n

√ ax + b u= √ ax + b
n n

  <ika muncul dalam suatu integral,substitusi   akan


menghilangkan akar.

Integral yang melibatkan √ a − x , √ a + x  dan √  x − a .


2 2 2 2 2 2

/ntuk merasionalkan ketiga persamaan ini, kita membuat substitusi


trigonometri berikut,
kar 4ubtitusi Pembatasan pada t
! √ a − x
2 2
 x =a sin t  −π / 2 ≤t ≤π / 2

2 √ a + x
2 2
 x =a tan t  −π / 2 <t < π / 2

+ √  x − a
2 2
 x =a sect   π 
0≤t ≤π ,t≠
2

4ekarang perhatikan penyederhanaan yang dicapai oleh substitusi ini.

!. √ a − x 7 √ a − a


2 2 2 2
sin
2
t =√ a
2
cos
2
t =   ⃓
a cos t = a cos t 
  ⃓

2. √ a + x 7 √ a + a


2 2 2 2
tan
2
t =√ a sec t =   ⃓
2 2
asec t =a sect 
  ⃓

+. √  x − a 7 √ a sec t −a = √ a


2 2 2 2 2 2
tan
2
t =   ⃓
a tan t = ±a tan t 
  ⃓

2.3 Integral Parsal

<ika integrasi menggunakan substitusi gagal, dimungkinkan menggunakan


substitusi ganda, yang lebih dikenal sebagai integral parsial. 'etode ini didasarkan
 pada integrasi rumus untuk turunan hasil kali dua fungsi.

ndaikan u=u ( x ) danv ( x ) ,  maka.

 D X  [ u ( x ) v ( x ) ] =u ( x ) v ( x )+ v ( x ) u ' ( x )


4
tau
u ( x ) v ( x ) = D X [ u ( x ) v ( x ) ] − v ( x ) u ' ( x )

$engan mengintegrasi kedua ruas persamaan tersebut kita memperoleh

∫ u ( x ) v ( x ) dx =u ( x ) v ( x )−∫ u ( x ) u ( x ) dx


'  ' 

Integral Parsial) Integral Tak Tentu

∫ u dv=u v−∫ v du
5umus yang berpaduan untuk integral tentu adalah
b b

∫ u ( x ) v ( x ) dx =[ u ( x ) v ( x ) ] =∫ v ( x ) u ( x ) dx


'  b
a

a a

Integral Parsial) Integral Tentu


b b

∫ u dv = [ uv ] =∫ v du
b
a
a a

5umus-rumus ini membedakan kita memindahkan masalah menintegrasikan


u dv menjadi mengintegrasikan v du. Keberhasilannya bergantung pada pilihan u dan
d yang tepat, yang diperoleh melalui latihan =latihan.

5
BAB III

MET*DE PENELITIAN

3.1 %um'er Data


$ata yang digunakan dalam mini riset ini adalah data dari angket yang
disebarkan kepada mahasis%a Pendidikan &isika kelas regular 0 angkatan 2!+.
$ata angket ini diberikan secara acak kepada ! orang dari mahasis%a
Pendidikan &isika kelas regular 0 angkatan 2!+.

3.2 Met)&e Peneltan


Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif karena bertujuan
untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran apa adanya atas suatu
fenomena kehidupan nyata seperti yang dikemukakan oleh 'oleong (2!2#
 bah%a penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian (misalnya perilaku,
 persepsi, motiasi, tindakan, dan lain-lain# secara holistik (utuh# dan dengan cara
deskripsi (dalam bentuk kata-kata dan bahasa#. $alam penelitian ini, peneliti
melakukan penelitian untuk mengidentifikasi problematika apa saja yang sering
muncul dalam penyelesaian soal matematika pada materi integral menggunakan
teknik integrasi substitusi dan parsial, serta alternatif ja%aban yang mungkin dari
 problematika tersebut. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang
 berjenis studi kasus.
Penelitian ini dilakukan di &akultas 'IP, /niersitas 1egeri 'edan.
4ubjek penelitian ini adalah mahasis%a Pendidikan &isika angkatan 2!+ yang
telah mempelajari materi integral pada matakuliah pada semester II tahun
akademik 2!+;2!". Pengambilan subjek dilakukan dengan teknik random.
Teknik ini dilakukan karena peneliti menganggap semua mahasis%a memiliki
kemampuan matematis yang sama dan penelitian ini hanya mendeskripsikan
tentang problematika apa saja yang dialami mahasis%a ketika mengerjakan soal
integral dengan teknik integrasi parsial dan substitusi terlepas dari kemampuan
matematisnya. Pengambilan subjek penelitian ini dilakukan secara acak hingga
terambil ! mahasis%a dari " mahasis%a yang ada.
Penelitian dilakukan dengan pemberian tes berkaitan dengan materi
integral. $alam menja%ab soal, subjek penelitian tersebut diberikan %aktu
maksimal > menit. Tes berisi soal induksi matematika yang berbentuk uraian
sebanyak 8 soal. 4elain itu, pedoman %a%ancara berisi butir-butir pertanyaan
atau pernyataan yang bersifat mengeksplor informasi yang dibutuhkan oleh
 peneliti. $alam penelitian ini, %a%ancara bertujuan untuk mengetahui dengan
 jelas alur pikiran sis%a dalam menja%ab tes soal integral yang diberikan.

6
BAB I+

HA%IL DAN PEMBAHA%AN

!.1 Hasl Peneltan


4etelah subjek menyelesaikan tes tertulis, diperoleh data uraian tentang
cara subjek menja%ab soal-soal integral. 4elanjutnya, data tersebut dianalisis
sehingga terlihat problematika yang dialami subjek tersebut.

!.1.1 Pr)'lematka Teknk Integras &engan %u'sttus


6ontoh 4oal !

Tentukan hasil dari ∫ x 2


√  x +1  ?
3

'asalah ! 0erdasarkan ja%aban mahasis%a di atas, terlihat bah%a


mahasis%a telah menguasai tentang sifat bilangan akar dan bisa
menggunakan teknik integrasi substitusi. 1amun ada mahasis%a
yang masih bingung dalam menentukan permisalan. al ini dapat
disebabkan karena mahasis%a belum memahami taknik substitusi
dengan benar.
Penyelesaian 4oal diatas dapat diselesaikan dengan teknik integrasi substitusi
karena fungsi ( # dan ( # mempunyai pangkat yang berbeda
derajatnya serta fungsi ( # mengandung turunan dari fungsi ( #
sehingga dilakukan permisalan terhadap fungsi ( #. 4etelah
dilakukan permisalan, mahasis%a dapat mensubstitusikan hasil
 permisalan ke dalam bentuk @  (( ##A( #7@  (#

Penyelesaian yang tepat untuk soal diatas adalah ∫ x 2


√  x + 1
3

 =

2
( x + 1 ) √  x + 1
3 3

 + C
9

7
'isal)
3 2
du 2

7 x +1 ⟹ 7+ x  ⟺ 3  7  x 

sehingga ∫ x 2
√  x + 1
3


1
du
7 ∫u 2

1
1
7 3
∫u 2
du

3
1 2
 7  u 2 + C 
3 3

4elanjutnya, permisalan dikembalikan ke bentuk semula sehingga diperoleh


2
∫ x 2
√  x + 1
3

 =
( x + 1 ) √  x + 1
3 3

 + C
9

6ontoh 4oal 2

Tentukan hasil dari ∫  xx−+ 11 ?

'asalah 2 0erdasarkan ja%aban mahasis%a tersebut, dapat diketahui bah%a


sudah dimengerti bah%a penggunaan integral pada soal ini
menggunakan pengintegralan sederhana, dan tidak menggunakan
 permisalan.

Penyelesaian 4oal seperti ini dapat dikerjakan dengan menggunakan


 pengintegralan sederhana, karena salah satu fungsi bukan
merupakan turunan dari fungsi yang lain. namun bisa dikerjakan
dengan hasil pembagian   ( #;( #.

8
Penyelesaian yang tepat untuk soal diatas adalah ∫  xx−+ 11 dx = x −¿| x −1|+C 
2
( x + 1 )  ) ( x −1 ) 7 !-
 x − 1

0erarti ∫  xx−+ 11 dx =∫ (1− x −2 1 ) dx=∫ dx−∫  x −2 1 dx =∫ dx −2 ∫ x −1 1 dx

4ehingga diperoleh ∫  xx−+ 11 dx= x −¿| x −1|+C 

6ontoh 4oal +

Tentukan hasil dari ∫ cos  x ( 1 +cos  x ) sin x


5 6

 x ?

'asalah + 0erdasarkan ja%aban mahasis%a diatas terlihat bah%a dalam


menyelesaikan soal tersebut mahasis%a menggunakan teknik 
integrasi substitusi. 1amun belum tepat dalam permisalan. al
ini terjadi karena mahasis%a belum memahami dalam permisalan
yang digunakan dalam turunan dari fungsi f(B#7 gC(B# pada
fungsi trigonometri.

Penyelesaian 4oal seperti ini dapat dikerjakan dengan menggunakan


 pengintegralan dengan substitusi, karena salah satu fungsi
merupakan turunan dari fungsi yang lain atau dapat dikatakan
f( # 7C( #. 4ehingga fungsi yang memiliki pangkat lebih tinggi
yang akan dimisalkan.

Penyelesaian yang tepat untuk soal diatas adalah


∫ cos  x ( 1 +cos  x ) sin x
5 6

 x= - 6
1
( 6
cos  x +
1
2
 cos
12
 x ) +C

9
'isal) u7 cos B,
du 7 -sinB dB
-du 7 sin B dB
'aka) ∫ cos  x ( 1 +cos  x ) sin x
5 6

 x

= ∫ cos  x sin x dx +∫ cos


5 11
 x sin x dx

= ∫ u (−du ) +∫ u
5 11
(−du )

1 6 1 12 1 6 1 12
u − u + C  cos  x − cos  x + C 
=- 6 12  = - 6 12

=-
1
6 ( cos
6
 x +
1
2
 cos
12
 x ) +C

6ontoh 4oal "


2
 x − x
Tentukan hasil dari ∫  x + 1  x  ?

'asalah " 0erdasarkan ja%aban mahasis%a diatas terlihat bah%a dalam


menyelesaikan soal tersebut sis%a menggunakan teknik integrasi
substitusi. kibatnya, hasil pengerjaan sis%a tersebut menjadi
 belum tepat. al ini terjadi karena sis%a belum memahami
 perbedaan antara teknik integrasi sederhana dan substitusi.

Penyelesaian 4oal seperti ini dapat dikerjakan dengan menggunakan


 pengintegralan dengan substitusi, karena salah satu fungsi
merupakan turunan dari fungsi yang lain atau dapat dikatakan ( #
7C( #. 4ehingga fungsi yang memiliki pangkat lebih tinggi yang
akan dimisalkan.

Penyelesaian yang tepat untuk soal diatas adalah


2

∫  x x +−1 x  x = 12  x −2 x +2 ln| x + 1|+C  2

dengan
2
( x − x ) : ( x + 1 )= x −2+
2

 x + 1

10
∫ ( x −2 + x 2+1 ) dx=∫ xdx−∫ 2 dx +2∫  xdx+1
2
 x − x
Maka ∫  x + 1  x=

1 2

=
 x −2 x +2 ln| x + 1|+ C 
2

6ontoh 4oal 

Tentukan hasil dari ∫  x2 −dx4


2
?

'asalah  0erdasarkan ja%aban mahasis%a diatas terlihat bah%a dalam


menyelesaikan soal tersebut mahasis%a menggunakan teknik 
integrasi substitusi. kibatnya, hasil pengerjaan mahasis%a
tersebut menjadi belum tepat. al ini terjadi karena mahasis%a
 belum memahami perbedaan antara teknik integrasi substitusi
 biasa dengan teknik integrasi fungsi rasional.

Penyelesaian 4oal seperti ini dapat dikerjakan dengan menggunakan


 pengintegralan dengan fungsi rasional, karena fungsi  f   dan g
merupakan fungsi rasonal sejati dengan cara menguraikan
 penyebutnya terlebih dahulu. Dalu menentukan pembilangnya
sehingga didapat suatu fungsi linear yang bisa diitegrasi secara
sederhana.

Penyelesaian yang tepat untuk soal diatas adalah


2 dx
∫  x −4
2
2 | −+ | E6
¿ 1 ∈  x
 x
2
2

Karena penyebut diuraikan sebagai (x+2)(x-2), didapat


2 A B  A ( x −2 ) + B ( x + 2 ) ( A + B ) x +( 2 B −2 A )
= + =
( x + 2)( x − 2)  x + 2  x −2  7 ( x + 2 )( x −2) ( x +2)( x −2)

11
$idapat persamaan E0 7 , dan 20-272, dengan cara substitusi atau eliminasi
1 1
didapat nilai  7 - 2  dan 0 7 2

−1 1

<adi, 2
=
2
+
2
( x + 2 ) ( x −2 )  x + 2  x −2
 7
1
2  x( −+ + − )
1
2  x
1
2

∫  x −42 dx
2 7
1
2 ( −1
+
1
 x + 2  x −2 ) dx =¿
1
2
∫ ( 1
 x −2

1
 x + 2 ) dx

∫¿
1
¿  ( ln| x −2|ln| x +2|) + C = ∈
2
1
2 | | E6
 x −2
 x + 2

!.1.2 Pr)'lematka Teknk Integras &engan Integral Parsal


6ontoh 4oal F
Tentukan hasil dari @ B 2e2B x ?

'asalah F 0erdasarkan ja%aban mahasis%a di atas, terlihat bah%a


mahasis%a menyelesaikannya dengan menggunakan teknik 
integral parsial. 1amun hanya megerjakannya separuh jalan.
Penyelesaian 4oal seperti ini dapat dikerjakan dengan menggunakan
 pengintegralan parsial, karena tidak adanya hubungan deriatif 
dan anti turunan antara kedua fungsi. 4ehingga soal di atas akan
dimisalkan dalam bentuk @    dimana fungsi yang dimisalkan
sebagai  akan diturunkan, sedangkan fungsi yang dimisalkan
sebagai   akan diintegralkan. 4elanjutnya, setelah dilakukan
 permisalan, hasil permisalan tersebut disubstitusikan ke dalam
 bentuk @ 7  G@ . namun pengintegralan ini dilakukan dua
kali.

12
Penyelesaian yang tepat untuk soal diatas adalah @ B e  x = 2 2B (
 x
2
− x + )
1 1
2 2
e
2 x
+ C 

'isal)
2 2 x
7 x dv 7 e dx

1 2  x
 e
7 2 x v 7 2

sehingga

@Be
2 2B
 x =
x
2

( )
1
2
 e
2  x
−∫ 1 e  x 2 x dx  =
2
2 1
2
x e
2 2 x
−∫ e  x x dx 2

Adapun ∫e 2 x
 x dx  dengan

u= x , maka du = dx 


2 x
1 2 x
e dx  e
dv 7  , v 7 2

∫e 2 x
 x dx = x ( ) 1
2
e
2 x 1
−∫ e  x =  e  x −
2
2  x
2
2 11
22
2 x  x 2 x 1 2 x
 e =  e −  e
2 4

<adi) @ B e  x =
2 2B
1
2
x e
2 2 x
−∫ e  x x dx 2

2
2 2

(
¿ 1 x e  x −  x e  x − 1 e  x + C 
2
2

4
2

)
1 2 2 x  x 2  x 1 2

=
 x e −¿  e +  e  x +C 
2 2 4

= ( x
2
− x + )
1 1
2 2
e
2 x
+ C 

6ontoh 4oal H
Tentukan hasil dari @ ln 3x+8!  x ?

13
'asalah H 0erdasarkan ja%aban sis%a di atas, terihat bah%a sis%a
menyelesaikannya dengan menggunakan teknik integrasi parsial
dan dalam melakukan permisalan juga sudah tepat. 1amun,
karena soal tersebut perlu dilakukan teknik integrasi parsial
secara berulang sehingga ja%aban yang diperoleh belum tepat.
al ini dapat terjadi karena sis%a belum memahami teknik 
integrasi parsial secara berulang.

Penyelesaian 4oal seperti ini dapat dikerjakan dengan menggunakan


 pengintegralan parsial secara berulang, sehingga setelah
memperoleh bentuk @  7 G@  selanjutnya @  
diintegralkan kembali dengan teknik integrasi parsial, begitu
selanjutnya hingga diperoleh ja%aban akhir yang sudah tidak 
mengandung pengintegralan.

Penyelesaian yang tepat untuk soal diatas adalah


 @ ln 3x+8!  x = x ln |3 x + 8| - x −8 ln|3 x + 8| +C
'isal)
u = ln 3x+8! d" = dx
1 3
du =
 ( 3 ) dx =  dx
 " = x
3 x + 8 3 x + 8

sehingga dengan persamaan # = $#

@ ln 3x+8!  x = x ln |3 x + 8| - ∫ x 3 x3+ 8 dx

14
3  x
 7 x ln |3  x + 8|∫ 3  x + 8 dx

 = x ln |3 x + 8| !- ( 3 x+ 8 dx )
∫ dx −∫ −8

 = x ln |3 x + 8| !- ( 3 x +8 dx )


∫ dx +∫ 8

 = x ln |3 x + 8| - x −8 ln|3 x + 8| +C

6ontoh 4oal 8
Tentukan hasil dari @ e aB sin bB  x ?

'asalah 8 0erdasarkan ja%aban mahasis%a di atas, terlihat bah%a sebagian


 besar mahasis%a tidak dapat menyelesaikan soal menggunakan
teknik integral parsial jika kostanta pada soal tersebut berupa
huruf.
Penyelesaian 4oal seperti ini dapat dikerjakan dengan menggunakan
 pengintegralan parsial, karena tidak adanya hubungan deriatif 
dan anti turunan antara kedua fungsi. 4ehingga soal di atas akan
dimisalkan dalam bentuk @    dimana fungsi yang dimisalkan
sebagai  akan diturunkan, sedangkan fungsi yang dimisalkan
sebagai   akan diintegralkan. 4elanjutnya, setelah dilakukan
 permisalan, hasil permisalan tersebut disubstitusikan ke dalam
 bentuk @ 7 G@ 
 1amun, pada persoalan ini dilakukan pengintegralan dua kali.
Penyelesaian yang tepat untuk soal diatas adalah
e ( a sin bx −b cos bx )
ax

@ eaB sin bB  x = 2


a +b
2

M%&alkan
ax
u= e d" = &%n 'x dx

15
ax 1
a e dx cos bx
du= " =- b

dengan pe(m%&alan 'en)uk # = $# , d%dapa)

@ e sin bB  x =
aB e
ax
( −1
b
cos bx
)
−∫
−1
b
cos bx ( a e ax ) dx

−1 a
= b
e
ax
cos bx +
b
∫e ax
cos bxdx

∫e ax
cos bxdx =? ?

*engan pe(m%&alan ang &ama,


ax
u= e d" = & 'x dx

ax 1
a e dx sin bx
du= " = b

maka ∫e ax
cos bxdx = e
ax
( 1
b
sin bx
)−∫ 1
b
sin bx ( a e ax ) dx

1 a
 = b
e
ax
sin bx
 - b
∫e ax
sin bx dx

&e.%ngga
−1 a
aB
@ e sin bB  x = b
e
ax
cos bx +
b
∫e ax
cos bx dx

=
−1
b
e
ax
cos bx +
b b (
a 1 ax
 e sin bx −
a
b
∫e ax
sin bx dx
)
2
−1 a a
= b
e
ax
cos bx +
b
2
 e
ax
sin bx −
b
∫e
2
ax
sin bx dx

+ a2 −1 a
@ e sin bB  x
aB
b
 ∫ e
2
ax
sin bx dx
 = b
e
ax
cos bx +
b
2
e
ax
sin bx

( ) −1
2
a a
1+ 2
b
∫e ax
sin bxdx
= b
e
ax
cos bx +
b
2
 e
ax
sin bx

( )∫ −b
2 2
+b a ax
e
ax
cos bx +
 a
 e
ax
sin bx
2
e sin bx dx
= 2 2
b b b

( b + a )∫ eax sin bx dx
2 2

= −b eax cos bx + a e ax sin bx

16
−b e ax cos bx + a eax sin bx e
ax
( a sin bx −b cos bx )
∫ e sin bxdx =
ax

b +a
2 2 = a
2
+b
2

!.2 Pem'ahasan
$ari beberapa soal yang tertera sebelumnya, secara umum terlihat ada
 beberapa masalah yang sering terjadi dalam melakukan pengintegralan baik 
 pengintegralan dengan substitusi maupun parsial. 'asalah-masalah tersebut
akan diuraikan lebih jelas pada paragraf berikut. Ketika mahasis%a dihadapkan
dengan soal integral, mereka cenderung masih merasa bingung harus
menyelesaikan dengan teknik apa* apakah dengan pengintegralan sederhana,
 pengintegralan substitusi atau pengintegralan parsial. 4elain itu, mahasis%a juga
merasa bingung dengan bagaimana cara melakukan permisalan dan apa yang
harus dimisalkan agar soal tersebut dapat diselesaikan.
Pada masalah ! dan +, terlihat bah%a mahasis%a sudah menggunakan
teknik integrasi substitusi. 4ebagian besar sudah memahami konsep substitusi
tersebut, namun ada beberapa mahasis%a yang masih bingung dalam membuat
 permisalan dan bingung fungsi mana yang sebaiknya jadi permisalan. Ini
membuktikan bah%a mahasis%a tersebut masih bingung dalam menggunakan
 permisalan pada teknik integrasi substitusi.
Pada masalah 2 dan ", terlihat bah%a mahasis%a sudah memahami teknik 
integrasi substitusi rasional biasa dengan menggunakan pembagian fungsi lalu
 pengintegralan sederhana. <adi pada masalah 2 dan ", tidak begitu berarti dan
 bisa dikatakan bah%a mahasis%a sudah memahami konsep teknik integrasi
substitusi rasional sederhana.
Pada masalah  terlihat bah%a mahasis%a sudah memahami teknik 
integrasi substitusi rasional dengan cara menyederhanakan penyebutnya. Pada
soal ini mahasis%a sudah dianggap memahami konsep tersebut.
Pada masalah F dan H mahasis%a sudah menggunakan teknik integrasi
 parsial. 1amun, mahasis%a melakukan beberapa kesalahan dalam
 penyelesaiannya. Pada masalah tersebut, mahasis%a belum menggunakan teknik 
integrasi berulang. al ini dapat terjadi karena mahasis%a belum memahami
teknik integrasi secara berulang.
Pada masalah 8, sebagian besar mahasis%a mengalami kesulitan, bahkan
tidak ada yang benar dalam mengerjakan soal ini. Padahal teknik yang
digunakan untuk menyelesaikan soal ini sama dengan soal pada permasalahan F
dan H. anya saja pada soal tersebut terdapat soal trigonometri dan konstanta
yang digunakan bukan angka, melainkan huruf. Ini membuktikan bah%a
mahasis%a belum sepenuhnya memahami teknik integrasi parsial.

17
BAB +

PENUTUP

,.1 #esm-ulan

0erdasarkan paparan materi dan pembahasan contoh soal pada bab


sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yakni problematika yang terjadi
secara umum dalam penyelesaian soal integral antara lain)
!. 'ahasis%a merasa bingung harus menggunakan teknik pengintegralan
yang mana* dengan teknik integrasi sederhana, parsial maupun substitusi.
2. 'ahasis%a merasa bingung tentang fungsi mana yang harus dimisalkan
dan mana yang tidak atau bagaimana cara memisalkannya.
+. 'ahasis%a belum memahami teknik integrasi parsial secara berulang.
,.2 %aran
al ini diharapkan dapat membantu mahasis%a dalam menentukan teknik 
integrasi mana yang dapat digunakan untuk menyelesaikan soal integral yang
dihadapi, fungsi mana yang seharusnya dilakukan permisalan dan fungsi mana yang
tidak serta pemikiran-pemikiran a%al yang diperlukan sehingga mahasis%a tidak 
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan integral.

18
$&T5 P/4TK
Purcell, d%in <., Jarbergd, $ale., 5igdon, 4teen ., (2+#. Kalkulus <ilid ! disi
Kedelapan. <akarta* 6iracas.
Tim $osen 'atematika, (2!H#. Kalkulus Integral. 'edan* /niersitas 1egeri
'edan

19

Anda mungkin juga menyukai