Anda di halaman 1dari 8

PERHITUNGAN JUMLAH TENAGA PERAWAT

1.1 Metode Douglas


1.1.1 Definisi
Perhitungan jumlah tenaga keperawatan menurut Douglas (1992),
merujuk pada klasifikasi pasien berdasarkan tingkat ketergantungan.
Rumus Douglas dihitung menggunakan tabel berikut ini:
Klasifikasi Pasien
Jumlah
Minimal Parsial Total
Pasien
Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60

1.1.2 Contoh Soal


1. Kasus I
2. Kasus II

1.2 Metode Rasio


1.2.1 Definisi
Metode ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator
personal yang diperlukan. Metode ini paling sering digunakan karena
sederhana dan mudah. Metode ini hanya mengetahui jumlah personal secara
total tetapi tidak bisa mengetahui produktivitas SDM rumah sakit, dan
kapan personal tersebut dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian rumah sakit
yang mebutuhkan. Bisa digunakan bila: kemampuan dan sumber daya
untuk perencanaan personal terbatas, jenis, tipe, dan volume pelayanan
kesehatan relatif stabil.Cara rasio yang umumnya digunakan adalah
berdasarkan surat keputusan menkes R.I. Nomor 262 tahun 1979 tentang
ketenagaan rumah sakit,dengan standar sebagai berikut :
Tipe RS TM/TT TPP/TT TPNP/TT TNM/TT
A&B 1/(4-7) (3-4)/2 1/3 1/1
C 1/9 1/1 1/5 ¾
D 1/15 1/2 1/6 2/3
Khusus Disesuiakan

Keterangan :
TM = Tenaga Medis
TT = Tempat Tidur
TPP = Tenaga Para Medis Perawatan
TPNP = tenaga para medis non perawatan
TNP = tenaga non medis
1.2.2 Contoh Soal
1. Kasus I
2. Kasus II

1.3 Metode Gillies


1.3.1 Definisi
Gillies (1989), dalam Nursing Management: A System App-roach,
merumuskan suatu formula untuk menghitung kebutuhan SDM
keperawatan. Rumus perhitungan menurut Gillies adalah sebagai
berikut:

𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖 × (𝐵𝑂𝑅 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑇) × 365 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑇𝑃 =
(365 ℎ𝑎𝑟𝑖 − 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑖𝑏𝑢𝑟) × 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖

Keterangan:
BOR: bed occupancy rate
TT: tempat tidur
Jumlah hari libur: loss day, sekitar 78 hari dalam setahun
Jam kerja efektif: 7 jam per shift
1.3.2 Contoh Soal
1. Kasus I
2. Kasus II
1.4 Metode PPNI
1.4.1 Definisi
1. Rawat Inap
PPNI merumuskan perhitungan kebutuhan tenaga perawat di ruang
inap menggunakan formula sebagai berikut:

(𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖 × 52 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢) × 7ℎ𝑎𝑟𝑖 (𝑇𝑇 × 𝐵𝑂𝑅)


[ ]
41 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 × 40 𝑗𝑎𝑚
× 125%
Terdapat perbedaan jumlah antara rumus Gilles dengan rumus
PPNI. Pada rumus Gillies, nilai yang dihasilkan selalu lebih kecil.
Hal ini dikarenakan, Gillies yang berlatar belakang Amerika Serikat,
mengasumsikan para perawat di Amerika Serikat sudah lebih
profesional, sehingga mampu bekerja lebih efektif dan efesien.
Sementara itu, rumus PPNI menggunakan faktor pengali sebesar
125%. Dengan asumsi, dengan tingkat produktivitas perawat di
Indonesia lebih rendah, yaitu 75%. Oleh karena itu, angka yang
diperoleh rumus PPNI selalu lebih besar daripada rumus Gillies
2. Kamar Operasi
Menurut Depkes (2002), perhitungan tenaga perawat di kamar
operasi didasarkan pada unsur-insur berikut ini:
a. Jumlah dan jenis operasi
b. Jumlah kamar operasi
c. Pemakaian kamar operasi pada hari kerja, diperkirakan 6
jam/hari
d. Tugas perawat dikamar operasi, yaitu instrumentator dan
perawat sirkulasi, diperkirakan 2 orang/tim.
e. Tingkat ketergantungan pasien, meliputi:
1) Operasi ringan, diperkirakan 1 jam/operasi
2) Operasi sedang, diperkirakan 2 jam/operasi
3) Operasi berat, diperkirakan 5 jam/operasi
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖) × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑡𝑖𝑚
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖
3. Rawat Jalan
Penghitungan tenaga keperawatan menurut Depkes (2002),
dilakukan menggunakan rumus sebagi berikut:
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖
7 × 60

Rumus diatas masih ditambah lagi dengan faktor koreksi yaitu 15%
dari jumlah perawat tersedia. Dengan demikian, rumus terakhir
adalah:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 + (15% × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎)

4. Ruang rawat gawat darurat


Perhitugan kebutuhan SDM keperawatan di ruang gawat darurat melibatkan unsur-
unsur sebagi berikut:
a. Rata-rata jumlah pasien per hari
b. Jumlah jam perawatan per hari
c. Jam efektif perawat per hari

Rumus Dasar
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑗𝑎𝑚 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖

Rumus Loss Day


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑖𝑏𝑢𝑟 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓

Rumus Keseluruhan
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 + 𝑙𝑜𝑠𝑠 𝑑𝑎𝑦

Untuk perhitungan kebutuhan SDM di ruang intensif hampir sama seprti ruang gawat
darurat. Perbedaannya, jumlah jam perawatan di ruang intensif lebih besar dari pada
ruang gawat darurat.

1.4.2 Contoh Soal


1. Kasus I
2. Kasus II
1.5 Metode Depkes
1.5.1 Definisi
1. Berdasarkan klasifikasi pasien
Perhitungan SDM keperawatan berdasarkan klasifikasi pasien
melibatkan unsur-unsur sebagai berikut:
a. Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan kasus
b. Jumlah rata-rata pasien per hari
c. Jumlah rata-rata jam perawatan pasien per hari
d. Jumlah jam perawatan dalam ruangan per hari
e. Jam kerja efektif setiap perawat 7 jam per hari

Inilah rata-rata jam perawatan pasien per hari berdasarkan


klasifikasi pasien, sebagai berikut:
Kategori Rata-rata jam perawatan
pasien/hari
Px Interne 3,5
Px Gawat 10
Px Bedah 4
Px Kebidanan 2,5
Px Anak 4,5

Rumus penghitungan sumber daya keperawatan berdasarkan


klasifikasi adalah sebagai berikut:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛


𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓

Rumus diatas masih memiliki kelemahan, karena belum ada faktor


koreksi berupa loss day, seperti hari libur, hari besar atau cuti.
Untuk menghitung loss day, digunakan rumus berikut ini:

(ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 + 𝑐𝑢𝑡𝑖 + ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟) × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓

Selain mengerjakan tugas-tugas keperawatan, perawat juga


mengerjakan tugas administrasi, manajerial, dan tugas-tugas non-
keperawatan lainnya. Oleh karena itu, perlu ditambahkan personel
lain dalam penghitungan tenaga keperawatan.
Porsi tugas no-keperawatan diperkirakan sekitar 25% dari jam
pelayanan keperawatan. Penghtungan jumlah tenaga tambahan
dilakukan dengan rumus berikut:
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 + 𝑙𝑜𝑠𝑠 𝑑𝑎𝑦) × 25
100

Sehingga, rumus akhir untuk menghitung sumber daya manusia


keperawatan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 = 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 + 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖

2. Berdasarkan tingkat ketergantungan


Perhitungan tenaga keperawatan berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien terbagi menjadi beberapa kategori asuhan
keperawatan (askep), yaitu:
1. Asuhan keperawatan minimal
2. Asuhan keperawatan sedang
3. Asuhan keperawatan agak berat
4. Asuhan keperawatan maksimal

Rata-rata jam perawatan pasien per hari berdasarkan tingkat


ketergantungan sebagai berikut:
Kategori Tingkat Rata-rata jam perawatan
Ketergantungan pasien/hari
Askep minimal 2
Askep sedang 3,08
Askep agak berat 4,15
Askep maksimal 6,16

Rumus dasar untuk menghitung jumlah tenaga keprawatan


berdasarkan tingkat ketergantungan adalah sebagai :

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛/ℎ𝑎𝑟𝑖


= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
𝑗𝑎𝑚 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
Sama seperti rumus perhitungan berdasarkan klasifikasi faktor
koreksi berupa loss day juga perlu ditambahakan pada rumus
diatas. Sehingga, rumus perhitungan menjadi:

(ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 + 𝑐𝑢𝑡𝑖 + ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟) × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓

Rumus tersebut, masih ditambah lagi dengan tenaga keperawatan


yang menjalankan tudas-tugas non-keperawatan, dengan porsi
25% dari jam pelayanan keperawatan. Rumusnya adalah sebagai
berikut:
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 + 𝑙𝑜𝑠𝑠 𝑑𝑎𝑦) × 25
100

Dengan demikian, rumus akhir untuk menghitung tenaga perawat


yang dibituhkan adalah sebagi berikut:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 = 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 + 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖

1.5.2 Contoh Soal


1. Kasus I
2. Kasus II
1.6 Metode Ilyas
1.6.1 Definisi
Ilyas (2004), menghitung kebutuhan jumlah tenaga keperawatan
berdasarkan rumus berikut ini:
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖 × (𝐵𝑂𝑅 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑇) × 365 ℎ𝑎𝑟𝑖
255 × 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖
Keterangan:
255 adalah hari kerja efektif perawat per tahun yang dihitung
berdasarkan: (365-(12 hari libur nasional + 12 hari cuti tahunan))×
3⁄ = 255 hari
4
Angka 3⁄4 merupakan indeks yang diperoleh dari karakteristik
jadwal kerja perawat di rumah sakit pemerintah maupun swasta, di
mana setiap perawat mendapat libur satu hari setiap empat hari
kerja efektif jaga malam.
1.6.2 Contoh Soal
1. Kasus I
1.7 Metode WISN
1.7.1 Definisi
Metode ini biasanya digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan tenaga
dalam skala yang besar, misalnya di kantor dinas kesehatan dan rumah sakit
tingkat propinsi, kabupaten/kota dan telah disahkan melalui Keputusan Menteri
Kesehatan RI No.81/ MenKes/SK/2004 (Kementrian Kesehatan, 2004). Metode ini
mudah diterapkan secara teknis dan sifatnya holistik. Adapun kelemahan metode
WISN menurut Depatemen Kesehatan adalah sangat mengandalkan kelengkapan
pencatatan data karena akan digunakan sebagai dasar untuk input data yang
selanjutnya akan menentukan besaran jumlah hasil penghitungan kebutuhan
ketenagaan.

1.7.1 Contoh Soal

Anda mungkin juga menyukai