Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan internet pada saat ini telah banyak merubah dalam bidang
kehidupan, semakin mudahnya seseorang untuk mendapatkan segala hal hanya
dengan menggunakan jaringan internet. Pesatnya perkembangan teknologi telah
membentuk suatu masyarakat yang dapat dengan mudah menghubungkan
negarasatu dengan negara yang lainya. Sehingga satu sama lain menjadikan
belahan dunia menjadi terasa sempit dan berjarak pendek.
Menurut Soerjono Soekanto, kemajuan di bidang teknologi akan berjalan
bersamaan dengan munculnya perubahan-perubahan di bidang kemasyarakatan.
Perubahan-perubahan di dalam kemasyarakatan dapat mengenai nilai sosial,
kaidah sosial, polapola perilakuan,organisasi, dan susunan lembaga
kemasyarakatan. Perubahan dalamkehidupan manusia akibat dariberkembang
pesatnyasuatu teknologi khusunya interner mempengaruhi besar dalam aspek
perubahan tersebut. Seperti munculnya aplikasi bisnis yang berbasis teknologi
internet. Misalnya, internet digunakan untuk memesan tiket pesawat terbang,
kereta api, hotel, pembayaran listrik, online shop, dan lain sebagainya.
Perkembangan internet ini memiliki dampak positif dalam kehidupan masyarakat.
Tetapi dampak dari kemajuan ini juga perlu diperhatikan karena menimbulkan
damak negatif.
Dampak negatif akibat dari perkembangan internet dalam
kehidupanmasyarakat dewasa ini. Melalui media interner memunculkan tindak
pidana. Penggunaan jaringan internet semakin mempermudah dalam melakukan
tindakan pidana seperti, pembobolan rekening, ponografi, perusakan jaringan
cyber (hacking), penyerangan virus, pencemaran nama baik, perjudian dan lain
sebagainya.
Pembahasan dalam makalah ini akan pembahasan perjudian yang
menggunakan media interner atau online. Cara seseorang berjudi kini dapat
melalui jaringan internet, tidak seperti perjudian yang dilakukan secara

1
konvensional yang memiliki hambatan, dibandingkan dengan perjudian yang
menggunakan media internet. Perjudian online memiliki bentuk yang mudah
berkembang, sulitnya dipantau, sehingga banyak orang yang lebih memilih
melakuan perjudian secara online.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi pokok permasalahn sehubungan dengan makalah ini
adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan perjudian online?
2. Apa yang menjadi penyebab berkembangnya perjudian online?
3. Bagaimana Hukum posistif mengaturtentang perjudian online?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor yang menjadi penyebab berkembangnya perjudian
online.
2. Untuk mengetahui hukum positif dalam mengatur perjudian online.
3. Untuk memenuhi tugas dari matakulaih Hukum Telematika

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perjudian Online


Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu
pilihan di antara beberapa pilihan di mana hanya satu pilihan saja yang benar dan
menjadi pemenang. Pemain yang kalah taruhan akan memberikan taruhannya kepada
si pemenang. Peraturan dan jumlah taruhan ditentukan sebelum pertandingan
dimulai. Perjudian yang berada di masyarakat Indonesia bisa menggunakan berbagai
sarana seperti menggunakan kartu seperti remi, bisa juga menggunakan hewan
seperti sabung ayam dan lain sebagainya.
Defenisi judi merujuk Pasal 303 ayat (3) Kitab Undang-undang Hukum
Pidana (KUHP) yang dirubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1974
tentang Penertiban Perjudian, yang berbunyi:
“Permainan judi adalah “tiap-tiap permainan, di mana pada umumnya
kemungkinan mendapatkan untung tergantung pada peruntungan belaka, juga
karena permainannya lebih terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk segala
pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain-lainnya, yang tidak
diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala
pertaruhan lainnya”
Menurut Kartini Kartono perilaku perjudian merupakan pertaruhan dengan
sengaja yaitu mempertaruhkan suatu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai dengan
menyadari adanya resiko dan harapan-harapan tertentu dalam peristiwa-peristiwa
permainan, pertandingan, perlombaan dan kejadian-kejadian yang tidak atau belum
pasti hasilnya.
Cybercrime merujuk pada suatu tindakan kejahatan yang berhubungan dengan
dunia maya (cyberspace) dan tindak kejahatan yang menggunakan komputer.1 Pada
dasarnya Cybercrime meliputi semua tindakan pidana yang berkenaan dengan

1
Didik M. Arief Mansyur, Cyber law Aspek Hukum Teknologi Informasi, Refika Aditama,
2009, hlm 7.

3
informasi, serta sistem komunikasi, yang sebagai sarana dalam penyampaian/
pertukaran informasi itu kepada pihak lainnya. Perkembangan teknologi dewasa ini
turut serta mempengaruhi terhadap perjudian, sekarang perjudian bisa dilakukan
hanya dengan duduk di rumah dengan santai di depan komputer hanya serta adanya
jaringan internet tidak perlu bersusah payah pergi ke tempat perjudian, untuk
berjudi. Keadaan seperti ini mempermudah dalam melakukan tindak pidana
perjudian. Perjudian online, juga dikenal sebagai perjudian Internet dan iGambling,
judi online, adalah istilah umum untuk berjudi menggunakan Internet.
Menurut Onno W. Purbo, yang disebut judi online atau judi memalui internet
(internet gambling ) biasanya terjadi karena peletakan taruhan pada kegiatan olah raga
atau kasino melalui internet. Online game yang sesungguhnya seluruh proses baik itu
taruhannya, permainannya maupun pengumpulan uangnya melalui internet. Para
penjudi akan diharuskan untuk melakukan deposit terlebih dahulu sebelum dapat
melakukan perjudian. Hal ini berarti harus melakukan transfer sejumlah uang kepada
admin website judi sebagai deposit awal. Setelah mengirim uang, maka akan
mendpatkan sejumlah koin untuk permainan judi. Apabila memenangkan permainan
maka uang hasil taruhan akan dikirim melalui transfer bank dan jika kalah maka koin
akan berkurang.

B. Faktor Berkembangnya Perjudian Online


Alasan seorang melakukan perjudian yang diawali karena hanya iseng
menjadi berkembang menjadi kebiasaan. Serta adanya rasa penasaran terhadap
peruntungan dari potensi menang kalahnya, kekalahan yang ditimbulkan dari berjudi
akan membuat seseorang terus untuk memasang taruhannya sampai ia bisa
memenangkan perjudian tersebut. Tetapi rasa senang yang ditimbulkan pada saat
memenang perjudian yang membuat seseorang akan menimbulkan rasa percaya diri
bahwa ia akan memenangkan kembali perjudian tersebut, atau ketika seseorang
percaya bahwa suatu kejadian tidak akan terjadi kembali akibat kejadian sebelumnya.
Sebagai contoh, seseorang percaya akan menang karena sebelumnya sudah kalah. Dia
percaya, bahwa kemungkinannya kalah dua kali berturut-turut sangat kecil. Namun,
menurut statistik, kemungkinannya tidak berubah sama sekali.

4
perjudian secara online atau lebih dikenal dengan sebutan Judi Online.
Dengan memanfaatkan fasilitas internet, seseorang dapat memainkan banyak macam
permainan judi yang sebagian besar sudah dikenal masyarakat seperti dadu,
blackjack, poker, mahjong, judi bola dll. Kehadiran judi online memberikan tawaran-
tawaran menarik lewat berbagai kemudahan-kemudahan yang bisa diberikan
dibanding judi secara konvensional.
Faktor penyebab berkembangnya perjuian online, diantaranya:
1. Tidak ada batasan waktu
Salah satu kemudahan yang ditemukan dalam judi online adalah dapat
dimainkan kapan saja dan dimana saja. Dikatakan kapan saja, karena bandar-
bandar judi online yang tersebar banyak di internet beroperasi selama 24 jam.
2. Faktor Keamanan
faktor keamanan juga menjadi pertimbangan banyak orang tertarik
bermain judi online dibanding judi konvensional. Hal ini dikarenakan
pengawasan terhadap judi online masih sulit dilakukan secara menyeluruh.
situs-situs judi online masih banyak berkembang. Para bandar-bandar judi
online tak kehabisan akal dengan membuat situs alternatif yang dapat diakses
oleh pemain. Jika salah satu situs mereka diblokir oleh Menkominfo, maka
dengan cepat mereka dapat mengeluarkan situs baru dengan nama yang
berbeda pula dan kemudian diinformasikan kepada member-member mereka.
3. Kenyamanan
Hal kenyaman dalamperjudian online dianggap lebih baik
dibandingkan dengan perjudian konvensional, karena perjudian secara online
bisa dilakukan dimana saja misalnya dilakukan di rumah sendiri yang bisa
dianggap lebih nyaman, kapan saja selama adanya akses internet. Permainan
ini juga dapat dimainkan di banyak tempat seperti warung-warung internet,
tempat-tempat publik yang banyak dipasang fasilitas Wi-Fi, fasilitas internet
cepat yang dapat dipasang di rumah dan bahkan lewat alat-alat komunikasi
canggih seperti smartphone yang telah dilengkapi aplikasi pendukung bermain
judi online.

5
4. Permainan beragam
Faktor lainnya adalah beragamnya jenis permainan yang ditawarkan
dalam perjudian online, tidak semua tempat menyediakan permainan
perjudian yang secara lengkap atau beragam, lebih banyaknya pilihan
permainan yang ditawarkan dalam suatu situs perjudian yang bisa dipilih.
Seperti permaianan slot online, blackjack online, sport betting, dan lain
sebagainya.
5. Bonus
Perjudian secara konvensional dalam hal bonus, setiap bermain secara
umum dalam permaikan kartu akan pendapatkan poin yang bisa ditukarkan
untuk makan, tiket suatu acara dan lainnya. Perjudian online bonus yang
didapatkan misalnya seorang yang hanya mendaptarkan pada situs perjudian
ia sudah bisa mendapatkan uang deposit secara gratis untuk bermain, adanya
pertandingan bonus maka akan dikalikan dua sebesar uang yang
dimenangkan, mengisi ulang uang deposit bisa mendapatkan bonus deposit. 2
Seperti dalam situs gambet88 menawarkan bonus 5% setiap pengisian
deposit Sbobet minimal Rp. 100.000 akan menjadi Rp. 105.000, seta apabila
menang 4 kali dari jumlah deposit, maka akan mendapatkan Rp. 420.000.3
Seseorang banyak yang memilih perjudian online karena lebih murah, lebih
mudah dan lebih nyaman dalam bermain, banyaknya pilihan permainan serta
banyaknya bonus yang diberikan.

C. Hukum yang Mengatur Tentang Perjudian


Berikut perbandingan aturan hukum antara tindak pidana perjudian
konvensional dan perjudian online:
1. Aturan Hukum Perjudian Konvensional
Permainan judi diancam hukuman Sebagai berikut:
Pasal 303 KUHP yaitu:

2
https://www.gamblingsites.com/beginners/why-gamble-online/
3
http://gamebet88.org/bonus-besar

6
a) Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau
denda paling banyak enam ribu rupiah, barang siapa tanpa memberi ijin:
(berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1974, jumlah pidana penjara
dirubah menjadi paling lama sepuluh tahun atau pidana denda paling
banyak dua puluh lima juta rupiah)
Ke-1 dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan untuk
permainan judi dan menjadikannya sebagai pencaharian, atau
dengan sengaja turut serta dalam suatu kegiatan usaha itu;
Ke-2 dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada
khalayak umum untuk bermain judi atau dengan sengaja turut serta
dalam kegiatan usaha itu, dengan tidak peduli apakah untuk
menggunakan kesempatan adanya sesuatu syarat atau dipenuhinya
sesuatu tata cara;
Ke-3 menjadikan turut serta pada permainan judi sebagai pencaharian.
b) kalau yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan
pencahariannya, maka dapat dicabut haknya untuk menjalankan
pencaharian itu.
Pasal 303 bis KUHP yaitu:
a) Diancam dengan kurungan paling lama empat tahun atau denda paling
banyak sepuluh juta rupiah:
Ke-1 Barangsiapa menggunakan kesempatan untuk main judi,
diadakan, dengan melanggar ketentuan tersebut pasal 303.
Ke-2 Barangsiapa ikut serta permainan judi yang diadakan di jalan
umum atau di pinggiran maupun di tempat yang dapat dimasuki
oleh khalayak umum, kecuali jika untuk mengadukan itu ada
izin dari penguasa yang berwenang. (Pasal 303 bis ini diambil
dari pasal 542 dengan perubahan berdasarkan Undang-
undang No. 7 Tahun 1974, yang semula Judi di jalanan umum
dinyatakan sebagai pelanggaran telah berubah menjadi
kejahatan). Sanksi pidana baik bagi bandar, orang yang turut serta
dan orang yang menggunakan kesempatan main judi (pemain)

7
dalam Pasal 303 KUHP dan Pasal 303 bis KUHP dipisahkan dan
bobotnya berbeda. Khusus untuk bandar dan orang yang turut serta
sanksi pidananya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 303 KUHP
berupa pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau pidana
denda paling banyak dua puluh lima juta rupiah. Sedangkan pemain
judi sanksi pidananya lebih ringan dibandingkan dengan sanksi
pidana dalam Pasal 303 bis KUHP berupa pidana penjara paling lama
empat tahun atau pidana denda paling banyak sepuluh juta rupiah.
Peraturan Pemerintah No 9 Tahun 1981 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang
7 Tahun 1974 Tentang Penertiban Perjudian Pasal 1 Ayat (1) Bentuk dan jenis
perjudian yang dimaksud dalam Pasal ini, meliputi :

a. Perjudian di Kasino, antara lain terdiri dari

1) Roulette;
2) Blackjack;
3) Baccarat;
4) Creps;
5) Keno;
6) Tombola;
7) Super Ping-pong;
8) Lotto Fair;
9) S a t a n;
10) Paykyu;
11) Slot machine (Jackpot);
12) Ji Si Kie;
13) Big Six Wheel;
14) Chuc a Luck
15) Lempar paser/bulu ayam pada sasaran atau papan yang berputar (Paseran);
16) Pachinko;
17) Poker;
18) Twenty One;
19) Hwa-Hwe;
20) Kiu-kiu.
b. Perjudian di tempat-tempat keramaian, antara lain terdiri dari perjudian dengan :
1) Lempar paser atau bulu ayam pada papan atau sasaran yang tidak bergerak;
2) Lempar Gelang;
3) Lempar Uang (Coin);
4) Kim;

8
5) Pancingan;
6) Menembak sasaran yang tidak berputar;
7) Lempar bola;
8) Adu ayam;
9) Adu sapi;
10) Adu kerbau;
11) Adu domba/kambing;
12) Pacu kuda;
13) Karapan sapi;
14) Pacu anjing;
15) Hailai;
16) Mayong/Macak;
17) Erek-erek.
18)
c. Perjudian yang dikaitkan dengan alasan-alasan lain, antara lain perjudian yang
dikaitkan dengan kebiasaan;
1) Adu ayam;
2) Adu sapi;
3) Adu kerbau;
4) Pacu kuda;
5) Karapan sapi;
6) Adu domba/kambing.
2. Penerapan Hukum Positif terhadap Perjudian Online
Aturan hukum perjudian online berbeda dengan aturan hukum perjudian
konvensional. Pada umumnya ancaman hukuman diatur di dalam Pasal 303 KUHP
dan Pasal 303 bis. Namun untuk tindak pidana perjudian online diatur sendiri di dalam
UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) untuk
perbuatan yang dilarang dalam
Pasal 27 ayat 2 yaitu: “Setiap orang sengaja dan tanpa hak mendistribusikan,
mentransmisikan, atau membuat dapat diaksesnya Informasi atau Dokumen
Elektronik yang memiliki muatan perjudian.”4

Merujuk pada Pasal 27 ayat (2) UU ITE, dimana pelaku yang dapat dijerat
berdasarkan pasal tersebut adalah orang yang mendistribusikan, mentransmisikan,
dan orang yang membuat dapat diaksesnya informasi atau dokumen elektronik,
yang memiliki muatan perjudian. Mendistribusikan adalah menyalurkan

4
UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

9
(membagikan atau mengirimkan) kepada beberapa orang atau kebeberapa
tempat.5 Mentransmisikan adalah mengirimkan atau meneruskan pesan dari
seseorang (benda) kepada orang lain (benda lain).6 Membuat dapat diakses adalah
kegiatan untuk membuat agar informasi dan atau dokumen elektronik dapat
diakses oleh orang lain. Dari pasal 27 ayat (2) UU ITE, dimana pasal tersebut
tidak merumuskan atau mengkualifikasikan yang mana bandar dan pemain judi
dan sanksi pidana baik bagi bandar, orang yang turut serta dan pemain bobotnya
sama.
Dengan ketentuan pidana dari pasal di atas yakni disebutkan dalam
pasal 45 ayat 1 UU ITE yaitu:
“Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1),
ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). pidana
penjara paling lama 6 (enam) tahun dan atau denda paling banyak Rp. 1 miliar”.

Serta adanya ketentuan pidana yang dilakukan secara korporasi diatur


dalam Pasal 52 ayat (4) UU ITE yang berbunyi sebagai berikut:
”Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan
Pasal 37 dilakukan oleh korporasi dipidana dengan pidana pokok ditambah
sepertiga”.

Penjelasan Pasal 52 ayat (4) UU ITE berbunyi “


“Dimaksudkan untuk menghukum setiap perbuatan melawan hukum yang
memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 37
yang dilakukan oleh korporasi (corporate crime) dan atau oleh pengurus dan atau
staf yang memiliki kapasitas”:
a. Mewakili korporasi.
b. Mengambil keputusan korporasi.
c. Melakukan pengawasan dan dan pegendalikan dalam korporasi.
d. Melakukan kegiatan demi keuntungan korporasi.

5
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Mendistribusikan
6
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mentransmisikan

10
Meskipun Indnesia telah mengatur mengenai perjudian baik yang dilakukan
secara konvensional maupun secara online. Tetapi masih saja banyak yang
melakukan perjudian baik yang bertujuan untuk mencari keuntungan. Selama masih
banyaknya situs perjudian di dunia maya maka tindakan perjudian online tidak akan
pernah habis.

D. Upaya Pemberantasan Perjudian Online


Upaya yang dapat dilakukan untuk pemberantasan perjudian secara online,
diantaranya:

1. Peran Pemerintah

Mengurangi atau bahkan menghilangkan perjudian online merupakan


kerja keras yang harus melibatkan seluruh elemen masyarakat. Langkah yang
diambil pemerintah terkait dengan perjudian online antara lain : mengadakan
kajian tentang dampak yang ditimbulkan oleh perjudian online, melakukan
sosialisasi bentuk-bentuk judi online, bahaya judi online bersama dengan instansi
yang terkait menggalang organisasi kemasyarakatan, tokoh agama, generasi
muda, aparata penegak hukum, dan pemerintah terkait untuk menyamakan
persepsi tentang perlunya pengendalian/ pemblokiran situs judi online,
melakukan monitoring secara berkala dan terus menerus terkait aktivitas judi
online & melaporkan kepada pihak berwajib untuk segera ditindak serta
mendorong kepada pihak berwajib untuk proaktif melakukan penindakan
perjudian online.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengaku sulit


memberantas perjudian dengan sistem online. Hal itu dikarenakan nama situs
judi terkadang menipu dan berasal dari negara lain. Situs judi tidaklah selalu
Judi.com tapi nama lain yang tidak sesuai antara nama dan tujuannya. Seperti
QQ8788.com, sbobetuk.com, piringmas.com dan sebagainya.

Selain itu, keberadaan server judi dalam jaringan yang tidak di Indonesia
juga menyulitkan Menkoninfo, yang tidak memungkikan untuk menutup situs
perjudian yang dilindungi negaranya masing-masing. Situs judi bukan dari

11
Indonesia saja, ada dari luar negeri dan tidak semua hukum di negara sama.
Upaya yang bisa dilakukan berupa pemblokir situs.

Peran pemerintah dalam melindungi masyarakat, untuk menjauhkan


pengaruh dari hal-hal negatif seperti perjudian online, dengan cara menutup atau
memblokir dari situs perjudian tersebut. Menkominfo telah melakukan kebijakan
dengan menutup berbagai macam situs yang mengandung konten perjudian.

Pemblokiran Situs Perjudian oleh


Kemkominfo

3755

Situs Perjudian di blokir 1164


2016
76 2015
2014

Situs Perjudian di blokir


2016 3755
2015 1164
2014 76

Komitmen pemerintah untuk melindungi masyarakat dari maraknya


berbagai konten negatif di Internet menjadi salah satu prioritas utama
kemkominfo. Pada tahun 2014 jumlah situs perjudian yang dblokir sebanyak 76
situs, sementara selama tahun 2015 Kementerian Kominfo telah melakukan
pemblokiran terhadap 1164 situs perjudian online.7

Aksi pemblokiran situs oleh Kemkominfo di tahun 2016 meningkat


jumlahnya dibandingkan pada tahun 2015. konten perjudian, termasuk situs

7
https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/6555/Siaran+Pers+NO.101-PIH-KOMINFO-
12-2015+Tentang+Pemblokiran+Situs+Judi+dan+Pornografi+/0/siaran_pers.

12
kedua paling banyak diblokir dengan jumlah 3.755 situs. 8

2. Peran Mayarakat

Peran Masyarkat turut serta dalam membantu untuk upaya


pemberantasan perjudian online, dengan cara melakukan pengaduan terhadap
situs-situs yang memuat konten perjudian, masyarakat dapat terus aktif dalam
melaporkan konten-konten negatif di internet melalui email
aduankonten@kominfo.go.id atau dengan mengakses situs
http://trustpositif.kominfo.go.id dengan pengisi form di dalamnya.

3. Peran Orang Tua

Adanya peran orang tua menjadi sangat penting untuk memberikan


pendidikan dan pendampingan kepada anak-anak yang mengakses internet.
Orang tua bisa melakukan, berupa pantauan terhadap kegiatan anak dalam
mengunakan internet. Serta mengecek transaksi keuangan melalui bank yang
dilkukan oleh anak, dikhawatirkan anak tersebut melakukan transfer uang untuk
melakukan perjudian online.

4. Peran Individu

Adanya peran pemerintah dalam upya pemberantasan perjudian online,


tidak akan berjalan denganbaik apabila masing-masing individu tidak turut ikut
serta. Peran individu dapat berupa, memahami resiko dari berjudi online maupun
konvensional. Berjudi secara berlebihan akan mengakibatkan depresi,
kegelisahaan, agresi, meningkatnya risiko bunuh diri, peregangan hubungan dan
penyakit-penyakit akibat stres.
Menjauhkan diri dari hal yang berkaitan dengan tindakan perjudian,
karena seorang yang sudah kecanduan berjudi yang menyebab ketidak mampuan
untuk mengontrol kecanduan judinya, sehingga mengakibatkan masalah
psikologis, keuangan, profesional, dan hukum. Berjudi dapat mengaktifkan sistem

https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3724/Kominfo+Terus+Menerus+Lakukan+Blokir+Situs
+Ganggu+Ketertiban+Umum/0/berita_satker

13
imbalan (reward system) otak, layaknya kecanduan lainnya, yang membuat
pencandu sangat sulit untuk berhenti.9

E. Kasus
Perjudian online contoh sebagai berikut:
Hilkiya, asal Makasar, Sulawesi Selatan. Atlet usia 19 tahun merupakan atlet
bulutangkis KONI Jatim. Dia harus berurusan dengan polisi karena terjerat kasus
judi bola on line. Hilkaya ditangkap pada hari kamis tanggal 2 Februari 2017.
Hilkiya mengatakan bahwa dia biasanya bermain judi bola online saat
tergelarnya pertandingan liga Eropa di tengah atau di akhir pekan. Untuk
pertandingan kecil, Hilkiya menghabiskan uang taruhan Rp 200-300 ribu per
pertandingan. Namun untuk pertandingan yang melibatkan tim-tim besar seperti
Real Madrid, Barcelona, Chelsea, dan klub besar lainnya, Hilkiya bisa memasang
taruhan hingga Rp 1,1 juta.
Hilkiya mengaku bermain judi hanya untuk iseng saja untuk mengisi waktu
senggang saat tak ada aktivitas latihan di KONI. Awalnya dikenalkan teman,
akhirnya ikut judi bola on line di Filipina. Dari permainan tersebut ia memenangnya
hanya Rp 100-500 ribu Hilkiya mengikuti judi bola online melalui situs
wap.sbobetuk.com. Setelah memasukkan ID dan kata kunci, Hilkiya bisa memulai
judinya. Setelah menentukan pilihan, Hilkiya menyetornya ke akun Galaxy88 atas
nama Mulyono selaku pengecer. 10

Tersangka dikenakan pasal 27 ayat 2 UU No 11 tahun 2008,


“Setiap orang sengaja dan tanpa hak mendistribusikan, mentransmisikan, atau
membuat dapat diaksesnya Informasi atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan perjudian.”

9
http://id.wikihow.com/Mengatasi-Kecanduan-Judi
10
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3412531/atlet-bulu-tangkis-koni-jatim
tersandung-kasus-judi-bola

14
Dengan ketentuan pidana dalam pasal 45 ayat 1 UU ITE yaitu:
“Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1),
ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). pidana
penjara paling lama 6 (enam) tahun dan atau denda paling banyak Rp. 1 miliar”.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan teknologi mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk
dalam melakukan tindak kejahatan. Seperti perjudian, dengan adanya teknologi
sekarang tidak dilakukan secara konvensional, dengan menggunakan jaringan
internet, perjudian bisan dilakukn tanpa mengenal waktu.
Perjudian diatur dalam Pasal 303, 303 bis KUHP. Sementara perjudian
online diatur dalam pasal 27 ayat 2 UU ITE, untuk hukumannya diatur dalam
pasal 45 ayat 1 UU ITE. Sedangkan perjudian online yang dilakukan secara
korporasi diatur dalampasal 52 ayat 4, hukumannya ditambah dua pertiga dari
pasal 45 ayat Tindakan Perjudian online, dari tahun ketahun semakin banyak.
Terbukti banyaknya situs yang menyuguhkan permainan perjudian diblokir oleh
kemkominfo. Pemberantasan perjudian di Indonesia secara menyeluruh bisa
dikatakan sulit, karena prilaku dari perjudian sudah menjadi masalahsosial yang
membudaya. Setidaknya ada upaya untukmengurangi tindakan perjudian
khususnya perjudian online bisa dilakukan dengan cara menutup atau memblokir
situs perjudian tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kitab Undang-undang Hukum Pidana

Undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Undang-Undang No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian

Peraturan Pemerintah No 9 Tahun 1981 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang 7 Tahun

1974 Tentang Penertiban Perjudian

Didik M. Arief Mansyur, Cyber law Aspek Hukum Teknologi Informasi, Refika Aditama,

Bandung: 2009.

https://www.gamblingsites.com/beginners/why-gamble-online/

http://gamebet88.org/bonus-besar

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Mendistribusikan

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mentransmisikan

https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/6555/Siaran+Pers+NO.101-PIH-

KOMINFO-12-2015+Tentang+Pemblokiran+Situs+Judi+dan+Pornografi+/0/siaran_pers.

https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3724/Kominfo+Terus+Menerus+Lakukan

+Blokir+Situs+Ganggu+Ketertiban+Umum/0/berita_satker

http://id.wikihow.com/Mengatasi-Kecanduan-Judi

17

Anda mungkin juga menyukai