Anda di halaman 1dari 7

1.

Struktur, Fungsi dan regulasi sistem kardiovaskular normal


Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem organ untuk memindahkan zat (nutrien
seperti asam amino dan elektrolit, hormon, sel darah dll) dari dan menuju sel-sel tubuh manusia.
Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis / keseimbangan).
Jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup.
Sistem peredaran darahjuga merupakan bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah
(sistem kardiovaskuler). Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh
metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.
Sistem kardiovaskular terdiri dari Jantung, Pembuluh Darah, dan Saluran Limfe (Pearce,2007;
Smeltzer & Bare, 2002).
1. Jantung
Jantung adalah pompa berotot didalam dada yang bekerja terus menerus tanpa henti
memompa darah keseluruh tubuh. Jantung berkontraksi dan relaksasi sebanyak 100.000 kali dalam
sehari, dan semua pekerjaan ini memerlukan suplai darah yang baik yang disediakan oleh pembuluh
arteri koroner. Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium)
yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah.
Fungsi utama jantung adalah memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke
seluruh jaringan dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme.
—Struktur Jantung
Jantung terletak di rongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum dan vertebra (tulang
punggung). Bagian depan dibatasi oleh sternum dan costae 3,4, dan 5. Hampir dua pertiga bagian
jantung terletak di sebelah kiri garis median sternum. Jantung terletak di atas diafragma, miring ke
depan kiri dan apex cordis berada paling depan dalam rongga thorax.
Jantung dibagi menjadi bagian kanan dan kiri, dan memiliki empat bilik (ruang), bilik
bagian atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik-bilik atas, atria (atrium, tunggal) menerima darah
yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke bilik-bilik bawah, ventrikel, yang memompa
darah dari jantung. Kedua belahan jantung dipisahkan oleh septum, yang mencegah pencampuran
darah dari kedua sisi jantung.

2. Darah
Darah adalah cairan jaringan tubuh yang fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang
diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang
bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin
juga diedarkan melalui darah. Darah berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen
sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh
hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme,
yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen (Pearce,2007; Smeltzer & Bare,
2002).
Darah terdiri atas plasma darah 55 %, Sel-sel darah 45 % yang terdiri atas Sel darah merah
(eritrosit), Sel darah putih (leukosit), keping-keping darah (trombosit). Plasma darah merupakan
komponen terbesar dalam darah. Hampir 90% bagian dari plasma darah adalah air. Plasma darah
berfungsi untuk mengangkut sari makanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ke
tempat pembuangan. Fungsi lainnya adalah menghasilkan zat kekebalan tubuhterhadap penyakit
atau zat antibodi. Sel darah merah (eritrosit), bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak
mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak.
Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta), warnanya kuning kemerahan, karena
didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika
di dalamnya banyak mengandung oksigen. Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari
paru–paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan
tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–paru. Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan
oleh hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (hb +
oksigen 4 hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang
setelah tiba di jaringan akan dilepaskanhb-oksigen hb + oksigen, dan seterusnya.
Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah,limpa dan hati. Proses
pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula besar dan berisi
nukleus dan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya kehilangan
nukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian akan beredar di dalam tubuh
selama kebih kurang 114 –115 hari, setelah itu akan mati.
(Berdasarkan buku bahan ajar kebidanan anatomi fisiologi oleh Heni Puji
Wahyuningsih edisi tahun 2017)

2. Regulasi sistem kardiovaskular


3. Bunyi jantung normal
Bunyi jantung adalah bunyi yang disebabkan oleh proses membuka dan menutupnya katup
jantung akibat adanya getaran pada jantung dan pembuluh darah besar. Bunyi jantung dikenal juga
sebagai suara jantung. Banyak dokter menggunakan alat bantu stetoskop untuk mendengar bunyi
jantung. Adapun jumlah dan kualitas bunyi jantung bergantung pada desain stetoskop dan
tekanannya pada dinding dada, lokasinya, orientasi tubuh, serta fase bernapas. Bunyi jantung
normal pada dasarnya dapat dibedakan menjadi bunyi jantung pertama (S1) dan bunyi jantung
kedua (S2). Bunyi jantung pertama (S1) muncul akibat 2 penyebab yaitu: penutupan katub
atrioventrikular (katub mitral dan trikuspidalis) dan kontraksi otot-otot jantung. Bunyi jantung
kedua disebabkan dari penutupan katub semilunaris (katub aorta dan pulmonal).
Bunyi jantung adalah bunyi yang disebabkan oleh proses membuka dan menutupnya katup
jantung akibat adanya getaran pada jantung dan pembuluh darah besar. Bunyi jantung dikenal juga
sebagai suara jantung. Banyak dokter menggunakan alat bantu stetoskop untuk mendengar bunyi
jantung. Adapun jumlah dan kualitas bunyi jantung bergantung pada desain stetoskop dan
tekanannya pada dinding dada, lokasinya, orientasi tubuh, serta fase bernapas. Bunyi jantung
normal pada dasarnya dapat dibedakan menjadi bunyi jantung pertama (S1) dan bunyi jantung
kedua (S2). Bunyi jantung pertama (S1) muncul akibat 2 penyebab yaitu: penutupan katub
atrioventrikular (katub mitral dan trikuspidalis) dan kontraksi otot-otot jantung. Bunyi jantung
kedua disebabkan dari penutupan katub semilunaris (katub aorta dan pulmonal). Bunyi jantung
pertama memiliki frekuensi yang lebih rendah dan waktu yang sedikit lebih lama dibandingkan
dengan bunyi jantung kedua. Bunyi jantung kedua memiliki frekuensi nada yang lebih tinggi dan
memiliki intensitas yang maksimum di daerah aorta.
(Jurnal Saintek, Vol. 13. No. 1 Juni 2016: 1–4 berjudul Aplikasi Pengukur Deteksi
Detak dan Suara Jantung oleh Hindarto)

Kecepatan normal denyut jantung tiap menit adalah: pada bayi yang baru lahir: 140 per
menit, usia satu tahun: 120 per menit, usia dua tahun: 110 per menit, usia lima tahun: 96-100 per
menit, usia sepuluh tahun: 80-90 per menit, pada orang dewasa: 60-80 per menit (Hermawan,
2012). Suara jantung normal memiliki rentang frekuensi antara 20 Hz hingga 500 Hz.
(Prosiding SNATIF Ke-4 Tahun 2017 berjudul KLASIFIKASI SUARA JANTUNG
MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION BERBASIS CIRI
STATISTIS oleh Nur Hudha Wijaya)

Pada umumnya suara jantung pertama (S1) terjadi hampir bersamaan dengan timbulnya
QRS dari elektrokardiogram dan terjadi sebelum periode jantung berkontraksi (systole). Suara
jantung ke-dua (S2)disebabkan oleh penutupan katup semilunar (aortic dan pulmonary)
yangmembebaskan darah ke sistem sirkulasi paru-paru dan sistemik. Katup ini tertutup pada akhir
systole dan sebelum katup atrioventikularmembuka kembali. Suara S2 ini terjadi hampir bersamaan
dengan akhirgelombang T dari EKG, suara jantung ke-tiga (S3) sesuai dengan berhentinya
pengisian atrioventikular, sedangkan suara jantung ke-empat (S4) memiliki korelasidengan
kontraksi atria(Antonisfia Y, 2008).Dari hasil rekaman phonocardiogram, untuk mengetahui
kandungan atau ciri dari suara jantung yang telah direkam dapat menggunakan teknik pengolahan
sinyal digital.
(JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No. 01, Januari 2015 berjudul Ekstraksi
Ciri Suara Jantung Menggunakan Metode Dekomposisi dan Korelasi Sinyal (Dekorlet)
Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan oleh Danu Setiawan)

4. Bunyi jantung tambahan (kelainan katup & normal)


Murmur diakibatkan oleh pembukaan katub yang tidak sempurna atau stenosis (yang
memaksa darah melewati lubang yang sempit) dengan aliran yang tidak sempurna maka
mengakibatkan aliran balik darah.
(JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No. 01, Januari 2015 berjudul Ekstraksi
Ciri Suara Jantung Menggunakan Metode Dekomposisi dan Korelasi Sinyal (Dekorlet)
Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan oleh Danu Setiawan)
Murmur jantung dapat digambarkan sebagai nada rendah atau gemuruh dengan jangkauan
frekuensi 60-100 Hz. Murmur dapat bernada menengah, kasar atau keras dengan jangkauan
frekuensi 100-150 Hz, dan juga dapat bernada tinggi dengan frekuensi lebih besar dari 300 Hz.
Murmur yang sering timbul pada penderita kelainan jantung di Indonesia dapat digolongkan
menjadi sistolik, diastolik dan kontinu.
(Jurnal Ecotipe, Vol.1, No.1, April 2014 berjudul Identifikasi Isyarat Suara Murmur
Jantung Menggunakan Transformasi Forier Cepat Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan oleh
Muhammad Jumnahdi)

5. Penyebab tekanan darah & denyut jantung meningkat


Tekanan darah yang meningkat ini dipengaruhi oleh tingkatan aktivitas. Tekanan darah
setelah beraktivitas lebih besar dibandingkan dengan tekanan darah pada saat istirahat. Hal tersebut
diakibatkan karena pada saat beraktivitas sel tubuh memerlukan pasokan O2 yang banyak akibat
dari metabolisme sel yang bekerja semakin cepat pula dalam menghasilkan energi. Sehingga
peredaran darah di dalam pembuluh darah akan semakin cepat dan curah darah yang dibutuhkan
akan semakin besar.
(Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016 berjudul PENGARUH
AKTIVITAS BERLARI TERHADAP TEKANAN DARAH DAN SUHU PADA PRIA DEWASA
NORMAL Go Handayani)

Kondisi dehidrasi akan mempengaruhi keadaan tekanan darah dan denyut jantung apabila
diukur melalui pengukuran ortostatik. Adanya peningkatan denyut jantung pada pengukuran
ortostatik ini juga diakibatkan adanya mekanisme hukum ohm dalam tubuh yaitu peningkatan
denyut jantung akan menyebabkan peningkatan cardiac output yang biasanya juga disertai
peningkatan stroke volume. Peningkatan denyut jantung menyebabkan peningkatan volume per
menit curah jantung yang lebih sering diakibatkan oleh peningkatan denyut jantung dan stroke
volume. Namun, peningkatkan curah jantung lebih sering terjadi karena meningkatnya denyut
jantung
(Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol.11 No.2 Oktober 2014 berjudul Prevalensi kasus
dehidrasi pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada Oleh Mirza Hapsari Sakti Titis
Penggalih)
Stres yang terjadi pada masyarakat aka memicu terjadinya kenaikan tekanan darah dengan
suatu mekanisme yang memicu meningkatnya kadar adrenalin. Stres akan menstimulasi saraf
simpatis akan muncul peningkatan tekanan darah dan curah jantung yang meningkat. Stres akan
bertambah tinggi jika resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung meningkat yang sehingga
menstimulasi syaraf simpatis. Sehingga stres akan bereaksi pada tubuh yang antara lain termasuk
peningkatan tegangan otot, peningkatan denyut jantung dan meningkatnya tekanan darah. Reaksi ini
dimunculkan ketika tubuh bereaksi secara cepat yang tidak digunakan, maka akan dapat memicu
terjadinya penyakit yang termasuk penyakit hipertensi.
(Buku Proceeding Unissula Nursing Conference berjudul Signifikansi Tingkat Stres
Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi The significant of stress level with blood
pressure in hypertention oleh Iwan Ardia)

6. Curah jantung
Curah jantung (cardial output) adalah volume darah yang dipompa oleh tiap-tiap ventrikel
permenit.
(Journal of Sport Sciences and Fitness 1 (2) (2012) berjudul PENGARUH
PEMBERIAN ASUPAN CAIRAN (AIR) TERHADAP PROFIL DENYUT JANTUNG PADA
AKTIVITAS AEROBIK oleh Lilik Hermawan)
Peningkatan curah jantung dapat terjadi karena adanya peningkatan denyut jantung, volume
sekuncup dan peningkatan peregangan serat- serat otot jantung yang berdampak otot-otot jantung
akan menebal (hipertrofi) sehingga fungsi jantung akan menurun dan mengakibatkan payah jantung,
infark miokardium atau gagal jantung. Oleh karena itu, perlu penanganan yang baik sehingga dapat
mencegah komplikasi akibat hipertensi seperti diatas.
(Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(Supplement 2) berjudul PATOGENESIS
HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI oleh Rika Yandriani)
Penurunan curah jantung akan menyebabkan vasokonstriksi yang memperburuk sirkulasi
sehingga kondisi perfusi perifer mengalami penurunan. Kondisi tersebut akan menyebabkan
kelelahan pada pasien gagal jantung
(Jurnal Keperawatan Padjajaran - Volume 5 Nomor 1 April 2017 berjudul Pengaruh
Pijat Punggung terhadap Skor Kelelahan Pasien Gagal Jantung oleh Bambang Aditya
Nugraha)
Latihan fisik akan meningkatkan curah jantung. Peningkatan curah jantung akan
meningkatkan volume darah dan hemo- globin sehingga akan memperbaiki penghantaran oksigen
di dalam tubuh. Hal ini akan berdampak pada penurunan dyspnea (Artur, 2006).
(NurseLine Journal Vol. 2 No. 2 Nopember 2017 berjudul DEEP BREATHING
EXERCISE DAN ACTIVE RANGE OF MOTION EFEKTIF MENURUNKAN DYSPNEA
PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE oleh Novita Nirmalasari)

7. Keelektronegatifan jantung
I’m sorry tidak tahu apa ini, tidak ada Dimana mana.

8. Bagaimana faktor dan aktifitas fisik yang mempengaruhi denyut jantung? (Aktifitas statik,
aktifitas dinamis)
Pada saat berolahraga, terjadi perubahan besar dalam sistem sirkulasi dan pernapasan,
dimana keduanya berlangsung bersamaan sebagai bagian dari respon homeostatik. Berolahraga
terjadi dua kejadian yaitu peningkatan curah jantung (cardiac output) dan redistribusi darah dari
otot-otot yang tidak aktif ke otot-otot yang aktif. Curah jantung tergantung dari isi sekuncup (stroke
volume) dan frekuensi denyut jantung (heart rate). Kedua faktor ini meningkat pada waktu latihan.
Redistribusi darah pada waktu latihan menyangkut vasokonstriksi pembuluh darah yang
memelihara daerah yang tidak aktif dan vasodilatasi dari otot yang aktif yang disebabkan oleh
kenaikan suhu setempat, peningkatan CO2 dan asam laktat serta kekurangan oksigen.Saat
berolahraga berat tekanan darah sistolik dapat naik menjadi 150 - 200 mmHg dari tekanan sistolik
ketika istirahat sebesar 110 - 120 mmHg. Segera setelah latihan selesai, tekanan darah akan turun
sampai di bawah normal dan berlangsung selama 30-120 menit.
(Berdasarkan Jurnal Kesehatan Andalas tahun 2016 : “Gambaran Perubahan Tekanan
Darah Pasca Olahraga Futsal pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas”)

Dengan meningkatnya aktivitas fisik seseorang maka kebutuhan darah yang mengandung
oksigen akan semakin besar. Kebutuhan ini akan dipenuhi oleh jantung dengan meningkatkan aliran
darahnya. Hal ini juga direspon pembuluh darah dengan melebarkan diameter pembuluh darah
(vasodilatasi) sehingga akan berdampak pada tekanan darah individu tersebut.
Tekanan darah yang meningkat ini dipengaruhi oleh tingkatan aktivitas. Tekanan darah
setelah beraktivitas lebih besar dibandingkan dengan tekanan darah pada saat istirahat. Hal tersebut
diakibatkan karena pada saat beraktivitas sel tubuh memerlukan pasokan O2 yang banyak akibat
dari metabolisme sel yang bekerja semakin cepat pula dalam menghasilkan energi. Sehingga
peredaran darah di dalam pembuluh darah akan semakin cepat dan curah darah yang dibutuhkan
akan semakin besar. Akibat adanya vasodilatasi pada otot jantung dan otot rangka serta
vasokontriksi arteriol yang menyebabkan arteriol menyempit dan kerja jantung tiap satuan
waktupun bertambah sehingga volume darah pada arteriol akan meningkat dan tekanannyapun
meningkat. Dapat dikatakan bahwa volume darah yang masuk dari arteri ke jantung meningkat.
Pada organ-organ tersebut dan menyebabkan aliran darah ke saluran pencernaan dan ginjal
berkurang. Persentase darah yang dialirkan ke organ- organ tersebut untuk menunjang peningkatan
aktivitas metabolik keduanya dan kerja jantung juga akan semakin cepat dalam memompa darah.
(Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016 berjudul
PENGARUH AKTIVITAS BERLARI TERHADAP TEKANAN DARAH DAN SUHU PADA
PRIA DEWASA NORMAL Go Handayani)

Loveyou jangan marah lagi, Aya minta maaf ya karena semalam buat ekal jadi gaenak mood ekal
gaenak jangan marah marah lagi yaa ekal. Semangat kuliahnya semangat bisa yuk bisa, maaf ya aya
ceroboh kekgitu iya aya ngaku aya salah. Gangulangi kekgitulagi, maaf yaaa. Semangat ya tutorial
sama Praktikum nyaa!!! Lovee you, see yaaa!!

Anda mungkin juga menyukai