RKS Pemeliharaan Gedung
RKS Pemeliharaan Gedung
(RKS)
PELAKSANAAN PEKERJAAN :
BELANJA PEMELIHARAAN GEDUNG DAN BANGUNAN RUMAH DINAS
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2019
1.11. Keamanan
1. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada
dan terjadi didaerah kerjanya terutama mengenai :
a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan
baik disengaja atau tidak disengaja.
b. Penggunaan sesuatu bahan, peralatan yang keliru/salah.
c. Kehilangan-kehilangan bahan, peralatan kerja.
d. Perkelahian antar pekerja maupun dengan pihak lainnya.
2. Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut diatas,
Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas
dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan
persoalannya lebih lanjut.
3. Untuk mencegah kejadian-kejadian seperti tersebut diatas, Kontraktor
harus menyediakan pengamanan, antara lain penjagaan,
penerangan yang cukup dimalam hari, pemagaran sementara lokasi
kerja dan lain sebagainya.
2. LINGKUP PEKERJAAN
2.1. Pekerjaan yang harus dilaksanakan meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Listrik
3. Pekerjaan Atap dan Plafond
4. Pekerjaan Lain-Lain
1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat -alat bantu
yang dibutuhkan, bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat-tempat
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak terbatas pada hal -hal berikut :
a. Pasangan batu bata. Adukan.
b. Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kolom
bangunan, dinding dengan bukaan dinding dan dinding dengan peralatan.
c. Sesuai dengan petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
2. STANDAR/RUJUKAN.
a. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di lndonesia (PUBI -1982).
b. Standar lndustri lndonesia (Sll)/Standar Nasionat lndonesia (SNl).
c. American Society for Testing and Materials (ASTM).
d. Spesifikasi Teknis :
- Bab Adukan dan Pelesteran.
- Bab Penutup dan Pengisi Celah.
3. PROSEDUR UMUM.
a. Contoh Bahan.
Contoh bahan-bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Pengawas Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirimkan
ke lokasi proyek. Contoh bahan batu bata harus diserahkan sebanyak
minimal 10 buah, untuk keperluan pengujian kuat tekan yang
disyaratkan. Biaya pengadaan contoh dan pengujian menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
b. Pengiriman dan Penyimpanan.
Semua bahan harus disimpan dengan baik, terlindung dari kerusakan. Bata
harus disusun dengan baik dan teratur dengan tinggi maksimum 1.50m.
Semen harus dikirim dalam kemasan aslinya yang tertutup rapat dimana
tertera nama pabrik serta merek dagangnya. Penyimpanan semen harus
dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
4. BAHAN-BAHAN.
a. Batu Bata.
- Batu bata harus batu bata merah dari mutu yang terbaik dengan
pembakaran sempuma dan merata, produksi lokal dengan ukuran
nominal 55mm x 110mm x 230mm atau sesuai dengan ukuran
lokal yang dapat diperoleh, yang dibakar dengan baik dan bersudut
runcing dan rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran.
- Meskipun ukuran bata yang biasa diperoleh di suatu daerah
mungkin berbeda dengan ukuran tersebut di atas, harus diusahakan
supaya tidak terlalu menyimpang dari ukuran-ukuran tersebut.
b. Bata merah yang digunakan harus mempunyai kuat tekan minimal 25
kg/cm 2, sesuai ketentuan SIl.0021-1978/SNl. 15-2094-1991.
c. Adukan dan Pelesteran.
Adukan dan pelesteran untuk pasangan batu bata harus memenuhi
ketentuan Spesifikasi Teknis ini.
d. Bahan Penutup dan Pengisi Celah.
Bahan penutup dan pengisi celah harus memenuhi persyaratan Spesifikasi
Teknis ini.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
a. Adukan.
- Adukan harus dicampur dalam alat/tempat mencampur yang
telah disetujui. Sangat dilarang memakai adukan yang
sudah mulai mengeras atau membubuhkannya untuk dipakai
lagi.
- Adukan yang dipakai seperti tersebut berikut :
Untuk pasangan kedap air di daerah basah, 150mm di bawah
permukaan tanah sampai 200mm di atas lantai (tergambar
ataupun tidak tergambar dalam Gambar Kerja), dan tempat-
tempat lain sesuai petunjuk Gambar Kerja, digunakan
adukan 1 semen dengan 2 pasir.
Untuk pasangan biasa digunakan adukan 1 semen dengan 4 pasir.
b. Pemasangan.
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memeriksa
dengan seksama Gambar Kerja dan melihat keadaan di tempat
pekerjaan tersebut di atas yang akan dilaksanakan. Sebelum
digunakan, batu bata harus direndam dalam air menggunakan bak
air/drum hingga jenuh. Dinding harus dipasang dan didirikan menurut
masing-masing ukuran, ketebalan dan ketinggian yang
disyaratkan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Tidak diperkenankan memasang batu bata yang patah dua melebihi
dari 5% dan yang patah lebih dari dua.
- Pasangan dinding batu bata yang luasnya lebih besar dari
12m2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat dengan
ukuran minimal 120mm x 120mm, sesuai dengan lebar bata,
dengan tulangan pokok minimal 4 Ø 10mm, sengkang Ø 8mm -
200mm atau sesuai dengan Gambar Kerja.
- Pasangan dinding bata dengan luas setiap 6m2 yang terletalk di
luar bangunan yang langsung mendapat beban angin harus
diberi kolom praktis ukuran minimum 120mm x 120mm dengan
tulangan dan beugel seperti di atas.
- Pemasangan dinding batu bata dilaksanakan bertahap, setiap
tahap terdiri maksimal 24 lapis setiap hari, dan kemudian diikuti
dengan pengecoran kolom praktis. Dinding batu bata yang terpasang
harus memiliki permukaan yang rapi dan rata.
- Tebal adukan pengikat tidak kurang dari 10mm dan adukan
harus padat sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan yang
lurus/menerus dan rata.
- Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok
rapih sedalam 10mm dan dibersihkan dengan sapu lidi untuk
kemudian disiram air.
- Sebelum dipelester, pasangan bata harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu sampai jenuh.
c. Perawatan dan Perlindungan.
- Pasangan batu bata harus dibasahi terus menerus selama sedikitnya 7
hari setelah didirikan.
- Pasangan batu bata yang terkena udara terbuka, selama waktu -waktu
hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari
tembok.
- Celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan
bukaan dinding atau dinding dengan peralatan, harus ditutup dengan
bahan pengisi celah seperti disebutkan dalam Spesifikasi Teknis.
d. Pelesteran.
Bahan petesteran harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.
1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan pelesteran (kasar
dan halus), menggunakan tipe adukan/plesteran konvensional ataupun
sermen instant/dry mortar, seperti dinyataikan dalam Gambar Kerja atau
disyaratkan dalam Spesifitkasi Teknis ini.
2. STANDAR/RUJUKAN.
a. American Society for Testing and Materials (ASTM).
b. Peraturan Beton Bertulang lndonesia (Nl-2, 1971).
c. Standar Industri lndonesia (Sll) /standar Nasional lndonesia (SNl).
d. American Association of State Highway and Transportation Officials
(AASHTO).
e. Spesifikasi Teknis - Beton Cor di Tempat.
3. PROSEDUR UMUM.
a. Contoh Bahan.
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas
Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi
proyek.
b. Pengiriman dan Penyimpanan.
- Pengiriman dan penyimpanan bahan semen dan bahan lainnya
harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
- Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air,
dengan kata lain daerah sekitar penyimpanan dilengkapi saluran
pembuangan yang memadai, dan bebas dari benda-benda asing.
Tinggi penimbunan tidak tebih dari 120 cm agar tidak berhamburan.
4. BAHAN-BAHAN.
a. Semen.
- Semen tipe I harus memenuhi standar Sll-0013-81/SNl.15-2U9-1994
atau ASTM C 150-96 serta Spesifikasi Teknis.
- Semen yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang yang
dikenal luas dan mudah diperoleh, ex. Tiga Roda, Gresik, Holcim,
atau yang setara.
b. Semen khusus (Adukan dan pelesteran semen instan)
Untuk pasangan bata beton (beton ringan), digunakan siar, adukan,
dan pelesteran khusus yaitu dari bahan semen instan (dry mortar), ex.
Drymix, Prime Mortar (PM), atau yang setara.
c. Pasir.
- Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur
atau kotoran lain yang merusak.
- Perbandingan butir-butir harus seragam mulai dari yang kasar
sampai pada yang halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.
d. Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat -zat organik
yang bersifat merusak Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat
diminum tidak perlu diuji. Pada dasarnya semua air, kecuali yang telah
disebutkan di atas, harus diuji sesuai ketentuan AASHTO T26 dan/atau
disetujui Pengawas Lapangan.
e. Bahan Tambahan.
- Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedapan terhadap air dan
menambah daya lekat harus berasal dari merek yang dikenal luas.
- Bahan tambahan untuk plesteran dinding/lantai yang akan
menggunakan keramik/marmer, berasal dari merek yang dikenal luas.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
a. Pebandingan Campuran Adukan dan/atau Pelesteran. Adukan dan
Plesteran konvensional
- Campuran 1 semen dan 3 pasir digunakan untuk adukan kedap air,
adukan kedap air 150mm di bawah permukaan tanah sampai 200mm
di atas lantai, tergambar atau tidak tergambar dalam Gambar Keria,
pelesteran permukaan beton yang terlihat dan tempat-tempat lain
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Campuran 1 semen dan 5 pasir untuk semua pekeriaan adukan dan
pelesteran selain tersebut di atas.
- Ketebalan plesteran minimal 18mm, dan ketebalan acian minimal
2.5mm.
- Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan
kekedapan terhadap air harus digunakan dalam jumlah yang sesuai
dengan petunjuk penggunaan dari pabrik pembuat.
- Ketebalan plesteran 10mm, atau sesuai petunjuk dari pabrik pembuat
semen instant. Ketebalan acian minimal 2 mm/ sesuai yang disyaratkan
pabrik.
b. Pencampuran.
- Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau
alat pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata,
untuk kemudian ditambahkan sejumlah air dan pencampuran
dilanjutkan kembali.
- Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu
pencampuran minimal 1 sampai 2 menit sebelum pengaplikasian.
- Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit
setelah pencampuran tidak diijinkan digunakan.
c. Persiapan dan Pembersihan permukaan.
- Semua permukaan yang akan menerima adukan dan/atau pelesteran
bersih, bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya
mengganggu.
- Pekeriaan pelesteran hanya diperkenankan setelah setesainya
pemasangan instalasi listrik dan air dan seluruh bagian yang akan
menerima pelesteran telah terlindung.
d. Ketebalan Adukan dan pelesteran.
Tebal adukan dan/atau pelesteran minimal 15 mm (untuk aduka/plesteran
biasa konvensional) dan 10mm (untuk adukan/ptesteran semen
instan), kecuali bila dinyatakan lain dalam Gambar Kerja atau sesuai
petunjuk Pengawas Lapangan atau rekomendasi dari Pabrik Pembuat.
e. Pemeriksaan dan pengujian.
- Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji.
Kontraktor setiap waktu harus memberi kemudahan kepada Pengawas
Lapangan untuk dapat mengambil contoh pada bagian yang telah
diselesaikan.
- Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan
dikerjakan dengan cara yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya
tambahan dari Pemilik proyek.
4. Persyaratan Pra-Konstruksi
a. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan
pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja
dan Syarat) .
b. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur
yang dilampirkan pada dokumen tender.
c. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap
berserta detail dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran
yang tercantum dalam gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi
profil, panjang profil dan jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.
d. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke
Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak Direksi untuk
mendapatkan persetujuan secara tertulis.
e. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi
diworkshop permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG
yang menjamin keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)
f. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari
Fabrikan penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,
g. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari baha n baja ringan dari
badan akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan
kompetensinya).
5. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pembuatan dan pemasangan kuda -kuda dan bahan lain terkait, harus
dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan
aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar
perhitungan mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.
b. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
c. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan
menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan
dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
d. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang
dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai
dengan desain sistem rangka atap.
e. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua
struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal
itu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi
mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
f. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah
genteng yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia
konstruksi baja ringan dapat memasang reng dengan jarak yang setepat
mungkin, dan penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-
kuda tiba dilokasi proyek.
6. Jaminan Struktural
a. Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang
melebihi ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur
rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda- kuda, pengaku-pengaku dan
reng.
b. Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai
dengan Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada
persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold formed code
for structural steel”(Australian Standard/New Zealand Standard
4600:1996) dengan desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead
and live loads Combination (Australian Standard 1170.1 Part 1) &
“Wind load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan
sekrup berdasarkan ketentuan “ Screws-self drilling-for the building and
construction industries”(Australian Standard 3566).
4. SYARAT PEMELIHARAAN
a. Perbaikan :
- Pelaksana Pekerjaan wajib mengganti GRC yang rusak/cacat.
- Perbaikan dilaksanakan sesuai pengarahan Konsultan Pengawas dan
tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
- Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu
pekerjaan dilaksanakan maka Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki
pekerjaan tersebut sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan
Pengawas. Biaya yang ditimbulkan untuk pekerjaan perbaikan ini
menjadi tanggungan Pelaksana Pekerjaan.
b. Pengamanan
- Pelaksana Pekerjaan wajib menjaga/mengadakan perlindungan terhadap
hasil pekerjaan yang dimaksud dengan baik sampai dengan Serah Terima
II. Segala kerusakan yang terjadi sampai dengan Serah Terima II harus
segera diperbaiki & biaya perbaikan tersebut menjadi tanggungjawab
Pelaksana Pekerjaan.
5. SYARAT PENERIMAAN
Penerimaan pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan memenuhi ketentuan
sebagai berikut;
a. Hasil pekerjaan yang dipasang harus rapih;.rata untuk seluruh permukaan
tidak terdapat flek /kotor/gompal.
b. Semua kegiatan pelaksanaan telah memenuhi persyaratan gambar
perancangan , shop drawing dan pengarahan yang diterbitkan oleh konsultan
Pengawas dan disetujui oleh Pemheri Tugas.
c. Pelaksana Pekerjaan harus memberikan jaminan pekerjaan atas semua
pekerjaan dan kerusakan/cacat lainnya selama 1 tahun serta jaminan mutu
material GRC Selama 10 tahun.
1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan ubin
keramik pada tempat - tempat seperti ditunjukkan dala m Gambar Kerja
serta Spesifikasi Teknis ini atau sesuai petunjuk Pengawas .Lapangan.
2. STANDAR RUJUKAN.
a. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di lndonesia (PUBI -1982).
b. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI S-04-1989-F).
c. Standar lndustri lndonesia (Sll) dan/atau Standar Nasional lndonesia
(SNl),
d. SpesifikasiTeknis : Bab Adukan dan Pelesteran.
3. PROSEDUR UMUM
a. Contoh Bahan dan Data Teknis.
Contoh bahan dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan
harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui terlebih
dahulu sebelum dikirimkan ke lokasi proyek. Contoh bahan ubin harus
diserahkan sebanyak 3 (tiga) buah dengan 4 (empat) Gradasi warna
untuk setiap bahan. Biaya pengadaan contch bahan menjadi tanggung
jawab Kontrakdor.
b. Pengiriman dan Penyimpanan.
- Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan
pabrik yang belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang
yang utuh dan jelas.
- Kontraktor wajib mennyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari
keseluruhan bahan terpasang untuk diserahkan kepada Pemilik
Proyek.
4. BAHAN BAHAN.
a. Umum
Ubin keramik harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang
dikenal. Ubin keramik yang tidak rata permukaan dan warnanya,
sisinya tidak lurus, sudut sudutnya tidak siku, retak atau cacat-cacat
lainnya, tidak boleh dipasang.
b. Ubin Keramik.
Ubin keramik harus memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut :
- Jenis sesuai ketentuan butir 4.2.2. di bawah,
- Ketebalan minimal 8mm dengan toleransi ± 5%,
- Penyerapan air maksimal 5%,
- Kekerasan minimal 6 skala Mohs,
- Kekuatan lentur minimal 200kg/cm²
- Daya tekuk minimal 350kg/cm², Mutu l,
- Ketahanan terhadap bahan kimia harus memenuhi ketentuan PUBI -
1982, berasal dari merek ex Roman atau yang setara.
- Ubin keramik, dari tipe polished ukuran 400 mm x 400 mm warna
putih polos seperti ditunjukkan dalam gambar kerja,
c. Adukan
- Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan
tambahan penguat Lemkra dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk
dari pabrik pembuat. Bahan-bahan adukan dan bahan tambahan harus
memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.
- Perekat khusus untuk memasang ubin keramik, dengan detail seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau scsuai petunjuk Pengawas
Lapangan, harus memenuhi ketentuan AS 2358, ANSI 118.1, 118.4
dan BS 5385.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
a. Persiapan.
- Pekerjaan pasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan
lainnya benar - benar selesai.
- Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua alat penggantung,
pengunci pintu jendela dan semua pekerjaan pemipaan air bersih/air
kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak di belakang atau di
bawah pasangan ubin ini telah diselesaikan terlebih dahulu.
b. Pemasangan.
- Sebelum pemasangan ubin keramik pada dinding dimulai, pelesteran
harus dalam keadaan kering, padat, rata dan bersih.
- Sebelum dipasang, ubin keramik tidak boleh direndam air terlebih
dahulu (harus kering), karena menggunakan perekat khusus.
- Perekat khusus untuk pasangan ubin keramik pada dinding harus
diberikan pada permukaan plesteran dinding bata dan permukaan
belakang ubin, kemudian dilekatkan pada tempat yang sesuai
dengan yang direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
- Perekat khusus untuk pasangan ubin keramik pada lantai harus
ditempatkan di atas plesteran (sesuai petunjuk pemasangan dari
pabrik pembuat), kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Pasangan ubin untuk lantai KM/WC, permukaannya harus dimiringkan
sedemikian rupa menuju ke arah lubang pembuangan (saringan air
kotor).
- Ubin keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh
berongga.
- Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang
keramik yang terpasang tetap lurus dan rata. Ubin keramik yang
salah letaknya, cacat atau pecah, harus dibongkar dan diganti.
- Ubin keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola
simetri yang dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
- Sambungan atau celah-celah antara ubin keramik harus lurus, rata
dan seragam, saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari
1,6mm, kecuali bila ditentukan lain. Adukan harus rapi, tidak keluar
dari celah sambungan.
- Pemotongan ubin keramik harus dengan keahlian dan dilakukan
hanya pada satu sisi, bila tidak terhindarkan. Pada pemasangan
khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan bentuk-
bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempurna
mungkin.
- Seluruh pekerjaan pemasangan ubun keramik lantai/dinding
dengan menggunakan adukan/perekat khusus ini, harus mengikuti
petu njuk pemasangan dari pabrik pembuat adukan.
c. Pengecoran Sela Antar Keramik
- Pengecoran siar/celah antara ubin harus dilaksanakan setelah
pasangan ubin keramik benar-benar kering. Hal ini perlu
diperhatikan untuk mencegah terjadinya ledakan yang disebabkan
karena terperangkapnya kandungan air di bawah ubin keramik.
- Celah antara ubin keramik dicor dengan semen pengisi/grout yang
berwarna sama dengan warna keramiknya, dari produk yang disetujui
Pengawas Lapangan, Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga
mengisi penuh garis- garis siar.
- Setelah semen pengisi cukup mengeras, bekas-bekas
pengecoran segera dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan
bersih.
d. Pembersihan dan Perlindungan.
Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin keramik harus benar-
benar bersih, tidak ada yang cacat, bila dianggap perlu permukaan ubin
keramik harus diberi perlindungan misalnya dengan sabun anti karat atau
cara lain yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan ubin keramik.
BAB 6. PENGECATAN
1. LINGKUP PEKERJAAN.
Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua
peralatan, tenaga kerja dan bahen-bahan yang berhubungan dengan
pekerjaan pengecatan selengkapnya, sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis ini. Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior
dan interior.harus dicat dengan standar pengecatan minimal 1 (satu) kali cat
dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.
2. STANDAR/RUJUKAN.
Petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat cat yang digunakan.
3. PROSEDUR UMUM.
a. Data Teknis dan Kartu Warna.
Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari
cat yang akan digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan
Semua warna ditentukan oleh Konsultan dan akan ditebitkan secara
terpisah dalam suatu Skema Warna.
b. Contoh dan Pengujian.
- Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi
proyek dalam kemasan tertutup, bertanda merek dagang dan
mencantumkan indentitas cat yang ada di dalamnya, serta harus
diserahkan tidak kurang 2 (dua) bulan sebelum pekerjaan
pengecatan, sehingga cukup dini untuk memungkinkan waktu
pengujian selama 30 (tiga puluh) hari.
- Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Konsultan MK
mengambil 1 liter contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil
secara acak dari kaleng/kemasan yang masih tertutup. lsi dari
kaleng/kemasan contoh harus diaduk dengan sempurna untuk
memperoleh contoh yang benar-benar dapat mewakili.
- Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat -
cat tersebut di atas 2 (dua) potongan kayu lapis atau panel semen
berserat berukuran 30 cm x 30cm untuk masing-masing warna. 1
(satu) contoh disimpan Kontraktor dan 1 (satu) contoh lagi
disimpan Konsultan MK guna memberikan kemungkinan untuk
pengujian di masa mendatang bila ba han tersebut temyata tidak
memenuhi syarat setelah dikerjakan.
- Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna cat
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4. BAHAN-BAHAN
a. Umum.
- Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel,
dan masih jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula
atau spesifikesi cat, nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan
pabrik, petunjuk dari pabrik dan nama pabrik pembuat, yang
kesemuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya. Semua
bahan harus sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan pada daftar
cat.
- Cat dasar yang dipakai Calam pekerjaan ini harus beresal dari satu
Pabrik merek dagang dengan cat akhir yang akan digunakan. Untuk
menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang
dipakai harus berdasarkan mengambil acuan pada cat-cat hasil
produksi lCl atau yang setara.
b. Cat Dasar.
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut :
- Alkali Resisting Primer/ Alkali Resistant Sealer untuk permukaan
pelesteran, beton dan semen berserat, dari lCI atau yang setara
- Aluminium Wood Pimer Undercoat , dari lCl atau yang setara,
untuk permukaan kayu lapis.
- Quick-Drying Metal Pimer Chromate/Zinc Chromate Primer, dari
lCl atau yang setara, untuk permukaan besi/baja.
- Epoxy White Primer, dari lCl atau yang setara, untuk permukaan
beton atau pelesteran tahan asam.
c. Cat Akhir
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut :
- Satin Finish Paint untuk permukaan interior pelesteran, beton,
gypsum dan panel semen berserat, dari lCl atau yang setara.
- Exterior Satin Finish Paint untuk permukaan eksterior pelesteran,
beton, dan panel semen berserat, dari lCl, tipe Dulux Wheathershield
atau setara.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
1. Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.
a. Umum.
- Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya,
permukaan polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda -
benda sejenisnya yang berhubungan langsung dengan
permukaan yang akan dicat, harus dilepas, ditutupi atau
dilindungi, sebelum pelaksanaan persiapan permukaan dan
pengecatan dimulai.
- Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli
dalam bidang tersebut.
- Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan
persiapan permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan
lemak harus dihilangkan dengan memakai kain bersih dan zat
pelarut/pembersih yang berkadar racun rendah dan mempunyai
titik nyala di atas 380C.
- Pekeriaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian
rupa sehingga debu dan pencemar lain yang berasal dari proses
pembersihan tersebut tidak jatuh di atas permukaan cat yang baru
dan basah.
b. Permukaan Pelesteran dan Beton.
Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah
sedikitnya selang waktu 4 (empat) minggu untuk mengering di
udara terbuka. Semua pekerjaan pelesteran atau semen yang cacat
harus dipotong dengan tepi -tepinya dan ditambal dengan
pelesteran baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi rata
dengan pelesteran sekelilingnya, Permukaan pelesteran yang akan dicat
harus dipersiapkan dengan menghilangkan bunga garam kering,
bubuk besi, kapur, debu, lumpur, lemak,minyak, aspal, adukan yang
berlebihan dan tetesan -tetesan adukan.Sesaat sebelum pelapisan cat
dasar dilakukan, permukaan pelesteran dibasahi secara meneyeluruh
dan seragam dengan tidak meninggalkan genangan air, Hal ini dapat
dicapai dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan
memberikan selang waktu dari saat penyemprotan hingga air dapat
diserap.
3. P e l a k s a n a a n Pengecatan.
a. Umum.
- Permukaan yang sudah dirapihkan harus bebas dari aliran punggung
cat, tetesan cat, penonjolan, gelombang, bekas olesan kuas, perbedaan
warna dan tekstur.
- Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah
sempurna dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan
dengan ketebalan yang sama.
- Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan
permukaan,termasuk bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa
memperoleh ketebalan lapisan yang sama dengan permukaan-
permukaan disekitarnya.
- Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan
dengan permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar air,
harus telah diberi lapisan cat dasar terlebih dahulu.
b. Proses Pengecatan.
Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan yang
berikutnya untuk memberikan kesempatan pengeringan yang
sempurna, disesuaikan dengan keadaan cuaca dan ketentuan dari
pabrik pembuat cat dimaksud. Pengecatan harus dilakukan dengan
ketebalan minimal (dalam keadaan cat kering), sesuai ketentuan
berikut.
c. Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran,
- Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda
mengeras, membentuk selaput yang berlebihan dan tanda -tanda
kerusakan lainnya.
- Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.
- Bila disyaratkan oleh keadaan permukaan, suhu, cuaca dan
metoda pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum
dilakukan pengecatan dengan mentaati petunjuk yang diberikan oleh
pabrik pembuat cat dan tidak melebihi jumlah 0,5liter zat pengencer
yang baik untuk 4 liter cat.
- Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab
Kontraktor untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu
menutup warna lapis di bawahnya).
d. Metoda Pengecatan.
Cat dasar untuk permukaan beton, pelesteran dan panel semen
berserat diberikan dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan
kuas atau rol.
6. PEKERJAAN AKHIR
Pada setiap akhir pekerjaan, Kontraktor harus mempersiapkan
kebersihan dan kerapian pekerjaan sebelum diserahkan kepada pihak
Perencana/MK dan Pemberi Tugas. Kontraktor harus mengecek ulang setiap
pekerjaan yang dilaksanakan dan memperhatikan hasil akhir dari
pelaksanaan dengan perancangan secara keseluruhan.