LP Hemoroid Jadi
LP Hemoroid Jadi
HEMOROID
Disusun Oleh :
(P27220017 010)
B. Etiologi
a. Faktor predisposisi adalah herediter, anatomi, makanan, psikis dan sanitasi, sedangkan
sebagai faktor presipitasi adalah faktor mekanis (kelainan sirkulasi parsial dan
peningkatan tekanan intra abdominal), fisiologis dan radang umumnya faktor etiologi
tersebut tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan. Faktor predisposisi dapat
diakibatkan dari kondisi hemoroid. Hemoroid berdarah mungkin akibat dari hipertensi
portal kantong-kantong vena yang melebar menonjol ke dalam saluran anus dan rectum
terjadi trombosis, ulserasi, dan perdarahan, sehingga nyeri mengganggu. Darah segar
sering tampak sewaktu defekasi atau mengejan. Hemoroid sangat umum terjadi pada
usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan vena yang
melebar, mengawali atau memperberat adanya hemoroid.
b. Faktor penyebab terjadinya hemoroid adalah sebagai berikut:
1) Mengejan pada waktu defekasi.
2) Konstipasi yang menahun yang tanpa pengobatan.
3) Pembesaran prostat.
4) Keturunan atau hereditas.
5) Kelemahan dinding structural dari dinding pembuluh darah.
6) Peningkatan tekanan intra abdomen (seperti: Kehamilan, berdiri dan duduk terlalu
lama dan konstipasi).
(Nugroho, 2011)
C. Klasifikasi hemoroid
Adalah pelebaran plexus hemoroidalis superior. Diatas garis mukokutan dan ditutupi
oleh mukosa diatas sfingter ani. Hemoroid internal dikelompokkan dalam 4 derajat
1) Derajat I
Pembesaran hemoroid yang tidak prolaps keluar kanal anus. Hanya dapat dilihat
dengan anorektoskop
2) Derajat II
Pembesaran hemoroid yang prolaps dan menghilang atau masuk sendiri ke dalam anus
secara spontan.
3) Derajat III
Pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuklagi ke dalam anus dengan bantuan
dorongan jari.
4) Derajat IV
Prolaps hemoroid yang permanen. Rentang dan cenderung untuk mengalami
thrombosis dan infark.
Hemoroid secaraanaskopi dapat dibagi atas :
a. Hemoroid eksterna (diluar/dibawah linea dentate)
b. Hemoroid interna (didalam/diatas linea dentate)
(Sudoyo Aru, dkk 2009)
D. Tanda dan Gejala
a. Tanda
1) Perdarahan
Umumnya merupakan tanda pertama hemoroid interna trauma oleh feces yang keras.
Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak bercampur dengan feces.
2) Nyeri
Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan hemoroid interna dan hanya
timbul pada hemoroid eksterna yang mengalami trombosis dan radang.
b. Gejala
1) Anemia dapat terjadi karena perdarahan hemoroid yang berulang.
2) Jika hemoroid bertambah besar dapat terjadi prolap.
3) Rasa gatal karena iritasi perianal dikenal sehingga pruritis anus rangsangan
mucus.
(Alimun, 2010)
E. Pathofisiologi
Dalam keadaan normal sirkulasi darah yang melalui vena hemoroidalis mengalir
dengan lancar sedangkan pada keadaan hemoroid terjadi gangguan aliran darah balik
yang melalui vena hemoroidalis. Gangguan aliran darah ini antara lain dapat disebabkan
oleh peningkatan tekanan intra abdominal. Vena porta dan vena sistematik, bila aliran
darah vena balik terus terganggu maka dapat menimbulkan pembesaran vena (varices)
yang dimulai pada bagian struktur normal di regio anal, dengan pembesaran yang
melebihi katup vena dimana sfingter anal membantu pembatasan pembesaran tersebut.
Hal ini yang menyebabkan pasien merasa nyeri dan feces berdarah pada hemoroid interna
karena varices terjepit oleh sfingter anal.
Peningkatan tekanan intra abdominal menyebabkan peningkatan vena portal dan
vena sistemik dimana tekanan ini disalurkan ke vena anorektal. Arteriola regio anorektal
menyalurkan darah dan peningkatan tekanan langsung ke pembesaran (varices) vena
anorektal. Dengan berulangnya peningkatan tekanan dari peningkatan tekanan intra
abdominal dan aliran darah dari arteriola, pembesaran vena (varices) akhirnya terpisah
dari otot halus yang mengelilinginya ini menghasilkan prolap pembuluh darah
hemoroidalis. Hemoroid interna terjadi pada bagian dalam sfingter anal, dapat berupa
terjepitnya pembuluh darah dan nyeri, ini biasanya sering menyebabkan pendarahan
dalam feces, jumlah darah yang hilang sedikit tetapi bila dalam waktu yang lama bisa
menyebabkan anemia defisiensi besi.Hemoroid eksterna terjadi di bagian luar sfingter
anal tampak merah kebiruan, jarang menyebabkan perdarahan dan nyeri kecuali bila vena
ruptur. Jika ada darah beku (trombus) dalam hemoroid eksternal bisa menimbulkan
peradangan dan nyeri hebat.
(Sjamsuhidajat, 2010)
F. Pathways hemoroid
Kehamilan Obesitas
Konstipasi dan mengejan Penurunan
dalam waktu yang lama relativevenous return
didaerah perianal
Duduk terlalu lama
Airan vena baik
Sering angkat beban berat
terganggu
Kondisi penuaan
Tekanan periver
Hipertensi portal meningkatkan
pelebarn vena anus
Peradangan pada
plekus haemoroidalis
Prolaps vena
haemorhoidalis
Vena menegang
Ruptur vena
Perdarahan
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Personal Hygiene yang baik terutama di daerah anal.
b. Menghindari mengejan selama defekasi.
c. Diet tinggi serat.
d. Bedrest/tirah baring untuk mengurangi pembesaran hemoroid.
(Brunner &Sudarth. 2009)
H. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan color dubur
Diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rectum. Pada
haemoroid interna tidak dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak cukup
tinggi dan biasanya tidak nyeri.
b. Ansopkor
Diperlukan untuk melihat haemoroid interna yang tidak menonjol keluar
c. Proktosigmoidoskopi
Untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau
proses keganasan di tingkat yang lebih tinggi.
(NANDA, 2015)
I. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1. Biodata
a). Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor register.
b). Identitas penanggung jawab berupa nama, tanggal lahir, jenis kelamin, status,
agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, hubungan dengan pasien.
c). Catatan medis
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Sering menjadi alasan pasien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah
perdarahan saat BAB, terdapat benjolan pada anus dan nyeri saat defekasi.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh atau
terulang kembali. Dan pada pasien waktu pengobatan terdahulu tidak
dilakukan pembedahan sehingga akan kembali RPD.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mulai keluar benjolan di anusnya beberapa minggu hanya ada benjolan
yang keluar dan beberapa hari setelah BAB ada darah yang keluar menetes.
d. Riwayat kesehatan kelurga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hemoroid.
3. Pengkajian konseptual pola Gordon
a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan sebelum dan sesudah sakit
b. Pola nutrisi metabolic sebelum dan sesudah sakit
c. Pola eliminasi, BAB dan BAK sebelum dan setelah sakit
d. Pola aktivitas dan latihan sebelum dan sesudah sakit
e. Pola kognitif proseptual sebelum dan sesudah sakit
f. Pola persepsi diri dan konsep diri sebelum dan setelah sakit
g. Pola peran dan hubungandengan orang terdekat, keluarga dan masyarakat
sebelum-sesudahsakit
h. Pola prodksi seksual sebelum dan sesudah sakit
i. Pola koping dan toleransi stress, sebelumdan sesudah sakit
j. Pola nilai keyakinan sebelum dan sesudah sakit
k. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum dan kesadaran umum pasien
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital
3) Pemeriksaan head to toe
a) Kepala dan rambut : bentuk kepala, keadaan kepala (bersih/kotor/luka)
b) Mata : fungsi penglihatan, konjungtiva, sclera, pupil, reflek terhadap
cahaya, penggunaan alat bantu penglihatan
c) Leher : Pemeriksaan leher, inspeksi, palpasi
d) Pemeriksaan dada : Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
e) Abdomen: Pemeriksaan abdomen, inspeksi, auskultasi, palpasi,
perkusi
f) Genetalia : Kebersihan, penggunaan alat bantu berkemih
g) Ekstremitas : pemeriksaan ekstremitas bawah dan ekstremitas atas
h) Integumen : Warna, turgor kulit, keadaan kulit
l. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan color dubur
Diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rectum.
Pada haemoroid interna tidak dapat diraba sebab tekanan vena di
dalamnya tidak cukup tinggi dan biasanya tidak nyeri.
b. Ansopkor : Diperlukan untuk melihat haemoroid interna yang tidak
menonjol keluar
c. Proktosigmoidoskopi : Untuk memastikan bahwa keluhan bukan
disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat yang
lebih tinggi.
m. Pengkajian nyeri
c. Intervensi keperawatan
Pre operasi
e. Evaluasi
Dilakukan setelah melakukan implementasi keperawatan kepada pasien dan sudah
terlihat bahwa masalah pada pasien sudah teratasi
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, H. A. A. 2010. Riset keperawatan dan Tekhnik Penulisan Ilmiah. Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika.
Brunner &Sudarth. 2009. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta.
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. Gangguan gastrointestinal Aplikasi Asuhan Keperawatan
Nanda NIC NOC. 2015. Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis . Yogyakarta:Media
action