Anda di halaman 1dari 18

1.

MWD
a. definisi

Microwave diathermy merupakan suatu pengobatan menggunakan stessor


fisis berupa energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus bolak-balik
dengan frekuensi 2450 MHz dan panjang gelombang 12,25 cm (Sujanto
dkk, 2002). MWD memiliki penetrasi dangkal 3-5 cm dan aplikasinya
lokal. Interaksi MWD dengan jaringan menunjukkan penyerapan pada
kulit, lemak, otot dan sangat sedikit dalam tulang (Wadsworth &
Chanmugam, 1983)

b. Efek MWD
1. Efek panas atau temperature :

Penetrasi dan perubahan temperatur pada MWD lebih


terkonsentrasi pada jaringan yang mengandung cairan atau darah.
Reaksi yang diberikan akibat perubahan temperatur antara lain:

a) Reaksi lokal jaringan

Tiap kenaikan temperatur 1 ˚C meningkatkan metabolisme


sel-sel lokal ±13%. Meningkatkan vasomotion sphincter yang
mengakibatkan homeostatik lokal dan vasodilatasi lokal.

b) Reaksi general

Terjadi peningkatan temperatur, namun perlu diingat


penetrasinya dangkal (±3cm) dan aplikasinya lokal.

c) Consensual efek

Pada sisi kontralateral dari segmen sisi yang sama akan


timbul respon panas.

2. Jaringan ikat

Terjadi peningkatan elastisitas jaringan ikat 5-10 kali lebih baik


seperti jaringan kolagen kulit, otot, tendon, ligamen, kapsul sendi
akibat penurunan vascositas matrik jaringan. Namun hal tersebut
terbatas pada jaringan ikat yang letak kedalamannya ±3 cm.

3. Jaringan otot
Meningkatkan elastisitas jaringan otot dan menurunkan tonus
otot melalui normalisasi nosisensorik, keculi hipertonik otot akibat
emosionall.

4. Jaringan saraf.

Meningkatkan elastisitas pembungkus jaringan saraf,


konduktivitas saraf dan ambang rangsang atau treshold. Efek
terapeutik MWD mencakup:

a) menurunkan nyeri, menormalisasikan tonus otot, serta perbaikan


metabolisme, 2) perbaikan luka pada jaringan lunak, 3)
mengurangi proses kontraktur jaringan, 4) memperbaiki
konduktivitas dan ambang rangsang jaringan.

c. Indikasi
1. Sprain
2. Strain
3. Penyakit sendi degenerative
4. Kekakuan sendi
5. Rheumathoid arthritis kronis
6. Bursitis

d. Kontraindikasi
1. gangguan sensitivitas kulit
2. Trombosis atau keganasan local
3. logam dalam tubuh
4. peradangan akut
5. kehamilan
6. infeksi atau perdarahan
7. mata dan testi
8. alat elektronis.
2. INTERFERENTIAL CURRENT

a. Posisi pasien : Pasien dalam posisi prone lying di atas bed

b. Persiapan alat : Periksa alat dan kabel pada stop kontak

c. Teknik pelaksanaan :

 Mesin di on kan

 Letakkan PAD pada daerah badan pasien yang ingin diterapi

 Tentukan timer yang dibutuhkan

 Tentukan dosis yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi

 Setelah selesai penggunaan alat, lepaskan PAD dari pasien

 Alat di offkan

d. Frekuensi : 2 kali seminggu

e. Intensitas : 4000 Hz

f. Waktu : 15 menit

1. Infra Red

a. Definisi : Terapi infra red adalah salah satu jenis terapi dalam

bidang ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi yang menggunakan

gelombang elektromaknetik infra merah dengan karakteristik

gelombang adalah panjang gelombang 770 nm-106 nm, berada

diantara spektrum gelombang cahaya yang dapat dilihat dengan

gelombang microwave. Manfaat infra red yaitu melancarkan

sirkulasi darah, meningkatkan metabolisme jaringan dan elastisitas

jaringan otot.
b. Karakteristik Penyinaran : Cahaya Infra Red, walaupun mempunyai

panjang gelombang yang sangat panjang tetap tidak dapat

menembus bahan-bahan yang tidak dapat melewatkan cahaya yang

nampak sehingga cahaya Infra Red tetap mempunyai karakteristik

seperti halnya cahaya yang nampak oleh mata. Sensor Infra Red

yang baik biasanya memiliki jendela (pelapis yang terbuat dari

silikon) berwarna biru tua keungu-unguan

c. Efek Terapi Infra Red (IR) :

1) Efek Fisiologis

Pengaruh fisiologis sinar infra merah, jika sinar infra merah

diabsorbsi oleh kulit, maka panas akan timbul pada tempat

dimana sinar tadi diabsorbsi. Infra merah yang bergelombang

pendek (7.700 A - 12.000 A) penetrasinya sampai pada

Lapisan dermis atau sampai ke lapisan di bawah kulit, sedang

yang bergelombang panjang (diatas 12.000 A) penetrasinya

hanya sampai pada superficial epidermis. Pengaruhnya antara

lain :

a) Meningkatkan proses metabolism

b) Vasodilatasi pembuluh darah

c) Pigmentasi

d) Pengaruh terhadap urat syaraf sensoris

e) Pengaruh terhadap jaringan otot

f) Destruksi jaringan
g) Menaikkan temperatur tubuh

h) Mengaktifkan kerja kelenjar keringat

2) Efek Terapeutik :

a) Relief of pain ( mengurangi / menghilangkan rasa sakit)

b) Muscle relaxation (relaksasi otot)

c) Increased blood supply (meningkatkan suplai darah)

d) Menghilangkan sisa-sisa hasil metabolisme ( Elimination

of Waste Products)

d. Indikasi Terapi Infrared (IR) :

1) Nyeri otot, sendi dan jaringan lunak sekitar sendi. Misal: nyeri

punggung bawah, nyeri leher, nyeri punggung atas, nyeri sendi

tangan, sendi lutut, dsb.

2) Kekakuan sendi atau keterbatasan gerak sendi karena berbagai

sebab.

3) Ketegangan otot atau spasme otot.

4) Peradangan kronik yang disertai dengan pembengkakan.

5) Penyembuhan luka di kulit.

e. Kontraindikasi Terapi Infrared (IR)

1) Kontra indikasi absolut ( yang mutlak tidak boleh) meliputi:

a) Kelainan perdarahan

b) Kelainan pembuluh darah vena atau peradangan pembuluh

darah, seperti thrombophlebitis

c) Gangguan sensoris berupa rasa raba maupun terhadap suhu


d) Gangguan mental

e) Tumor ganas atau kanker

f) Penggunaan infra red pada mata.

2) Kontra indikasi relatif (boleh diberikan tetapi dengan

pengawasan ketat dari dokter ataupun terapis yang memberikan)

meliputi:

a) Trauma atau peradangan akut

b) Kehamilan

c) Gangguan sirkulasi darah

d) Gangguan regulasi suhu tubuh

e) Bengkak atau edema

f) Kelainan jantung

g) Adanya metal di dalam tubuh

h) Luka terbuka

i) Pada kulit yang sudah diolesi obat-obat topikal atau obat

gosok

j) Kerusakan saraf.
3. ULTRA SOUND

a. Definisi : Ultrasound therapy adalah suatu terapi dengan

menggunakan getaran mekanik gelombang suara dengan frekuensi

lebih dari 20.000 Hz. Yang digunakan dalam Fisioterapi adalah

0,5-5 MHz dengan tujuan untuk menimbulkan efek terapeutik

melalui proses tertentu.

b. Sifat dan karakteristik gelombang US

1) Bentuk gelombang

Bentuk gelombang ultrasound adalah longitudinal yang

memerlukan medium yang elastis sebagai media perlambatan.

Setiap medium elastis kecuali yang hampa udara. Gelombang

elastis longitudinal menyebabkan kompresi dan ekspansi

medium pada jarak separuh gelombang yang menyebabkan

variasi tekanan pada medium.

2) Refleksi atau pemantulan

Refleksi atau pemantulan terjadi bila gelombang ultrasound

melalui dua media yang berbeda. Banyaknya energi yang

dipantulkan tergantung independence acuistik spesifik dari

berbagai media. Karena faktor pemantulan gelombang pada

permukaan media, maka energi paling besar pada jaringan

interface.

3) Penyebaran gelombang ultrasound


Penyebaran gelombang ultrasound atau divergensi dalam

tubuh timbul karena adanya divergen dan adanya refleksi. Di

dalam jaringan bundel ultrasound dapat menyebar oleh karena

adanya refleksi sehingga timbul efek-efek di luar daerah

pancaran bundel ultrasound.

4) Penyerapan dan penetrasi ultrasound

Jika gelombang ultrasound masuk ke dalam jaringan maka

efek yang diharapkan adalah efek biologis. Oleh karena adanya

penyerapan tersebut maka semakin dalam gelombang

ultrasound masuk dan intensitasnya semakin berkurang

Gelombang ultrasound diserap oleh jaringan dalam

berbagai ukuran tergantung pada frekuensi, frekuensi rendah

penyerapannya lebih sedikit dibandingkan dengan frekuensi

tinggi. Jadi ada ketergantungan antara frekuensi, penyerapan

dan kedalaman efek dari gelombang ultrasound. Disamping itu

refleksi, koefisien penyebaran menentukan penyebarluasan

ultrasound di dalam jaringan tubuh.

Medium Frek. 1 MHz Frek. 3 MHz

Darah 0,028 0,084

Pembuluh darah 0,4 1,2

Tulang 3,22 -

Kulit 0,62 1,86

Tulang rawan 1,16 3,48


Udara 2,27 8,28

Tendon 1,12 3,38

Otot 0,76 2,28

Lemak 0,28 0,84

Air (20 C) 0,14 0,42

Serabut saraf 0,0006 0,0018

0,2 0,6

Dari tabel di atas, nampak ada dua nilai absorbsi di dalam

jaringan otot. Adanya perbedaan yang penting disini adalah

karena arah dari bundel ultrasound terhadap jaringan otot.

Pertama, jika bundel ultrasound jatuh secara tegak lurus

terhadap jaringan otot. Kedua, jika bundel ultrasound berjalan

sejajar dengan jaringan otot. Pada keadaan yang kedua nilai

absorbsinya hampir tiga kali lebih kecil. Sebuah satuan yang

lebih praktis dalam hal penyebaran adalah Half Value Depth

atau jarak nilai setengah (HVD). Yang dimaksud jarak nilai

setengah adalah jarak dimana intensitas dari ultrasound dalam

suatu media tertentu tinggal separuh. Jarak nilai setengah ini

ditentukan koefisien penyerapan.

5) Pembiasan

Pembiasan gelombang ultrasound ditentukan oleh nilai

indeks tiap-tiap media pada jaringan, dimana indeks bias

ditentukan oleh kecepatan gelombang ultrasound pada tiap-tiap


medium. Nilai indeks bias (n) = 1 berarti tiap pembiasan

sedangkan nilai indeks bias lebih dari 1 berarti pembiasan

mendekati garis normal dan jika indeks bias kurang dari 1

berarti pembiasan menjauhi garis normal. Besarnya pembiasan

ditentukan oleh sudut datang dan kecepatan gelombang suara

pada media yang dilaluinya.

c. Efek terapeutik US

1) Efek mekanik

Bila gelombang ultrasound masuk ke dalam tubuh maka

akan menimbulkan pemampatan dan peregangan dalam

jaringan sama dengan frekuensi dari mesin ultrasound sehingga

terjadi variasi tekanan dalam jaringan. Dengan adanya variasi

tersebut menyebabkan efek mekanik yang sering disebut

dengan istilah “micromassage” yang merupakan efek terapeutik

yang sangat penting karena hampir semua efek ini sangat

diharapkan sehingga pada daerah micro tissue damage baru

yang memacu proses inflamasi fisiologis.

2) Efek panas

Micromassage pada jaringan akan menimbulkan efek

“friction” yang hangat. Panas yang ditimbulkan oleh jaringan

tidak sama tergantung dari nilai “acustic independance”,


pemilihan bentuk gelombang, intensitas yang digunakan dan

durasi pengobatan. Area yang paling banyak mendapatkan

panas adalah jaringan “interface” yaitu antara kulit dan otot

serta periosteum. Hal ini disebabkan oleh adanya gelombang

yang diserap dan dipantulkan. Agar efek panas tidak terlalu

dominan digunakan intermitten ultrasound yang efek mekanik

lebih dominan dibandingkan efek panas.

Pada tendon dan otot akan meningkatkan temperatur sebesar

0,07 derajat Celcius perdetik. Pengukuran ini dilakukan pada

sebuah model jaringan otot. Jadi tanpa adanya efek regulasi

dari sirkulasi darah.

3) Efek biologis

Efek lain dari micromassage adalah efek biologis yang

merupakan refleks fisiologis dari pengaruh mekanik dan

pengaruh panas. Efek biologis yang ditimbulkan oleh

ultrasound antara lain :

1) Meningkatkan sirkulasi darah

2) Rileksasi Otot

3) Meningkatkan Permeabilitas Membran

4) Mempercepat proses penyembuhan jaringan

5) Mengurangi Nyeri

d. Indikasi Ultrasound :

1) Kelainan-kelainan / penyakit pada jaringan tulang sendi dan otot


2) Keadaan-keadaan post traumatik

3) Fraktur

4) Rheumathoid Arthritis pada stadium tidak aktif

5) Kelainan / penyakit pada sirkulasi darah

6) Penyakit-penyakit pada organ dalam

7) Kelainan / penyakit pada kulit

8) Luka bakar

9) Jaringan parut oleh karena operasi

10) Kontraktur

e. Kontra Indikasi Ultrasound

1) Mata

2) Jantung

3) Uterus pada wanita hamil

4) Epiphysela plates

5) Testis

6) Post laminectomi

7) Hilangnya sensibilitas

8) Tumor

9) Diabetes Mellitus (DM)

10) Trombhoplebitys dan Varises


4. SHORTWAVE DIATHERMY ( SWD )

a. Definisi :Merupakan alat terapi yang menggunakan energi

magnetik yang dihasilkan oleh arus bolak-balik frekuensi tinggi.

Frekuensi yang dihasilkan pada pemakaian SWD adalah 13,66

MHz, 27,33 MHz dan 40,98 MHz. Dengan panjang gelombang

yang sesuai adalah 22 meter, 11 meter, dan 7,5 meter. Secara

umum untuk maksut pengobatan frekuensi SWD yang sering

digunakan adalah 27,33 MHz dengan panjang gelombang 11

meter.

b. Efek fisiologis dari pemberian terapi panas antara lain :

 meningkatkan metabolisme sel

 meningkatkan elastisitas jaringan ikat dan otot

 meningkatkan ambang rangsang dan konduktifitas saraf

 vasodilatasi pembuluh darah.

c. Efek terapeutik yang didapat antara lain :

 mempercepat penyembuhan luka secara fisiologis

 menurunkan nyeri

 persiapan latihan dengan peningkatan elastisitas jaringan

 konduktifitas jaringan saraf akan membaik dengan adanya

perbaikaan pada elastisitas dan treshold jaringan saraf itu

sendiri.

d. Indikasi :
 Nyeri : Penghilang nyeri menggunakan ShortWave diatermi

berguna pada pengobatan traumatic dan kondisi rematik yang

mempengaruhi bagian permukaan dari otot, ligament dan

sendi kecil bagian permukaan. Penghilang nyeri juga

dipengaruhi oleh hilangnya kekakuan otot.

 Keram Otot : Dapat di kurangi secara langsung menggunakan

SWD atau dapat berkurang karena hilangnya nyeri.

 Penyembuhan Luka : Untuk memicu penyembuhan luka dari

luka terbuka, dan meningkatkan dari sirkulasi pembuluh darah

kulit. Apabila ateriol ataupun capiler tidak dapat meningkat

secara signifikan maka pemanasan dapat diberikan pada

bagian proximal luka yang masih baik aliran darahnya.

 Infeksi : Pengobatan SWD dapat digunakan untuk membantu

mempercepat penyembuhan akibat infeksi dengan

meningkatkan aliran darah pada daerah yang terkena infeksi.

Ini akan meningkatkan sel darah putih dan antibody untuk

melawan organism infeksi

 Fibrosis : Pemanasan telah terbukti dapat memperbaiki

kelenturan jaringan yang mengalami fibrosis, seperti pada

tendon, kapsul sendi.

e. Kontraindikasi :

 Keganasan, contoh: kanker, tumor ganas.

 Kehamilan, karena dapat berpengaruh terhadap janinnya.


 Pendarahan, contoh: pasien wanita yang menerima perawatan

di punggung bawah atau daerah panggul dapat mengalami

peningkatan aliran menstruasi.

 Gangguan sensibilitas, karena dapat menyebabkan luka bakar

pada area yang diterapi akibat efek panas yang dihasilkan

dari SWD.

 Adanya logam / metal di dalam tubuh, contoh pemasangan

internal fixation (screw end plate) pada pasien pasca fraktur.

 Pace Maker (alat pacu jantung)


5. TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL STIMULATION ( TENS )

a. Definisi : TENS merupakan suatu cara penggunaan energi listrik

yang digunakan untuk merangsang sistem saraf dan peripheral

motor yang berhubungan dengan perasaan melalui permukaan kulit

dengan penggunaan energi listrik dan terbukti efektif untuk

merangsang berbagai tipe nyeri. TENS mampu mengaktivasi baik

saraf berdiameter besar maupun kecil yang akan menyampaikan

informasi sensoris ke saraf pusat efektivitas.

b. Bentuk – bentuk arus TENS yaitu :

1) Burst TENS, spesifikasi sinyalnya yaitu : symmetric

rectangular alternate current, biphasic pulsed, dan interrupted

modulation. Waktu durasinya 200 µS atau ( simetris 2.5 KHz ).

Frekuensinya 1 – 10 Hz. Burst TENS jika conventional

TENS tidak efektif misalnya pada daerah di jaringan yang

dalam seperti myofacial pain dan kasus – kasus nyeri kronis.

2) Conventional TENS, spesifikasi sinyalnya yaitu : symmetric

rectangular alternate current, biphasic pulsed, dan interrupted

modulation. Waktu durasinya 200 µS atau ( simetris 2.5 KHz ).

Frekuensinya 80 – 100 Hz. Sasaran arus adalah

mengaktivasi ssaraf diameter besar. Serabut yang akan

teraktivasi adalah A beta, mekanoreseptor, sensasi yang

ditimbulkan adalah parasthesia yang kuat dengan sedikit


kontraksi. Karakter fisika yang dimiliki adalah frekuensi tinggi

dengan instensitas rendah pola kontinyu conventional TENS.

3) Intens TENS, spesifikasi sinyalnya yaitu : symmetric

rectangular alternate current, biphasic pulsed, dan interrupted

modulation. Frekuensinya 200 Hz, dan interval / durasinya

0.5 – 2 detik.

4) AL – TENS ( Acupunture Like TENS ) spesifikasi sinyalnya

yaitu : symmetric rectangular alternate current, biphasic

pulsed, dan interrupted modulation. Waktu durasinya 200 µS

atau ( simetris 2.5 KHz ). Frekuensinya 1 – 10 Hz.

c. Efek fisiologis dan terapeutik dari modalitas TENS antara lain :

memelihara fisiologis otot dan mencegah atrofi otot, re-edukasi

fungsi otot, modulasi nyeri tingkat sensorik, menambah Range Of

Motion (ROM) atau mengulur tendon, dan memperlancar

peredaran darah dan memperlancar resorbsi oedema.

d. Indikasi untuk modalitas TENS digunakan untuk mengatasi nyeri

akut maupun kronis, meliputi : nyeri akibat trauma,

musculoskeletal, sindroma kompresi neurovacular, neuralgia,

causalgia. Nyeri punggung, nyeri sendi, nyeri pelvis, dan nyeri

dada seperti kondisi costo chondritis.

e. Kontra indikasi untuk modalitas TENS seperti : wanita hamil,

penderita dengan pacu jantung dan pin, epilepsi, gangguan kejang,

pasien dengan reaksi hiper sensitivitas, luka bakar, luka terbuka,


menderita masalah sirkulasi, gangguan sensoris, dan pasien dengan

plate post operasi fraktur.

Anda mungkin juga menyukai