Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah status gizi pada anak di Indonesia masih menjadi fokus utama dalam
upaya perbaikan gizi masyarakat. Global Nutrition Report (GNR) tahun 2014
menunjukan Indonesia termasuk dalam 17 negara, diantara 117 negara, yang
mempunyai tiga masalah gizi yaitu stunting, wasting dan overwight pada bayi atau
balita. Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018, pada prevalensi stunting
30,8%, prevalensi kekurangan gizi (wasting) 10,2% dan prevalensi over weight 8,04%.
Stunting adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang
kurang jika di bandingkan dengan umur (WHO). Berdasarkan hasil pemantauan status
gizi (PSG) 2015, sebesar 29% balita di indonesia termasuk kategori pendek dan
pravalensi balita pendek mengalami peningkatan dari tahun 2016 yaitu 27,5% menjadi
29,6% pada tahun 2017. Fakta lain menyatakan indonesia menduduki peringkat 5 besar
masalah stunting di dunia. Upaya intervesi untuk mencegah bayi atau balita dari
stunting dapat dilakukan pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) (Kemenkes 2016).
Peran pemerintah dampak buruk stunting dapat dilihat dari kebijakan dan
strategi yang dibuat dalam program indonesia sehat berbasis pembangunan kesehatan
tahun 2015-2019 yaitu akselarasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak,
remaja dan lanjut usia yang berkualitas, mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat serta
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450/MENKES/SK/VI/2014 tentang pemberian
ASI secara eksklusif di indonesia dari segi perbaikan gizi (Kemenkes, 2014).
Stunting terhadap perkembangan otak sangat merugikan performance anak.
Perkembangan otak anak di masa golden periodik (0-3 tahun), akan menyebabkan sel
otak tidak tumbuh sempurna. Hal ini disebabkan karena 80-90% jumlah sel otak
terbentuk semenjak masa dalam kandungan samapi usia 2 tahun. Apabila gangguan
tersebut terus berlangsung maka akan terjadi penurunan skor test IQ sebesar 10-13
point. Penurunan perkembangan IQ tersebut akan mengakibatkan terjadinya loss
generation, artinya anak anak tersebut akan menjadi beban masyarakat dan pemerintah
harus mengeluarkan biaya kesehatan yang tinggi akibat warganya mudah sakit.
B. Tujuan makalah
1. Tujuan umum
Untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai cara mencegah
stunting pada balita
2. Tujuan khusus

Anda mungkin juga menyukai