e.c Bronkiestasis
PATOLOGI KASUS
PATOLOGI KASUS
PENGKAJIAN FISIOTERAPI
MANAJEMEN FISIOTERAPI
DEFENISI
ETIOLOGI
1. Infeksi pernafasan
2. Penyumbatan bronkus
3. Cederah pengirupan
4. Keadaan genetic
5. Kelainan imunologik
6. Keadaan lain
PATOLOGI KASUS
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
1. Batuk
Batuk kronik dan pembentukan sputum purulent dalam jumlah
yang sangat banyak terutama pada pagi hari, setelah tiduran dan
berbaring.
2. Hemoptisis
Kelainan ini terjadi akibat nekrosis atau destruksi mukosa bronkus
mengenai pembuluh dara (pecah) dan timbul perdarahan
3. Sesak Nafas
Timbul dan beratnya sesak napas tergantung ada seberapa
luasnya bronchitis kronik yang terjadi sebagai akibat infeksi
berulang (ISPA)
4. Demam
Infeksi berulang pada brinkus maupun pada paru, sehingga sering
timbul demam (demam berulang).
PATOLOGI KASUS
KOMPLIKASI
• Bronchitis kronik
• Pneumonia dengan atau tanpa atelectasis.
Bronkiektasis sering mengalami infeksi berulang, biasanya sekunder
terhadap infeksi pada saluran nafas bagian atas.
• Pleuritis.
Komplikasi ini dapat timbul bersama dengan timbulnya pneumonia
• Efusi pleura
• Abses metastasis di otak
• Hemoptysis.
Terjadi karena pecahnya pembuluh darah cabang vena (arteri
pulmonalis), cabang arteri (arteri bronkialis) atau anastomosis
pembuluh darah.
• Sinusitis
• Kegagalan pernafasan.
• Amyloidosis
MANAJEMEN FISIOTERAPI
ASSESMENT
A. Identitas Pasien
Anamnesis umum
Nama : Mr. K
Umur : 34 tahun
Alamat : perintis kemerdekaan
Agama : Islam
Pekerjaan : Pengajar
Vital Sign
Teakanan darah : 110/70 mmHg
Pernafasan : 25x / menit
Denyut nadi : 59x / menit
Suhu : 37°C
MANAJEMEN FISIOTERAPI
ASSESMENT
B. Ananmnesis Khusus
• Keluhan Utama : batuk pilek, peningkatan produksi sputum, dyspnea,
susah tidur, nafsu makan menurun.
• Warna sputum : hijau dan bau mulut busuk. Tidak ada hemoptysis
• Jumlah sputum : setengah gelas / kurang lebih 150 cc/hari
• Sifat keluhan : nyeri pada dada
• Lokasi keluhan : dada sebelah kanan bagian bawah
• Kapan terjadi : sekitar 2 minggu yang lalu
• Provokasi : pasien merasa nyeri pada dada ketika batuk disertai
dengan sesak nafas saat melakukan aktifitas berat.
• Riwayat perjalanan penyakit sekarang :
pasien selalumengalami batuk berdahak sudah selama 1-3 minggu, sesak
nafas, pada pagi hari produksi lender meningkta, tidak ada darah pada
batuknya dan demam yang berulang.
• Riwayat penyakit masa lalu :
Semasa kanak-kanak pernah mengalami batuk rejam dan influenza
• Riwayat keluarga :
Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit bronkiektasis.
MANAJEMEN FISIOTERAPI
INSPEKSI/OBSERVASI
1. Statis
Pasien mengalami barrel chest, muka kelihatan cemas, pasien
mengalami kyfosisi, adanya sianosis ujung-ujung jari. Pasien
cenderung mencondongkan badannya ke depan dan elevasi
shoulder girdle.
2. Dinamis
Pola pernafasan dada pasien adalah nafasnya pendek dan sulit
bernafas.
MANAJEMEN FISIOTERAPI
PALPASI
a. Otot
Pasien mengalami spasme pada otot bantu pernafasan, terutama
sternocledomastoideus, upper trapezius dan pectoralis mayor dan
minor.
PALPASI
c. Palpasi Mobilitas Thorax
PALPASI
Hasil pemeriksaaan :
1. Ketidak simetrisan thoraks pada lower thorax antara kanan
dan kiri (Thorax bawah sebelah kanan)
2. Terjadi penurunan expansi pada lower thorax
MANAJEMEN FISIOTERAPI
PEMERIKSAAN SPESIFIK
PEMERIKSAAN SPESIFIK
Hasil :
Upper Chest Expansi : 2cm
Middle Chest Expansi : 2 cm
Lower Chest Expansi : 1,3 cm
MANAJEMEN FISIOTERAPI
PEMERIKSAAN SPESIFIK
2. Fermitus
Fremitus merupakan getaran pada dinding dada pasien yang
dihasilkan oleh pita suara melalui system broncho pulmonal
PEMERIKSAAN SPESIFIK
3. Perkusi
• Tempatkan jari tengah lurus di
antara space intercostal dan
ujung jari tengah tangan yang
lain mengetuk pelan jari yang di
intercostal tersebut.
• Ketukan diulang beberapa kali
pada beberapa tempat dibagian
area kiri dan kanan pada
anterior dan posterior dinding
dada.
Hasil pemeriksaan:
Fremitus melemah khususnya
pada bagian lower thoracal
MANAJEMEN FISIOTERAPI
PEMERIKSAAN SPESIFIK
4. Aukulturasi
Auskultasi merupakan suatu teknik pemeriksaan dengan
menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara khusus nafas.
Bunyi nafas normal dan abnormal terjadi akibat gerakan udara di
airway seama inspirasi dan ekspirasi.
Prosedur :
Posisi pasien duduk comfortable dan rileks, stetoskop
diletakkan sejajar dengan T-2, T-6, T-10 dinding dada kiri dan kanan
bagian anterior dan posterior thoraks lalu anjurkan pasien deep
inspirasi dan ekspirasi dengan perlahan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pemeriksaan Radiologi
Didapatkan corakan paru menjadi lebih kasar dan batas-batas
corakan menjadi kabur, daerah yang terkena corakan tampak
mengelompok,
MANAJEMEN FISIOTERAPI
PROBLEMATIK FISIOTERAPI
a. Anatomical Impairment
Spasme otot pernafasan
Sesak nafas
Penurunan Expansi Thorax
b. Activity Limitation
Kesulitan tidur terlentang akibat sesak dan sputum
Kesulitan melakukan aktivitas berat
c. Participation Retriction
Hambatan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
MANAJEMEN FISIOTERAPI
TUJUAN FISIOTERAPI
PERENCANAAN FISIOTERAPI
INTERVENSI FISIOTERAPI
1. Postural Drainage
a. Tujuan PD:
• Untuk mengeluarkan secret yang tertampung
• Untuk mencegah akumulasi secret agar tidak terjadi atelektasis.
• Mencegah dan mengeluarkan secret
INTERVENSI FISIOTERAPI
Clapping
Clapping adalah tepukan pada dinding dada atau punggung dengan
tangan seperti mangkok. Tujuannya yaitu melepaskan sekret yang
tertahan atau melekat pada bronchus. Clapping secara rutin
dilakukan pada pasien yang mendapat postural drainase.
Prosedur
• Instruksikan pasien untuk rileks
• Clapping pada segmen lateral kanan paru selama 1-2 menit
dengan kedua tangan membentuk mangkok
INTERVENSI FISIOTERAPI
INTERVENSI FISIOTERAPI
Vibrating
Vibrating secara umum dilakukan dengan claping selama postural
drainase terapis biasanya secara umum mengkombinasikan
clapping dan vibrating untuk mengeluarkan sekret. Vibrasi
dilakukan hanya pada waktu pasien mengeluarkan nafas. Pasien
diinstruksikan bernafas dalam dan kompresi dada dan vibrasi
dilakukan pada puncak inspirasi dan dilanjutkan sampai akhir
ekspirasi.
Prosedur
• Terapis meletakkan kedua telapak tangan secara tumpang tindih diatas
area paru kanan yang akan dilakukan vibrating yaitu segmen lateral
costa
• Anjurkan pasien bernfas dalam dengan Purse lips breathing
• Lakukan vibrating atau getaran pada tumpuan telapak tangan saat
pasien 1/3 akhir ekspirasi
• Instruksikan pasien untuk batuk
• Pengulangan sebanyak 3 kali
INTERVENSI FISIOTERAPI
INTERVENSI FISIOTERAPI
2. Breathing Exercise
Latihan ini bertujuan untuk memperbaiki ventilasi udara, melatih
pernafasan diafragma, memelihara elastisitas jaringan paru-paru
dan menjaga expansi thorax.
INTERVENSI FISIOTERAPI
3. Batuk Efektif
Posisi pasien pada batuk efektif yang benar adalah posisi pasien
duduk dengan badan agak condong ke depan agar memudahkan
kontraksi otot dinding perut dan dada sehingga menghasilkan
tekanan abdominal yang benar.
Teknik pelaksanaan batuk efektif yaitu pasien tarik nafas lewat hidung
pelan dan dalam, kemudian menahan nafas beberapa saat (2-3 detik)
selanjutnya pasien disuruh mengontraksikan otot perut sambil
mengeluarkan nafas dengan dibatukkan. Batuk dilakukan sebanyak 2
kali dengan mulut terbuka dan dilakukan setelah respirasi sebanyak 2-
3 kali, batuk yang pertama akan melepaskan sputum dari tempat
perlengketannya dan batuk yang kedua akan membantu mengeluarkan
sputum dari saluran pernafasan.
INTERVENSI FISIOTERAPI
EVALUASI