Anda di halaman 1dari 31

BAB II

PEMBAHASAN

A. Integrasi Dalam Al-Quran dan Hadist

Dalam surah Ar-Rum ayat 23 :

‫و من اياته منامكم باليل والنهاروابتغاؤكم من فضله ان في ذالك الايات لكوم تسمعون‬

Artinya : Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Nya tidurmu di waktu malam dan
siang hari dan dan usahamu mencari sebagian dari karunianya . sungguh, pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang mendengarkan.

Dalam Al- Qur’an segala sesuatu yang di sebut dengan hipnosis tidur, gelap,
malam, Allah selalu sisipkan dengan kata-kata yang berkaitan dengan pendengaran,
seperti sam’u, sami’a, sam’a, sami’na.

Hadist seputar ayat :


Dari Al-barra bin Azib Rasulullah SAW bersabdah : “ Jika engkau hendak menuju
ke pembaringanmu (tidur) , maka berwudu lah seperti engkau berwudu untuk
shalat, lalu berbaringlah di rusukmu sebelah kanan lalu ucapkanlah doa : ‘ya Allah
sesungguhnya aku menyerahkan jiwaku hanya kepadaMu, kuhadapkan wajahku
hanya kepada-Mu, kuserahkan segala urusanku hanya kepada-Mu, ku sandarkan
punggungku hanya kepada-Mu, dengan Harap dan cemas hanya kepda-Mu, aku
beriman kepada kitab yang kau turunkan kepada nabi yang Engkau utus.’ Dan
hendaklah engkau jadikan doa tadi sebagai penutup pembicaraanmu malam itu.
Maka jika engkau meninggal pada malam itu niscaya engkau meninggal di atas
fitrah.(HR. Bukhari)

1
B. Definisi Hypnoteaching

Hypnoteaching ini berasal dari kata Hipnosis dan dipengaruhi dengan kata–
kata lainnya seperti sugesti. Hipnosis berasal dari kata hypnos yang berarti tidur.
Namun hipnosis itu sendiri bukanlah tidur. Secara sederhana, hipnosis menurut
Noer (2010) merupakan fenomena yang mirip tidur, dimana alam bawah sadar lebih
mengambil peranan, dan peran alam sadar berkurang. Kondisi semacam ini,
membuat seseorang menjadi sangat sugestif (mudah dipengaruhi) karena alam
bawah sadar yang seharusnya menjadi filter logic, sudah tidak lagi mengambil
peranan (materi pada Fundamental Hypnosis). Hal ini dikarenakan pada bagian
tersebut yang akan menerima apa pun bentuk informasi yang disampaikan
kepadanya. Ia tidak peduli apakah informasi tersebut baik atau buruk,
menguntungkan atau merugikan. Fenomena inilah yang dikenal dengan istilah
sugesti, yaitu menerima perintah apa saja tanpa penolakan. Pencapaian kondisi
demikian diperlukan kelihaian dan keahlian dalam komunikasi persuasif. Fahri
(Noer, 2010) menambahkan bahwa hipnosis itu merupakan suatu kondisi pikiran
saat fungsi analisis logis pada pikiran direduksi sehingga memungkinkan individu
masuk ke dalam kondisi bawah sadar (subconscious). (dalam Audra Parmitha,
2016)
Oleh karena itu pengertian ini bisa di bagi dalam empat macam situasi
(dalam Audra Parmitha, 2016) diantaranya:
1. Hipnosis merupakan seni sugestif, yaitu bagaimana seseorang dapat menyugesti
orang lain. Orang yang tersugesti akan menerima apa pun yang diinginkan oleh
sang hipnotis.
2. Hipnosis merupakan seni komunikasi, yakni komunikasi persuasif antara suyet
(orang yang dihipnosis) dengan hipnotis (orang yang menghipnosis)
3. Hipnosis juga bermakna seni eksplorasi alam bawah sadar, karena proses
terjadinya hipnosis adalah ketika alam bawah sadar mempunyai peranan tinggi
dalam diri seseorang, sedangkan alam sadarnya tidak difungsikan.

2
4. Hipnosis diartikan sebagai seni mengubah tingkat kesadaran, yaitu dari tingkat
kesadaran yang kritis menjadi tidak kritis. Dengan demikian, pikiran akan menuruti
apa saja yang diperintahkan oleh sang hipnosis.

Metode hypnoteaching adalah sebuah metode baru dalam proses


pembelajaran dengan cara memberikan sugesti-sugesti positif kepada siswa. Noer
(2010:118) mengemukakan bahwa hypnoteaching adalah proses pengajaran yang
dapat memberikan sugesti kepada siswa. Dalam hypnoteaching peran pikiran yang
lebih banyak diambil adalah pikiran bawah sadar dengan frekwensi gelombang
alpha dan theta yang mempunyai ciri-ciri tenang, nyaman, rileksasi, puas dan segar
dan bekerja pada pikiran bawah sadar. Berbeda dengan pembelajaran seperti biasa
yang lebih banyak mengambil peran pikiran sadar dengan gelombang beta yang
mempunyai ciri aktif, cemas, khawatir, stress dan bekerja pada pikiran sadar.(dalam
Umar, 2016)

Untuk meluruskan pemahaman tentang makna hypnosis secara ilmiah, akan


dipaparkan beberapa istilah yang berkaitan dengan hypnosis. Bagi yang sudah
membaca tulisan penulis yang berjudul ‘Ibu adalah Hypnotist Terhebat di Dunia’,
beberpa istilah telah dipaparkan di sana. Bagi yang belum membacanya, penulis
jelaskan kembali di sini. Hypnotist adalah orang yang melakukan perbuatan
hipnosis. Hypnosis adalah suatu keadaan di mana gelombang otak turun ke alpha
dan theta. Hypnosis juga diartikan sebagai penembusan faktor kritis pikiran sadar
dan diikuti dengan diterimanya suatu sugesti/ ide atau pemikiran sehingga
menyebabkan perubahan perilaku pada tatanan mental emosional. (dalam Salami,
2017) Menurut Adi W. Gunawan, para pakar hipnosis memberikan definisi untuk
kata hipnosis, antara lain:

1. Hipnosis adalah suatu kondisi di mana perhatian menjadi sangat terpusat


sehingga tingkat sugestibilitas meningkat sangat tinggi.

3
2. Hipnosis adalah seni komunikasi untuk mempengaruhi seseorang sehingga
mengubah tingkat kesadarannya, yang dicapai dengan cara menurunkan gelombang
otak.

3. Hipnosis adalah seni eksplorasi alam bawah sadar.

4. Hipnosis adalah kondisi kesadaran yang meningkat.

5. Hipnosis adalah suatu kondisi pikiran yang dihasilkan oleh sugesti.

Hypnoteaching merupakan perpaduan dari dua kata yaitu “hypnosis” yang


berarti mensugesti dan “teaching” yang berarti mengajar. Sehingga dapat diartikan
bahwa hypnoteaching adalah “menghipnosis/ mensugesti” siswa agar menjadi
pintar dan melejitkan semua anak menjadi bintang. Hypnoteaching adalah salah
satu strategi mengajar yang meningkatkan motivasi dan kualitas belajar siswa.
Hypnoteaching juga bisa diartikan sebagai perpaduan pengajaran yang melibatkan
pikiran sadar (Conscious Mind) dan pikiran bawah sadar (Sub Conscious Mind).

Hypnoteaching in learning (miftahurrozaq, 2018: 83-104) Secara harfiah


hypnoteaching berasal dari kata hypnosis dan pengajaran. Hypnoteaching adalah
metode pembelajaran dengan mengaktifkan dan mengoptimalkan kekuatan pikiran
bawah sadar siswa menjadi lebih cerdas. (Ibnu Hajar, 2011: 5) menambahkan
bahwa metode hypnoteaching adalah kombinasi dari lima metode belajar mengajar,
yaitu pembelajaran kuantum, pembelajaran akselerasi, pengajaran kekuatan, neuro
linguistic programming (NLP) dan hipnosis. Metode ini menekankan komunikasi
pikiran bawah sadar siswa, baik yang dilakukan dengan berbagai cara seperti saran
dan imajinasi. (Ibnu Hajar, 2011: 76) Kemampuan saran untuk berdering di otak,
dapat menuntun seseorang pada apa yang mereka pikirkan. Hypnoteaching
mengaktifkan motivasi batin dan membujuk siswa untuk merasa nyaman dan betah
dalam belajar. Saran yang diberikan oleh guru membuat siswa termotivasi untuk
terus menikmati belajar. untuk menjadi lebih pintar, dengan memprioritaskan

4
prinsip bahwa saran dapat mempengaruhi hasil belajar melalui penggunaan bahasa
persuasif dari pikiran bawah sadar.(dalam Afandi ,2019)
Hypnoteaching adalah istilah baru yang sering menjadi objek
pembicaraan. Hypnoteaching sendiri berarti upaya untuk mengurangi frekuensi
gelombang otak sehingga siswa menjadi rileks dan lebih sugestif dalam menangkap
nilai-nilai positif dari suatu proses pembelajaran. Hypnoteaching adalah bagian dari
ilmu hipnosis yang dikembangkan dalam pendidikan, untuk memahami bagaimana
implementasi hypnoteaching dalam proses pembelajaran diperlukan pemahaman
yang komprehensif mengenai pemahaman dasar hipnosis. Penerapan
hypnoteaching dalam pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari pemahaman guru
tentang dasar-dasar pengetahuan hipnosis, di bawah ini akan menjelaskan apa dan
bagaimana sebenarnya hipnosis adalah: Definisi singkat dan sejarah perkembangan
hipnosis. Istilah hipnosis berasal dari kata hypnosis yang merupakan kata dasar
hypnos yang berarti "dewa tidur" dalam legenda Yunani. Dalam Kamus Bahasa
Indonesia Hebat seperti yang dikemukakan oleh Willy Wong & Andri Hakim,
hipnosis adalah keadaan tidur karena sugesti, yang pada awalnya orang berada di
bawah pengaruh orang yang memberikan sugesti, tetapi pada tahap selanjutnya
menjadi sama sekali tidak sadar (Willy, 2010: 23). (dalam Afandi ,2018)
Sementara itu makna kata hipnosis adalah membuat atau menyebabkan
seseorang berada dalam keadaan hipnosis; berkaitan dengan hipnosis. Pada zaman
kuno hipnosis dipraktikkan dalam ritual keagamaan atau ritual penyembuhan, pada
saat itu orang Eropa tidak memperhatikannya bahkan di abad pertengahan hipnosis
dianggap sebagai sihir dan sains yang menggunakan bantuan roh, dan identik
dengan kerahasiaan takhayul. (Ibnu Hajar, 2011: 13) Hipnosis mulai berkembang
menjadi era magnetisme dan mesmerisme, yaitu istilah yang diambil dari nama
seorang dokter Austria, Franz Anton Mesmer (1734-1815). Mesmer kemudian
dianggap sebagai orang pertama yang menjadi dasar hipnosis modern. (dalam
Afandi ,2018s)
James Braid, seorang dokter dari Inggris, dianggap sebagai bapak
hipnosis modern, yang pada abad ke-19 menyimpulkan bahwa hipnosis psikologis
itu. Pada tahun 1958, American Medical Association menyetujui penggunaan

5
hipnosis di dunia medis. Selanjutnya, British Medical Association dan Italian
Medical Association juga dibentuk dan menjadi salah satu ilmu yang secara resmi
dipelajari dan diakui di dunia medis. Hipnosis modern kemudian berkembang pesat
dengan munculnya tokoh-tokoh seperti Milton H Erikson, seorang psikiater
Amerika yang berspesialisasi dalam hipnosis medis dan terapi keluarga. Erickson
mengubah paradigma hipnoterapi dari pola otoriter (otoriter) menjadi pola kerja
sama antara hipnoterapis dan klien. Juga dinyatakan bahwa hipnosis adalah kondisi
alami bagi orang tersebut. Dengan kata lain, metode ini tidak dapat digunakan untuk
membuat orang percaya pada kepercayaan dan norma orang tersebut.(dalam Afandi
,2018)
Hypnoteaching adalah model pembelajaran yang menekankan pikiran alam bawah
sadar, karena alam pikiran bawah sadar lebih besar dominasinya terhadap cara kerja
otak. Pikiran sadar (conscious mind) mempunyai pengaruh sebesar 12% sedangkan
pikiran bawah sadar (subconscious mind) mempunyai pengaruh yang lebih besar
yaitu 88% terhadap perilaku, pola pikir, sikap, dan kebiasaan tiap individu (Yustita
dalam Hepta Bungsu an Djukri, 2015)

hypnoteaching adalah seni berkomunikasi dengan jalan memberikan sugesti agar


para peserta didik menjadi lebih cerdas (Nurcahyo dalam Ali Umar,2017)

hypnoteaching merupakanperpaduan mengajar yang melibatkan pikiran sadar dan


pikiran bawah sadar (Triwidia dalam Ali Umar,2017)

hypnoteaching adalah proses pengajaran yang dapat memberikan sugesti kepada


siswa. (Noer dalam Ali Umar, 2017)

Hypnoteaching adalah strategi yang digunakan oleh guru untuk mengaktifkan


kemampuan belajar siswa. (Muslim dalam Sukarnianti, 2015)

dijelaskan bahwa hipnosis adalah metode komunikasi, baik verbal maupun non-
verbal, persuasif dan sugestif kepada klien sehingga mereka menjadi kreatif dan
bereaksi. (Noer dalam Sukanianti,2015)

Hypnoteaching berasal dari dua kata yaitu hypnosis dan teaching. Hypnosis dapat
diartikan sebagai sugesti, hal ini mengacu pada definisi yang dikeluarkan oleh U.S.

6
Department of Education, Human Services Division, dikatakan bahwa; “Hypnosis
is the bypass of the critical factor of the conscious mind followed by the
establishment of acceptable selective thinking” atau “Hipnosis adalah penembusan
faktor kritis pikiran sadar diikuti dengan diterimanya suatu pemikiran atau sugesti”
(Majid dalam Hepta Bungsu an Djukri, 2015)

Menurut Yustisia (2012: 75) mengatakan bahwa hypnoteaching merupakan metode


pembelajaran yang dalam menyampaikan materi, guru memakai bahasa-bahasa
bawah sadar yang bisa menumbuhkan ketertarikan tersendiri kepada anak didik
(Yustita dalam Puspitasari, D Wina. 2018)

Istilah Hypnoteaching berasal dari dua kata yaitu, “hypno” dan “teaching”.
Kata Hypno berasal dari hypnosis yang bisa diartikan sebagai sesuatu yang bisa
menyebabkan tidur, dan hypnotis berarti ahli hypnosis, (Muhammad Noer dalam
Kasan As’ari, 2016/2017). Hypnoteaching juga dapat diartikan sebagai
pembelajaran di bawah alam sadar, yaitu cara mengajar yang unik, kreatif sekaligus
imajinatif. (Novian Triwidia Jaya dalam Kasan As’ari 2016/2017).

Hypnoteaching berasal dari kata hypnosis dan teaching. Dari sini, kemudian
bisa diartikan bahwa hypnoteaching adalah seni berkomunikasi dengan jalan
memberikan sugesti agar para siswa menjadi lebih cerdas. Dengan sugesti yang
diberikan, diharapkan mereka tersadar dan tercerahkan bahwa ada potensi luar biasa
yang selama ini belum pernah mereka optimalkan dalam pembelajaran. (Nurcahyo
dalam Hasbullah dan Rahmawati, 2015)

Hypnosis merupakan sebuah keadaan pikiran yang terjadi ketika fungsi


analitis logis dari pikiran direduksi sehingga memungkinkan seorang individu
merasuk kedalam jiwanya di bawh alam sadar (sub-conscious/unconcious),
sehingga berbagai macam potensi yang tersimpan dalam diri akan bisa
dimanfaatkan secara maksimal sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. (Isma
Almatin dalam Kasan As’ari 2016/2017)

7
C. CIRI-CIRI HYPNOTEACHING
Ciri-ciri hipnoteaching (dalam Hasbullah, 2015)
1. Perhatian yang terfokus/fokus tunggal
Kondisi fokus saat belajar sebenarnya kondisi yang dibutuhkan oleh
setiap orang agar pikiran tidak bercabang. Teknik hypnosis
mengarahkan subjeknya untuk bisa memusatkan diri terhadap hal
tertentu.
2. Relaksasi kondisi fisik
Relaksasi memegang peran yang penting, karena menyiapkan
kondisi siswa untuk dapat mengikuti pembelajaran.
3. Peningkatan kemampuan sebagian atau seluruh pancaindra.
Cara ini bisa dilakukan dengan merangsang semua pancaindra siswa.
Dukungan dari kelima pancaindra dapat membantu siswa dalam
menyerap informasi dan menyimpannya dalam pikiran bawah sadar.
Sebagai contoh saat ingin menceritakan tentang bagaimana proses
bagaimana pencernaan makanan didalam tubuh manusia perlu
dijelaskan kepada siswa gambaran-gambaran organ tubuh yang terlibat
dalam proses pencernaan makanan. Jabarkan manfaat yang akan mereka
dapat ketika mereka memahami proses pencernaan.
d. Pengendalian reflek dan aktivitas fisik.
Hal ini digunakan untuk menyesuaikan gaya pengajar dengan modalitas
gaya belajar anak yang bermacam-macam seperti visual, auditori, dan
kinestetik. Hal ini dilakukan guru dengan cara mengkombinasikan gaya
belajar siswa. Saat mengajar guru dapat memadukan kata-kata yang
menarik dengan gerakan-gerakan ekspresif yang menggambarkan
tentang materi yang sedang dijelaskan guru.
e. Respon siswa sebagai pengaruh pascahipnosis.
Hasil yang dirasakan dalam sebuah proses hypnosis adalah bagaimana
pengaruh sugesti yang diberikan berdampak pada aktivitas yang
dilakukan oleh siswa setelah dihipnosis. Dengan kata lain respon yang

8
dimaksud adalah siswa memahami tujuan dari belajar mereka setelah
selesai pembelajaran.

D. LANGKAH-LANGKAH HYPNOTEACHING

Dalam pelaksanaannya langkah-langkah hypnoteaching menurut Hajar (dalam


Hasbullah, 2015) adalah sebagai berikut :
a. Niat dan Motivasi Guru sebelum mengajar.
Kesuksesan seseorang tergantung pada niat dalam dirinya untuk bersusah payah
dan bekerja keras dalam mencapai kesuksesan tersebut. Niat yang dimaksud adalah
kemauan keras pada diri guru untuk memberikan pelajaran yang berkualitas dan
mampu memperbaiki kualitas belajar siswa. Niat guru sebelum mengajar dapat
dilihat dari kesungguhannya dalam mempersiapkan dan menguasai metode
pembelajaran ataupun materi pembelajaran.
b. Pacing.
Pacing berarti menyamakan posisi, gerak tubuh, bahasa, serta gelombang otak
dengan orang lain, dalam hal ini adalah siswa. Dalam (Hakim, 2010:49) dengan
menggunakan alat EEG (electro encephalo graph) gelombang pikiran terbagi
menjadi empat kategori yaitu gelombang otak Beta, gelombang otak Alfa,
gelombang otak Theta, dan gelombang otak Delta. Gelombang otak Beta adalah
kondisi saat seseorang sadar sepenuhnya yaitu ketika seseorang beraktivitas dengan
fokus lebih dari satu hal. Gelombang otak Alfa adalah kondisi seseorang benar-
benar dalam kondisi relaks dan fokus. Kondisi inilah yang dimaksud dengan
kondisi hypnosis, yaitu saat seseorang mudah menyerap informasi secara maksimal
tanpa adanya pikiran-pikiran lain yang mengganggu. Gelombang otak Theta adalah
kondisi seseorang berada dalam kondisi setengah tertidur atau disebut kondisi
meditatif. Gelombang otak Delta adalah kondisi seseorang dalam keadaan tidur
pulas atau bisa dikatakan telah memasuki kondisi tidak sadarkan diri. (Hakim,
2010:50) Pacing bertujuan membangun kedekatan guru dengan siswa.

c. Leading.

9
Leading berarti memimpin atau mengarahkan setelah proses pacing di lakukan.
Setelah melakukan pacing, para siswa akan merasa nyaman dengan guru. Pada saat
itulah hampir setiap apapun yang guru ucapkan atau tugaskan kepada mereka, akan
dilakukan dengan suka rela dan bahagia. Sehingga sesulit apapun materinya,
pikiran bawah sadar mereka akan menangkap materi pelajaran dengan mudah.
Pada tahapan ini guru dapat memimpin siswa untuk fokus pada materi yang akan
dipelajari. Selain itu guru bisa memimpin siswa untuk mengikuti pembelajaran
dengan suasana yang nyaman dan menyenangkan.

d. Menggunakan kata – kata positif saat mengajar.


Langkah berikutnya adalah langkah pendukung dalam melakukan pacing dan
leading. Penggunaan kata positif ini sesuai dengan cara kerja pikiran bawah sadar
yang tidak mau menerima kata negatif.

e. Memberikan pujian kepada siswa.


Pujian merupakan reward peningkatan harga diri seseorang. Pujian merupakan
salah satu cara untuk membentuk konsep diri seseorang. Pemberian pujian bisa
dilakukan ketika siswa berhasil melakukan atau mencapai prestasi. Berikan pujian
sekecil apapun bentuk prestasinya, termasuk ketika ia berhasil melakukan
perubahan positif pada dirinya.

f. Modeling.
Modeling adalah proses memberi tauladan melalui ucapan dan perilaku yang
konsisten. Hal ini sangat perlu dan menjadi kunci metode hypnoteaching. Setelah
siswa merasa nyaman dengan guru maka diperlukam kepercayaan (trust) siswa
kepada guru dengan perilaku guru yang konsisten melalui ucapan dan ajaran guru.
Guru harus menjadi figur yang dipercaya.

E. Pengaplikasian Hipnoteaching
Seorang guru sadar bisa mengaplikasikan prinsip-prinsip hypnoteaching
(dalam Salami, 2017) sebagai berikut:

10
1. Opening

Pada tahap opening pembelajaran, guru bisa melakukan berbagai variasi kegiatan
yang tujuannya untuk menyiapkan pikiran dan perasaan siswa hingga terciptanya
learning state atau kondisi siap untuk belajar. Dalam Neuro Linguistic
Programming (NLP) ada yang dikenal dengan istilah Pacing, yaitu menyamakan
posisi, gerakan tubuh, bahasa, dan gelombak otak.4 Karena informasi yang
disampaikan akan mudah diterima oleh orang yang memiliki gelombang otak yang
sama. Untuk Pacing ini, beberapa kegiatan berikut bisa dilakukan:

a. Berdoa Bersama.
Dengan berdoa bersama, maka posisi tangan sama menengadah ke atas, suara doa
sama terdengar, kata Amin serentak diucapkan, dan perasaan tenang ketika
mendengar doa dibacakan, mampu menurunkan gelombang otak sehingga peserta
didik lebih rileks dan akan siap menerima pesan-peasn moral serta materi pelajaran
yang akan disampaikan.

b. Senam Otak
Berbagai variasi senam otak juga bisa dilakukan untuk melatih keseimbangan kerja
antara bahagian otak kiri dan otak kanan. Semakin selaras kerjanya, maka semakin
fokus anak-anak belajar dan semakin mudah proses belajarnya. Persamaan gerakan
antara guru dan murid pada aktivitas senam otak, perasaan gembira ketika
melakukannya meskipun ada yang salah, juga akan membuat anak didik lebih rileks
untuk siap belajar. Untuk melatih berbagaivariasi senam otak, penulis anjurkan
pembaca membuka youtube untuk menonton video senam otak agar bisa melatih
peserta didiknya.

c. Cerita
Cerita yang dipilih sebaiknya yang berdurasi pendek tetapi memiliki pesan moral
yang tepat sesuai usia peserta didik. Guru sadar akan terus belajar mencari
khazanah cerita yang tidak pernah habisnya. Cerita bisa diceritakan sendiri oleh

11
guru atau menonton bersama dari video berdurasi pendek. Memulai pembelajaran
dengan cerita akan menfokuskan perhatian anak dan learning state ini digunakan
untuk penyampaian materi pelajaran berikutnya.

d. Teka-Teki
Teka-teki juga sangat ampuh untuk menarik perhatian peserta didik terutama ketika
mereka berpikir tentang apa jawaban dari teka-teki tersebut. Ketika ada salah
seorang dari peserta didik yang bisa menjawab dengan tepat, maka guru
memberikan apresiasi dan perasaan gembira meliputi seluruh kelas. Kondisi ini
sangat baik untuk memulai pelajaran. Teka-teki yang dipilih hendaknya disesuaikan
dengan tingkat kematangan siswa dalam berpikir.

e. Yel-yel
Yel-yel juga salah satu aktivitas untuk menyamakan gerak tubuh dan suara serta
bahasa. Misalnya yel-yel yang berbunyi: 1,2,3, kelas V-A jenius, 1,2,3, kelas V-A
jenius, 1,2,3, kelas V-A jenius, yes! (sambil mengepalkan tangan ke atas). Guru
bisa menciptakan berbagai variasi yel-yel sesuai dengan kondisi peserta didik.

f. Bertepuk Variasi
Bertepuk tangan dengan berbagai variasi bisa diciptakan sendiri oleh guru sesuai
dengan kebutuhan. Bisa juga guru menggunakan tepuk yang sudah terkenal seperti
tepuk anak shalih, tepuk pramuka, tepuk toge, dan lain-lain.

g. Humor
Memulai pelajaran dengan humor juga sangat efektif untuk menyamakan
gelombang otak antara guru dan murid. Ketika guru yang memiliki sense of humor
berakting, ia menjiwai humornya dan murid juga menikmati humor tersebut,
sehingga semua merasa rileks. Dengan demikian, learning statepun bisa tercipta.
Setelah proses pacing, baru dilakukan leading. Leadingberarti memimpin atau
mengarahkan.5 Bila pacing sudah berhasil, maka leading mudah dilakukan. Kalau
murid sudah merasa nyaman dengan guru tersebut, maka apapun yang disampaikan

12
oleh guru akan diterima dengan senang hati. Untuk leading, guru bisa menunjukkan
kepada murid manfaat dari materi yang akan dipelajari, terutama manfaat dalam
kehidupan sehari-hari di dunia ini, dan manfaat kelak di akhirat. Dengan
mengetahui manfaat, anak akan termotivasi untuk belajar meskipun guru tidak
berada di depannya.

2. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti bisa dimulai dengan pertanyaan ajaib. Pertanyaan ini
disesuaikan dengan materi yang diajarkan atau disesuaikan dengan keadaan kondisi
peserta didik. Penekanan dari pertanyaan ajaib ini memancing siswa untuk
menjawab pertanyaan dengan melibatkan pikiran sadar dan pikiran bawah sadarnya
secara bersamaan. Contoh dari pertanyaan ajaib: “Apa yang kamu lakukan untuk
menjadi juara 1 di kelas”? Anak-anak akan berpikir menggunakan pikiran sadar
tentang strategi yang dilakukan untuk menjadi juara satu di kelas. Sementara
pikiran bawah sadarnya membenarkan strategi itu dan merasakan seolah-olah ia
sedang atau sudah melakukannya, sehingga perasaan semangat dan bahagia untuk
belajar tumbuh seketika, karena tubuhnya merespon sinyal yang dikirim oleh
perasaannya. Kalau ia sudah merasakan perasaan itu sekali saja pada level pikiran
bawah sadar, maka kapanpun ia mengingat pertanyaan tersebut, ia langsung
termotivasi untuk belajar. Itulah sebabnya disebut dengan pertanyaan ajaib.
Contoh pertanyaan ajaib lainnya seperti: “Apa yang kamu rasakan kalau kamu
terpilih menjadi siswa teladan mewakili sekolah kita”? Setelah mendengar
pertanyaan tersebut, anak langsung melakukan visualisasi seolah-olah ia sudah
terpilih menjadi siswa teladan. Tanpa sadar perasaan bahagia dan haru langsung
muncul. Kadang kala air matanya pun berlinang karena keharuan tersebut. Bila hal
ini terjadi, anak sudah memasukkan kondisi mental ini ke gudang memori bawah
sadar. Kapanpun ia mengingat pertanyaan itu, perasaan bahagia muncul dan
perilaku sebagai siswa teladanpun direspon oleh anggota tubuhnya yang lain,
termasuk senang untuk belajar dan mengukir prestasi.
Bila durasi pembelajaran agak lama, maka guru bisa melakukan ice breaking untuk
merecharge energi siswa dalam belajar. Mungkin materi pelajaran agak sulit, atau

13
sudah terlalu lama menyelesaikan tugas yang menguras energi, maka ice breaking
sangat dibutuhkan oleh siswa. Banyak sekali variasi ice breaking yang dikenal
dalam dunia pendidikan yang bisa diadopsi oleh para guru sesuai dengan kebutuhan
siswanya. Salah satu contoh ice breaking yang sederhana adalah menyuruh siswa
menggambar wajahnya sendiri di kertas yang ditempelkan di wajahnya. Dengan
menutup mukanya dengan selembar kertas putih, siswa disuruh menggambar
lingkaran wajahnya, letak mulut, hidung, dan dua matanya dengan pulpen atau
spidol. Setelah itu ia menunjukkan kepada teman di sampingnya, sambil berkata:
“ini wajah saya”. Kelaspun akan riuh dengan suara siswa terawa begitu melihat
model-model wajah yang digambarkan oleh setiap siswa. Ada yang matanya keluar
dari lingkaran wajah, ada yang hidungnya di atas mulut dan bermacam variasi
lainnya. Icebreaking ini bisa mengembalikan energi siswa untuk melanjutkan
pembelajaran.
Selama kegitan inti berlangsung, di samping pertanyaan ajaib dan ice breaking,
guru juga perlu memberi apresiasi kepada siswa. Apresiasi bisa dengan verbal dan
non verbal. Contoh apresiasi verbal: “Semakin hari ibu melihat kamu semakin
lancar membaca”. Apresiasi ini cocok untuk anak kelas satu atau kelas dua SD.
Ketika gurunya mengatakan demikian, maka pesan tersebut menembus pikiran
bawah sadarnya karena guru adalah figur otoritas untuk anak. Anak merasa senang
belajar dengan guru tersebut. Karena ia sudah senang dengan gurunya, maka
pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut juga akan disukai oleh anak sebab ia
memiliki kesan mental positif yang tidak bisa dipisahkan antara guru dan pelajaran
yang diajarkannya. Apresiasi lainnya bisa dengan membubuhi tanda bintang di
bawah tanda tangan guru setelah menilai hasil kerja siswa. Gambar bintang ini
memberikan makna yang bermacam-macam dalam persaan murid, namun
semuanya positif. Perasaan positif dari murid tersebut akan memancarkan vibrasi
positif untuk orang-orang disekelilingnya, terutama dalam proses pembelajaran.
Bila seorang murid memuji guru, maka balaslah pujian itu dengan yang
lebih baik. Contohnya anak mengatakan: “Ibu cantik kali hari ini”. Sebaiknya guru
menjawab: “ Ibu cantik karena ibu mau jumpa murid ibu yang jauh lebih cantik dan

14
ganteng serta rajin belajar di kelas ini”. Anak pasti sangat terkesan dengan balasan
tersebut dan suasana kelas akan diliputi oleh perasaan bahagia.
Contoh apresiasi non verbal acungan jempol, sentuhan, senyum yang tulus dan
Hadiah. Ketika anak menjawab pertanyaan dengan baik, berilah acungan jempol
dengan wajah yang berseri-seri sebagai tanda apresiasi atas apa yang telah anak
lakukan. Bisa juga pada waktu yang lain guru menyentuh pundaknya dan
memperkuat bahwa jawabannya itu tepat sekali. Anak merasa bahagia karena
dihargai seperti itu. Kondisi mental positif ini akan berdampak baik bagi proses
pembelajaran berikutnya. Senyuman yang tulus dari seorang guru ketika merespon
hasil kerja anak, akan membuat murid menyenanginya. Kemudian pada even
tertentu guru juga bisa memberikan hadiah kepada anak meskipun tidak terkait
dengan pelajaran. Misalnya pada hari ulang tahunnya guru bisa memberikan buku
baru atau pulpen baru untuk anak ketika proses pembelajaran berlangsung. Anak
pasti sangat terkesan dengan apresiasi ini dan merasa bahagia diperhatikan seperti
itu. Perasaan bahagia ini akan memudahkan ia mempelajari materi yang diajarkan
oleh guru tersebut.
Di samping pertanyaan ajaib, ice breaking dan apresiasi, memberdayakan
spikiran bawah sadar dalam proses pembelajaran bisa dilakukan dengan imajinasi.
Contohnya: “Bayangkan, setiap kali kalian selesai belajar di sekolah, tugas rumah
sangat mudah kalian kerjakan. Kalian bahagia, orang tua bahagia, guru bahagia dan
ibu juga bahagia”.
Contoh lain: “Bayangkan kalian menjawab UAN dengan mudah karena kalian telah
belajar di sini dengan semangat yang tinggi, dan kalian lulus dengan nilai yang
bagus yang diperoleh dengan cara yang jujur”. Ketika anak membayangkan hal itu
terjadi pada dirinya, ia tidak saja menggunakan pikiran sadar, tetapi juga pikiran
bawah sadar. Ketika suatu program pikiran sudah berada pada level pikiran bawah
sadar, maka anggota tubuhnya yang lain akan merespon dalam bentuk perilaku.
Selain pertanyaan ajaib, ice breaking dan apresiasi, dan imajinasi, ada hal lain
yang bisa dilakukan untuk aplikasi hypnoteaching yaitu menabung perhatian.
Cara menabung perhatian bisa dengan berbagai cara. Contohnya dengan
mengucapkan kalimat-kalimat berikut ini:

15
1. Ibu perhatikan kamu mirip dengan Ustaz Arifin Ilham
2. Ibu lihat kamu suka warna biru ya.
3. Ibu melihat kamu anak yang disiplin.
4. Ibu mendengar kamu aktif di kegiatan Remaja Mesjid. Ibu tahu kamu seorang
Qari yang baik.
5. Ibu perhatikan tulisan kamu rapi sekali.

Perlu diperhatikan di sini bahwa tidak ada pembicaraan lain lagi setelah menabung
perhatian tersebut. Guru bisa langsung pergi meninggalkan murid dengan perasaan
bahagia karena merasa diperhatikan.
Aplikasi hypnoteaching berikutnya bisa dengan menggunakan Hypnotic Language
Patterns. Diantaranya adalah:
1. Menggunakan kata ‘atau’ (double binds). Contohnya: Kalian kerjakan soal
ini sekarang atau setelah istirahat? Jawaban apapun yang dipilih murid,
secara tidak sadar ia sudah setuju untuk mengerjakan soal tersebut. Pikiran
sadarnya hanya sibuk memikirkan sekarang atau setelah istirahat. Kalian
mau kumpul PR besok atau lusa? Pikiran sadar murid sibuk memikirkan
besok atau lusa, sementara pikiran bawah sadar tanpa disadari oleh pikiran
sadar, sudah setuju untuk mengerjakan PR.
2. Menggunakan pola Cause-Effect . Contohnya: Jika kalian belajar lebih rajin
lagi, maka pelajaran ini menjadi mudah. Untuk menciptakan sebuah
keterkaitan antara berbagai kondisi, dan untuk meningkatkan kemasuk
akalan suatu sugesti, dapat digunakan kata-kata kunci hubungan sebab-
akibat untuk mengaplikasikan pola ini. Bisa digunakan ‘apapun yang
sedang terjadi’ sebagai sebab, dan ‘apa yang diinginkan terjadi’ sebagai
akibat. Pada contoh ini, yang diinginkan terjadi adalah pelajaran menjadi
mudah, dan sebagai sebabnya adalah lebih rajin belajar. 3. Complex
Equivalence (Menyamakan Makna)
Contohnya: Menyontek dalam ujian sama dengan berdusta pada guru.
Berdusta berarti memiliki salah satu ciri munafik. Orang munafik tempatnya
dikerak neraka. Ada di kelas ini yang mau ditempatkan dikerak neraka?

16
Ketika mendengar kalimat ini, perasaan anak-anak akan ngeri, dan
menyontek merupakan hal yang mengerikan yang harus dijauhi.

3. Closing

Ketika menutup satu sesi pembelajaran hypnotic teacher bisa melakukan hal -hal
sebagai berikut:
a. Membuat Kesimpulan. Dalam membuat kesimpulan, guru harus memperhatikan
modalitas belajar siswa. Kalau dalam ruang tersebut banyak siswa yang modalitas
belajarnya dominan visual, maka sebaiknya kesimpulan dibuat dalam bentuk bagan
dan ditulis dengan spidol berwarna-warni.

b. Mendoakan mereka dengan setulus hati.

c. Mengucapkan affirmasi Positif

d. Memberi salam dengan penuh semangat dan senyum yang ikhlas, sehingga ketika
anak meninggalkan ruang belajar, yang tersisa pada dirinya adalah perasaan
bahagia.

F. Teori dan Indikator eberhasilan Penerapan Hipnoteaching

Hipnotheaching akan membuat siswa lebih fokus dan termotivasi dalam


belajar, siswa akan menuruti apapun yang guru perintahkan. Disamping itu siswa
akan merasa nyaman dan tenang dalam belajar. Metode hypnoteaching lebih
menitikberatkan kepada guru untuk menguasai hati siswa sehingga siswa merasa
guru adalah orang yang membuat siswa merasa terlindungi, tempat siswa meminta
solusi atas masalah yang mereka hadapi.(dalam Umar, 2016)

Penjelasan bagaimana keadaan pembelajaran yang sudah memasukikondisi


hypnoteaching yang (dalam Audra Pramitha, 2016) , maka telah dirancang oleh
Edistria (2012) indikator–indikatornya sebagai berikut:
1. Siswa fokus memperhatikan guru ketika menjelaskan materi.

17
2. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3. Siswa merespon setiap pertanyaan guru.
4. Siswa memiliki rasa ingin tahu yang besar.
5. Siswa tidak ada yang mengantuk.
6. Siswa tidak melakukan hal lain di luar kegiatan pembelajaran matematika.

G. MANFAAT HYPNOTEACHING
Manfaat metode Hypnoteaching menurut ( Wina dalam Yustia, 2018)
manfaat metode hypnoteaching sebagai berikut:
1. Pembelajaran menjadi menyenangkan dan lebihmengasyikkan baik bagi peserta
didik maupun bagi guru.
2. Pembelajaran dapat menarik perhatian peserta didik melalui berbagai kreasi
permainan yang diterapkan oleh guru.
3. Guru menjadi lebih mampu dalam mengelola emosinya.
4. Pembelajaran dapat menumbuhkan hubungan yang harmonis antara guru dan
peserta didik.
5. Guru dapat mengatasi peserta didik yang mempunyai kesulitan belajar melalui
pendekatan personal.
6. Guru dapat menumbuhkan semangat peserta didik dalam belajar melalui
permainan hypnoteaching.

H. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN METODE HIPNOTEACHING

Pembelajaran yang menggunakan metode hypnoteaching. Di


memiliki kelebihan dan kekurangan (dalam Kasa, 2018) , diantara kelebihannya :

1. Kegiatan proses belajar mengajar terjadi lebih


baik karena adanya interaktif yang bagus.
2. Proses pembelajaran lebih aktif

18
karena banyak menggunakan simbol-simbol dan gerakan-gerakan motorik
anggota tubuh, sehingga bisa melayani semua siswa dengan gaya belajar yang
berbeda.
3. . Peserta didik menjadi lebih mudah untuk menguasai materi pelakaran.
4. Peserta didik dapat dengan mudah menguasai materi, karena termotivasi lebih
untuk belajar.
5. Peserta didik lebih bisa berfikir imajninatif dan kreatif.
6. Perhatian peserta didik akan tersedot penuh terhadap materi.

Dan kekurangannya antara lain:


1. Pada awal penerapan diperlukan kegiatan pembimbingan
dari guru untuk melaksanakan kegiatan visualisasi dan afirmasi
2. Waktu yang dibutuhkan lebih lama dari pelajaran biasa, karena membutuhkan
waktu untuk konsentrasi dan penurunan gelombang otak.
3. membutuhkan peralatan lain sebagai pendukung, seperti alat pemutar musik
dan musik yang lembut dan sebagainya.
4. Apabila ada gangguan di tengah proses pembelajaran biasanya konsentrasi dan
perhatian siswa mudah buyar, sehingga memerlukan pengulangan.
5. Guru harus lebih aktif memberikan sugesti yang positif dengan kalimat-
kalimat yang mengena.

I. JURNAL ACDEMIC DISHONESTY

No Penulis Judul Tahun Nama Jurnal Kesimpulan Saran


1 Ali umar Pengaruh Penerapan 2018 As-Salam pemahaman -
Pendekatan konsep
Pembelajaran siswa yang
Kontekstual Dengan diajar dengan
Hypnoteaching pendekatan
Terhadap pembelajaran
Pemahaman Konsep kontekstual
Siswa dengan
hypnoteaching

19
lebih baik
dibanding
pemahaman
konsep siswa
yang diajar
dengan
pendekatan
pembelajaran
konvensional.
2 Audra PENERAPAN 2016 PENDIDIKAN Peningkatan -
Pamitra TAPPS DISERTAI UNSIKA disposisi
Muslim HYPNOTEACHING matematis
(HYPNO-TAPPS) siswa yang
DALAM memperoleh
MENINGKATKAN pembelajaran
DISPOSISI TAPPS disertai
MATEMATIS hypnoteaching
SISWA SMP tidak lebih baik
daripada siswa
yang
memperoleh
pembelajaran
konvensional.
3 Salami HYPNOTIC 2017 - proses
TEACHER DAN pembelajaran
HYPNOTEACHING yang
memberdayaka
n pikiran sadar
dan pikiran
bawah sadar
murid jauh
lebih
menyenangkan
dan berkesan.
Pembelajaran
dengan cara ini
disebut dengan
hypnoteacing.
Sedangkan
guru yang

20
mampu
mengaplikasika
n cara ini
disebut
hypnotic
teacher.
4 Muhammad Instilling Creative 2018 Journal of Islamic Metode ini -
Sidik Alfandi Spirit and Improving Culture and sangat tepat
Work Ethics through Education untuk
Hypno Spiritual menyampaikan
Teaching materi tentang
agama, Islam,
pengabdian,
dan persatuan
dan akan sangat
mudah untuk
memberikan
pendidikan
karakter dalam
kegiatan
pembelajaran
PAI. Penerapan
pengajaran
spiritual hypno
akan
memudahkan
pendidik untuk
memahami
sikap kreatif
siswa, dan etos
kerja,
menanamkan
kejujuran,
tanggung
jawab,
keberanian,
amal, kerja
sama, dan
karakter yang
terkait dengan

21
nilai-nilai
moral Islam.

5 Muhammad USING 2015 Para peneliti


Zuhri Dj, HYPNOTEACHING menyimpulkan
Sukarnianti STRATEGY TO Dinamika Ilmu bahwa
IMPROVE penggunaan
STUDENTS’ strategi
WRITING ABILITY hypnoteaching
efektif untuk
meningkatkan
kemampuan
menulis siswa
6 Hepta PENGEMBANGAN 2015 Jurnal Inovasi Model
Bungsu MODEL Pendidikan Ipa pembelajaran
Agung PEMBELAJARAN hypnoteaching
Jayawardana, HYPNOTEACHING beserta
Djukri UNTUK perangkat yang
MENINGKATKAN dikembangkan,
MOTIVASI DAN secara empiris
HASIL BELAJAR valid dan
BIOLOGI SISWA reliabel dengan
SMA/MA kategori
“Sangat Baik”,
sehingga model
pembelajaran
ini layak
digunakan
sebagai
alternatif model
pembelajaran
yang relevan.
Kedua, Model
pembelajaran
hypnoteaching
mempunyai
pengaruh yang
signifikan
terhadap

22
peningkatan
motivasi belajar
siswa kelas XI
SMAN 2
Banguntapan
dan MAN
Yogyakarta III,
hal ini
dibuktikan
dengan uji
MANOVA
yang
menunjukkan
nilai
signifikansi
(Sig.) = 0,000
dengan taraf
kepercayaan
95%. Ketiga,
Model
pembelajaran
hypnoteaching
mempunyai
pengaruh yang
signifikan
terhadap
peningkatan
hasil belajar
siswa kelas XI
SMAN 2
Banguntapan
dan MAN
Yogyakarta III,
hal ini
dibuktikan
dengan uji
MANOVA
yang
menunjukkan
nilai

23
signifikansi
(Sig.) = 0,000
dengan taraf
kepercayaan95
%.
7 Ali Umar IMPLEMENTASI 2017 Jurnal As-Salam Secara umum
PENDEKATAN dapat
PEMBELAJARAN disimpulkan
KONTEKSTUAL bahwa
DENGAN pembelajaran
HYPNOTEACHING dengan
UNTUK pendekatan
MEREDUKSI pembelajaran
TINGKAT kontekstual
KECEMASAN dengan
MATEMATIKA hypnoteaching
(MATHEMATICS
ANXIETY) SISW
8 Wina Dwi IMPLEMENTASI 2018 Jurnal Cakrawala Berdasarkan
Puspitasari METODE Pendas hasil penelitian
HYPNOTEACHING penerapan
UNTUK metode
MENINGKATKAN hypnoteaching
HASIL BELAJAR pada
SISWA SEKOLAH pembelajaran
DASAR Ilmu
Pengetahuan
Sosial sudah
berjalan dengan
baik. Hal
tersebut terlihat
dari perolehan
nilai observasi
guru yang pada
setiap siklusnya
mengalami
peningkatan.
Dari siklus I
mendapatkan
perolehan nilai

24
sebesar 53,49%
dengan kategori
cukup, pada
siklus II
memperoleh
nilai sebesar
63,67% dengan
kategori baik,
dan pada siklus
III memperoleh
nilai sebesar
83,34% dengan
kategori sangat
baik.

9 Mansur, HR Improved ability in 2017 Research Publish Penggunaan


preparing rpp Journals metode
through hipnoteaching
hypnoteaching dalam pelatihan
method of teacher pelaksanaan
training curriculum kurikulum 2013
2013 implementation di MGMP
in subject economic EMONOMIK
of makassar SUMBER
MAKSASAR
dapat
meningkatkan
kemampuan
guru untuk
menyiapkan
RPP. Hal ini
dibuktikan
dengan rata-
rata jenis
pengetahuan
pelatihan
pelatihan pada
persiapan RPP
mencapai 83
dan nilai rata-

25
rata
keterampilan
dalam Rangka
Tahap
mencapai 80.
10 Kasan Asári Upaya 2016/201 Jurnal. Unissula terjadi
Meningkatkan Hasil 7 peningkatan
Belajar prestasi belajar
Pendidikan Agama PAI yang
Islam (Pai) signifikan.
Menggunakan Peningkatan
Metode prestasi belajar
Hypnoteaching Bagi yang signifikan
Siswa Kelas Vii C itu bisa di lihat
Smpn 1 Limbangan dari
Kabupaten Kendal peningkatan
Tahun 2016/2017 rata-rata hasil
belajar siswa
dari siklus ke-2.
Hasil belajar
pada siklus II
hanya 76,79,
kemudian
meningkat
drastis pada
siklus III
menjadi 78,94,
yang berarti
terjadi
peningkatan
sebesar 8,88
dari pretes

11 Hasbullah Pengaruh Penerapan 2015 Jornal. Dari hasil di selalu


dan Eva Yuni Metode Hypnotea- Ippmuninda atas dapat berusaha
Rahmawati ching simpulkan mencari,
Terhadap Motivasi bahwa membuat
Belajar Mahasiswa terdapat ,
pengaruh

26
Universitas signifikan ataupun
Indraprasta Pgri penerapan mensiasa
metode belajar ti strategi
hypnoteacing pembelaj
terha aran
dap motivasi dalam
belajar proses
mahasiswa. belajar
Artinya mengajar
motivasi belajar dengan
mahasiswa pola
terdapat interaktif
peningkatan yang
setelah menyena
pembelajaran n
dengan metode gkan
belajar dalam
hypnoteachi meningk
ng atkan
motivasi
belajar
mahasis
wa
dengan
salah
satunya
menggun
akan
metode
hypnotea
ching

12 Ninik Penggunaan 2016 Jurnal. Unmuh metode Hypnote


Hamidah dan hypnoteaching untuk jember Hypnoteaching aching
Sawitri menungkatkan dapat men yang
Komaryanti motivasi dan ingkatkan menuntut
keaktifan siswa Motivasi, guru
Keaktifan dan untuk
mampu
memotiv

27
Keterampilan asi siswa
Proses Sains melalui
Siswa. sugesti
-
sugesti
yang
diberikan
di awal
pembelaj
aran.

28
BAB III
PENUTUTUP

A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran yang memberdayakan
pikiran sadar dan pikiran bawah sadar murid jauh lebih menyenangkan dan
berkesan. Pembelajaran dengan cara ini disebut dengan hypnoteacing. Guru
sebgai pengajar dapat emnggunakan metode ini sebagai metode dalam
pembelajaran agar lebih efektif dalam penyampaian materi.

B. Saran
Guru hendaknya bisa meningkatkan mutu pengelolaan pembelajarannya.
Dan juga semestinya guru harus bisa memberikan pembelajran yang asik
dan menyenangkan bagi muridnya. Sehingga pengelolaan pembelajaran
dapat menentukan tercapainya tujuan pembelajran dari proses
pembelajaran.dan metode hypnoteaching merupan metode alternatif yang
dapat digunakan oleh guru dalam mengajar. Metode ini membuat siswa
fokus dan nyaman dalam pembelajaran sehingga dapat tercapai tujuan dari
pembelajaran.

29
DAFTAR PUSTAKA

Puspitasari, D Wina. 2018. Implementasi Metode Hypnoteaching Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Cakrawala Pendas, Vol.
4, No.1.

Jayawardana, B.A. Hepta & Djukri. 2015. Pengembangan Model Pembelajaran


Hypnoteaching Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Biologi Siswa
Sma/Ma, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, Volume 1, Nomor 2, 167-177.

Umar, Ali. 2017. Implementasi Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Dengan


Hypnoteaching Untuk Mereduksi Tingkat Kecemasan Matematika (Mathematics
Anxiety) Siswa , Jurnal As-Salam, Volume 1, No.3.

Dj, Z. Muhammad & Sukarnianti. 2015. Using Hypnoteaching Strategy to


Improve Students’ Writing Ability, Jurnal Dinamika Ilmu, Vol. 15, No.2.

Umar, Ali. 2016 . Pengaruh Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual


Dengan Hypnoteaching Terhadap Pemahaman Konsep Siswa, volume 1,No .1.
Parmitha, Audra. 2016 . Penerapan TAPPS Disertai Hypnoteaching (HYPNO-
TAPPS) Dalam Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMP.Jurnal Pendidikan
UNSIKA, volume 4, No. 1.

Salami, 2017 .Hypnotic Teacher and Hypnoteaching, vol 3. No. 1.

Shidik, muhammad 2018 . Instilling Creative Spirit and Improving Work Ethics
through Hypno Spiritual Teaching, Journal of Islamic Culture and Education, Vol 3,
No. 2.

As’ari, Kasan. 2017. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
(Pai) Menggunakan Metode Hypnoteaching Bagi Siswa Kelas Vii C Smpn 1
Limbangan Kabupaten Kendal, Jurnal Unissula, Vol. 1, No. 1.

Mansur, Hr. 2017. Improved Ability In Preparing Rpp Through Hypnoteaching


Method Of Teacher Training Curriculum 2013 Implementation In Subject
Economic Of Makassar, Research Publish Journals, Vol. 5, No. 3.

30
Hasbullah dan Eva Yuni Rahmawati. 2015. Pengaruh Penerapan Metode Hypnotea-
ching Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Universitas Indraprasta Pgri, Jornal
Ippmuninda.

Hamidah, Ninik. Sawitri Komaryanti. 2016. Penggunaan hypnoteaching untuk


menungkatkan motivasi dan keaktifan siswa, Jurnal Unmuh jember, Vol. 1, No. 1.

31

Anda mungkin juga menyukai