Anda di halaman 1dari 19

KEBIJAKAN SERTIFIKASI PROFESI NAKES

Bidang Pengembangan Karier Dan Tata Kelola Sertifikasi


Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan

Seminar Nasional Sertifikasi Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (PMIK)
Bandung, 17 Februari 2019
UU No 13 Tahun 2003 
tentang
Peraturan BNSP No 3  Ketenagakerjaan
Tahun 2014 tentang UU No 36 Tahun 2014 
Pedoman Ketentuan tentang Tenaga
Umum Lisensi Kesehatan
LEMBAGA 
SERTIFIKASI

Peraturan BNSP No 2 

Landasan
Tahun 2014 tentang PP No 23 Tahun 2004 
Pedoman tentang Badan
Pembentukan Nasional Sertifikasi
LEMBAGA  Profesi

Hukum
SERTIFIKASI

Peraturan BNSP No 1 
tahun 2014 tentang PP No 31 Tahun 2006 
Pedoman Penilaian tentang Sistem
Kesesuaian ‐ Pelatihan Kerja
Persyaratan Umum Nasional
LEMBAGA 
SERTIFIKASI Permenakertrans No 
Perpres No 8 Tahun
5 Tahun 2012 tentang 2012 tentang
Sistem Standardisasi Kerangka Kualifikasi
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia 
Nasional
Undang‐undang No.13 tahun 2003 
tentang Ketenagakerjaan pasal 18
1. Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan kompetensi kerja
setelah mengikuti pelatihan kerja
2. yang di selenggarakan lembaga pelatihan kerja pemerintah, 
lembaga pelatihan kerja swasta, atau pelatihan di tempat kerja.
3. Pengakuan kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dilakukan melalui sertifikasi kompetensi kerja.
4. Sertifikasi kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) 
dapat pula diikuti oleh tenaga kerja yang telah berpengalaman.
5. Untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja dibentuk badan
nasional sertifikasi profesi yang inde penden.
6. Pembentukan badan nasional sertifikasi profesi yang independen
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA
Tujuan sasaran pelaksana Indikator Out put Out come
Pengakuan Nakes yang  Institusi SKKNI SDM  Kesejahtera
thd sudah pendidika berkualitas an masy
tenaga bekerja n, OP,  /kompeten
kerja/prof (pola Lembaga
esional karier) pelatihan
/LEMBAG

SERTIFIKA
SI
Terjamin Naker yang  LEMBAGA  Kebutuh Diakui AKI, AKB, 
kredibilitas telah ikut SERTIFIKA an dunia dunia MR, 
nya pelatihan SI usaha/te menurun
mpat
kerja
Pola karier Daya saing
UU No.36 tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan (pasal 21)
• Mahasiswa bidang kesehatan vokasi dan profesi
(masa akhir pendidikan) mengikuti uji kompetensi
• Dilaksanakan oleh perguruan tinggi bekerjasama
dengan organisasi profesi, lembaga pelatihan
atau lembaga sertifikasi terakreditasi
• Uji kompetensi  untuk mencapai standar
kompetensi lulusan yang memenuhi standar
kompetensi kerja
• Standar kompetensi kerja disusun oleh Organisasi
profesi dan konsil masing‐masing nakes 
ditetapkan oleh menteri.
Sasaran:
1. Naker yg telah ikut
pelatihan
2. Naker pengalaman Out come:
kerja Kesejahteraan Masyarakat
3. Pola karier Tercapainya
Indikator: tujuanpembangunan
SKKNI nasional

Tujuan:
Sertifikasi Out put: 
1.Pengakuan thd
kompetensi SDM Berkualitas
naker/profesionalitas
kerja /kompeten, diakui
2. Kredibilitas terjamin
dunia, daya saing
3. Pola Karier

Yang terlibat:
LEMBAGA SERTIFIKASI
Institusi pendidikan, OP, 
Lembaga Pelatihan
SISTEM SERTIFIKASI DI INDONESIA
PRESIDEN
Amanat PP No 23 tahun 2oo4

BNSP
lisensi Sertifikator
LEMBAGA SERTIFIKASI Developer 

ORGANISASI
STANDAR

SKEMA  ASESOR

MUK TUK
SMM
Tanggung Jawab BNSP
BNSP  BNSP  BNSP, apabila  BNSP memberitahukan dg
menyampaikan  menyediakan  diperlukan,  segera adanya perubahan 
informasi ttg  informasi kpd  menyediakan  atas persyaratan lisensi. 
status LEMBAGA  LEMBAGA  informasi ttg   • Sebelum dilakukan 
SERTIFIKASI  SERTIFIKASI  kesepakatan  penetapan  perubahan, 
terlisensi kpd  ttg hasil  internasional  BNSP 
publik scra  penilaian  yang ada mempertimbangkan 
berkala,  yang mampu  pandangan dr bbg pihak 
telusur yang  terkait
diantaranya:
• nama dan alamat berkaitan dg • Atas perubahan tersebut 
setiap LEMBAGA 
ruang lingkup  BNSP harus melakukan 
SERTIFIKASI yang 
terlisensi verifikasi utk melihat  

lisensi yang 
tanggal pemberian apakah setiap  LEMBAGA 
lisensi dan tanggal
habis berlakunya
diberikan SERTIFIKASI  terlisensi 
lisensi
• ruang lingkup lisensi
telah melakukan 
penyesuaian
Tanggung Jawab Kementerian Kesehatan
• Mengembangkan regulasi terkait tata kelola 
sertifikasi yang akan dilakukan oleh LEMBAGA 
SERTIFIKASI nakes
• Melakukan akreditasi (binwas mutu LEMBAGA 
SERTIFIKASI nakes)
• Mengembangkan standar TUK, MUK, SKKNI, 
Asesor (acuan bagi LEMBAGA SERTIFIKASI 
nakes, lembaga pelatihan nakes lainnya)
• Sebagai pengendali mutu LEMBAGA 
SERTIFIKASI 
Tanggung Jawab Kementerian Kesehatan

• Rekomendasi/Dukungan Pendirian LEMBAGA 


SERTIFIKASI yang berkaitan dengan Bidang Kesehatan
• Rekomendasi dapat diberikan, apabila LEMBAGA 
SERTIFIKASI telah memiliki:
– Legalitas Hukum
– Struktur Organisasi
– Sumber Daya (administrasi, penguji/asesor kompetensi, 
evaluasi, serta sumber daya lain)
– Skema Sertifikasi yang telah di verifikasi BNSP, sesuai
dengan ruang lingkup LEMBAGA SERTIFIKASI Bidang
Kesehatan
PRINSIP DASAR SISTIM SERTIFIKASI
SESUAI 
 VALID
TUNUTUTAN  
TEMPAT KERJA  TERPERCAYA 
 BERSERTIFIKAT   TERUKUR 
METODOLGI  STANDAR  (MEASURABLE)
ASESMEN KOMPETENS  OBYEKTIF 
 BERSITIFIKAT  (OBJECTIVE)
KOMPETENSI  I KERJA  TERTELUSURI 
TEKNIS
(TRACEABLE)
 KEBERTERIMAAN 
ASESOR 
(ACCEPTABLE)
KOMPETEN  AKUNTABEL 
SI LEMBAGA  MUK (ACCOUNTABLE)
SERTIFIKASI
PELAKSANA 
PEMELIHARN / 
SERTIFIKASI PENGEMBANGA
N
TEMPAT UJI  PBNSP  
KOMPETENS 201.202
I SKEMA  PEMELIHARAAN
 ISO 19011
 ISO 17024 SERTIFIKASI PENGEMBANGAN
 PEDOMAN 
BNSP 201,206
 STANDAR  P.BNSP 210
SPESIFIK
PRINSIP SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA

(1) Valid, bahwa pelaksanaan sertifikasi kompetensi pada


dasarnya melakukan penilaian berdasarkan bukti-bukti yang
terkini dan asli.
(2) Reliabel, bahwa pelaksanaan sertifikasi kompetensi
harus bersifat konsisten, dapat menghasilkan kesimpulan
yang sama walaupun dilakukan pada waktu, tempat dan
asesor yang berbeda.
(3) Fleksibel, bahwa pelaksanaan sertifikasi kompetensi
dilakukan dengan metoda yang disesuaikan dengan kondisi
peserta dan tempat uji kompetensi .
(4) Adil, bahwa pelaksanaan sertifikasi kompetensi dalam
penilaiannya tidak boleh membedakan / diskriminasi
terhadap peserta, memberikan perlakuan yang sama sesuai
dengan prosedur dan tidak melihat peserta datang dari
kelompok /golongan mana peserta berasal .
ACUAN PELAKSANAAN  SERTIFIKASI 
KOMPETENSI  KERJA

Dasar pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Kerja


mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia, Standar Kompetensi Khusus
dan atau Standar Kompetensi Internasional.

Sertifikasi kompetensi kerja yang mengacu


kepada standar Kompetensi kerja, harus
dijabarkan/dirumuskan lebih lanjut kedalam
kemasan skema sertifikasi.
INFRASTRUKTUR SERTIFIKASI
 Standar Kompetensi Kerja  (SKKNI, SKK 
Khusus  dan SKK Internasional)
 Skema sertifikasi ( KKNI , Okupasi Nasional, 
dan Klaster )
 Perangkat Asesmen  & Materi uji 
Kompetensi
 Asesor Kompetensi
 Tempat Uji Kompetensi (TUK)
 Peserta Sertifikasi
 Informasi Publik
SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL
 Tatanan keterkaitan komponen standardisasi kompetensi kerja nasional yang
komprehensif dan sinerjik dalam rangka mencapai tujuan standardisasi kompetensi
kerja nasional di Indonesia;
• UU 13/2003
Pemberlakuan • PP 23/2004
• PP 31/2006
Akreditasi LDP • PERMENAKERTRANS 5/2012
Penerapan
Standar Pelatihan berbasis
kompetensi

Lisensi LSP

Sertifikasi SDM
Pengembangan
Kompetensi Profesional
Standar
MRA Kompeten
Kompetitif
Kerjasama
Harmonisasi
Standardisasi Notifikasi

Pembinaan dan Pengendalian


PENERAPAN SKKNI
PENERAPAN PADA
PENERAPAN
PERSYARATAN
PERSYARATAN
SERTIFIKASI
PADA LISENSI LSP

PENERAPAN SISWA/TK
TERDIDIK/TERLATIH,
SKKNI KOMPETEN DAN
BERSERTIFIKAT

PENERAPAN PENERAPAN PADA


PERSYARATAN PADA PERSYARATAN
AKREDITASI LEMDIKLAT KURIKULUM & SILABUS
HARMONISASI
KERJASAMA DENGAN
ORGANISASI NEGARA
MITRA BISNIS
KERJASAMA
SALING
PENGAKUAN
KERJASAMA OTORITAS
LINTAS SEKTOR

TUNTUTAN
KERJASAMA
HARMONISASI SALING
STANDARDISASI PENGAKUAN

PEMBERLAKUAN NOTIFIKASI DALAM


WAJIB SKKNI KERANGKA GATS
Saran dan Rekomendasi untuk
PORMIKI
• Penyegeraan adanya SKKNI 
• Apabila berkapasitas untuk membentuk Lembaga
Sertifikasi, sebaiknya Lembaga yang dibentuk
adalah LSP P3
• SKKNI dan Skema Sertifikasi yang akan disusun
berdasarkan Standar Kompetensi/Standar Profesi
Perekam Medis dan Informasi Kesehatan yang 
telah disusun dan Standar Internasional yang ada
• Sertifikasi yang akan dilaksanakan diharapkan
dapat digunakan untuk kebutuhan Nasional serta
Internasional
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai