Tugas Praktikum - Interprestasi Edit
Tugas Praktikum - Interprestasi Edit
OLEH KELOMPOK 2 :
Penyusunan paper ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Patologi Klinik
Veteriner. Dalam paper ini dijelaskan mengenai kasus pada kucing yang telah
ditunjukkan hasil pemeriksaan darah, biokimia, maupun tes urin. Data yang ada
kemudian diinterpretasi. Bahasan yang disajikan cukup terperinci agar mudah
dipahami oleh pembaca. Paper ini dapat terselesaikan karena bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar ................................................................................................. i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Haematologi
2
2.2. Biokimia Darah
Biokimia, berasal dari dua kata, yaitu bio (artinya kehidupan) dan kimia.
Biokimia dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang dasar-dasar kimia
dari kehidupan. Biokimia juga dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas
tentang zat-zat kimia penyusun tubuh makhluk hidup, serta reaksi-reaksi dan
proses kimia, yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup. Reaksi dan proses
kimia yang berlangsung didalam tubuh makhluk hidup atau didalam sel, kita
namakan metabolisme. Dengan definisi ini dapat dipahami bahwa biokimia
mencakup atau bersinggungan dengan sebagian bahasan dalam biologi sel dan
biologi molekuler.
2.3. Urinalis
Urin dibentuk oleh ginjal dalam menjalankan sistem homeostatik. Sistem
urin tersusun atas ginjal, ureter, vesica urinaria, dan urethra. Berfungsi membantu
terciptanya homeostasis dan pengeluaran sisa - sisa metabolisme. Ginjal selain
3
berfungsi sebagai alat ekskresi juga berperan menghasilkan hormon seperti:
reninangiotensin, erythropoetin, dan mengubah provitamin D menjadi bentuk aktif
(vit. D) (UNY, 2016). Proses pembentukan urin meliputi filtrasi glomeruler,
reabsopsi tubuler, dan sekresi tubuler. Tiga tahap Filtrasi merupakan proses yang
terjadi dalam glomerulus, terjadi karena permukaan eferent lebih besar dari
permukaan eferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian tersaring
adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh
simpauni bawman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat,
bikarbonat diteruskan ke tubulus seminiferos. Proses reabsorpsi merupakan
penyerapan kembali sebagian dari glukosa, sodium, klorida dan fospat serta
beberapa ion bikarbonat. Proses ini terjadi secara pasif yang dikenal obligator
reapsorbsi terjadi pada tubulus atas. Proses sekresi dimana sisa penyerapan
kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal selanjutnya
diteruskan keluar (Syaifuddin, 1997). Ekskresi oleh ginjal memiliki peranan
memelihara keseimbangan air, memelihara keseimbangan elektrolit, memelihara
pH darah, dan mengeluarkan sisa-sisa limbah metabolisme yang merupakan racun
bagi tubuh organisme.
4
urinarius sehingga prognosis menjadi lebih baik atau memperlambat kerusakan
organ ginjal.
5
BAB III
Hasil dan Pembahasan
3.1. Sinyalemen
Hewan : Kucing
Jenis Kelamin : Jantan
Umur : 11 tahun
3.2. Anamnesa
Kucing mengalami Lesu dan Polidipsia.
Satu bulan yang lalu kadar PCV = 38 % (normal)
3.3. Hasil Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Hasil Kisaran Normal Keterangan Interpretasi
PCV 13% 25-45% Menurun Anemia
RBC 1,55x106/µL 5-11 x106/µL Menurun Anemia
Hb 4 g/dL 8-15 g/dL Menurun Anemia
Retikulosit 155.000 0-60.000 Meningkat Anemia
NCC 20,6 5,5-18,5 Meningkat Leukositosis
MCV 84 39-50 Meningkat Makrositik
MCHC 31 g/dL 33-37 g/dL Menurun Hipokromik
Bands 0,8 0-0,3 Meningkat Shift to the left
Metas 0,4 0 Meningkat Shift to the left
Segmented 9,9 2,5-12,5 Normal -
Limfosit 1,4 1,5-7,0 Menurun Limfopenia
Monosit 3,1 0-0,8 Meningkat Monositosis
Eosinofil 0,2 0-1,5 Normal -
Trombosit cukup 150-700 -
Nucleated 4,8 0 Anemia
RBC regeneratif
6
3.4. Hasil Pemeriksaan Biokimia Darah
Kisaran
pemeriksaan Hasil Keterangan interpretasi
normal
Gluc 249 Meningkat 67-124 Hiperglycemia
BUN 56 Meningkat 17-32 Azotemia
Creatinine 6.6 Meningkat 0.9-2.1 Azotemia
Ca 10.2 normal 8.5-11 -
Phosphate 7.9 Meningkat 3.3-7.8 Hiperfosfatemia
TP 8.4 Meningkat 3.9-8.1 Hiperproteinemia
Alb 3.3 Normal 2.3-3.9 -
Glob 5.1 Meningkat 2.5-4.4 Hiperglobulinemia
T.bili 0.3 Normal 0-0.3 -
Chol 386 Meningkat 60-220 Hypercholesteroemia
ALT 53 Normal 30-100 -
ALP 19 Normal 0-100 -
Na 150 Normal 140-160 -
K 4.9 Normal 3.7-5.4 -
Cl 127 Normal 112-129 -
Hiperventilasi /
TCO2 10 menurun 14-23
metabolic acidosis
An. Gap 18 Normal 10-27 -
Calc.
337 Meningkat 290-310 -
osmolality
7
Pemeriksaan Hasil Keterangan Kisaran Interpretasi
Normal
WBC 0-8 Meningkat 0 Pyuria
RBC 1-2 Normal 0-3 -
Epith cells 1-3 Normal 0-2 -
Transisional
Casts 0 Normal -
Crystal 0 Normal -
Bacteria 0 Normal -
Lainnya Fat Droplets -
3.7. Diagnosis
Dari hasil kajian analisis diatas, maka dugaan diagnosis adalah Diabetes Mellitus (
DM ) dan Infeksi mycoplasmosis.
3.8. Prognosis
8
3.9. Pembahasan
9
Pada pemeriksaan fungsi ginjal terlihat adanya peningkatan kadar urea dan
kreatinin. Menurut Stockham dan Scott (2002), azotemia dapat disebabkan oleh:
1) penurunan ekskresi urin, dibagi menjadi tiga yaitu a. pre-renal (hipovolemia
akibat penurunan volume darah dan dehidrasi, insufisiensi koris, syok), b. renal
(inflamasi, amiloidosis, nefrosis toksik, iskemia atau hipoksia renalis, hipoplasia,
hidronefrosis dan neoplasia), c. post-renal (obstruksi traktus urinarius, trauma,
neoplasia); dan 2) peningkatan produksi urea atau kretinin (hemoragi intestinal,
peningkatan diet urea, peningkatan katabolisme protein). Pada pemeriksaan
kimia darah kucing juga terlihat adanya hiperglikemia. Hiperglikemia biasanya
terjadi apabila hormon insulin yang dihasilkan sel β pulau Langerhans pankreas
tidak dapat dipergunakan dengan baik atau mengalami defisiensi (Pergiwati
1993). Adapun hiperglikemia dengan penyebab tersebut sangat terkait dengan
DM. Diabetes Mellitus (DM) adalah sebuah penyakit yang berhubungan dengan
kadar insulin di dalam darah yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sebagai
etiologinya. Seperti diketahui bahwa insulin berhubungan erat dengan proses
metabolisme dalam tubuh (Agna 2009 dan Maylina et al., 2010). Penemuan
glukosa dalam urin (glucosuria) dapat memperkuat temuan-temua hasil
pemriksaan bahwa penyebab tersebut sangat berkaitan dengan diabetes mellitus.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
Anfa, Azki Afidati Putri, Nadyatul Khaira Huda, Nurul Fathjri Rahmayeny, Rifqi
Ramadhana dan Selvi Nur Afni. 2016. Analisis Urine. Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Sains. Universitas Andalas,
Padang.
Dharmawan NS. 2002. Pengantar Patologi Klinik Veteriner Hematologi Klinik.
Universitas Udayana. ISBN : 979-8286-22-7
Fitria, Laksmindra., Illiy, Lia Lavi., dan Dewi. 2016. Pengaruh Antikoagulan dan
Waktu Penyimpanan terhadap Profil Hematologis Tikus (Rattus
norvegicus Berkenhout, 1769) Galur Wistar. Biosfera. Vol. 33 (1): 22-
30.
Glader B. Anemia: General Considerations. In: Greer GM, Paraskevas F, Glader
B (editors). 2004. Wintrobe’s Clinical Hematology. 11th edition.
Philadelphia: Lippincot , Williams, Wilkins: pp 947-1009.
Guyton, A. C., Hall, J. E. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Jakarta : EGC, 1022.
Loesnihari, Ricke. 2012. Peran Analisa Urin pada Penanganan Penyakit Ginjal
dan Traktus Urinarius. Departemen Patologi Klinik, Fakultas
Kedokteran. Universitas Sumatera Utara
Deviani, Sita., Santosa, Budi., dan Fitri Nuroini. 2017. Thesis Perbedaan Variasi
Volume dalam Tabung Vacutainer EDTA terhadap Jumlah Trombosit.
Universitas Muhammadiyah: Semarang.
12