Penciptaan Teater Tubuh
Tony Supartono
InstitutSeni Indonesia Yogyakarta
Email : bandungcity66@yahoo.com
ABSTRACT
The process of creative of theatrical body is an offer of renewal theatre by exploring and
processing the body, which become the main key in theatre production. This paper proposed the
design to offer new thinking, and alternative thinking.Creative of theatrical bodyis a process of
body practice with the body consciousness either as an idea or the body itself as the idea, the
learning process of the body until get the consciousness movements which resulted by the body.
For the process of practice the researcher called it as “Actor Body Interrogation” that is the
process of breaking and re-asking the problem of actors’ body.
Creative of theatrical body offers new point of view about the body, which not only as the
expression media, but the body itself stands alone as its identity. The body is considered as the
phenomena which stand alone and also making relationship to the environment, spaces, build-
ings, vehicles, peoples, even to the society and their ideology which dominant. Therefore, cre-
ative of theatricalbody is a process of complete theatre between actor, and the body
laugaugeinclude its relationship to the society.
ABSTRAK
Proses penciptaan teater tubuh merupakan penawaran pembaharuan teater dengan
menggarap dan mengolah tubuh, yang menjadi kunci utama produksi teater. Paper ini
mengajukan rancangan untuk menawarkan pikiran-pikiran baru, pikiran-pikiran
alternatif. Penciptaan teater tubuh adalah proses latihan tubuh dengan kesadaran tubuh
sebagai gagasan atau tubuh itu sendiri sebagai ide, proses belajar pada tubuh sehingga
mendapat kesadaran gerak-gerak yang dilahirkan oleh tubuh. Untuk proses latihannya
penulis menamakannya “interogasi tubuh aktor ”, yaitu proses membongkar dan
mempertanyakan kembali persoalan tubuh aktor.
Penciptaan teater tubuh menawarkan pandangan baru tentang tubuh yang bukan
sekedar media ungkap tetapi tubuh itu sendiri mandiri sebagai sebuah identitas. Tubuh
dipandang sebagai fenomena yang berdiri sendiri tetapi sekaligus melakukan relasi dengan
lingkungan: jalan, bangunan, kendaraan, orang-orang dan bahkan seluruh masyarakat
dan ideologinya yang sedang dominan. Dengan demikian penciptaan teater tubuh adalah
proses teater yang utuh antara aktor dan bahasatubuh sekaligus relasinya dengan
masyarakat.
Gambar 1:
Alur Metode Penciptaan Teater Tubuh
beberapa pementasan Teater Garasi, Teater “Interogasi Tubuh” adalah proses latihan
Kubur dan Teater Payung Hitam. Proses tubuh aktor dalam karya penciptaan teater
kreatif dan teknik yang digunakan oleh tubuh sebagai bahan dasar yang dipakai
masing-masing kelompok teater ini untuk melahirkan proses teater yang baru.
memang berbeda, tetapi semangat untuk Tubuh yang bebas sebenarnya tidak
membongkar tubuh sebagai gagasan, juga bebas. Kebebasan itu sendiri juga terikat.
eksplorasi tubuh yang dilakukan masing- Teater tubuh adalah teater verbal dan
masing kelompok, menjadi pembanding konvensional bila bahasa dan seluruh
dalam mencipta metode pelatihan ini, idiomnya pada suatu saat mulai mapan.
karena penulis pernah ikut serta sebagai Teater bukan hanya pertunjukan yang
pemain (Teater Payung Hitam) dan bertutur dengan bahasa yang dikenal
penonton (Teater Garasi dan Teater Kubur). sebagai drama, tetapi juga pertunjukan yang
Dalam Damajanti (2006: 12; 21) ber-”bahasa” dengan tubuh, rupa dan
dijelaskan bahwa kreativitas adalah alat bunyi (Putu Wijaya, 2008: 23). Tubuh
utama untuk mengembangkan inovasi yang sebagai proses dialog menjadi sebuah
sering diasosiasikan dengan aktivitas eksplorasi yang tidak pernah selesai dari
artistik. Kreativitas berarti menciptakan atau kelompok teater yang memilih proses ini.
membuat sesuatu yang berbeda (bentuk, Dalam pertunjukan hampir tidak ada dia-
susunan, dan gayanya) dengan yang lazim log yang keluar dari mulut aktor, kalau pun
dikenal orang banyak. Perbedaan yang ada hanya sebagai hasil dan akibat dari
diciptakan atau yang dibuat itu sekaligus ekspresi tubuh. Kekuatan tubuh,
merupakan pembaharuan tanpa atau kelenturan tubuh, dan keseimbangan
dengan mengubah fungsi pokok dari tubuh menjadi dasar-dasar latihan yang
sesuatu yang diciptakan itu. Setiap aktivitas dipakai oleh kelompok teater yang memilih
yang menyangkut pengkodean makna tubuh sebagai proses dialog. Tubuh bukan
dimulai dengan kerja eksperimen dan alat penyampai dialog naskah, sehingga
penjelasan yang intensif. Gunanya, untuk tubuh menjadi tujuan itu sendiri yang di
menemukan berbagai kemungkinan artistik dalamnya ada plot, karakter, konflik,
sekaligus estetis dalam penciptaan karya. struktur, irama bahkan pernyataan-
Penemuan dari serangkaian kerja tersebut pernyataan, maka proses tubuh ini akan
kemudian dikodifikasi dan dirajut untuk menemukan “bahasa” tubuh tersendiri.
menjadi suatu karya seni yang total (utuh). Metode latihan tubuh Butoh diterapkan
dalam proses latihan “Interogasi Tubuh”
Metode Penciptaan Teater Tubuh Sebagai yang ada dalam penciptaan teater tubuh.
Penyatuan Tubuh Aktor dan Masyarakat Tokoh yang pertama kali memperkenalkan
Tubuh masyarakat adalah tubuh Butoh adalah Kazuo Ohno dan Tatsumi
sekarang, menjadi sebuah pilihan untuk Hijikata. Butoh adalah sebuah eksplorasi
terus dibongkar, sehingga akan melahirkan tubuh yang lahir di Jepang sekitar tahun 60-
proses karya ini pada tubuh aktor dan an. Gerakan kesenian ini menjadi pelopor
masyarakat yang diikutsertakan. Di ruang dari munculnya semangat eksplorasi pada
publik akan muncul bahasa tubuh baru tubuh. Butoh tidak menjadi sebuah tarian
yang disadari maupun tidak disadari oleh yang baku, namun menjadi bentuk seni
aktor dan juga oleh publik sebagai tubuh pertunjukan yang baru pada waktu itu.
gerombolan yang ada di ruang publik. Sekitar tahun 70-an Butoh mulai dikenal di
Panggung Vol. 26 No. 2, Juni 2016 215
luar Jepang dan sampai sekarang menjadi penyampai gagasan, kesenian yang
metode eksplorasi tubuh dan digunakan menggunakan tubuhnya sendiri sebagai
sebagai dasar latihan kelompok teater yang medianya. Menjadi sangat tidak masuk akal
memilih bentuk tubuh sebagai media kalau begitu saja membiarkan tubuhnya
ekspresi. Selain Butoh, penulis memakai diambil oleh wacana lain. Tubuh adalah
metode Geikidan Kaitaisha yang dikenal alasan pertama manusia memasuki bahasa-
dengan “Theatre of Deconstruction”, teater bahasa kesenian; ketika bahasa yang
yang mendekonstruksi kembali tubuh, dimasukinya itu merupakan perangkap
menjadi pernyataan global untuk melawan sistem nilai yang akan menguasainya, maka
globalisasi, sebuah sikap perlawanan pada saat itu tari sudah mati (Malna, 2008:
dengan tidak menyerang tetapi masuk ke 21). Tubuh menjadi sebuah sumber yang
dalamnya. Pementasan Geikidan Kaitaisha tidak akan pernah selesai untuk dieksplorasi
yang memakai tubuh sebagai konsep dalam dunia teater, maka tubuh adalah
teaternya, menemukan latihan-latihan sebuah kebebasan, bahasa-bahasa tubuh
tubuh dari eksplorasi-eksplorasi dalam yang baru akan terus dilahirkan pada tubuh
setiap latihan, yang dijadikan konsep teater aktor.
tubuh Geikidan Kaitaisha. Menurut Damajanti (2006: 61), dalam
“Interogasi Tubuh” dalam prosesnya proses penciptaan karya seni seniman terus-
memakai acuan dari konsep latihan tubuh menerus dihadapkan pada masalah yang
Butoh dan Gekidan Kaitaisha. Dalam harus dipecahkan. Proses “Interogasi
“Interogasi Tubuh” diolah kembali sesuai tubuh” dilakukan dalam latihan tubuh pada
dengan yang ditemukan oleh penulis selama penciptaan teater tubuh untuk mem-
melatih konsep tubuh ini. Butoh dan bongkar meta-narasi tubuh yang akan
Gekidan Kaitaisha mempunyai kesamaan dihadirkan di ruang publik juga di
dalam konsep tubuhnya yaitu memakai panggung. Penciptaan teater tubuh adalah
tubuh bukan sebagai alat atau media untuk sebuah program khusus pementasan teater
menyampaikan gagasan atau ide, tapi tubuh berupa pertunjukan di ruang publik yang
sebagai gagasan atau ide itu sendiri, walau- menjadi tempat berkumpulnya tubuh-
pun keduanya mempunyai perbedaan tubuh, seperti di halte, taman kota, stasiun
dalam proses latihannya. Proses terus- bus, mal atau pusat perbelanjaan, jalan raya,
menerus melatih tubuh untuk terus dan lain-lain. Pertunjukan yang mengambil
memberikan kesadaran pada aktor bahwa ruang publik sebagai panggung
tubuhnya sendiri adalah gagasan atau ide, pertunjukan, sekaligus untuk melihat secara
dengan membongkar tubuh untuk langsung respons dari masyarakat yang
menemukan meta-narasi tubuh aktor. menyaksikan ketika tubuh-tubuh kembali
Penulis juga melengkapi proses latihan dihadirkan kepada mereka. Interogasi di
tubuh ini dengan proses yang selama ini ruang publik, akhirnya akan menciptakan
dilakukan dalam proses mencipta karya- komunikasi yang jujur antara aktor dan
karya tubuhnya sejak tahun 2005 sampai apresiatornya.
sekarang. Tubuh sekarang sebagai objek dari
Perkembangan teater tubuh berbeda pertunjukan yang tentu akan memberikan
dengan dunia tari yang juga paling dekat respons alami dari apa yang disajikan dalam
dengan tubuh. Proses penciptaan tari yang pertunjukan. Hal inilah yang akhirnya
jelas menggunakan tubuh sebagai media mengungkap pernyataan tentang konflik
Supartono: Penciptaan Teater Tubuh 216
Gambar 2:
Diagram “lingkarantakterbatas” (Schechner, 2004: 214).
Supartono: Penciptaan Teater Tubuh 218
secara spontan. Konsep teater demikian Cruz, 1998: 50) bahwa jalan raya adalah
berfungsi untuk menyerap potensi-potensi sebuah tempat yang penuh misteri karena
yang ada di alam sekitar untuk memperkaya merupakan milik semua orang yang
unsur-unsur pertunjukan (Yudiaryani, 2002: menjadi lorong menuju ke tempat lain di
323-324). Artinya, bahwa teater berasal dari mana orang tidak ingin berhenti. Jalan
jaringan lingkungan yang melibatkan memiliki aturan sendiri yang berbeda dari
peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. setiap jalan yang lainnya, sebagaimana satu
Sebagai tekstur, teater tubuh mem- orang berbeda dengan orang lain. Estetika
bentuk jaringan dari peristiwa tersebut dan teater jalanan didasarkan pada usaha untuk
dikomunikasikan kepada penonton. memahami bahasa orang-orang yang
Penonton diharapkan berpartisipasi dengan berada di jalan tersebut.
memberi tanggapan terhadap pertunjukan Penulis menyadari dalam proses pen-
teater. Tanggapan tersebut juga merupakan ciptaan teater tubuh yang dipertunjukkan
bagian dari tekstur. Partisipasi penonton di ruang publik akan menghadapi apa yang
terhadap pemaknaan pertunjukan teater disebut dengan estetika jalanan, yaitu belajar
lingkungan menghadirkan teater sebagai memahami bahasa tubuh yang ada di
representasi peristiwa sosial. Sementara, jalanan. Hal ini disebabkan karena tubuh
teater tubuh membuat jaringan teks, baik menjadi poin yang sangat dominan dalam
yang berbentuk horizontal (dengan penciptaan teater tubuh untuk
peristiwa seni) maupun vertikal (dengan membongkar kesadaran pada bahasa tubuh
peristiwa non-seni, seperti sosial, politik, dan yang harus terus dicari dalam latihan
budaya). Hal-hal demikian yang meng- interogasi tubuh aktor.
inspirasi teater tubuh yang penulis ciptakan, Ruang publik adalah ranah-ranah
sebagai jenis teater yang melibatkan kehidupan bersama yang diperebutkan
aktivitas manusia sebagai suatu jaringan dalam arus peristiwa sehari-hari, tergantung
yang menyatukan seluruh peristiwa, baik pada kekuatan yang punya sumber daya
horisontal maupun vertikal. Seniman yang paling kuat untuk menguasainya
terlibat dengan masalah sosial yang secara (Herry & Priyono dalam Hardiman, 2010:
integral terkait pula dengan karyanya. 370). Tubuh menjadi hilang dalam ruang
Dalam pandangan ini, seniman akan publik sebab yang terjadi adalah ruang
menerjemahkan keinginannya ke dalam transaksi benda-benda yang selalu ingin
tindak pembacaan sosial yang dihadirkan dimiliki oleh tubuh, kendaraan roda dua,
melalui pertunjukan teater. dan lain-lain. Handphone adalah salah satu
contoh benda yang disadari atau tidak
2. Konsep Pemikiran Teater Jalanan disadari membentuk tubuh gerombolan di
Beragamnya kepentingan masyarakat jalan raya, yang sebenarnya mempunyai
yang bertemu di sebuah ruang publik, fungsi sosialnya untuk perjalanan jauh
menjadi tantangan bagi penulis demi menjadi lebih dekat dan lebih cepat; dan
keberhasilan komunikasi untuk ketika komunikasi sosial dengan alat
memecahkan misteri yang akan ditemui komunikasi - handphone – tak disadari
pertunjukan ini karena segala sesuatu yang terbentuklah tubuh autis - tubuh sangat
terjadi tidak dapat diprediksi. Seperti yang dikuasai benda – semua menjadi pendek
dikatakan Judith Malina dalam wawancara dalam hal komunikasi, tubuh menjadi diam
dengan Cindy Rosenthal (dalam Cohen & tak bergerak.
Panggung Vol. 26 No. 2, Juni 2016 219
Gambar 3:
Proses latihan “Interogasi Tubuh” di ruang publik
(Foto: Yuyun Trimulyana, tahun 2012)
Pemilihan ruang publik dan ruang mengalami perbedaan, di ruang publik
terbuka sebagai tempat pertunjukan teater sebuah perubahan bisa ditawarkan
tubuh, Mason (1992: 85-86) menjelaskan langsung pada publiknya yang sebenarnya
bahwa pada pertunjukan di luar ruangan, berbeda dengan publik yang memang siap
perubahan kondisi dan gangguan di setiap menonton pementasan dalam gedung.
pertunjukan adalah peristiwa unik, menun-
tut pemain untuk memiliki semangat dan SIMPULAN
energi yang besar dan kemungkinan untuk Pemikiran teater jalanan merupakan
menggunakan materi, lokasi, dan efek yang sebuah proses yang terus akan berkembang
berbeda, karena sebaliknya pertunjukan di bahkan mungkin akan berubah sebab
dalam ruangan cenderung menjadi lebih pemikiran yang ada dalam konsep teater
dari sebuah produk yang mudah diulang. jalanan adalah fenomena dari proses
Pengulangan memberi kesempatan untuk penciptaan teater di luar panggung atau di
penataan tetapi sekaligus juga kurang dalam panggung. Keterlibatan kreator
memberikan fleksibilitas. Penulis dalam dalam proses penciptaan teater tubuh
proses penciptaan teater tubuh pada mutlak adanya sebagai bagian dari proses
pementasan di ruang publik dan di dalam latihan interogasi tubuh aktor. Proses
gedung mengalami peristiwa unik dan interogasi tubuh aktoriniakan mendapatkan
proses kreatif dari pemain yang berbeda, konsep karya seni. Proses penciptaan teater
sedangkan untuk proses di dalam gedung tubuh tidak bisa dalam waktu singkat,
masuk pada proses pengulangan dari namun memerlukan waktu proses yang
adegan-adegan yang dibuat. panjang karena harus trial and error,
Madison (dalam Denzin, 2011: 590) mencoba lalu gagal, kembali mencoba lalu
menambahkan bahwa pertunjukan jalanan gagal lagi, dan terus dilakukan proses ini
merupakan gambaran lain fungsi komu- hingga menjadi konsep dasar dari latihan
nikatif dan efektivitas politis per-tunjukan interogasi tubuh aktor. Proses latihan
dalam menggerakkan komunitas menuju panjang ini yang menjadi poin sangat
perubahan. Penulis yakin bahwa fungsi penting dan harus disadari oleh aktor untuk
komunikatif yang terjadi pada pementasan menumbuhkan ide, gagasan, pikiran, dan
di ruang publik dan panggung akan kerangka perwujudan estetik.
Supartono: Penciptaan Teater Tubuh 220
Jerzy Grotowski Yudiaryani
2002 Menuju Teater Miskin, 2002 Panggung Teater Dunia:
(Diterjemahkan oleh Max Arifin). Perkembangan Konvensi dan Bentuk
Yogyakarta: MSPI & Arti. Teater. Yogyakarta: Pustaka Gondho
Suli.
Putu Wijaya
2008 Teater Tubuh, Erotika dan Raga.
Majalah GONG Edisi 102/IX.
Schechner, Richard
2004 Performance Theory. London and
New York: Routledge.