Anda di halaman 1dari 14

Supartono:  Penciptaan  Teater  Tubuh 208

Penciptaan Teater Tubuh
Tony  Supartono
InstitutSeni Indonesia Yogyakarta
Email  :  bandungcity66@yahoo.com

ABSTRACT

The  process  of  creative  of  theatrical  body  is  an  offer  of  renewal  theatre  by  exploring  and
processing the body, which become the main key in theatre production.  This paper proposed the
design  to  offer  new  thinking,  and  alternative  thinking.Creative  of  theatrical  bodyis  a  process  of
body  practice  with  the  body  consciousness  either  as  an  idea  or  the  body  itself  as  the  idea,  the
learning process  of the body until get the consciousness movements  which resulted by  the body.
For  the  process  of  practice  the  researcher  called  it  as  “Actor  Body  Interrogation”  that  is  the
process  of  breaking  and  re-asking  the  problem  of  actors’  body.
Creative  of  theatrical  body  offers  new  point  of  view  about  the  body,  which  not  only  as  the
expression  media,  but  the  body  itself  stands  alone  as  its  identity.  The  body  is  considered  as  the
phenomena    which  stand  alone  and  also  making  relationship  to  the  environment,  spaces,  build-
ings,  vehicles,  peoples,  even  to  the  society  and  their  ideology  which  dominant.  Therefore,  cre-
ative  of  theatricalbody  is  a  process  of  complete  theatre  between  actor,  and  the  body
laugaugeinclude  its  relationship  to  the  society.

Keyword:  theatre,  body,  body  interogation,  public  space

ABSTRAK

Proses penciptaan teater tubuh merupakan penawaran pembaharuan teater dengan
menggarap  dan mengolah  tubuh,  yang  menjadi kunci  utama  produksi  teater. Paper  ini
mengajukan  rancangan  untuk  menawarkan  pikiran-pikiran  baru,  pikiran-pikiran
alternatif. Penciptaan teater tubuh adalah proses latihan tubuh dengan kesadaran tubuh
sebagai gagasan atau tubuh itu sendiri  sebagai ide, proses belajar pada tubuh sehingga
mendapat kesadaran  gerak-gerak yang dilahirkan  oleh  tubuh. Untuk  proses latihannya
penulis  menamakannya  “interogasi  tubuh  aktor ”,  yaitu  proses  membongkar  dan
mempertanyakan  kembali  persoalan  tubuh  aktor.
Penciptaan  teater  tubuh  menawarkan  pandangan  baru  tentang  tubuh  yang  bukan
sekedar media ungkap tetapi tubuh itu sendiri mandiri sebagai sebuah identitas. Tubuh
dipandang sebagai fenomena yang berdiri sendiri tetapi sekaligus melakukan relasi dengan
lingkungan:  jalan,  bangunan,  kendaraan,  orang-orang  dan  bahkan  seluruh  masyarakat
dan ideologinya yang sedang dominan. Dengan demikian penciptaan teater tubuh adalah
proses  teater  yang  utuh  antara  aktor    dan  bahasatubuh  sekaligus  relasinya  dengan
masyarakat.

Kata  kunci  :  teater,  tubuh,  interogasi  tubuh,  ruang  publik.


Panggung Vol. 26 No. 2, Juni 2016 209

PENDAHULUAN berujung  pada  perenungan.  Kegelisahan


Kegelisahan  dalam  sebuah  proses tersebut  dituangkan  ke  dalam  sebuah
panjang pada proses kreatif teater dari para pencarian  dari  sebuah  proses  teater  yang
pelakunya,  aktor,  sutradara  atau  penata baru,  yaitu    menciptakan  proses  ‘teater
artistik,  dapat  dijadikan  sebagai  modal tubuh’ untuk ditampilkan di ruang publik
dalam  membuat  sebuah  kreativitas  baru maupun  juga  panggung.  Penulis  melihat
dalam  penjelajahan  prosesnya.  Namun tubuh  sebagai  bahasa  yang  paling  purba
demikian, dalam merealisasikan kegelisah- dan  mempunyai kekuatan yang sangat luar
an  ini  tentu  saja  harus  didukung  dengan biasa,  sebagai  salah  satu  bahasa  non-ver-
potensi-potensi  kreatif  lainnya  dan bal sebelum kata dilahirkan, seperti yang
disesuaikan dengan kebutuhan realitasnya diungkapkan  Herry  Dim  (2011:  156)  :
sehingga mempunyai ciri khas dan warna “Dalam  hubungan  langsung  atau  pun  tidak
tersendiri.  Menurut  Dedi  Supriadi  (1994: langsung,  ihwal  pengolahan  “tubuh”
sebagai  bahasa  utama  teater  mengalami
hal.7), kreativitas merupakan kemampuan
pematangan  pada  sejumlah  pementasan
seseorang untuk melahirkan sesuatu yang Teater  Payung  Hitam di  tangan Rachman
baru, baik berupa gagasan maupun karya Sabur.Pucuk  pencapaian  “teater  tubuh”
dicapai oleh keberadaan Tony Broer yang
nyata yang relatif  berbeda dengan apa yang
sebelumnya  tumbuh  dikawah  candra-
ada sebelumnya. dimukanya  Teater  Payung  Hitam.  Broer
Kreativitas menjadi kunci bagi penulis ketika  memutuskan  untuk  “berdiri
semata-matahanya  dengan  tubuhnya  dan
dengan keyakinan bahwa kreativitas tidak
tubuh-tubuh  lain  yangsefaham,”  serta
dapat  ditempuh  dengan  cara-cara  instan. kemudian menjalani sejumlah pengalaman
Hal  itu  dibuktikan  oleh  penulis  dengan pertemuannya  dengan  Butoh,  kian  tegas
memperlihatkan  bahwa  tubuh  bisa
mengikuti    proses  kreatif  selama  kurang
menjadi segalanya; ia bisa menjadi ’wadah’
lebih  17  tahun  pada  kelompok  teater biografis  dari  seseorang,  flora,  fauna,
Bandung  (Teater  Payung  Hitam)  yang benda-benda,  atau  si  pembawa  tubuhnya
secara  langsung  yang  membawakan
dimulai  dari  tahun  1988  sampai  dengan
seluruh  narasi,  penentu  ruang,  dan  men-
tahun 2005 sebagai pemain pada kelompok
jadi  wilayah  artistik”.
Teater  Payung  Hitam  Bandung.  Produksi
Teater Payung Hitam sampai periode tahun Penciptaan  teater  tubuh  diartikan
1990-an  banyak  menggunakan  kata, sebagai pemaknaan dari tubuh itu sendiri.
sedangkan periode tahun 2000-an sampai Dimulai dari bahasa tubuh, lalu lahir kata,
sekarang  lebih  banyak  mengeksplorasi dan  kembali  pada  tubuh  yang  sampai
tubuh. Sejak 2005 sampai sekarang penulis sekarang  masih terus dieksplorasi menjadi
menjalani  proses  kreatif  secara  individu media  utama  teater.  Ini  merupakan
sebagai sutradara dan pemain, juga sebagai rangkaian  proses  kesadaran  tentang
pengajar olah tubuh dasar aktor di Institut “tubuh” yang  harus dikonsepkan  dengan
Seni  Budaya  Indonesia  (ISBI)  Bandung. bahasa  verbal  sehingga  menjadi  “Kata”,
Proses  berkesenian  berkelompok  dan tetapi masalah tubuh tidak pernah selesai
individu  ini  yang  membuat  penulis dengan  konsep,  karena  itu  akan  terus
tergugah  untuk  mencoba  menyikapi kembali  pada  “Tubuh”.
proses  teater  yang  dijalani  selama  ini Proses  penciptaan  teater  tubuh
sebagai suatu tantangan yang harus disikapi merupa-kan  penawaran  pembaharuan
dengan arif dan bijaksana. Situasi ini telah teater  dengan  menggarap  dan  mengolah
membangkitkan kegelisahan penulis yang tubuh,  yang  menjadi  kunci  utama
Supartono:  Penciptaan  Teater  Tubuh 210

produksi  teater.  Tulisan  ini  menjadi upaya teater tubuh menawarkan pandangan baru


untuk  menawarkan  pikiran-pikiran  baru tentang  tubuh  yang  bukan  sekedar  media
dan pikiran-pikiran alternatif tentang teater ungkap  tetapi  tubuh  itu  sendiri  mandiri
tubuh  yang  berbeda.  “TubuhKataTubuh’ sebagai sebuah identitas. Tubuh dipandang
adalah  judul  dari  proses  latihan  tubuh sebagai fenomena yang berdiri sendiri tetapi
dengan  kesadaran  tubuh  sebagai  gagasan sekaligus  melakukan  relasi  dengan
atau  tubuh  itu  sendiri  sebagai  ide.  Ini lingkungan:  jalan,  bangunan,  kendaraan,
merupakan  proses  belajar  pada  tubuh orang-orang  dan  bahkan  seluruh  masya-
sehingga mendapat kesadaran gerak-gerak rakat dan ideologinya yang sedang dominan
yang  dilahirkan  oleh  tubuh  dan  tidak pada saat itu. Dengan demikian, penciptaan
ditempatkan  tubuh  sebagai  alat  untuk teater tubuh adalah proses teater yang utuh
menyampaikan gagasan. antara aktor dan tubuh sekaligus relasinya
Proses  latihan  ”TubuhKataTubuh’ dengan masyarakat.
dilakukan  dengan  membongkar  dan  mem- Masyarakat  kita  semakin  “wadhag”
pertanyakan kembali persoalan tubuh aktor, (fisikal).  Tubuh  menjadi  komoditi  bisnis,
sebab  tubuh  aktor  pada  proses  teater gincu,  lipstik,  rambut  palsu,  pembesar
sekarang  seperti  sudah  selesai  pada  tahap payudara,  pewangi  ketiak,  dan  lain-lain.
pementasan,  maka  tubuh  aktor  seharusnya Tubuh    didudukkan  pada  posisi  untuk
dilatih kembali. Proses ini yang dinamakan menopang  jiwa  zaman  (zeitgeist)  karena
sebagai proses ‘interogasi tubuh’, aktor selalu terkait  dengan  benda-benda  seperti  mal,
diingatkan pada tubuhnya. Proses latihan ini mobil,  pakaian,  tempat-tempat  pelan-
untuk  menjawab  persoalan  tubuh-tubuh congan,  restoran  mewah,  dan  sebagainya.
masyarakat hari ini yang sangat  tergantung Tubuh manusia sekarang dideterminasi oleh
pada  benda-benda  yang  ada  di  sekeliling- keadaan  yang  menentukan  kuasa,    sistem
nyadan  tubuh  masyarakat  sekarang  bisa kapitalis,  franchise,  dan  lain-lain.    Bisnis
dijadikan tema pada latihan interogasi tubuh. semakin  merebak,  untuk  memiliki  motor
Proses interogasi tubuh aktor ini diharapkan atau mobil pun semakin mudah; museum-
bisa  melahirkan  tubuh  baru  pada  tubuh museum  digusur  untuk  mal,  anak-anak
masyarakat. Tubuh masyarakat yang ada di tidak  mempunyai  taman  untuk  bermain.
ruang-ruang publik dengan sebutan “tubuh Dalam  konteks  ruang  anak  ini,  penulis
gerombolan”,  tubuh  yang  tanpa  disadari melahirkan  karya  dengan  judul  “Ayah
sangat  tergantung  pada  benda-benda,  dari Mencari  Taman”,  yang  dipentaskan  di
kebutuhan  yang  khusus  dan  yang  umum, sekitar  jalan  Dago  Bandung  tahun  2011.
seperti  benda-benda  untuk  menyamankan Pertunjukan  jalanan  ini  mengisahkan
tubuh, pakaian, sepatu, alat-alat rias, dan lain- tentang  hilangnya  ruang  publik  (taman)
lain. atau    semakin  sempit  ruang  tersebut,  atau
Proses  latihan  tubuh  ini  hanya  meng- bahkan  bisa  dikatakan  tidak  ada  sama
eksplorasi tubuh, tidak mengeksplorasi kata sekali. Karya ini salah satu karya penulis di
yang  dikeluarkan  oleh  aktor.  Berbeda ruang  publik.
dengan  Bengkel  Teater  yang  juga  pernah Salah  satu  tujuan  yang  ingin  dicapai
mengolah  tubuh  dalam  rangka  men- dalam  penciptaan  karya  teater  tubuh  ini
ciptakan  bahasa  tubuh  tetapi  pada adalah  menciptakan  kemungkinan  ruang
kenyataannya  digunakan  juga  sebagai latihan  untuk  aktor.  Menyadarkan  pada
pendamping  bahasa  verbal.  Penciptaan aktor  bahwa proses berlatih bukan karena
Panggung Vol. 26 No. 2, Juni 2016 211

ada target pementasan di panggung. Proses ide  atau  gagasan,  tetapi  tubuh  adalah


latihan ini juga menyadarkan aktor sebagai gagasan  atau  ide  itu  sendiri.  Bagaimana
proses individu untuk melatih teknik tubuh tubuh  aktor  dibebaskan,  menjadi  mandiri,
dan  juga  penjiwaannya.  Tubuh  aktor  yang hadir dengan merdeka, sehingga tubuh itu
dilatih melalui interogasi tubuhdiharapkan sendiri menjadi peristiwa.
melahirkan  meta-narasi  tubuh  di  ruang Proses  karya  penciptaan  teater  tubuh
publik,  yang  tidak  sajaakan  tampil  di dilatihkan  di  ruang  publik  dan  langsung
panggung,  namun  berbaur  dengan  tubuh dipertunjukkan  pada  ruang  publiknya
publik  dan  berhadapan  langsung  dengan dengan  penampilan  artistik  aktor  yang
ruang  publik. berbeda.  Sasaran  pada  proses  penciptaan
Dalam  bentuk  yang  lebih  luas,  proses teater  tubuh  adalah  langsung  pada  tubuh
interogasi  tubuh  menjadi  “Ruang  Aktor”, publik  yang  ada  di  jalan-jalan  kota  atau
yaitu  sebuah  ruang  tempat  berlatih  aktor ruang tempat berkumpulnya tubuh sebagai
untuk  menemukan  “meta-narasi  tubuh”. bentuk  penyadaran  kembali  eksistensi
Ini  merupakan  proses  membongkar tubuh di ruang publik. Tubuh diperlihatkan
kembali gerak tubuh yang selama ini telah dengan  bentuk  berbeda  dengan  tubuh
dilakukan  oleh  tubuh. Proses inidilakukan publik,  tetapi  publik  dapat  menerimanya
secara sadaruntuk melahirkan gerak tubuh sebab  secara  penampilan  tidak  berbeda
baru  denganmelatih  kembali  gerak  yang dengan  mereka.  Tubuh  aktor  akan
telah  dilahirkan  oleh  tubuh  selama  men- melahirkan  tubuh-tubuh  tema  yang
jalani kehidupan  dengan  proses  interogasi dilatihkan  dalam  proses  pembentukan
tubuh  di  ruang  publik  dan  panggung. tubuhnya.  Tubuh  tema  ini  yang  akan
Tubuh  aktor  akan  terlatih  untuk  bermain menjadi  katarsis  pada tubuh  yang  melihat
di ruang publik dan juga panggung. tubuhnya  sendiri.
Tubuh  menjadi  persoalan  yang  tidak Pada tahap berikutnya masyarakat yang
pernah  selesai  dalam  sebuah  eksplorasi telah ditentukan bisa diikutsertakan dalam
penciptaan  teater  untuk  melahirkan  seni latihan-latihan  dan  hasil  latihannya  bisa
pertunjukan  tubuh.  Dengan  demikian, ditampilkan untuk melahirkan meta-narasi
penulis  merumuskan  permasalahan tubuhnya  di  ruang  mereka  sendiri.  Dalam
sekaligus  tujuannya  dalam  proses  pen- hal  proses  “Ruang Aktor”  disosialisasikan
ciptaan teater tubuh, meliputi: 1) Bagaimana adanya proses atau metode interogasi tubuh
mewujudkan ide tubuh menjadi penciptaan aktor  dengan mengadakan workshop tubuh
teater  tubuh?;  2)  Bagaimana  merancang untuk  ruang  publik  dan  panggung  yang
penciptaan  teater  tubuh  ?;  3)  Bagaimana telah  penulis  lakukan  di  beberapa  kota  di
bentuk  pementasan  teater  tubuh  di  ruang Jawa  dan  di  luar  Jawa.  Proses  ini  penulis
publik  dan  panggung?. lakukan sebagai upaya sosialisasi dari proses
tubuh  aktor.  Selain  menyosialisasikan,
METODE penulis  juga  mengamati  proses  interogasi
  Penciptaan  teater  tubuh  adalah  karya tubuh  aktor  dan  kegiatan  workshopmelalui
dalam bentuk proses yang dirancang dalam dokumentasi foto dan film, untuk dijadikan
latihan yang disebut interogasi tubuh aktor. data  dalam  konsep  penciptaan  karya
Proses  bagaimana  tubuh  aktor  hadir  di penciptaan  teater  tubuh.    Lebih  jelas,  alur
panggung atau ruang publik bukan sebagai metode kerja penciptaan teater tubuh dapat
media atau alat untuk menyampaikan suatu dilihat pada gambar berikut.
Supartono:  Penciptaan  Teater  Tubuh 212

Gambar 1:
Alur Metode Penciptaan Teater Tubuh

HASIL DAN PEMBAHASAN PerwujudanIde Tubuh Sebagai


Pementasan teater yang dikomunikasi- Penciptaan Teater Tubuh
kan pada publiknya adalah proses apresiasi Pikiran tentang tubuh sebagai ide atau
antara  karya  dan  publiknya  yaitu  proses gagasan  didukung  oleh  konsep  yang
komunikasi  seni  yang  pasti  akan  terjadi diajukan oleh Marshal Mc. Luhan, “the me-
sampai  sekarang.  Kehadiran  teater  dari dia  is  the  message”  (1994:  7).  Luhan
proses  penciptaan  teater  tubuh  yang mengatakan bahwa tubuh tidak lagi dilihat
dirancang  dalam  tulisan  ini  tidak  dapat oleh  publik  sebagai  alat  atau  media  tapi
menghindari  hukum  komunikasi,  yakni tubuh itu sendiri oleh publik dilihat sebagai
ada  stimulus  dan  respons.  Adapun  yang gagasan atau ide. Tubuh langsung menjadi
dimaksud  dengan  stimulus  adalah  ide, pesan itu sendiri. Dalam proses penciptaan
gagasan, yang disampaikan kepada publik. teater  tubuh,  publik  atau  penonton  diberi
Untuk  itu,  ide  butuh  media.  Dalam  teater kesadaran kembali pada tubuh yang selama
konvensional,  tubuh  adalah  media ini dilupakan keberadaannya, seperti dalam
penyampai  ide.  Tetapi  dalam  tulisan  yang mal atau tempat perbelanjaan yang mewah,
penulis  buat,  tubuh  sebagai  media maka  ada  kesepakatan  tubuh  yang  tidak
didudukan sebagai ide atau gagasan. berpakaian layak atau kurang uang tidak ada
Panggung Vol. 26 No. 2, Juni 2016 213

keberanian  masuk  ke  dalamnya.  Tubuh yang  merupakan  media  penghubung


diperdaya  oleh  benda-benda  yang  ada  di partisipasi  baik  dari  sudut  keaktoran
sekitarnya, dan yang nampak adalah tubuh mupun  penonton  (Yudiaryani,  2002:  xiii).
sebenarnya,  yaitu  tubuh-tubuh  yang  ber- Seni  pertunjukan  (performance  art)
kedok.  Inilah  tubuh  masyarakat  sekarang, adalah  karya  seni  yang  melibatkan  aksi
dalam proses interogasi tubuh aktor ini akan individu  atau  kelompok  di  tempat  dan
dilatih  sehingga  bisa  melahirkan  meta- waktu  tertentu.  Seni  pertunjukan  ini
narasi tubuh aktor. Penulis pada persoalan biasanya  melibatkan  empat  unsur:  waktu,
ini  melihat  tubuh  menjadi  sebuah  per- ruang,  tubuh  seniman,  dan  hubungan
soalan, di mana teater harus kembali pada seniman  dengan  penonton.  Dalam  masya-
persoalan  dasarnya,  yaitu  tubuh,  seperti rakat  baru  atau  modern,  seni  pertunjukan
yang dikatakan olehJerzy Grotowski sebagai adalah kegiatan di luar kegiatan kerja sehari-
tokoh  pembaharu  dalam  konsep  teater, hari  (Sumardjo,  dkk.,  2001:  2).  Meskipun
yaitu  bahwa  tubuh  aktor  menjadi  media seni  pertunjukan  bisa  juga  dikatakan
paling  utama.  Pada  buku  “Toward  a  Poor termasuk  di  dalamnya  kegiatan-kegiatan
Theater”  terjemahan  Max  Arifin,  ia seni  mainstream  seperti  teater,  tari,  musik,
menyatakan bahwa tubuh aktor adalah inti dan sirkus, tetapi biasanya kegiatan-kegiatan
dari  teater  itu  sendiri.  Penonton  hanya seni tersebut pada umumnya lebih dikenal
melihat serangkaian denyut dari tubuh (ini dengan istilah seni pertunjukan.
yang disebut oleh konsep tubuh Grotowski Berangkat dari penjelasan di atas, Butoh
dengan  via  negativa,  tubuh  bukan dan  Geikidan  Kaitaisha  penulis  jadikan
tumpukan keterampilan (skill) tetapi usaha inspirasi dalam mencipta metode pelatihan
menghilangkan  semua  penghalang Interogasi  Tubuh.  Butoh  dan  Geikidan
(Grotowski,  2002:  5). Kaitashaadalah proses penyikapan persoalan
Penyerahan  diri  aktor  secara  total manusia  sampai  saat  sekarang.  Hal  ini
diwujudkan dalam teater miskin Grotowski. sebagai suatu tantangan yang harus disikapi
Di sinilah penulis menjadikan konsep tubuh dengan  arif  dan  bijaksana.  Penyikapan
dari  Grotowski  sebagai  inspirasi  dalam Butoh dan Geikidan Kaitasha ini dituangkan
proses  yang  akan  dilakukan  dalam  proses ke  dalam  sebuah  pencarian  dari  sebuah
interogasi  tubuh  aktor  yang  akan proses  teater  yang  baru.  Karya  teater  ini
membongkar  meta-narasi  tubuh  aktor. adalah  teater  yang  karyanya  dapat
Tubuh  menjadi  media  utama  dan  menjadi dipentaskan di jalanan dan di dalam gedung
inti dari penciptaan teater tubuh yang dapat pertunjukan.  Butoh  dan  Geikidan  Kaitaisha
dimainkan  di  panggung  dan  di  ruang menggunakan  tubuh  sebagai  media
publik.  Grotowski  (2002:  13)  menyatakan ungkapnya.  Penulis  sebelumnya  pernah
sang aktor lahir kembali bukan saja sebagai terlibat  secara  langsung  dalam  latihan-
seorang aktor tetapi sebagai seseorang, dan latihan Butoh dengan Kazuo Ohno, dan ikut
dengan  dia  saya  lahir  kembali.  Grotowski serta  dalam  pelatihan  dan  produksi
menempatkan  inti  pada  peristiwa  teater kolaborasi internasional dengan kelompok
adalah  aktor.  Tulisan  ini  mengajukan Geikidan  Kaitaisha.
rancangan  aktor  hadir  bukan  karena Fenomena  penggunaan  media  tubuh
kostum  dan  make-up,  tetapi  karena sebagai penyampai ide dan gagasan kepada
tubuhnya.  Penemuan  ini  tetap  berpijak apresiator  juga  terdapat  pada  beberapa
pada keutuhan “tubuh” aktor, yaitu tubuh kelompok  teater  di  Indonesia.  Seperti
Supartono:  Penciptaan  Teater  Tubuh 214

beberapa  pementasan  Teater  Garasi,  Teater “Interogasi  Tubuh”  adalah  proses  latihan
Kubur  dan  Teater  Payung  Hitam.  Proses tubuh aktor dalam karya penciptaan teater
kreatif  dan  teknik  yang  digunakan  oleh tubuh  sebagai  bahan  dasar  yang  dipakai
masing-masing  kelompok  teater  ini untuk melahirkan proses teater yang baru.
memang  berbeda,  tetapi  semangat  untuk Tubuh  yang  bebas  sebenarnya  tidak
membongkar  tubuh  sebagai  gagasan,  juga bebas.  Kebebasan  itu  sendiri  juga  terikat.
eksplorasi  tubuh  yang  dilakukan  masing- Teater  tubuh  adalah  teater  verbal  dan
masing  kelompok,  menjadi  pembanding konvensional  bila  bahasa  dan  seluruh
dalam  mencipta  metode  pelatihan  ini, idiomnya  pada  suatu  saat  mulai  mapan.
karena  penulis  pernah  ikut  serta  sebagai Teater  bukan  hanya  pertunjukan  yang
pemain  (Teater  Payung  Hitam)  dan bertutur  dengan  bahasa  yang  dikenal
penonton  (Teater  Garasi  dan  Teater  Kubur). sebagai drama, tetapi juga pertunjukan yang
Dalam  Damajanti  (2006:  12;  21) ber-”bahasa”  dengan  tubuh,  rupa  dan
dijelaskan  bahwa  kreativitas  adalah  alat bunyi  (Putu  Wijaya,  2008:  23).  Tubuh
utama untuk mengembangkan inovasi yang sebagai  proses  dialog  menjadi  sebuah
sering  diasosiasikan  dengan  aktivitas eksplorasi  yang  tidak  pernah  selesai  dari
artistik. Kreativitas berarti menciptakan atau kelompok  teater  yang  memilih  proses  ini.
membuat  sesuatu  yang  berbeda  (bentuk, Dalam  pertunjukan  hampir  tidak  ada  dia-
susunan, dan gayanya) dengan yang lazim log yang keluar dari mulut aktor, kalau pun
dikenal  orang  banyak.  Perbedaan  yang ada  hanya  sebagai  hasil  dan  akibat  dari
diciptakan  atau  yang  dibuat  itu  sekaligus ekspresi  tubuh.  Kekuatan  tubuh,
merupakan  pembaharuan  tanpa  atau kelenturan  tubuh,  dan  keseimbangan
dengan  mengubah  fungsi  pokok  dari tubuh  menjadi  dasar-dasar  latihan  yang
sesuatu yang diciptakan itu. Setiap aktivitas dipakai oleh kelompok teater yang memilih
yang  menyangkut  pengkodean  makna tubuh sebagai proses dialog. Tubuh bukan
dimulai  dengan  kerja  eksperimen  dan alat  penyampai  dialog    naskah,  sehingga
penjelasan  yang  intensif.  Gunanya,  untuk tubuh  menjadi  tujuan    itu  sendiri  yang  di
menemukan berbagai kemungkinan artistik dalamnya  ada  plot,  karakter,  konflik,
sekaligus  estetis  dalam  penciptaan  karya. struktur,  irama  bahkan  pernyataan-
Penemuan  dari  serangkaian  kerja  tersebut pernyataan,  maka  proses  tubuh  ini  akan
kemudian  dikodifikasi  dan  dirajut  untuk menemukan  “bahasa”  tubuh  tersendiri.
menjadi suatu karya seni yang total (utuh). Metode latihan tubuh Butoh diterapkan
dalam  proses  latihan  “Interogasi  Tubuh”
Metode Penciptaan Teater Tubuh Sebagai yang  ada  dalam  penciptaan  teater  tubuh.
Penyatuan Tubuh Aktor dan Masyarakat Tokoh yang pertama kali memperkenalkan
Tubuh  masyarakat  adalah  tubuh Butoh  adalah  Kazuo  Ohno  dan  Tatsumi
sekarang,  menjadi  sebuah  pilihan  untuk Hijikata.  Butoh  adalah  sebuah  eksplorasi
terus dibongkar, sehingga akan melahirkan tubuh yang lahir di Jepang sekitar tahun 60-
proses  karya  ini  pada  tubuh  aktor  dan an.  Gerakan  kesenian  ini  menjadi  pelopor
masyarakat  yang  diikutsertakan.  Di  ruang dari  munculnya  semangat eksplorasi  pada
publik  akan  muncul  bahasa  tubuh  baru tubuh.  Butoh  tidak  menjadi  sebuah  tarian
yang  disadari  maupun  tidak  disadari  oleh yang  baku,  namun  menjadi  bentuk    seni
aktor  dan  juga  oleh  publik  sebagai  tubuh pertunjukan  yang  baru  pada  waktu  itu.
gerombolan  yang  ada  di  ruang  publik. Sekitar tahun 70-an Butoh mulai dikenal di
Panggung Vol. 26 No. 2, Juni 2016 215

luar  Jepang  dan  sampai  sekarang  menjadi penyampai  gagasan,  kesenian  yang
metode  eksplorasi  tubuh  dan  digunakan menggunakan  tubuhnya  sendiri  sebagai
sebagai dasar latihan kelompok teater yang medianya. Menjadi sangat tidak masuk akal
memilih  bentuk  tubuh  sebagai  media kalau  begitu  saja  membiarkan  tubuhnya
ekspresi.    Selain    Butoh,  penulis  memakai diambil  oleh  wacana  lain.  Tubuh  adalah
metode  Geikidan  Kaitaisha  yang  dikenal alasan pertama manusia memasuki bahasa-
dengan  “Theatre  of  Deconstruction”,  teater bahasa  kesenian;  ketika  bahasa  yang
yang  mendekonstruksi  kembali  tubuh, dimasukinya  itu  merupakan  perangkap
menjadi pernyataan global untuk melawan sistem nilai yang akan menguasainya, maka
globalisasi,  sebuah  sikap  perlawanan pada saat itu tari sudah mati (Malna, 2008:
dengan  tidak  menyerang  tetapi  masuk  ke 21).  Tubuh  menjadi  sebuah  sumber  yang
dalamnya.  Pementasan  Geikidan  Kaitaisha tidak akan pernah selesai untuk dieksplorasi
yang  memakai  tubuh  sebagai  konsep dalam  dunia  teater,  maka  tubuh  adalah
teaternya,  menemukan  latihan-latihan sebuah  kebebasan,  bahasa-bahasa  tubuh
tubuh  dari  eksplorasi-eksplorasi  dalam yang baru akan terus dilahirkan pada tubuh
setiap latihan, yang dijadikan konsep teater aktor.
tubuh  Geikidan  Kaitaisha. Menurut  Damajanti  (2006:  61),  dalam
“Interogasi  Tubuh”  dalam  prosesnya proses penciptaan karya seni seniman terus-
memakai  acuan  dari  konsep latihan  tubuh menerus  dihadapkan  pada  masalah  yang
Butoh  dan  Gekidan  Kaitaisha.  Dalam harus  dipecahkan.  Proses  “Interogasi
“Interogasi  Tubuh”  diolah  kembali  sesuai tubuh” dilakukan dalam latihan tubuh pada
dengan yang ditemukan oleh penulis selama penciptaan  teater  tubuh  untuk  mem-
melatih  konsep  tubuh  ini.  Butoh  dan bongkar  meta-narasi  tubuh  yang  akan
Gekidan  Kaitaisha  mempunyai  kesamaan dihadirkan  di  ruang  publik  juga  di
dalam  konsep  tubuhnya  yaitu  memakai panggung. Penciptaan teater tubuh adalah
tubuh bukan sebagai alat atau media untuk sebuah program khusus pementasan teater
menyampaikan gagasan atau ide, tapi tubuh berupa  pertunjukan  di  ruang  publik  yang
sebagai gagasan atau ide itu sendiri, walau- menjadi  tempat  berkumpulnya  tubuh-
pun  keduanya  mempunyai  perbedaan tubuh, seperti di halte, taman kota, stasiun
dalam  proses  latihannya.  Proses  terus- bus, mal atau pusat perbelanjaan, jalan raya,
menerus  melatih  tubuh  untuk  terus dan lain-lain. Pertunjukan yang mengambil
memberikan  kesadaran  pada  aktor  bahwa ruang  publik  sebagai  panggung
tubuhnya sendiri adalah  gagasan atau ide, pertunjukan, sekaligus untuk melihat secara
dengan  membongkar  tubuh  untuk langsung  respons  dari  masyarakat  yang
menemukan  meta-narasi  tubuh  aktor. menyaksikan  ketika  tubuh-tubuh  kembali
Penulis  juga  melengkapi  proses  latihan dihadirkan  kepada  mereka.  Interogasi  di
tubuh  ini  dengan  proses  yang  selama  ini ruang  publik,  akhirnya  akan  menciptakan
dilakukan  dalam  proses  mencipta  karya- komunikasi  yang  jujur  antara  aktor  dan
karya  tubuhnya  sejak  tahun  2005  sampai apresiatornya.
sekarang. Tubuh  sekarang  sebagai  objek  dari
Perkembangan  teater  tubuh  berbeda pertunjukan  yang  tentu  akan  memberikan
dengan dunia  tari  yang  juga paling dekat respons alami dari apa yang disajikan dalam
dengan tubuh. Proses penciptaan tari yang pertunjukan.  Hal  inilah  yang  akhirnya
jelas  menggunakan  tubuh  sebagai  media mengungkap  pernyataan  tentang  konflik
Supartono:  Penciptaan  Teater  Tubuh 216

tersembunyi  pada  tubuh  yang  mungkin eksplorasi pencarian metode ketubuhan. Di


tidak disadari. Logika dan pola yang mereka sini  terlihat  semangat  dari  sebuah  proses
terima  dan  terapkan  sekaligus  selama  ini, pencarian  yang  tidak  pernah  selesai,
akan  kembali  diusik  untuk  dipertanyakan sehingga proses kreatif melahirkan metode
oleh  mereka  sendiri.  Cara  ini  ditempuh dan  karya  yang  lebih  bermakna  langsung
sebagai  upaya  untuk  “mengganggu” pada publik. Kesadaran pada proses kreatif
konstruksi  nalar  mereka  yang  sudah menjadi  semangat  pencarian  pada  pelaku
tertanam  dan  disepakati  bersama,  untuk teater  itu  sendiri  untuk  melahirkan
“menyingkap”  identitas  dan  realitas  yang kebaruan dalam penciptaan teater.
disembunyikan. Proses ini diciptakan untuk Tubuh  menjadi  pilihan  penulis  secara
menimbulkan  daya  tarik  epistemik  dan total  sebagai  ide  dasar  dalam  proses
estetik sekaligus. Proses selanjutnya dibuat penciptaan  teater  tubuh,  di  mana  dalam
perencanaan  produksi  yang  akan  dipakai proses kreatif teater tubuh, sampai hari ini
sebagai acuan program kerja dalam proses menjadi  ide  yang  tidak  pernah  selesai.
penciptaannya. Fenomena  teater  tubuh  sampai  sekarang
Proses penciptaan teater tubuh merupa- menjadi  proses  eksplorasi  yang  menarik
kan perjalanan proses kreatif dari seniman yang  dilakukan  oleh  kelompok-kelompok
atau pelaku teater itu sendiri, baik sebagai teater,  aktor,  dan  bersamaan  dengan
sutradara atau aktor. Perjalanan dari proses fenomena masyarakat. Kebersamaan menj-
kreatif ini yang kemudian dituliskan dalam adi  bentuk  penyatuan  antara  pelaku  seni
sebuah proses penciptaan teater tubuh yang dan  masyarakat  dalam  proses  penciptaan
berisi  proses  latihan  untuk  melahirkan teater tubuh yang diyakini menjadi bentuk-
pentas  teater  baru,  baik  tubuh  di  ruang bentuk baru proses penciptaandalam teater.
publik maupun tubuh di panggung. Proses
selanjutnya adalah aktor melakukan latihan- Bentuk Teater Tubuh Di Ruang Publik
latihan yang ada di dalam penciptaan teater dan Jalan
tubuh.  Tahapan  selanjutnya  adalah  aktor Peristiwa  yang  diangkat  dalam  proses
mementaskannya sesuai dengan hasil proses penciptaan  teater  tubuh  adalah  fenomena
latihannya.  Proses  pementasan  ini  adalah yang terjadi di jalan raya dan ruang publik.
sebuah proses penyampaian ide kreasi aktor Kedua  tempat  ini  adalah  tempat  ber-
kepada  publik  yang  ada  di  ruang  publik, temunya  beragam  kepentingan  dan
sehingga  publik  dapat  membaca  proses aktifitas  masyarakat.  Prosesnya  sendiri
kreatif  dari  aktor  tersebut.  Pementasan menghadirkan  kembali  permasalahan-
karya tubuh di ruang publik dan panggung permasalahan  yang  dihadapi  masyarakat
ini hasil dari proses penciptaan teater tubuh. secara umum agar tercipta komunikasiestetik
Pementasan  ini  diwujudkan  dengan  hara- ( Jaeni,  2012)  antara  pertunjukan  dan
pan  untuk  dapat  menambah  keragaman masyarakat  yang  menyaksikannya.
dan  menawarkan  alternatif  dalam  proses Komunikasi tersebut merupakan relasi nilai-
eksplorasi  tubuh  yang  ada  dalam  proses nilai yang dapat memberi kesempatan bagi
kreatif  dunia  teater.  Kesadaran  bahwa masyarakat  untuk  berpartisipasi  sekaligus
eksplorasi  tubuh  teater  tidak  akan  pernah memberi  tanggapan terhadap  pertunjukan
selesai dan selalu memberi inspirasi dalam yang disaksikannya.
proses  kreatif  penciptaan  teater,  men- Bentuk  teater  tubuh  yang  diwujudkan
jadikannya  sangat  penting  dalam  proses penulis  bisa  menjadi  cara  baru,  namun
Panggung Vol. 26 No. 2, Juni 2016 217

dalam  proses  penciptaannya  dikawal  oleh relasi antara drama sosial dan drama estetik


pemikiran  teater  lingkungan  Richard adalah  ulang-alik.  Keduanya  saling
Schechner  dan  teater  jalanan  (Theatre  of mempengaruhi  untuk  mempertahankan
Road) seperti dijelaskan berikut ini. konsistensi  masing-masing.  Jika  drama
estetis  menggunakan  drama  sosial  —yang
1. Konsep Pemikiran Richard termanifestasi  dalam  peristiwa  sosial  dan
Schechner politik—  sebagai  sumber  penciptaannya,
Schechner  menggunakan  tiga  model maka  drama  sosial  memiliki  kecende-
yaitu  fan,web,dan  infinity  loop  dalam rungan untuk menggunakan drama estetis
membahas  perfomance.  Model  kipas  angin sebagai  metode  penulisannya  di  atas
(fan)  disajikan  sebagai  spektrum  peng- panggung.
organisasian  kategori,  dan  model  jaringan Dalam proses penciptaan bentuk teater
(web)  disajikan  untuk  mengungkapkan tubuh,  penulis  menggunakan  teori  teater
pengaruh  dinamis  dan  interkoneksinya. lingkungan  dari  Richard  Schechner  yang
Model  ketiga  dari  Schechner  adalah  dia- erat hubungannya dengan model “lingkaran
gram “lingkaran tak terbatas” (infinity loop) tak  terbatas”  (infinity  loop).  Teater  ling-
yang menjelaskan relasi antara drama sosial kungan  merupakan  tekstur  teater  yang
dan  drama  estetik.  Model  ini  akan dirajut  dari  teks  lingkungannya.
digunakan  sebagai  referensi  teori  dalam Lingkungan secara teatrikal dapat dipahami
penulisan  proses  penciptaan  teater  tubuh. dengan dua cara, pertama, seseorang dapat
Berikut  adalah  gambar  dari  diagram bekerja dalam suatu lingkungan, dalam arti
“lingkaran tak terbatas” ia mencipta lingkungan dengan mengubah
Schechner membahas drama sosial, dan ruang;  kedua,  seseorang  menyetujui  saja
meminjam  diagram  dari  Victor  Turner bekerja dalam lingkungan yang ada, dalam
untuk mengintegrasikan antara drama dan arti  melakukan  negosiasi  dengan  ling-
estetika.  Diagram  ini  menggambarkan kungan dan berdialog dengan ruang.
umpan  balik  positif  yang  dinamis,  bahwa Dengan  demikian,peristiwa  teatrikal
drama sosial mempengaruhi drama estetik, pada  teater  tubuh  dapat  berlangsung  baik
drama estetik mempengaruhi drama sosial dalam ruang yang secara total telah diubah
(Schechner,  2004:214).  Dengan  kata  lain, formatnya,  atau  ruang  yang  ditemukan

Gambar 2:
Diagram “lingkarantakterbatas” (Schechner, 2004: 214).
Supartono:  Penciptaan  Teater  Tubuh 218

secara  spontan.  Konsep  teater  demikian Cruz,  1998:  50)  bahwa  jalan  raya  adalah
berfungsi untuk menyerap potensi-potensi sebuah  tempat  yang penuh  misteri  karena
yang ada di alam sekitar untuk memperkaya merupakan  milik  semua  orang  yang
unsur-unsur pertunjukan (Yudiaryani, 2002: menjadi  lorong  menuju  ke  tempat  lain  di
323-324). Artinya, bahwa teater berasal dari mana  orang  tidak  ingin  berhenti.  Jalan
jaringan  lingkungan  yang  melibatkan memiliki aturan sendiri yang berbeda dari
peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. setiap jalan yang lainnya, sebagaimana satu
Sebagai  tekstur,  teater    tubuh  mem- orang  berbeda dengan  orang lain. Estetika
bentuk jaringan dari peristiwa tersebut dan teater jalanan didasarkan pada usaha untuk
dikomunikasikan  kepada  penonton. memahami  bahasa  orang-orang  yang
Penonton diharapkan berpartisipasi dengan berada di jalan tersebut.
memberi  tanggapan terhadap  pertunjukan Penulis  menyadari  dalam  proses  pen-
teater. Tanggapan tersebut juga merupakan ciptaan  teater  tubuh  yang  dipertunjukkan
bagian  dari  tekstur.  Partisipasi  penonton di ruang publik akan menghadapi apa yang
terhadap  pemaknaan  pertunjukan  teater disebut dengan estetika jalanan, yaitu belajar
lingkungan  menghadirkan  teater  sebagai memahami  bahasa  tubuh  yang  ada  di
representasi  peristiwa  sosial.  Sementara, jalanan.  Hal  ini  disebabkan  karena  tubuh
teater  tubuh  membuat  jaringan  teks,  baik menjadi  poin  yang sangat  dominan dalam
yang  berbentuk  horizontal  (dengan penciptaan  teater  tubuh  untuk
peristiwa  seni)  maupun  vertikal  (dengan membongkar kesadaran pada bahasa tubuh
peristiwa non-seni, seperti sosial, politik, dan yang  harus  terus  dicari  dalam  latihan
budaya).  Hal-hal  demikian  yang  meng- interogasi tubuh aktor.
inspirasi teater tubuh yang penulis ciptakan, Ruang  publik  adalah  ranah-ranah
sebagai  jenis  teater  yang  melibatkan kehidupan  bersama  yang  diperebutkan
aktivitas  manusia  sebagai  suatu  jaringan dalam arus peristiwa sehari-hari, tergantung
yang  menyatukan  seluruh  peristiwa,  baik pada  kekuatan  yang  punya  sumber  daya
horisontal  maupun  vertikal.  Seniman yang  paling  kuat  untuk  menguasainya
terlibat dengan masalah sosial yang secara (Herry  &  Priyono  dalam  Hardiman,  2010:
integral  terkait  pula  dengan  karyanya. 370).  Tubuh  menjadi  hilang  dalam  ruang
Dalam  pandangan  ini,  seniman  akan publik  sebab  yang  terjadi  adalah  ruang
menerjemahkan  keinginannya  ke  dalam transaksi  benda-benda  yang  selalu  ingin
tindak  pembacaan  sosial  yang  dihadirkan dimiliki  oleh  tubuh,  kendaraan  roda  dua,
melalui pertunjukan teater. dan lain-lain.  Handphone adalah salah satu
contoh  benda  yang  disadari  atau  tidak
2. Konsep Pemikiran Teater Jalanan disadari membentuk tubuh gerombolan  di
Beragamnya  kepentingan  masyarakat jalan  raya,  yang  sebenarnya  mempunyai
yang  bertemu  di  sebuah  ruang  publik, fungsi  sosialnya  untuk  perjalanan  jauh
menjadi  tantangan  bagi  penulis  demi menjadi  lebih  dekat  dan  lebih  cepat;  dan
keberhasilan  komunikasi  untuk ketika  komunikasi  sosial  dengan  alat
memecahkan  misteri  yang  akan  ditemui komunikasi  -  handphone  –  tak  disadari
pertunjukan ini karena segala sesuatu yang terbentuklah  tubuh  autis  -  tubuh  sangat
terjadi tidak dapat diprediksi. Seperti yang dikuasai  benda  –  semua  menjadi  pendek
dikatakan Judith Malina dalam wawancara dalam hal komunikasi, tubuh menjadi diam
dengan  Cindy  Rosenthal  (dalam  Cohen  & tak  bergerak.
Panggung Vol. 26 No. 2, Juni 2016 219

Gambar 3:
Proses latihan “Interogasi Tubuh” di ruang publik
(Foto: Yuyun Trimulyana, tahun 2012)

Pemilihan  ruang  publik  dan  ruang mengalami  perbedaan,  di  ruang  publik
terbuka sebagai  tempat pertunjukan  teater sebuah  perubahan  bisa  ditawarkan
tubuh,  Mason  (1992:  85-86)  menjelaskan langsung pada publiknya yang sebenarnya
bahwa  pada  pertunjukan  di  luar  ruangan, berbeda dengan publik yang memang siap
perubahan kondisi dan gangguan di setiap menonton  pementasan  dalam gedung.
pertunjukan adalah peristiwa unik, menun-
tut  pemain  untuk  memiliki  semangat  dan SIMPULAN
energi yang besar dan kemungkinan untuk Pemikiran  teater  jalanan  merupakan
menggunakan materi, lokasi, dan efek yang sebuah proses yang terus akan berkembang
berbeda, karena sebaliknya pertunjukan di bahkan  mungkin  akan  berubah  sebab
dalam  ruangan  cenderung  menjadi  lebih pemikiran  yang  ada  dalam  konsep  teater
dari  sebuah  produk  yang  mudah  diulang. jalanan  adalah  fenomena  dari  proses
Pengulangan  memberi  kesempatan  untuk penciptaan teater di luar panggung atau di
penataan  tetapi  sekaligus  juga  kurang dalam  panggung.  Keterlibatan  kreator
memberikan  fleksibilitas.  Penulis  dalam dalam  proses  penciptaan  teater  tubuh
proses  penciptaan  teater  tubuh  pada mutlak  adanya  sebagai  bagian  dari  proses
pementasan di  ruang publik dan di dalam latihan  interogasi  tubuh  aktor.  Proses
gedung  mengalami  peristiwa  unik  dan interogasi tubuh aktoriniakan mendapatkan
proses  kreatif  dari  pemain  yang  berbeda, konsep karya seni. Proses penciptaan teater
sedangkan  untuk  proses  di  dalam  gedung tubuh  tidak  bisa  dalam  waktu  singkat,
masuk  pada  proses  pengulangan  dari namun  memerlukan  waktu  proses  yang
adegan-adegan yang dibuat. panjang  karena  harus  trial  and  error,
Madison  (dalam  Denzin,  2011:  590) mencoba lalu gagal, kembali mencoba lalu
menambahkan bahwa pertunjukan jalanan gagal  lagi,    dan terus  dilakukan  proses ini
merupakan  gambaran  lain  fungsi  komu- hingga  menjadi  konsep  dasar  dari  latihan
nikatif  dan  efektivitas  politis  per-tunjukan interogasi  tubuh  aktor.  Proses  latihan
dalam  menggerakkan  komunitas  menuju panjang  ini  yang  menjadi  poin  sangat
perubahan.  Penulis  yakin  bahwa  fungsi penting dan harus disadari oleh aktor untuk
komunikatif yang terjadi pada pementasan menumbuhkan  ide,  gagasan,  pikiran,  dan
di  ruang  publik  dan  panggung  akan kerangka perwujudan  estetik.
Supartono:  Penciptaan  Teater  Tubuh 220

Aktor  dalam  melakukan  latihan Daftar Pustaka


interogasi tubuh akan menjalani tiga tahap Afrizal Malna
2008 “Konflik Tubuh-Kolonial dan Tubuh
proses  yaitu,  proses  tubuh  fisik,  aktor Post-Kolonial,  Erotika  dan  Raga”.
menjalani proses fisik, proses tubuh tema, Majalah  GONG  Edisi  102/IX.
aktor  mulai  masuk  pada  latihan  tubuh
Budi Hardiman, F. (editor).
yang berkomunikasi dengan benda-benda 2010 Ruang  Publik,  Melacak  “Partisipasi
di  luar  tubuhnya,  atau  yang  ada  di Demokratis”  dari  Polis  sampai
sekitarnya,  termasuk  tubuh-tubuh  yang Cyberspace.  Yogyakarta:  Penerbit
Kanisius
ada  di  sekitarnya,  dan  proses  tubuh
aplikasi,  aktor  dinyatakan  sudah  siap Cohen, Jan & Cruz, (editor).
untuk  melahirkan  tubuhnya  di  jalan  atau 1998 Radical  Sreet  Performance,  an  Inter-
national  Anthology.  London  and
di panggung. New York: Routledge.
Proses selanjutnya adalah pertunjukan
di  ruang  publik  sebagai  sebuah  ekspe- Dedi  Supriadi
1994 Kreativitas,  Kebudayaan  dan
rimen.  Pentas  teater  ini  di  mal,  di  jalan- Perkembangan  Iptek.  Bandung:
jalan, di alun-alun, di depan toko, di pasar- Alvabeta
pasar,  atau  di  mana  saja.  Pentas  bisa
Denzin,  K.  Norman  &  Yvonna  S.  Lincoln,
menarik  orang  banyak  atau  justru  tidak (editor).
menarik  sama  sekali.  Bahkan  bisa 2011 The  Sage  Handbook  of  Qualitative
dianggap  pertunjukan  ini  dilakukan  oleh Research  1.  Yogyakarta:  Pustaka
Pelajar.
seorang  yang  gila.  Reaksi  orang-orang
jalanan  itu  akan  diamati  dan  direkam Jaeni
dengan  kamera.  Hasil  rekaman  itu  akan 2012 “Komunikasi  Estetik  dalam  Seni
PertunjukanTeater  Rakyat
menampakkan  sebuah  fenomena  dialog Sandiwara  Cirebon”,  Jurnal
publik dengan tubuh. Apakah orang-orang Panggung:  Signifikasi  Makna  Seni
jalanan  “menjadi”  sadar,  bahwa  tubuh dalam  Berbagai  Dimensi,  Vol  22,  no.
2,  p  160-168),  STSI  Bandung.
aktor  itu  bisa  juga  tubuh  mereka  sendiri?
Aktor  yang  bermain  di  jalan-jalan  umum Herry Dim
bisa  menjadi  stimulus  bagi  publik  bahwa 2011 Badingkut:  Di  antara  Tiga  Jalan
Teater.  Depok:  Penerbit  Komodo
mereka  melihat  diri  mereka  sendiri.  Apa Books.
yang  lebih  diharapkan  adalah,  bahwa
publik bisa menyaksikan bahwa tubuh bisa Irma  Damajanti
2006 Psikologi Seni. Bandung: Kiblat Buku
tegar,  kuat,  atau  lemah  dan  putus  asa Utama.
bahkan  tersiksa.
Setelah  pementasan,  proses  untuk Jakob  Sumardjo,  dkk.
2001 Seni  Pertunjukan  Indonesia,  Suatu
mempelajari  dan  mendiskusikan  kembali Pendekatan  Sejarah.  Bandung:  STSI
teater  tubuh  dilakukan  agar  dapat  men- Press.
catatkan  meta-narasi  yang  dimunculkan
Luhan,  Marshal  Mc.
oleh tubuh aktor di ruang publik. Ini bagian 1994 Understanding Media.  London,  Mas-
dari  kerja  evaluasi  yang  sangat  penting sachusetts: MIT Press Cambridge.
untuk dijadikan masukan bagi aktor ketika
Mason,  Bim.
kembali  melakukan  proses  latihan  pada 1992 Street Theatre and Other Outdoor Per-
tahap interogasi tubuh. formance.  London  and  New  York:
Routledge.
Panggung Vol. 26 No. 2, Juni 2016 221

Jerzy Grotowski Yudiaryani
2002 Menuju  Teater  Miskin, 2002 Panggung  Teater  Dunia:
(Diterjemahkan  oleh  Max  Arifin). Perkembangan  Konvensi  dan  Bentuk
Yogyakarta: MSPI & Arti. Teater. Yogyakarta: Pustaka Gondho
Suli.
Putu Wijaya
2008 Teater  Tubuh,  Erotika  dan  Raga.
Majalah   GONG  Edisi   102/IX.

Schechner,  Richard
2004 Performance  Theory.  London  and
New York: Routledge.

Anda mungkin juga menyukai