com
Di unduh dari : Bukupaket.com
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang
SPI 03-01-20-02-036
Penulis : Wahyudin Djumanta
Dwi Susanti
Editor : Tim Setia Purna Inves
Perancang Kulit : Tim Setia Purna Inves
Layouter : Tim Setia Purna Inves
Ilustrator : Tim Setia Purna Inves
510.71
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada
tahun 2008, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit
untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs internet (website) Jaringan
Pendidikan Nasional.
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan
untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 34 Tahun 2008.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para
penulis/penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada
Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan
guru di seluruh Indonesia.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada
Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (down load), digandakan, dicetak,
dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang
bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan
oleh Pemerintah. Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses
sehingga siswa dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada
di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para
siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-baiknya.
Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu,
saran dan kritik sangat kami harapkan.
iii
Penulis
iv
vi
Kesebangunan
dan Kekongruenan
Pada bab ini, kamu akan diajak untuk memahami kesebangunan
bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah
dengan cara mengidentifikasi bangun-bangun datar yang sebangun
dan kongruen, mengidentifikasi sifat-sifat dua segitiga sebangun
dan kongruen, serta menggunakan konsep kesebangunan segitiga
dalam pemecahan masalah.
perbedaan
Sebangun Kongruen
syarat syarat
Sisi-sisi yang Dua sisi yang Dua sudut yang Dua sudut yang
bersesuaian bersesuaian bersesuaian bersesuaian
aplikasi sama panjang sama panjang sama besar sama besar
(s.s.s) dan sudut yang dan sisi yang dan sisi yang
Segitiga yang diapitnya sama berada di berada di
Sebangun besar (s.sd.s). antaranya hadapannya
sama panjang sama panjang
aplikasi (sd.s.sd). (sd.sd.s).
Menentukan
perbandingan aplikasi
ruas garis
pada segitiga.
Menentukan garis dan besar
sudut dari bangun geometri.
Contoh 1.1
2,5 cm
Sumber: www.tuningnews.net
Amati gambar dari foto sebuah mobil seperti dalam Gambar
1.2. Jika panjang mobil sebenarnya 3,5 m, berapa tinggi mobil Gambar 1.2
sebenarnya?
Penyelesaian: Siapa
Untuk menentukan tinggi mobil sebenarnya, langkah pertama Berani?
yang harus kamu lakukan adalah menentukan skala foto
tersebut. 1. Seorang anak yang
tingginya 1,5 m difoto.
Perbandingan antara panjang dalam foto dan panjang sebenar- Jika skala foto tersebut
nya adalah 7 cm : 3,5 m adalah 1 : 20, berapa
sentimeter tinggi anak
¾ 7 cm : 350 cm dalam foto?
¾ 1 cm : 50 cm. 2. Lebar sebuah rumah
Jadi, skala dari foto tersebut adalah 1 : 50. Oleh karena tinggi dalam foto adalah
5 cm. Jika skala foto
mobil dalam foto 2,5 cm maka tinggi mobil sebenarnya adalah tersebut 1 : 160,
2,5 cm ¾ 50 = 125 cm. berapa meter lebar
Jadi, tinggi mobil sebenarnya adalah 1,25 m. rumah sebenarnya?
L
E
X
Gambar 1.4 F K
a b Y c
A 2 cm B
Contoh 1.3
R Q
1. Amati Gambar 1.6.
6 cm Jika persegipanjang ABCD sebangun dengan persegipanjang
PQRS, hitung panjang QR.
S P Penyelesaian:
Salah satu syarat dua bangun dikatakan sebangun adalah
Gambar 1.6
sisi-sisi yang bersesuaian sebanding. Oleh karena itu,
K AB BC 2 5 ¾ 2QR = 30 ¾ QR = 15
PQ QR 6 QR
125°
Jadi, panjang QR adalah 15 cm.
L 80° N
2. Jika layang-layang KLMN dan layang-layang PQRS pada
Gambar 1.7 sebangun, tentukan besar ¾R dan ¾S.
M
Penyelesaian:
P
Salah satu syarat dua bangun dikatakan sebangun adalah
sudut-sudut yang bersesuaian sama besar sehingga ¾P =
S Q 125° dan ¾Q = 80°.
t "NBUJMBZBOHMBZBOHPQRS.
Menurut sifat layang-layang, sepasang sudut yang ber-
R hadapan sama besar sehingga ¾R = ¾P = 125°.
Gambar 1.7 t 0MFI LBSFOB TVEVUTVEVU EBMBN MBZBOHMBZBOH CFSKVNMBI
360° maka
¾P + ¾Q + ¾R + ¾S = 360°
¾ 125° + 80° + 125° + ¾S = 360°
¾ ¾S = 360° – 330° = 30°
a 3. Pengertian Kekongruenan
DC ¾ CF sehingga DC = CF 200 m
45°
(ii) ¾A = ¾B = ¾C = ¾D = ¾E = ¾F = ¾P = ¾Q = ¾R T S
= ¾S = ¾T = ¾U.
R
Oleh karena itu, segienam ABCDEF kongruen dengan U
segienam PQRSTU.
P Q
Sekarang, ukurlah panjang sisi dan besar sudut-sudut
K J
segienam GHIJKL. Kemudian, bandingkan dengan unsur-
unsur segienam ABCDEF. Dari hasil pengukuran tersebut, L I
diperoleh hubungan
G H
(i) ¾A = ¾B = ¾C = ¾D = ¾E = ¾F = ¾G = ¾H = ¾I =
¾J = ¾K = ¾L Gambar 1.9
1. Ukuran lebar dan tinggi sebuah slide a. Selidiki apakah belahketupat EFGH
(film negatif) berturut-turut 36 mm dan sebangun dengan belahketupat PQRS?
24 mm. Jika lebar pada layar 2,16 m, b. Selidiki apakah belahketupat EFGH
tentukan tinggi pada layar. kongruen dengan belahketupat PQRS?
2. Amati gambar berikut. Jelaskan hasil penyelidikanmu.
C Q 3 cm P 6. Pasangan bangun-bangun berikut adalah
10 cm
sebangun, tentukan nilai x.
4 cm a.
x
3 cm
A 8 cm B R
a. Tentukan panjang AC dan QR. 8 cm 6 cm
T
R
B. Segitiga-Segitiga yang Sebangun
P 1. Syarat Dua Segitiga Sebangun
Amati Gambar 1.11.
S
Q Pada gambar tersebut, QR sejajar dengan ST (QR // ST).
Gambar 1.11 Ukurlah panjang PS, PQ, PT, PR, ST, dan QR. Ukur
C
pula besar ¾TPS, ¾RPQ, ¾PTS, ¾PRQ, ¾PST, dan
a
b ¾ a
¾PQR. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, kamu akan
¾ ¾
memperoleh hubungan berikut:
A B
c
(i) PS PT ST ;
M
b PQ PR QR
2b 2a (ii) ¾TPS = ¾RPQ, ¾PTS = ¾PRQ, ¾PST = ¾PQR.
Jadi, ¾PST sebangun dengan ¾PQR. Selanjutnya, amati
K 2c L Gambar 1.12(a). Pada gambar tersebut, ¾ABC adalah segi-
R
tiga dengan
c AB = c; BC = a; AC = b
¾
¾A = ¾; ¾B = ¾ ; ¾C = ¾.
¾ ¾ Jika kamu buat segitiga lain yang panjang sisi-sisi
P Q
bersesuaiannya dua kali panjang sisi-sisi ¾ABC maka
Gambar 1.12
diperoleh ¾KLM seperti pada Gambar 1.12(b).
R
q s
Berdasarkan perbandingan dapat dikatakan bahwa
p r
S jika dalam suatu segitiga terdapat garis yang sejajar dengan
salah satu sisi segitiga maka garis tersebut akan membagi sisi
lainnya dengan perbandingan yang sama.
Selanjutnya, amati Gambar 1.16.
P Q
Coba kamu selidiki, apakah ¾PQR sebangun dengan ¾QSR?
Gambar 1.16 Pada gambar tersebut tampak bahwa:
1) ¾PQR = ¾QSR (siku-siku);
2) ¾QRP = ¾QRS (berimpit).
Berdasarkan (1) dan (2), diperoleh ¾QPR = ¾RQS. Mengapa?
Coba kamu jelaskan.
Oleh karena itu, ¾PQR sebangun dengan ¾QSR
sehingga berlaku hubungan
QR
= SR atau QR 2 = SR · PR.
PR QR
Contoh 1.6
¾ BD = 12
Jadi, lebar sungai itu adalah 12 meter.
12 cm 8 cm 65°
P Q
S A B
L
a. Buktikan bahwa ¾KLM sebangun a. Buktikan bahwa ¾ABC sebangun
dengan ¾RST. dengan ¾PQR.
b. Tentukan pasangan-pasangan sudut b. Tentukan pasangan sisi-sisi yang
yang sama besar. bersesuaian.
G H I
1. Sifat Dua Segitiga yang Kongruen
Gambar 1.20 menunjukkan sebagian dari pola pengubinan D E F
segitiga-segitiga yang kongruen.
Apabila ¾ABD digeser ke kanan tanpa memutar dengan arah A B C
uuur
u
AB maka diperoleh Gambar 1.20
Contoh 1.7
Apakah kamu tahu cara lain yang lebih efektif? Gambar 1.21
Contoh 1.8
J G Sifat 2
F
Panjang sisi terpendek dari segitiga siku-siku
bersudut 30° sama dengan panjang setengah
A B
Tentukan bangun-bangun hipotenusanya.
datar yang kongruen.
Q
L M
PQRS adalah layang-layang dengan
a. Tentukan pasangan sisi yang sama sumbu simetrinya QS. Dari gambar
panjang. tersebut diperoleh ¾PQS kongruen
b. Tentukan pasangan sudut yang sama dengan ¾RQS.
besar. a. Tentukanlah pasangan sisi yang
c. Berbentuk apakah bangun KLMN? sama panjang.
2. Amati gambar berikut. b. Tentukanlah pasangan sudut yang
B
sama besar.
4. Pada gambar berikut, PQ dan RS sama
panjang dan sejajar.
R
A C
P O
S
D
ABCD adalah belahketupat dengan salah
satu diagonalnya BD. Dari gambar tersebut Q
diperoleh ¾ABD kongruen dengan ¾CBD. Buktikan bahwa ¾POQ kongruen dengan
a. Tentukanlah pasangan sisi yang ¾SOR.
sama panjang. 5. Pada gambar berikut, KLMN adalah
b. Tentukanlah pasangan sudut yang persegipanjang dengan kedua diagonal-
sama besar. nya berpotongan di titik O.
O Diketahui:
AB = BD, ¾¾ = ¾¾, dan AE ¾ BC.
A B a. Buktikan bahwa ¾ABC kongruen
a. Buktikan bahwa ¾DAC kongruen dengan ¾BED.
dengan ¾CBD. b. Jika BC = 10 cm dan CD =
1
BD,
b. Tentukan pasangan segitiga lain yang 3
kongruen dari gambar tersebut. tentukanlah panjang garis DE dan
luas ¾BED.
7. Pada gambar berikut, BC = CD = CE,
11. Amati gambar berikut.
¾ABF = 50°, dan BF // CE. D C
Tentukan besar: F
100°
a. ¾BCE;
E
b. ¾CDE
c. ¾CED; A E B
d. ¾CBE; A ABCD adalah trapesium samakaki.
B
e. ¾BEC. C D
Jika BC // ED dan AE = ED, tentukan
Untuk soal nomor 8 dan 9, perhatikan gambar besar:
berikut dengan DC = 8 cm dan ED = EB. a. ¾EBC;
D C b. ¾EDC;
30º c. ¾BED;
d. ¾AED;
60º 30º e. ¾EAD;
A E B f. ¾ADE.
8. Tentukan besar: 12. Amati gambar berikut.
a. ¾BED; D
b. ¾AED;
c. ¾DBC;
d. ¾BDC; E O F
A C
e. ¾ADE;
f. ¾BCD.
Ringkasan
Berikut ini contoh rangkuman dari sebagian materi pada bab ini.
1. Dua bangun dikatakan sebangun jika 4. Syarat dua segitiga kongruen:
a. panjang sisi-sisi yang bersesuaian a. Sisi-sisi yang bersesuaian sama
dari kedua bangun tersebut memiliki panjang (s.s.s); atau
perbandingan senilai, dan b. Dua sisi yang bersesuaian sama
b. sudut-sudut yang bersesuaian dari panjang dan sudut yang diapitnya
kedua bangun tersebut sama besar. sama besar (s.sd.s); atau
2. Bangun-bangun yang memiliki bentuk c. Dua sudut yang bersesuaian sama
dan ukuran yang sama dikatakan bangun- besar dan sisi yang berada di antaranya
bangun yang kongruen. sama panjang (sd.s.sd); atau
3. Syarat dua segitiga sebangun adalah d. Dua sudut yang bersesuaian sama
sisi-sisi yang bersesuaian sebanding atau besar dan sisi yang berada di
sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. hadapannya sama panjang (sd.sd.s).
Coba kamu buat rangkuman dari materi yang telah kamu pelajari pada bab ini dengan kata-
katamu sendiri. Tuliskan rangkuman tersebut pada buku latihanmu.
60º 30º
O P R
T
D B
Q
B
C D a. ubin berukuran 30 cm × 20 cm
b. buku berukuran 40 cm × 30 cm
A
c. sapu tangan berukuran 20 cm ×
Pada gambar di atas, ¾ABC kongruen 20 cm
dengan ¾EDC, AC = 10 cm, dan DE d. permukaan meja berukuran
15 dm × 10 dm
= 5 3 cm. Keliling ¾EDC adalah ....
17. Amati gambar berikut.
a. 2 3 cm A
b. 18 2 cm
c. (15 + 5 3 ) cm
d. (15 + 3 5 ) cm D E
A B C
D
Pada gambar tersebut, ΔACE sebangun ΔABC ¾ ΔADC. Jika DC = 6,5 cm,
dengan ΔBCD. Jika AC = 6 cm, AO = 4 cm, dan ¾DAC = 140° maka
panjang AB adalah .... panjang AB adalah ....
a. 1,6 cm a. 4 cm
b. 2,4 cm b. 5,5 cm
c. 3,6 cm c. 6,5 cm
d. 4,8 cm d. 8 cm
Bangun Ruang
Sisi Lengkung
Di Kelas VIII, kamu telah mempelajari bangun ruang sisi A. Unsur-Unsur dan
datar, yaitu balok, kubus, prisma tegak, dan limas tegak. Luas Permukaan
Pada bab ini, konsep yang telah kamu pelajari tersebut akan Bangun Ruang
Sisi Lengkung
digunakan untuk memahami bangun ruang sisi lengkung,
yaitu tabung, kerucut, dan bola. B. Volume Bangun
Ruang Sisi
Konsep bangun ruang sisi lengkung banyak diguna- Lengkung
kan untuk menyelesaikan permasalah seperti pada uraian
berikut.
Bumi yang kita diami mempunyai bentuk yang hampir
menyerupai bola. Jika diketahui jari-jari Bumi 6.370 km dan
¾ = 22 , dapatkah kamu mencari volume Bumi?
7
Jika kamu menguasai konsep volume bola, tentu kamu akan
dapat menjawabnya dengan mudah. Oleh karena itu, pelajarilah
bab ini dengan baik.
31
membahas
misalnya misalnya
L = 2¾r (t + r) L = ¾r (s + r) L = 4¾r2
1. Tabung
Amati Gambar 2.3. Bangun tersebut dibatasi oleh dua sisi
yang sejajar dan kongruen berbentuk lingkaran (ditunjukkan
oleh daerah yang diarsir) serta sisi lengkung (daerah yang tidak
diarsir). Bangun ruang seperti ini dinamakan tabung.
a. Unsur-Unsur Tabung Gambar 2.3
2. Kerucut
Amati Gambar 2.6 dengan saksama. Gambar 2.6(a),
memperlihatkan segitiga samakaki ATB dengan alas AB dan A O B A O B
tinggi OT. Jika ¾ATB diputar pada sumbu OT, diperoleh
bangun ruang seperti pada Gambar 2.6(b). Bangun ruang
tersebut dinamakan kerucut.
a. Unsur-Unsur Kerucut
Amati kerucut pada Gambar 2.7. Unsur-unsur kerucut dapat
T T
diuraikan sebagai berikut.
a b
a. Sisi yang diarsir dinamakan bidang alas kerucut.
b. Titik O dinamakan pusat lingkaran (pusat bidang alas Gambar 2.6
kerucut), sedangkan titik T dinamakan puncak kerucut. T
c. Ruas garis OA dinamakan jari-jari bidang alas kerucut.
Sebutkan jari-jari bidang alas kerucut lainnya.
d. Ruas garis AB dinamakan diameter bidang alas kerucut.
s
e. Ruas garis yang menghubungkan titik T dan O dinama- t
kan tinggi kerucut (t).
f. Ruas garis BC dinamakan tali busur bidang alas kerucut.
O
Sebutkan tali busur bidang alas kerucut lainnya. A B
3. Bola
C D C D
o Gambar 2.11(a) memperlihatkan lingkaran dengan diameter
AB atau CD. Jika lingkaran pada Gambar 2.11(a) diputar
B B
terhadap titik O (AOB sebagai sumbu putar), diperoleh
a b
bangun ruang seperti pada Gambar 2.11(b). Bangun ruang
Gambar 2.11 seperti ini dinamakan bola.
4r
L = 4¾r2
dengan
¾r L = luas permukaan bola
r = jari-jari bola
¾ = 3,14 atau ¾ = 22
b 7
Contoh 2.3
Gambar 2.12
10 cm
3. Volume Bola
Untuk menentukan nilai hampiran volume bola, lakukanlah
aktivitas berikut.
Gambar 2.18
a b
5 cm
1. Diketahui jari-jari sebuah bola adalah 21 cm. Jika ¾ = 22 ,
tentukanlah volume bola itu. 7
13 cm
Penyelesaian:
4 3 4 22 4 22
Es krim bagian atas
V= ¾r = ¾ ¾ 213 = ¾ ¾ 9.261 = 38.808
3 3 7 3 7
membentuk setengah
bola. Jika semua
Jadi, volume bola itu adalah 38.808 cm3.
ruang wadah itu terisi 1 22
es krim, berapa mL es
2. Volume sebuah bola adalah 1.437 cm3. Jika ¾ = , tentu-
3 7
krim yang ditampung kanlah panjang jari-jarinya.
wadah itu?
Petunjuk:1 cm3 = 1 mL
Penyelesaian:
2. Gambar berikut 1
memperlihatkan
Diketahui V = 1.437 dan ¾ = 22 .
3 7
sebuah bandul yang
4 3
dibentuk dari sebuah V= ¾r ¾ 1.437 1 4 22
= ¾ ¾ r3
kerucut dan setengah 3 3 3 7
bola. 1
¾ 1.437 = 88 r3
3 21
s ¾ r3 = 343
t
¾ r3 = 73 ¾ r = 7
Jadi, panjang jari-jari bola itu adalah 7 cm.
Diketahui jari-jari
3. Sebuah bola besi berjari-jari 3 cm, dimasukkan ke dalam
kerucut panjangnya tabung berisi air sehingga permukaan air dalam tabung naik.
3,5 cm. Jika volume Jika jari-jari alas tabung 10 cm, berapa sentimeter kenaikan
kerucut sama dengan
air dalam tabung tersebut?
1 1 kali volume
5 Penyelesaian:
setengah bola,
tentukan: Amati Gambar 2.19. Misalkan, jari-jari bola r1 = 3 cm dan
a. tinggi kerucut;
b. volume bandul.
jari-jari tabung r2 = 10 cm maka volume bola = 4 ¾r13.
3
Bentuk air yang naik mengikuti bentuk tabung sehingga
volume air yang naik = ¾r22t.
Volume air yang naik = volume bola
¾r22t = 4 ¾r13 ¾ r22t =
4 3
r
3 3 1
4
t ¾ 102t = (3)3
3
¾ t = 36 = 0,36
Gambar 2.19 100
P
Jika diameter alas kerucut adalah 30 cm
22 150°
dan ¾ = , tentukan volume kerucut
7
tersebut.
10 cm
4. Volume sebuah tabung 88.704 cm3. Jika
tingginya 36 cm, hitunglah: Lembaran seng tersebut akan dibuat
a. panjang jari-jari tabung dan kerucut tanpa alas.
b. luas selimutnya. a. Hitunglah panjang jari-jari dan tinggi
5. Diameter bola sama dengan diameter kerucut.
tabung, yaitu 7 cm. Jika tinggi tabung b. Jika kerucut tanpa alas itu diisi air
7 cm, hitunglah perbandingan volume sampai penuh, berapa mL air yang
bola dan tabung itu. dapat ditampung?
6. Sebuah drum berbentuk tabung, di- 10. Untuk soal ini, gunakan ¾ = 3,14.
ketahui volumenya 3.388 liter dan 7 cm
diameternya 14 dm. 10 cm
h cm
dipotong 8 dm
a b
Ringkasan
Berikut ini contoh rangkuman dari sebagian materi pada bab ini.
1. Tabung 3. Bola
Luas permukaan: Luas permukaan:
L = 2¾r (t + r) L = 4¾r2
r
t Volume: Volume:
r V = ¾r2t 4 3
V= ¾r
3
2. Kerucut
Luas permukaan:
s L = ¾r (s + r)
t
Volume:
r 1 2
P V= ¾r t
3
Coba kamu buat rangkuman dari materi yang telah kamu pelajari pada bab ini dengan kata-
katamu sendiri. Tuliskan rangkuman tersebut pada buku latihanmu.
3. Bangun ruang berikut yang tidak 6. Sebuah tangki berbentuk tabung ter-
mempunyai sisi lengkung adalah .... tutup mempunyai volume 2.156 cm3.
a. kerucut Jika panjang tangki 14 cm dan ¾ = 22
7
b. tabung maka luas permukaan tangki tersebut
c. bola adalah ....
d. prisma tegak a. 4.312 cm2
4. Bangun ruang berikut yang tidak b. 924 cm2
mempunyai titik sudut adalah .... c. 3.696 cm2
a. kerucut d. 776 cm2
b. kubus Ebtanas 2000
5 cm
t
P r
Statistika
Pada bab ini, kamu akan diajak untuk melakukan pengolahan dan
penyajian data dengan cara menentukan rata-rata, median, dan
modus data tunggal serta penafsirannya, serta menyajikan data
dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, dan lingkaran.
Kamu telah mempelajari cara menyajikan data dengan diagram A. Pengumpulan dan
batang, garis, dan lingkaran di Sekolah Dasar. Pada bab ini, Penyajian Data
kamu akan mempelajari statistika, yaitu pengembangan dari B. Ukuran
materi tersebut. Konsep statistika banyak digunakan dalam Pemusatan Data
kehidupan sehari-hari, seperti uraian berikut. C. Ukuran
Tabel berikut adalah gambaran pendidikan di Kabupaten Penyebaran Data
Tabalong tahun 2005. D. Distribusi
Frekuensi
Jumlah Jumlah Jumlah
No. Jenjang Sekolah Siswa Guru
(buah) (orang) (orang)
1. TK 129 3.870 317
2. SD/SDLB 229 25.747 2.098
3. SMP/SMPLB 37 4.693 462
4. SMP Terbuka 7 432 68
5. SMA/SMALB 10 2.275 194
6. SMK 4 1.862 76
Sumber: www.disdik.tabalong.go.id
57
Statistika
berhubungan dengan
di antaranya di antaranya
dalam bentuk
terdiri atas terdiri atas diambil dari
• Batang
• Garis
• Piktogram
• Lingkaran
data
Statistika 59
Gambar 3.3
Pak Alan untuk dicicipi merupakan sampel dari seluruh
Anggur yang dibeli merupa- anggur yang ada dalam keranjang-keranjang itu, sedangkan
kan sampel dari seluruh seluruh anggur yang ada dalam keranjang-keranjang itu
anggur yang ada di toko
buah-buahan tersebut. merupakan populasi.
Uraian tersebut menggambarkan pengertian populasi
dan sampel, yaitu sebagai berikut.
Contoh 3.2
4. Pemeriksaan Data
Misalkan, seorang guru mencatat hasil ulangan Matematika
seluruh siswanya. Sebelum mencari nilai rata-ratanya, ia perlu
memeriksa untuk memastikan data yang diperolehnya tidak
salah catat. Ia juga perlu memeriksa apakah ada nilai-nilai
yang harus dibulatkan atau tidak. Kesalahan pencatatan
Statistika 61
Statistika 63
Januari
Maret
Mei
Juli
b. Gambarkan titik-titik koordinat yang menunjukkan
data pengamatan pada waktu tertentu.
Curah Hujan (mm)
c. Hubungkan titik-titik tadi secara berurutan dengan
ruas garis. Sumber: Ensiklopedi Matematika & Peradaban
Manusia, 2002
Untuk lebih jelasnya, pelajarilah contoh berikut. Gambar 3.7
Contoh 3.4 Contoh diagram garis
dari curah hujan di Kota
Bandung pada tahun 1996.
Berikut ini adalah tabel berat badan seorang bayi yang dipantau
sejak lahir sampai berusia 9 bulan.
Berat (kg)
Tabel 3.7 Tabel Berat Badan Seorang Bayi
10
Usia (Bulan) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 9
Berat Badan (kg) 3,5 4 5,2 6,4 6,8 7,5 7,5 8 8,8 8,6 8
7
a. Buatlah diagram garisnya. 6
5
b. Pada usia berapa bulan berat badannya menurun? 4
c. Pada usia berapa bulan berat badannya tetap? 3
2
Penyelesaian: 1
a. Dengan melakukan langkah-langkah yang telah dijelaskan Usia
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
sebelumnya, diagram garis dari data pada Tabel 3.7 tampak (bulan)
seperti pada gambar di samping.
b. Berdasarkan diagram tersebut, dapat dilihat bahwa berat
Uji Kecerdikan
badan bayi menurun pada usia 8 sampai dengan 9 bulan.
c. Berat badan bayi yang tetap (tidak berubah) ditunjukkan Kegiatan ekstrakurikuler
oleh ruas garis mendatar. Terlihat bahwa berat badan bayi yang diikuti oleh sebagian
siswa Kelas IX A SMP
tetap pada usia 5 sampai dengan 6 bulan. Pelita adalah sebagai
berikut.
15 orang mengikuti
3) Piktogram dan Diagram Lingkaran Paskibra, 10 orang
mengikuti Pramuka,
Salah satu cara yang sederhana dan jelas untuk menyajikan 20 orang mengikuti
Olahraga, dan 5 orang
suatu data adalah dengan menggunakan piktogram, yaitu tidak mengikuti kegiatan
suatu bagan yang menampilkan data dengan menggunakan ekstrakurikuler.
a. Gambarlah diagram
gambar-gambar. Jika di suatu daerah tercatat data banyak lingkaran dari data
siswa SD maka banyak siswa SD tersebut dapat ditampilkan tersebut.
b. Bagaimana
dalam bentuk gambar orang. Misalnya, satu gambar orang sikapmu terhadap
melambangkan 1.000 siswa SD. Jika di daerah itu terdapat siswa yang tidak
mengikuti kegiatan
500 siswa SD, data tersebut ditampilkan sebagai setengah ekstrakurikuler?
gambar orang. Bagaimana jika terdapat 2.500 siswa SD?
Coba kamu perkirakan piktogramnya.
Statistika 65
SMK
Gambar 3.8
SD SMP SMA
Statistika 67
Jika data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi maka Tabel 3.8 Tabel Distribusi
tampak seperti Tabel 3.8. Frekuensi
Mean dari data tersebut adalah Nilai Frekuensi
( xi ) ( fi )
f 1 x1 f 2 x 2 f 3 x 3 ... f i xi
x = .
f1 f 2 f 3 fi x1 f1
x2 f2
Contoh 3.8 x3 f3
. .
Siswa kelas IX B mengikuti ujian Sains. Distribusi nilai ujian . .
yang diperoleh disajikan pada tabel berikut. . .
xi fi
Nilai ( xi ) 4 5 6 7 8 9
Frekuensi ( fi ) 2 8 10 10 7 3
Hitunglah meannya.
Statistika 69
Statistika 71
Statistika 73
median = 72 73
= 72,5
2
Oleh karena banyak datum genap maka mediannya adalah
rata-rata dua datum yang di tengah.
Jadi, mediannya adalah 72,5.
2 2
x6 x 7
= = 72 73
2 2
= 72,5
Jadi, mediannya adalah 72,5.
Bagaimana cara menentukan median dari data yang
disajikan dalam tabel frekuensi?
Penyelesaian:
a. Banyak datum pada Tabel 3.10 adalah 29 (jumlah total
frekuensi), berarti banyak datumnya ganjil. Oleh karena itu,
mediannya adalah datum yang tepat berada pada
urutan ke- n 1 = urutan ke- 29 1 = urutan ke-15.
2 2
Berdasarkan Tabel 3.10 diketahui:
1. datum ke-1 sampai dengan ke-3 adalah 4 (interval ke-1);
2. datum ke-4 sampai dengan ke-7 adalah 5 (interval ke-2);
InfoNet
3. datum ke-8 sampai dengan ke-17 adalah 6 (interval ke-3).
Oleh karena datum ke-15 terletak pada interval ke-3 maka Kamu dapat menambah
wawasanmu tentang materi
datum ke-15 tersebut adalah 6. dalam bab ini dari internet
Jadi, median dari data pada Tabel 3.10 adalah 6. dengan mengunjungi
b. Coba kamu cari median data pada Tabel 3.11. alamat:
kur2003.if.itb.ac.id/
file/CN%20IF2152%20
distribusi%20peluang%20
3. Modus kontinu.pdf
Statistika 75
Penyelesaian:
Sebelum menentukan modus dari data pada Tabel 3,13,
kamu harus mengetahui nilai p terlebih dahulu.
5 5 6 10 7 9 8p 9 4 10 2
x
5 10 9 p 4 2
25 60 63 8p 36 20
7,1
30 p
204 8p
7,1
30 p
213 + 7,1 p = 204 + 8p
0,9p = 9
p = 10
Datum yang memiliki frekuensi terbanyak adalah 6 dan 8
dengan fekuensi 10. Jadi, modus dari data pada Tabel 3.13
adalah 6 dan 8.
Statistika 77
1. Jangkauan
Pada bagian sebelumnya, kamu telah belajar tentang
pengertian data. Pada bagian ini, kamu akan belajar tentang
pengertian jangkauan suatu data. Apakah jangkauan suatu
data? Jangkauan suatu data adalah selisih antara datum
terbesar dan datum terkecil, yang dirumuskan sebagai
berikut. InfoMatika
maka diperoleh data baru dengan mean 20 dan jangkauan 9. Dalam hal ini, i = 1, 2,
..., 10 dan n = banyak
Tentukan nilai dari 2p + q. datum.
Penyelesaian: Coba kamu tentukan
Data mula-mula adalah x1, x2, x3, ..., xn dengan mean x = 16 desil ke-5 dari data
4, 3, 4, 5, 7, 8, 5, 4, 3,
dan j = 6 sehingga j = xn – x1 = 6 ... (1) 2, 6, 9, 6.
Data baru adalah qx1 – p, qx2 – p, qx3 – p, ..., qxn – p
dengan j = 9
sehingga (qxn – p) – (qx1 – p) = 9
q(xn – x1) = 9 ... (2)
Substitusikan persamaan (1) ke (2), diperoleh
q¾6=9
¾ q = 3
2
Diketahui z = 20 maka
z = qx – p
¾ q x – p = 20 ¾ 3 (16) – p = 20 ¾ p = 4
2
Jadi, 2p + q = 2(4) + 3 = 9 1 .
2 2
Statistika 79
1 1 1 1
data data data data
4 4 4 4
Q1 Q2 Q3
(kuartil bawah) (kuartil tengah) (kuartil atas)
Keterangan:
Banyak datum kelompok 1 = banyak datum kelompok 2 =
banyak datum kelompok 3 = banyak datum kelompok 4.
Untuk menentukan nilai-nilai kuartil dari suatu
data, langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah
mengurutkan data tersebut. Misalnya, diketahui data 4, 2,
3, 5, 7, 3. Setelah diurutkan, tentukan median dari data
tersebut. Nilai median yang diperoleh tidak lain adalah Q2.
Kemudian, tentukan kuartil bawah (Q1) dengan membagi
data di bawah Q 2 menjadi dua bagian sama banyak.
Selanjutnya, tentukan kuartil atas (Q3) dengan cara membagi
data di atas Q2 menjadi dua bagian sama banyak. Hasilnya
tampak seperti pada bagan berikut.
2 3 3 4 5 7
¾ ¾ ¾
Q1 Q2 Q3
Dengan demikian, diperoleh Q1 = 3, Q2 = 3 4 = 3,5;
dan Q3 = 5. 2
Statistika 81
Tabel 3.14 Misalnya, data pada Tabel 3.14 adalah nilai ulangan Matematika
dari 40 siswa Kelas IX A.
Nilai Frekuensi
a. Tentukan kuartil bawah, kuartil tengah, dan kuartil atas.
1 1
2 4
b. Tentukan jangkauan interkuartil dan simpangan kuartil.
3 2 Penyelesaian:
4 5 Diketahui: N = n1 + n2 + ... + ni
5 8 = 1 + 4 + 2 + 5 + 8 + 9 + 5 + 4 + 1 + 1 = 40
6 9
1
7 5 a t Q1 merupakan datum ke- 1 N = ¾ 40 = 10.
8 4 4 4
9 1 Jadi, Q1 merupakan datum ke-10, yaitu 4.
1
10 1
t Q2 merupakan datum ke- 1 N = ¾ 40 = 20.
2 2
Jadi, Q2 merupakan datum ke-20, yaitu 5.
3
t Q3 merupakan datum ke- 3 N = ¾ 40 = 30.
4 4
Jadi, Q3 merupakan datum ke-30, yaitu 7.
b. QR = Q3 – Q1 = 7 – 4 = 3
1 1
Qd = QR = · 3 = 1,5
2 2
D. Distribusi Frekuensi
Kamu telah mengetahui bahwa jika suatu data disajikan
dengan cara pengelompokan data, akan diperoleh tabel Hal Penting
distribusi frekuensi. Untuk membuat tabel distribusi
Istilah-istilah penting yang
frekuensi yang baik, gunakanlah aturan-aturan berikut. kamu temui pada bab ini
a. Tentukan datum terkecil dan datum terbesar, kemudian adalah
• data
hitung jangkauannya (range) dengan rumus berikut. • datum
• data kuantitatif
Jangkauan = datum terbesar – datum terkecil • data kualitatif
• data diskrit
b. Tentukan banyaknya interval kelas, misalnya p dengan • data kontinu
perkiraan yang memenuhi ketentuan berikut. • populasi
• sampel
6 ≤ p ≤ 15 • mean
• median
• modus
c. Tentukan panjang interval kelas dengan rumus panjang • jangkauan
kelas sebagai berikut. • kuartil
• simpangan kuartil
jangka
a auaan
Panjang kelas =
banyak
a interval kelas
a
Statistika 83
Ringkasan
Berikut ini contoh rangkuman dari sebagian materi pada bab ini.
1. Populasi adalah semua objek yang 4. Mean adalah rata-rata dari sekumpulan
menjadi sasaran pengamatan. data.
2. Sampel adalah bagian dari populasi 5. Median adalah nilai tengah dari
yang diambil untuk dijadikan sasaran sekumpulan data yang telah diurutkan.
pengamatan. 6. Modus adalah data yang paling banyak
3. Metode penyajian data, di antaranya muncul pada sekumpulan data.
diagram batang, diagram garis, piktogram, 7. Jangkauan interkuartil adalah selisih
dan diagram lingkaran. antara kuartil atas dan kuartil bawah.
Coba kamu buat rangkuman dari materi yang telah kamu pelajari pada bab ini dengan kata-
katamu sendiri. Tuliskan rangkuman tersebut pada buku latihanmu.
Statistika 85
Banyaknya Siswa
1.425.373
300
1.042.938
200
781.404 100
607.239
519.404
Tahun jalan kaki sepeda mobil bus
1993 1994 1995 1996 19971998 Transportasi Siswa
Sumber: Departemen Perindustrian
Kenaikan banyaknya sepeda motor Selisih siswa yang naik sepeda dan bus
rakitan yang paling besar terjadi pada adalah ....
tahun .... a. 270 orang
a. 1993–1994 b. 280 orang
b. 1994–1995 c. 290 orang
c. 1995–1996 d. 300 orang
d. 1996–1997 9. Dalam suatu ujian yang diikuti 42
6. Hasil ulangan Matematika siswa Kelas siswa, diperoleh rataan nilai ujian 30.
IX A disajikan pada tabel berikut. Oleh karena rataannya terlalu rendah,
semua nilai ujian siswa dikalikan 2,
Nilai (x) 4 5 6 7 8 9
kemudian dikurangi 5. Rataan nilai
Frekuensi (f ) 2 6 13 12 6 3 yang baru adalah ....
Median dari data tersebut adalah .... a. 55 c. 53
a. 5,5 c. 6,5 b. 54 d. 52
b. 6 d. 7 10. Nilai rata-rata ujian Matematika pada
7. Untuk memudahkan pelaksanaan suatu tabel berikut adalah 6.
acara, jumlah siswa Kelas IX dibagi ke Nilai 4 5 6 8 10
dalam lima kelompok dengan per- Frekuensi 20 40 70 p 10
bandingan 1 : 2 : 3 : 4 : 5.
Nilai p sama dengan ....
Jika data tersebut dibuat diagram
a. 5 c. 20
lingkarannya, besar sudut masing-
b. 10 d. 25
masing kelompok adalah ....
a. 20°, 40°, 60°, 80°, 100° 11. Nilai rata-rata ulangan Matematika
b. 24°, 48°, 76°, 92°, 120° 10 siswa adalah 55. Jika digabung lagi
c. 26°, 52°, 72°, 96°, 114° dengan 5 siswa lain, nilai rata-ratanya
d. 24°, 48°, 72°, 96°, 120° menjadi 53. Nilai rata-rata dari 5
siswa tersebut adalah ....
8. Diagram berikut menunjukkan ber-
a. 49 c. 50,5
bagai cara dari 1.270 siswa menuju ke
b. 50 d. 51
sekolah.
Statistika 87
Peluang
Pada bab ini, kamu akan diajak untuk memahami peluang kejadian
sederhana dengan cara menentukan ruang sampel suatu percobaan
dan menentukan peluang suatu kejadian sederhana.
89
Peluang
Peluang 91
2. Kejadian Sederhana
Seperangkat kartu bridge terdiri atas 13 buah kartu merah
bergambar hati, 13 kartu merah bergambar wajik, 13 kartu
hitam bergambar sekop, dan 13 kartu hitam bergambar
keriting.
Misalkan, sebuah kartu diambil secara acak dari
seperangkat kartu bridge tersebut. Andaikan kartu yang
terambil bergambar wajik, kejadian muncul kartu bergambar
wajik pada pengambilan tersebut dinamakan kejadian
sederhana karena munculnya kartu bergambar wajik pasti
CFSXBSOBNFSBI#FSCFEBKJLBLBSUVZBOHUFSBNCJMCFSXBSOB
merah. Kejadian munculnya kartu berwarna merah dinamakan
banyak
a e adian K
keja
fr =
banyak
a percobaan
Contoh 4.1
Peluang 93
Contoh 4.2
Peluang 95
n( K )
P(K) = , dengan K ¾ S
n(S )
Contoh 4.3
4FCVBIEBEVEJMFNQBSLBO)JUVOHMBIQFMVBOHNVODVMOZBNVLB
dadu bernomor:
a. 2 c. 7 Siapa
b. kurang dari 4 d. 1, 2, 3, 4, 5, atau 6 Berani?
Penyelesaian:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} maka n(S) = 6. Sebuah kotak berisi 4
bola berwarna merah dan
a. Misalkan, A kejadian munculnya muka dadu nomor 2 maka 6 berwarna putih. Sebuah
bola diambil dari kotak itu
A = {2}, n(A) = 1, dan P(A) = n( A ) = 1 . secara acak, kemudian
n(S ) 6 dikembalikan lagi. Berapa
b. Misalkan, C kejadian munculnya muka dadu bernomor peluang terambilnya bola
kurang dari 4 maka C = {1, 2, 3}, n(C) = 3, dan berwarna:
a. merah;
P(C) = n(C ) = 3 = 1 . b. putih?
n(S ) 6 2
c. Misalkan, D kejadian munculnya muka dadu nomor 7 maka
D = { }, n(D) = 0, dan P(D) = n( D ) = 0 = 0.
n(S ) 6
d. Misalkan, E adalah kejadian munculnya muka dadu
bernomor 1, 2, 3, 4, 5, atau 6 maka E = {1, 2, 3, 4, 5, 6} dan
6
n(E) = 6 sehingga P(E) = = 1.
6
b. Nilai Peluang
Contoh 4.3 memperlihatkan kepada kamu bahwa peluang
suatu kejadian nilainya berkisar 0 sampai dengan 1. Secara
matematis, hal itu ditulis 0 ≤ P(K) ≤ 1, dengan P(K) adalah
peluang suatu kejadian K.
Jika nilai peluang suatu kejadian sama dengan nol atau
P(K) = 0, nilai tersebut menunjukkan bahwa kejadian K tidak
mungkin terjadi. Misalnya, pada pelemparan dadu, peluang
Peluang 97
Peluang 99
Contoh 4.5
Peluang 101
Peluang 103
Refleksi
1 #VBUMBILFMPNQPLZBOHUFSEJSJBUBTTBNQBJPSBOHBUBVEJTFTVBJLBOEFOHBOLPOEJTJ
kelasmu.
2. Setiap anggota kelompok menceritakan tentang faktor-faktor apa saja yang menghambat
pemahamanmu terhadap materi tentang Peluang.
3. Tuliskan hasilnya, kemudian presentasikan di depan kelas bergantian dengan kelompok
lain.
Peluang 105
a. 5 kali c. 40 kali E
b. 20 kali d. 60 kali A G
Ebtanas 1996
A F
Peluang 107
c. 24 cm
d. 26 cm K L Jari-jari bola besi adalah ....
Pangkat
Tak Sebenarnya
111
Bilangan Berpangkat
terdiri atas
adalah adalah
Pangkat Bilangan
Bulat Positif
definisi
definisi
1. am × an = am + n
am a0 = 1, a bilangan dapat diubah
2. = am – n 1
an rasional dan a ≠ 0 a–n = sifat
menjadi
n an
3. a
m
= am × n = an × m a bilangan rasional,
4. pan + qam = an (p + qam – n) a ≠ 0, dan n bilangan Bentuk Akar
5. pan – qam = an (p – qam – n) bulat positif
pam – qan = an(pam – n – q)
1. p 1 n
m
= pm
1
n
m 1
2. p n
= p m n
= n
pm
m
3. p
m
n
= p
1
n
= p
n
m
1. Bilangan Rasional
Di Kelas VII, kamu telah mempelajari konsep bilangan
rasional. Agar tidak lupa, konsep tersebut akan dipelajari
kembali pada bab ini. Untuk itu, pahami kembali definisi Tugas
bilangan rasional berikut. untukmu
tombol =
2 2 2 2 8
d. =
sehingga pada layar akan 3 3 3 3 27
muncul tampilan. 2. Sebuah bak mandi berbentuk kubus dan mempunyai panjang
rusuk 9,2 dm. Berapa mililiter volume bak mandi tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui: Panjang rusuk bak mandi (p) = 9,2 dm
Ditanyakan: Volume bak mandi (V) dalam satuan mL.
Tugas V = p3 = (9,2)3 = 9,2 × 9,2 × 9,2 = 84,64 × 9,2 = 778,688
untukmu Volume bak mandi itu adalah 778,688 dm3 atau 778,688 liter.
Salin dan lengkapilah Diketahui 1 liter = 1000 ml sehingga
perkalian berikut. 778,688 liter = 778,688 × 1000 mL = 778.688 mL.
1. 2,54 × 2,53 Jadi, volume bak mandi tersebut adalah 778.688 mL.
= (1 4 ..
.. ) ( .... )
2 3 142 3
... faktor ... faktor
= ( ..
... )
142 3
... faktor
3. Sifat Bilangan Rasional Berpangkat
= 2,5 ...
2. Misalkan, a adalah
Bilangan Bulat Positif
bilangan rasional.
a3 × a5 a. Sifat Perkalian Bilangan Berpangkat
= (1 4 ..
.. ) ( .... )
2 3 142 3
... faktor ... faktor
Pelajari operasi hitung berikut.
= (1 4 ..
... )
2 3 33 × 32 = (1 4 2 3 ) ({ )
... faktor
3 ffakktor 2 ffakktor
= a ...
Berdasarkan uraian = 31 3 23 4 343 3 = 33+2
tersebut dapatkah kamu ( 3 2 ) faktor
a
menerka sifat umum
perkalian bilangan
Jadi, 33 × 32 = 33+2.
berpangkat? Cobalah Sekarang, lakukan Tugas untukmu di samping.
nyatakan sifat tersebut
dengan kata-katamu
Perkalian bilangan berpangkat tersebut memperjelas
sendiri. sifat berikut ini.
Kemudian, ujilah
dugaanmu untuk Sifat 5.1
mengalikan 2 bilangan
berpangkat sebarang.
Jika a bilangan rasional dan m, n bilangan bulat positif maka
am × an = am+n
....
. fa
64 7ffaktor
kttor
tor
4 8 ...
64. fa
7faktor
to
8or
Jadi, tinggi gedung tersebut adalah 117,649 meter.
= ( ... ) ( ... )
( .... )
14 2 3
... faktor
... faktor
Pelajari operasi hitung berikut. 2. Misalnya, a adalah
6 5 fa
7faktor
a or
4 48 bilangan rasional.
....
. fa
5 64 7faktor
to
8or
3 = 3 3 3 3 3 a5 ( ... )
=
32 3{ 3 a3 ( .... )
14 2 3
2 ffakktor ... faktor
....
. fa
( 5 2 ) fakto
fakt
ktor
kto 64 7ffaktor
kttor
tor
4 8 ...
64. fa
7faktor
to
8or
} 64 7 8
2 ffakktor
( ... ) ( ... )
=
= 3 3 3 3 3 = 314 23 3 3 = 35–2 ( .... )
14 2 3
3{ 3 ( 5 2 ) faktor
a ... faktor
= 1 ..
23 = a
... ...
2 fak
akto
t r ... faktor
35 Berdasarkan uraian
Jadi, 2 = 35–2
3 tersebut, coba kamu
terka sifat umum
Selanjutnya, lakukan Tugas untukmu di samping. pembagian bilangan
Pembagian bilangan berpangkat tersebut memenuhi berpangkat. Nyatakan
sifat tersebut dengan
sifat berikut. kata-katamu sendiri.
Kemudian, ujilah
Sifat 5.2 dugaanmu untuk
Jika a bilangan rasional, a ≠ 0, dan m, n bilangan bulat menghitung pembagian
m dua bilangan berpangkat
positif maka a n = am–n dengan m > n. sebarang.
a
37
1. a. = 37–4 = 33 = 27
34
(–5)6
b. = (–5)6–4 = (–5)2 = 25
(–5)4
2 p5
c. = 2p5–2 = 2p3
p2
2. Percepatan sentripetal dari sebuah benda yang bergerak
v2
melingkar dirumuskan as = r . Dalam hal ini as = percepatan
sentripetal bersatuan m/det2, v = kecepatan benda bersatuan
m/det, dan r = jarak benda ke pusat lingkaran bersatuan
Sumber: CD Image meter. Sebuah mobil bergerak di suatu tikungan yang ber-
bentuk seperempat lingkaran dengan jari-jari 16 m. Mobil
melaju dengan kecepatan tetap 57,6 km/jam. Berapa m/det2
percepatan sentripetal mobil tersebut?
Penyelesaian:
Tugas Diketahui: r = 16 m
untukmu v = 57, 6 km =
57.600 m
= 16 m/det
jam
a 3.600 det
Salin dan lengkapilah Ditanyakan as?
perpangkatan berikut.
as = v = 16 = 162–1 = 161 = 16
2 2
1. (54)3 = 1 ..
...
23
... faktor r 16
= (14 ..
.. )
2 3
( .... )
14 2 3
( ..
... )
14 2 3
Jadi, percepatan sentripetalnya adalah 16 m/det2.
... faktor ... faktor ... faktor
= 14 ..
.... = 5
2 3
... × ...
2. Misalnya, a adalah
bilangan rasional.
Pelajari operasi hitung berikut ini.
(a2)4 = 1 ..
...
23
... faktor (23)2 = 2132 323
= (14 ..
... ) ( ..
2 3
... )
14 2 3 2 ffakktor
... faktor ... faktor
= (1 4 2 3 ) (1 4 2 3 ) = 21 2 422 2 2 32
( ... ) ( ... ) ( 2 3 ) faktor
a
14 2 43 14 2 43 3 ffakktor 3 faktor
a
... faktor ... faktor
2×3
= 14 .. =2
2 3 = a
... ... × ...
1. a. (34)2 = 34×2 = 38
5 3 5
3 15
b. 1 = 1 = 1
2 2 2
3
c. ( ) 4×3
= (–2) = (–2)12
2. Energi kinetik (Ek) sebuah benda bermassa m kg yang
1
bergerak dengan kecepatan v m/det dirumuskan Ek = mv2.
2
Sebuah benda bermassa 6 kg bergerak dengan kecepatan 27
m/det. Berapa joule energi kinetik benda tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui: m = 6 kg
v = 27 m/det = 33 m/det
Ditanyakan: Ek = ?
1 1
Ek = mv2 = × 6 × (33)2 = 3 × 33×2 = 3 × 36 = 37 = 2.187
2 2
Jadi, energi kinetiknya adalah 2.187 joule.
Tugas
d. Sifat Perpangkatan dari Bentuk Perkalian untukmu
Pelajarilah operasi hitung berikut. Salin dan lengkapilah
(2 × 3)3 = (1 ) ( 2 4) 4 (4 43 ) operasi hitung berikut.
3 fakto
f r 1. (3 × 5)4 = 1 .. ....
23
... faktor
=( = 23 × 33
1 4 2 3 ) (1 4 2 3 ) = (14 ..
... ) ( ..
2 3
... )
14 2 3
3 ffakktor 3 faktor
a ... faktor ... faktor
= ... × ...
Jika n bilangan bulat positif dan a, b bilangan rasional maka Berdasarkan uraian
(a × b)n = an × bn tersebut coba kamu terka
sifat umum perpangkatan
dari bentuk perkalian
Contoh 5.5 tersebut. Nyatakan sifat
itu dengan kata-katamu
sendiri.
1. a. (2 × 5)2 = 22 × 52 = 4 × 25 = 100
b. {(–3) × 2)3 = (–3)3 × 23 = –27 × 8 = –216
c. (–3pq)4 = (–3)4 × p4 × q4 = 81p4q4
2. Suatu alat listrik mempunyai hambatan 2 × 102 ohm dialiri
arus 3 × 102 ampere selama 2 menit. Berapa joule besarnya
energi listrik yang digunakan?
= 14 ..
... = 2 2 = 2 2 = 22
5
2 3
... faktor
3 3 3
{ 3{ 3 3
....
. fa 2 ffakktor 2 ffakktor
64 7faktor
to
8or
...
( ... ) = 3 2 2
( .... )
14 2 3
5... Jadi, 2 = 22
... faktor 3 3
2. Misalkan, a dan b Sekarang, kerjakan Tugas untukmu di samping.
bilangan rasional
a
3 Perpangkatan dari bentuk pembagian yang telah kamu
= 14 ..
....
b
2 3
... faktor
pelajari itu memperjelas sifat berikut.
....
64 . fa
7faktor
aktor
to
8or Sifat 5.5
( ... ) a...
=
( .... )
=
b... Jika a, b bilangan rasional, b ≠ 0, dan n bilangan bulat
14 2 3 n n
positif maka a = an .
... faktor
Berdasarkan uraian
tersebut coba kamu terka b b
sifat umum perpangkatan
dari bentuk pembagian Contoh 5.6
itu. Nyatakan sifat
tersebut dengan kata-
3 2
katamu sendiri. 3 3
27 2 pq 22 p 2 q 2 4 p2q 2
1. = 33 = 3. = =
7 7 343 r r2 r2
4 4
2. 2 = ( ) = 16
3 34 81
b.
2 2
2 2
Kamu telah mempelajari Sifat 5.2 bilangan rasional ber- 2 2
2 3
m
pangkat bilangan bulat positif dan negatif, yaitu a n = am–n, c.
7 7
3
a 7
dengan a bilangan rasional, m dan n adalah bilangan bulat,
m ≠ 0, n ≠ 0, serta m ≠ n. Sekarang, amati sifat tersebut
untuk m = n. Tugas
Sebagai contoh, a 5 = a5–5 = a0
5
... (1) untukmu
a Pada Definisi 5.4, disebut-
Dengan cara menuliskan ke dalam bentuk faktor-faktornya, kan bahwa a0 = 1. Selidiki
mengapa hal tersebut
pembagian tersebut dapat dituliskan sebagai berikut. berlaku untuk a bilangan
a5 = a a a a a = 1 ... (2) rasional dan a ≠ 0?
Bagaimana jika a = 0?
a5 a a a a a Tulis hasil penyelidikanmu
pada buku tugasmu,
Berdasarkan (1) dan (2) dapat disimpulkan bahwa a0 = 1. kemudian kumpulkan
Uraian tersebut memenuhi konsep bilangan berpangkat pada gurumu.
nol seperti definisi berikut.
Definisi 5.4
a0 = 1, dengan a bilangan rasional dan a ≠ 0 Siapa
Berani?
Sifat 5.1 sampai dengan Sifat 5.5 yang telah kamu pelajari
pada bagian 3 berlaku juga untuk bilangan berpangkat nol, Ubahlah bentuk pangkat
berikut menjadi bentuk
dengan m = n = 0, a adalah bilangan rasional, dan a ≠ 0. pangkat positif.
Coba tuliskan kelima sifat tersebut. 5
4
a.
Contoh 5.10 7
5
2
b.
9
Hitunglah bentuk perpangkatan bilangan rasional berikut. c. (0,1)–2
2
2
3
2
3
2
2 2 d. (0,15)–1
1. 2. 3. 2
3 5 5 3
2. 2 2 = 2 = 2 = 2
5 5 5 5 5
2 2 2 4
2 4
3. 2 = 2 = 2 = 24 = 16
3 3 3 3 81
b yang memenuhi a =
Bilangan Bulat
Cacah
2 , sehingga 2 bukan bilangan Negatif
b
rasional. Jadi, 2 merupakan bilangan irasional. Gabungan Bilangan Bilangan Nol
dari himpunan bilangan rasional dan himpunan bilangan Bulat Positif
(Bilangan
irasional merupakan himpunan bilangan real. Asli)
dengan x ≥ 0 32 = 3
9 = 25 = 52 = 5
dapat merupakan Berapakah 36 ,
bentuk akar atau bukan
49 , 64 , dan 81 ?
bentuk akar. Tentukan Perhitungan akar pangkat bilangan tersebut memenuhi
paling sedikit dua nilai definisi berikut.
x agar bentuk tersebut
merupakan Definisi 5.5
a. bentuk akar,
b. bukan bentuk akar.
a , bil a r 0
a2 =
a , bil a 0
Amati contoh-contoh berikut.
Tugas
1. Misalkan, a = 2 (a > 0)
untukmu
Nilai a 2 = 22 = 2
Bentuk akar hanyalah
sebagian kecil dari 2. Misalkan, a = –2 (a < 0)
anggota-anggota
himpunan bilangan Nilai a 2 = ( )2 = –(–2) = 2
irasional. Contoh bilangan Sekarang, adakah akar pangkat yang tidak memenuhi?
irasional yang bukan
bentuk akar yaitu ¾ dan Akar pangkat bilangan yang tidak memenuhi Definisi 5.5
e. Carilah informasi dinamakan bentuk akar, seperti 2 , 3 , 5 , 7 , dan 8 .
mengenai bilangan ¾ dan
e. Kemudian, buatlah Bentuk akar tersebut merupakan bilangan irasional.
laporan dari tugas
tersebut dan kumpulkan.
3. Menyederhanakan Bentuk Akar
Sebuah bentuk akar dapat disederhanakan menjadi per-
kalian dua buah akar pangkat bilangan, dengan salah satu
akar pangkat bilangan memenuhi Definisi 5.5. Amati dan
Siapa pelajari contoh berikut.
Berani?
8 = 4 2 = 4 × 2 =2× 2 =2 2
Perhatikan balok berikut. 18 = 9 2 = 9 × 2 = 3 × 2 = 3 2
H G Berdasarkan perhitungan tersebut, dapatkah kamu
F
E menemukan sifat berikut?
D
C
Sifat 5.8
A B
ab a b,
Diketahui AB = 8 cm, dengan a dan b adalah bilangan rasional positif.
BC = 4 cm, dan
CG = 6 cm. Hitunglah
panjang diagonal sisi AC
Contoh 5.11
dan diagonal ruang AG
dalam bentuk akar yang
paling sederhana. 1. 12 = 4 3 = 4 × 3= 2 3
2. 24 = 4 6 = 4 × 6 = 2 6
Contoh 5.12
1. 4 2 + 3 2 – 2 2 = (4 + 3 – 2) 2 = 5 2
2. 3 5 +3 2 (Tidak dapat dijumlahkan karena tidak meme-
nuhi aturan penjumlahan bentuk akar)
2
Sifat 5.10 e.
a b c d = ac bd
dengan a, b, c, d adalah bilangan rasional, b ≥ 0, dan d ≥ 0.
b. 150 252
12 14 c. Pembagian Bentuk Akar
c. 2 27 3 2
18 24
Untuk memahami pembagian bentuk akar, amati dan
pelajarilah uraian berikut.
1. 100 : 4 = 10 : 2 = 5 = 100 : 4 = 25 = 5
2. 36 : 9 = 6 : 3 = 2 = 36 : 9 = 4 = 2
Berdasarkan uraian tersebut, diperoleh hubungan berikut.
1. 100 : 4 = 100 : 4 = 5
2. 36 : 9 = 36 : 9 = 2
Tugas
Perhitungan tersebut menggambarkan sifat pembagian
untukmu
dalam bentuk akar seperti berikut.
Pada Sifat 5.11,
dituliskan persamaan Sifat 5.11
a a
a = a atau a = a
b b
dengan a dan b bilangan b b b b
rasional, a ≥ 0, dan b > dengan a dan b adalah bilangan rasional, a ≥ 0, dan b > 0.
0. Selidikilah bagaimana
jika a dan b negatif?
Berilah beberapa Contoh 5.14
contoh, lalu amati.
Kemudian, tuliskan
hasil penyelidikanmu 18 = 18 = 6 15 = 6 15 = 2 5
pada buku tugasmu dan a. 6 b.
kumpulkan pada gurumu. 3 3 3 3 3 3
= a b2 = a b = a b
b b b
Uji Kecerdikan
c c a b a b
b.
b = Ingat , 1
Kerjakan soal-soal a b
berikut. Kemudian, a b a b a b
pasangkan hasilnya
dengan jawaban yang b = c a
= c a b = c
a b
bersesuaian dengan 2
a 2
b a 2
b
cara menuliskan huruf- a 2
b
huruf soal pada kotak c c a b c
yang tersedia. Jika kamu c. = = 2 a b
menjawab dengan benar, a b a b a b a b
kamu akan memperoleh
c c b d = c
kalimat pernyataan dari
seorang matematikawan
d. = b d
b d b d b d b d
Jerman, Carl Friedrich
Gauss.
c c b d = c
e. = b d
A. 34 × 3–6 3
b d b d b d b d
16/81
6
E. –125
1/9 Contoh 5.15
H. (–5) 3
1/6
I. 4 2
3
–3
4
Sederhanakan penyebut pecahan-pecahan berikut dengan me-
4 –3
rasionalkan penyebutnya.
K. 2 1
2 1/9
a. 10 b.
6
1/4
M. 3
27 1/9 5 5 2
256
N. 4 : 44 Penyelesaian:
3
1/9
a. 10 = 10 5 = 10 5 = 2 5
R. 2 5 3
40
5
256 5 5 5
2
T. 3 3 6 6 5 2
–3 b. =
4 4 5– 2 5 2 5 2
2
U.
6 5 2
3
= 6 5 2 =
3
= 2 5+2 2
5 2 3
6. Pangkat Pecahan
Kamu telah mempelajari bilangan rasional berpangkat bilangan
bulat positif, nol, dan bilangan bulat negatif. Selanjutnya, kamu
akan mempelajari bilangan berpangkat pecahan. Misalkan,
, dan 1
3
.
5 3
1 1
p n adalah akar pangkat n dari p atau dituliskan n
p = pn .
1
p n disebut bilangan berpangkat pecahan.
1
Pada p n berlaku ketentuan berikut.
(i) p merupakan bilangan real positif dan nol, untuk n bilangan
genap.
(ii) p merupakan semua bilangan real untuk n bilangan ganjil.
Secara umum, untuk bilangan berpangkat pecahan,
berlaku sifat berikut.
• polinem a. 12 4 b. 63 c. 22
• bilangan berpangkat Penyelesaian:
• pangkat negatif 3 3
• pangkat pecahan a. 12 4 = 4
123 c. 22 = 2
23 = 23 = 8 = 2 2
• bentuk akar 1
3
b. 6 = 3
6
Contoh 5.17
x
5
2
5
2
d. 8
256
= πr12 – πr22 = x x x e. 3
8
2 2 10
25 3
2 f. 5
42
= x x = 25 x 9
x=
16 πx = 4πx 1
4 2 4 4 4 g. 3
52
2
Jadi, penurunan luas penampang tumbuhan tersebut = 4πx cm2. 2. Ubahlah bentuk akar
Langkah 4 berikut menjadi
pangkat pecahan.
Memeriksa kembali jawaban yang telah diperoleh. 3
a. 11 c. 13
Oleh karena ¾L = πr12 – πr22 maka
2
b. 162
3
d. 3 322
3 9 3. Ubahlah pangkat
¾L + πr22 = 4πx + x = 4πx + x pecahan berikut
2 4
2 menjadi bentuk akar.
= 16 9 x=
25
x=
5
x = πr12 a. 22
1
c. 115
2
4 4 4 2 2
Ringkasan
Berikut ini contoh rangkuman dari sebagian materi pada bab ini.
1. Bilangan rasional ialah bilangan yang dapat 4. Jika a adalah bilangan rasional dan m, n
a adalah bilangan bulat positif maka
dinyatakan dalam bentuk , dengan a dan
b (am)n = am × n = an × m.
b adalah bilangan bulat serta b ≠ 0. 5. Jika a, p, q adalah bilangan rasional dan
2. Jika a adalah bilangan rasional dan m, n m, n adalah bilangan bulat positif dengan
adalah bilangan bulat positif maka m ≥ n maka pan + qam = an (p + qam – n).
am × an = am + n. 6. Jika a, p, q adalah bilangan rasional dan
3. Jika a adalah bilangan rasional, dengan m, n adalah bilangan bulat positif dengan
a ≠ 0, dan m, n adalah bilangan bulat m ≥ n maka
m
positif maka a n = am – n dengan m > n. pan – qam = an (p – qam – n);
a pam – qan = an (pam – n – q).
Coba kamu buat rangkuman dari materi yang telah kamu pelajari pada bab ini dengan kata-
katamu sendiri. Tuliskan rangkuman tersebut pada buku latihanmu.
3 3 9. 8 9 = ....
3 2
3 a. 2 c. 3
4. 343 = .... 3 8
a. 7 c. –6 b. 8 d. 3
5 = ....
5
b. 6 d. –7
10.
5. 23 + 25 = ....
a. 5 3 c. 5 5
a. 25 c. 5 × 23
b. 28 d. 3 × 23 b. 3 5 d. 3 3
13. 3 2 5
3 = ....
18. 2 10 = ....
1 a. 2 3
a. 35 b. 2 5
2
b. 33 c. 2 10
1
d. 5 2
c. 33
2 19. 12 8 12 8 = ....
d. 35 a. 2
2 3 b. 4
14. 125 3
100 2 = .... c. 6
9 d. 8
a.
100 1 3
29 20. 3 4 3 4 = ....
b.
1.000 a. 1
19 b. 3
c.
1.000 c. 9
39 d. 81
d.
1.000
Barisan dan
Deret Bilangan
Pada bab ini, kamu akan diajak untuk memahami barisan dan deret
bilangan serta penggunaannya dalam pemecahan masalah dengan
cara menentukan pola barisan bilangan sederhana, menentukan
suku ke-n barisan aritmetika dan barisan geometri, menentukan
jumlah n suku pertama deret aritmetika dan deret geometri, serta
memecahkan masalah yang berkaitan dengan barisan dan deret.
135
Pola Bilangan
A. Pola Bilangan
Gambar 6.1 memperlihatkan gedung pertunjukan yang
mempunyai 40 tempat duduk pada barisan paling depan.
Setiap baris tempat duduk tersebut 4 kursi lebih banyak
daripada baris di depannya.
Apabila kamu tuliskan banyaknya tempat duduk pada
setiap baris, diperoleh tabel sebagai berikut.
Sumber: CD Image Baris ke- 1 2 3 4 5 ... 20
Gambar 6.1
Banyak Kursi 40 44 48 52 56 ... 116
b. Barisan 2, 4, 6, 8, ....
Barisan ini disebut barisan bilangan asli genap.
Polanya dapat dilihat pada Gambar 6.4.
c. Amati Gambar 6.5 berikut. Gambar 6.4
Gambar 6.5
Gambar 6.6
Gambar 6.7
Tugas
untukmu
Pola tersebut dapat disusun dari barisan bilangan berikut.
1 = 1 atau 12 = 1
Coba kamu selidiki 4 = 1 + 3 atau 22 = 1 + 3
mengapa barisan 1,
3, 6, 10, ... disebut 9 = 1 + 3 + 5 atau 32 = 1 + 3 + 5
barisan bilangan 16 = 1 + 3 + 5 + 7 atau 42 = 1 + 3 + 5 + 7
segitiga. Jelaskan hasil
penyelidikanmu. e. Pola bilangan persegipanjang di antaranya dapat kamu
lihat pada Gambar 6.8.
Gambar 6.8
1 2 1
dalam Gambar 6.9.
Jika kamu amati dengan cermat, bilangan-bilangan
1 3 3 1
yang terdapat pada segitiga Pascal memiliki pola tertentu,
1 4 6 4 1
yaitu dua bilangan yang berdekatan dijumlahkan untuk
1 5 10 10 5 1 mendapatkan bilangan pada baris selanjutnya.
Sekarang, amati bilangan-bilangan yang terdapat pada
Gambar 6.9 sepanjang garis a dan b pada Gambar 6.9. Bilangan-bilangan
tersebut membentuk suatu barisan dengan aturan berikut.
n faktor sama
n
2Sn = n(2a + (n – 1)b) maka Sn = (2a + (n – 1)b)
2
Tugas Jadi, jumlah n suku pertama deret aritmetika adalah
untukmu
n
Dapatkah kamu
Sn = (2a + (n – 1)b)
2
membuktikan bahwa
pada deret aritmetika Oleh karena Un = a + (n – 1)b, rumus Sn dapat dituliskan
berlaku
Un = Sn – Sn – 1? sebagai berikut.
Tuliskan hasil pembuktian
n n
tersebut pada buku Sn = (a + Un) atau Sn = (U1 + Un)
tugasmu, kemudian 2 2
kumpulkan pada gurumu.
Dapatkah kamu menemukan rumus Sn + 1 dengan
menggunakan rumus Sn yang telah kamu ketahui?
Contoh 6.2
Contoh 6.6
Ringkasan
Berikut ini contoh rangkuman dari sebagian materi pada bab ini.
1. Beberapa pola barisan bilangan, di antara- d. barisan bilangan persegi adalah
nya adalah sebagai berikut. 1, 4, 9, 16, ..., dan
a. barisan bilangan ganjil adalah 2. Barisan bilangan berpola diperoleh dengan
1, 3, 5, 7, ..., mengurutkan bilangan-bilangan dengan
b. barisan bilangan genap adalah aturan tertentu, dan tiap-tiap bilangan
2, 4, 6, 8, ..., yang terdapat pada barisan bilangan di-
c. barisan bilangan segitiga adalah sebut suku dari barisan itu.
1, 3, 6, 10, ...,
Coba kamu buat rangkuman dari materi yang telah kamu pelajari pada bab ini dengan kata-
katamu sendiri. Tuliskan rangkuman tersebut pada buku latihanmu.
Refleksi
1. Buatlah kelompok yang terdiri atas 5 sampai 8 orang atau disesuaikan dengan kondisi
kelasmu.
2. Setiap anggota kelompok menceritakan tentang faktor-faktor yang menghambatmu
dalam memahami materi Barisan dan Deret Bilangan.
3. Tuliskan hasilnya, kemudian presentasikan di depan kelas bergantian dengan kelompok
lain.
1. Suku berikutnya dari barisan 1, 3, 6, 3. Hasil dari 3472 – 3462 sama dengan
10 adalah .... ....
a. 14 a. 2(347 – 346)
b. 15 b. 2(347) – 346
c. 16 c. 2(347) + 346
d. 17 d. 347 + 346
2. Jumlah 17 bilangan ganjil yang 4. Suku berikutnya dari barisan 3, 6, 11,
pertama samaa dengan .... 18 adalah ....
a. 361 a. 28
b. 324 b. 27
c. 289 c. 26
d. 256 d. 25
1. Nilai n jika 3 125 = n + 2 adalah .... 6. Jika 2 = 1,414; maka nilai dari
a. 5 c. –7 50 adalah ....
b. 4 d. –3 a. 7,07
2. Bilangan nol dipangkatkan dengan b. 7,14
bilangan bulat positif akan meng- c. 14,14
hasilkan .... d. 6,414
a. bilangan bulat positif 7. Diketahui a – b = 4 maka nilai dari
b. bilangan bulat negatif 4
x 2 b. 42
tuliskan tanpa pangkat bilangan bulat c. –4
negatif menjadi .... d. –42
y2 8. Bentuk yang paling sederhana dari
a. xy 2
c.
x 22 x 5 x 4 x
y 2
y ; x ≠ 0 adalah ....
b. d. x x 2
x x3 a. x5
4. Sebuah bilangan bulat positif yang b. x6
dipangkatkan dengan bilangan nol
c. x7
hasilnya sama dengan ....
d. x8
a. 0
b. 1 9. Bentuk sederhana dan rasional dari
c. bilangan bulat positif 15 adalah ....
d. bilangan bulat negatif 5 10
5.
p
p
y c.
1
3
5 10
c. x
r
d. 5 + 10
d. x
b. 3n + 2 d. 3n – 2
3
y , nilai y adalah ....
2
a. 4 c. 12
2. Panjang sebuah jalan pada peta yang
b. 6 d. 16
mempunyai skala 1 : 500.000 adalah
10 cm. Panjang jalan sesungguhnya 8. Frekuensi harapan munculnya mata
adalah .... dadu kelipatan dua yang dilempar
a. 0,05 km c. 5 km 480 kali adalah ....
b. 0,5 km d. 50 km a. 80 c. 240 C
b. 160 d. 320
3. Dari seperangkat kartu dilakukan
9. Pada gambar berikut dike- D
pengambilan secara acak sebanyak 260
kali dan setiap kali pengambilan kartu tahui panjang BC = 20 cm. A B
a. 18 cm c. 36 cm maka 45 = ....
b. 24 cm d. 48 cm a. a2b c. a2b2
18. Sebuah tabung dengan diameter 30 b. ab2 d. a4b
3
cm diisi minyak sampai bagian. Jika 25. Mean dari data 25, 21, 28, 24, 25,
4 27, x, 22, 23, 21 adalah 24. Nilai x
volume minyak 8.478 cm3 maka tinggi
yang memenuhi adalah ....
tabung tersebut adalah .... (π = 3,14)
a. 22 c. 24
a. 4 c. 12
b. 23 d. 25
b. 8 d. 16
Indeks 161
Barnett, Raymond A. et.al. 2008. Finite Mathematics for Business, Economics, Life Sciences, and
Social Sciences, 11th Edition. New Jersey: Pearson Education Inc.
Bennett, Albert B. 2004. Mathematics for Elementary Teachers: a Conceptual Approach, 6th Edi-
tion. Singapore: Mc Graw Hill.
Bigellow dan Stone. 1996. New Course Mathematics Year 9 Advanced. Melbourne: Macmillan.
Bloom, B. S. 1971. Handbook on Formative and Summative Evaluation of Student Learning. New
York: Mc Graw Hill.
Booth, D. J. 1995. Foundation Mathematics. London: Addison-Wesley.
Brumfiel, C. B. 1964. Geometry. London: Addison-Wesley Publishing Company.
BSNP. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2006 mata pelajaran Matematika Sekolah
Menegah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Depatemen Pendidikan Nasional.
Christy, D. T. dan Rosenfeld, R. 1994. Beginning Algebra, Annotated Instructor’s Edition.Wm.
C. Brown.
Farlow, Stanley. J. 1994. Finite Mathematics and Its Applications. Singapore: Mc Graw Hill.
Kaur, Jasbir dan Sim I-Jee. 2000. Aset Peperiksaan Matematik. Selangor: Pearson Education
Malaysia.
Keng Seng, Teh dan Looi Chin Keong. 1997. New Syllabus D Mathematics 1. Singapore: Shi-
glee.
Meserve, B. E. dan Max A. Sobel. 1984. Introduction to Mathematics. New Jersey: Prentice-
Hall.
Moise E.E. 1990. Elementary Geometry From An Advanced Standpoint. London: Addison-
Wesley.
Negoro, St dan B. Harahap. 1982. Ensiklopedia Matematika. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Purcell, E. J dan Varberg, D. 1994. Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Ruseffendi, ET. 1989. Dasar-dasar Matematika Modern dan Komputer untuk Guru. Bandung:
Tarsito.
Seang, Ooi Yong dkk. 2001. Fokus Indigo SPM Matematik. Selangor: Pelangi.
Seymour Lipschutz. 1981. Theory and Problems of Set Theory and Related Topics. Schaum's Outline
Series. Mc Graw Hill.
Suherman, E dan Surjaya, Y. 1990. Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijaya-
kusumah.
Sullivan, Michael. 1999. Pre Calculus. Upper Saddle River: Prentice Hall Inc.
Watson, Jenny et.al. 2001. Maths Quest for Victoria 9. Queensland: John Wiley & Sons Australia.
Yeo, Ricky. 1992. New Syllabus Mathematics. Singapore: EPB Publisher.
Barnett, Raymond A. et.al. 2008. Finite Mathematics for Business, Economics, Life Sciences, and
Social Sciences, 11th Edition. New Jersey: Pearson Education Inc.
Bennett, Albert B. 2004. Mathematics for Elementary Teachers: a Conceptual Approach, 6th Edi-
tion. Singapore: Mc Graw Hill.
Bigellow dan Stone. 1996. New Course Mathematics Year 9 Advanced. Melbourne: Macmillan.
Bloom, B. S. 1971. Handbook on Formative and Summative Evaluation of Student Learning. New
York: Mc Graw Hill.
Booth, D. J. 1995. Foundation Mathematics. London: Addison-Wesley.
Brumfiel, C. B. 1964. Geometry. London: Addison-Wesley Publishing Company.
BSNP. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2006 mata pelajaran Matematika Sekolah
Menegah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Depatemen Pendidikan Nasional.
Christy, D. T. dan Rosenfeld, R. 1994. Beginning Algebra, Annotated Instructor’s Edition.Wm.
C. Brown.
Farlow, Stanley. J. 1994. Finite Mathematics and Its Applications. Singapore: Mc Graw Hill.
Kaur, Jasbir dan Sim I-Jee. 2000. Aset Peperiksaan Matematik. Selangor: Pearson Education
Malaysia.
Keng Seng, Teh dan Looi Chin Keong. 1997. New Syllabus D Mathematics 1. Singapore: Shi-
glee.
Meserve, B. E. dan Max A. Sobel. 1984. Introduction to Mathematics. New Jersey: Prentice-
Hall.
Moise E.E. 1990. Elementary Geometry From An Advanced Standpoint. London: Addison-
Wesley.
Negoro, St dan B. Harahap. 1982. Ensiklopedia Matematika. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Purcell, E. J dan Varberg, D. 1994. Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Ruseffendi, ET. 1989. Dasar-dasar Matematika Modern dan Komputer untuk Guru. Bandung:
Tarsito.
Seang, Ooi Yong dkk. 2001. Fokus Indigo SPM Matematik. Selangor: Pelangi.
Seymour Lipschutz. 1981. Theory and Problems of Set Theory and Related Topics. Schaum's Outline
Series. Mc Graw Hill.
Suherman, E dan Surjaya, Y. 1990. Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijaya-
kusumah.
Sullivan, Michael. 1999. Pre Calculus. Upper Saddle River: Prentice Hall Inc.
Watson, Jenny et.al. 2001. Maths Quest for Victoria 9. Queensland: John Wiley & Sons Australia.
Yeo, Ricky. 1992. New Syllabus Mathematics. Singapore: EPB Publisher.