Anda di halaman 1dari 25

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

(RKS)
PELAKSANAAN PEKERJAAN :
BELANJA PEMELIHARAAN GEDUNG DAN BANGUNAN RUMAH DINAS
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2019

1. SYARAT-SYARAT TEKNIK UMUM


1.1. Umum
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus mempelajari
dengan benar da n berpedoman kepada ketentuan-ketentuan yang
tertulis pada gambar kerja dan RKS ini beserta lampiran
perubahannya.
2. Kontraktor diwajibkan melapor kepada Direksi/Konsultan pengawas
setiap akan melakukan kegiatan pekerjaan di lapangan.
3. Apabila terdapat ukuran, kelainan-kelainan antara gambar kerja dan
RKS serta kesesuaiannya di lapangan maka Kontraktor diharuskan
melaporkan kepada Direksi/konsultan pengawas untuk segera mendapatkan
keputusan. Kontraktor tidak dibenarkan memperbaiki sendiri perbedaan
dan kelainan tersebut. Akibat dari kelalaian Kontraktor dalam hal ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4. Daerah kerja (construction area) akan diserahkan kepada Kontraktor selama
waktu pelaksanaan pekerjaan dalam keadaan seperti pada saat penjelasan
pekerjaan (aanwijzing) dan dianggap bahwa Kontraktor telah benar-
benar mengetahui tentang:
 Letak area yang akan direnovasi
 Batas area maupun kondisi pada saat itu
 Keadaan area yang akan renovasi
5. Kontraktor wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) set lengkap
gambar- gambar kerja dan RKS ditempat pelaksanaan pekerjaan untuk
dapat dipergunakan setiap saat oleh Direksi/konsultan pengawas.
6. Atas perintah Direksi/konsultan pengawas, Kontraktor diminta untuk
membuat gambar-gambar penjelasan (shop drawing) berikut perincian
bagian-bagian khusus (detail) yang biaya pembuatan gambarnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Gambar tersebut menjadi gambar pelengkap
dari gambar -gambar kerja yang ada.

1.2. Jadwal Pelaksanaan


1 . Dalam waktu paling lambat 2 (dua) minggu setelah Kontraktor
dinyatakan sebagai pemenang lelang, atau dengan lain cara ditunjuk
oleh pemberi tugas sebagai pelaksana pembangunan, Kontraktor harus
segera membuat :
2. Jadwal waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara rinci yang
digambarkan secara diagram balok (Barchart).
3. Jadwal pengadaan tenaga kerja
4. Jadwal pengadaan bahan/material bangunan
5. Jadwal pengadaan dan pemakaian peralatan
6. Bagan/diagram tersebut diatas mendapat persetujuan dari pemberi
tugas/direksi/konsultan pengawas sebagai dasar/pedoman Kontraktor
dalam melaksanakan pekerjaannya dan Kontraktor wajib mematuhi dan
menempatinya.

1.3. Gambar-Gambar Kerja


Yang dimaksudkan dengan gambar kerja adalah :
1. Gambar-gambar meliputi gambar arsitektur, gambar konstruksi
serta gambar - gambar perubahannya yang telah disetujui oleh
direksi/konsultan pengawas. Gambar-gambar ini selain dari pada
gambar-gambar yang dibuat oleh konsulta n perencana juga gambar-
gambar yang dibuat oleh Kontraktor (shop drawing) yang telah
disetujui Direksi/konsultan pengawas dan konsultan perencana.
2. Apabila terdapat perbedaan ukuran dan atau penjelasan atau
ketidaksesuaian antara gambar yang berlainan jenis dan lingkupnya
maka yang dapat dipakai pedoman sebagai berikut :
3. Secara fungsi yang dipakai pedoman adalah Gambar Konsultan
Perencana,
4. Secara jenis dan kualitas yang menyangkut bahan dan
perhitungan yang dipakai sebagai pedoman adalah Gambar Konsultan
Perencana.
5. Perubahan gambar kerja/perencanaan hanya dapat dilakukan atas
dasar perintah/persetujuan tertulis Direksi/Pemberi Tugas berdasar
pertimbangan konsultan pengawas dan konsultan perencana dengan
ketentuan sebagai berikut :
- Perubahan rancangan ini harus digambar sesuai dengan yang
diperintahkan / disetujui pemberi tugas/direksi dengan
pengarahan konsultan perencana dan jelas memperlihatkan
perbedaan antara gambar pelaksanaan dan gambar perubahan
rencananya.
- Gambar perubahan dibuat oleh Kontraktor atas pengarahan konsultan
perencana dan disetujui oleh pemberi tugas kemudian dilampirkan
dalam berita acara pekerjaan tambah kurang.
- Gambar sesuai terlaksana (As Build Drawing), harus dibuat oleh
Kontraktor dengan ketentuan berikut:
6. Gambar sesuai terlaksana dibuat dan diserahkan pada akhir pekerjaan
dan harus sesuai dengan hasil pekerjaan terpasang.
7. Gambar sesuai terlaksana harus disetujui oleh Direksi/konsultan
pengawas, dan diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut aslinya
dengan biaya keseluruhan ditanggung oleh Kontraktor.

1.4. Petunjuk-Petunjuk/Instruksi Direksi/Konsultan Pengawas


1. Semua instruksi Direksi/Konsultan pengawas harus dilaksanakan
secara baik oleh Kontraktor, jika Kontraktor berkeberatan menerima
petunjuk/instruksi Direksi/Konsultan Pengawas tersebut, maka harus
mengajukan secara tertulis kepada Direksi/Konsultan pengawas dalam
waktu 7 (tujuh) hari.
2. Apabila dalam batas waktu tersebut diatas Kontraktor tidak mengajukan
keberatan maka dianggap telah menyetujui dan menerima petunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas untuk segera dilaksanakan. Kontraktor
diharuskan merekam atau dengan kata lain mencatat setiap
petunjuk/Instruksi Direksi/konsultan pengawas dalam buku harian
lapangan/pelaksanaan dan memintakan tanda tangan atau sepengetahuan
Direksi/Konsultan Pengawas.

1.5. Hasil Pekerjaan


Untuk menjamin mutu/kualitas hasil pekerjaan dan kelancaran pelaksanaan
pekerjaan, maka Kontraktor diharuskan menyediakan :
1. Pelaksana atau tenaga ahli yang mengerti dan berpengalaman tentang
gambar kerja dan cara-cara pelaksanaan.
2. Alat bantu kerja, alat ukur waterpass, penyekat tegak dan alat bantu
pekerjaan lainnya.
3. Bila diperlukan, sesuai dengan kondisi lapangan/situasi tempat kerja,
maka sebelum melakukan pekerjaan pembersihan, pembongkaran
maupun pelaksanaan pembangunan, Kontraktor diwajibkan memasang
alat-alat pengaman/pelindung/penyangga.

1.6. Penempatan Ukuran


1. Kontraktor betanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan ini
dan tidak boleh merubah ukuran tanpa seizin Direksi/konsultan
Pengawas. Setiap ada perbedaan dengan ukuran-ukuran yang ada harus
segera memberitahukan kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk segera
ditetapkan sebagaimana mestinya.
2. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor wajib memberitahu
Direksi/Konsultan Pengawas, bagian pekerjaan yang akan dimulai untuk
diperiksa terlebih dahulu ketetapan ukuran-ukurannya.
3. Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran satu dengan yang
lain dalam setiap bagian pekerjaan dan segera melapor kepada
Direksi/Konsu ltan Pengawas setiap terdapat selisih/perbedaan ukuran
untuk diberikan keputusan pembetulannya.
4. Mengingat setiap kesalahan ukuran akan selalu mempengaruhi
bagian-bagian pekerjaan yang lainnya maka, maka ketetapan akan
ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-sungguh. Kelalaian
Kontraktor terhadap hal ini tidak dapat diterima dan Direksi/Konsultan
pengawas berhak untuk membongkar pek erjaan dan memerintahkan
untuk menempati ukuran sesuai ketentuan.
5. Kerugian terhadap kesalahan pengukuran oleh Kontraktor sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.7. Buku Harian Lapangan


1. Kontraktor diwajibkan menyediakan dan mengisi Buku harian
lapangan yang berisi laporan tentang jumlah tenaga/pekerja, bahan
bangunan dan pekerjaan yang dilaksanakan, keadaan cuaca,
peralatan yang dipakai serta lain-lain hal yang dianggap perlu
atas petunjuk dan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
2. Buku harian lapangan harus disediakan oleh Kontraktor sesuai
jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dan harus selalu berada
ditempat pekerjaan, diisi oleh Kontraktor dan diketahui
Direksi/Konsultan pengawas.
3. Konsultan pengawas mencatat instruksi-instruksi dan petunjuk
pelaksanaan yang dianggap perlu pada buku harian lapangan dan
merupakan petunjuk yang harus diperhatikan Kontraktor.
4. Buku harian lapangan dibuat masing-masing 3 (tiga) rangkap.

1.8. Kebersihan dan Ketertiban

1. Selama pelaksanaan pekerjaan pembangunan berlangsung,


Kontraktor harus memelihara kebersihan lokasi pembangunan
maupun lingkungannya terutama jalan - jalan disekitar lokasi proyek,
Direksi keet, gudang, los kerja dan bagian dalam bangunan yang
akan dikerjakan harus bebas dari bahan bekas, tumpukan tanah dan
lain-lain.
2. Untuk kebersihan lingkungan terutama jalan-jalan di sekitar lokasi
proyek yang harus dibersihkan adalah kotoran yang diakibatkan oleh
keluar masuknya pekerja dan material proyek. Kelalaian dalam hal ini
dapat membuat pemberi tugas memberi perintah penghentian pekerjaan
yang segala akibatnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3. Penimbunan bahan/material yang ada dalam gudang maupun dihalaman
luar gudang harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu
kelancaran dan keamanan umum serta untuk memudahakan
pemeriksaan dan penelitian yang dilakukan oleh Direksi/Konsultan
Pengawas.
4. Pada penyerahan pekerjaan pertama, situasi bangunan serta area
sekitarnya harus bersih dari sisa-sisa kotoran kerja.

1.9. Alat Kerja


1. Kontraktor harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk
melaksanakan dan menyeselaikan pekerjaan secara sempurna dan
effisien, seperti : truck, mesin -mesin dan alat-alat lain sesuai
kegunaannya.
2. Bila sekiranya pekerjaan atau bagian pekerjaan telah selesai
dan tidak lagi memerlukan peralatan yang dimaksud, Kontraktor
diwajibkan untuk menyingkirkan alat-alat tersebut dan memperbaiki
kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh pemakaian peralatan
tersebut serta membersihkan bekas-bekasnya.
3. Disamping menyediakan alat-alat seperti tersebut diatas,
Kontraktor harus pula menyediakan alat bantu yang diperlukan agar
dalam situasi dan kondisi apapun pekerjaan tidak terganggu, misalnya
tenda -tenda, kelengkapan pekerja, dan lain sebagainya.
1.10. Kecelakaan dan Kebakaran
1. Kecelakaan yang tejadi selama pelaksanaan pekerjaan dan
menimpa pekerja maupun orang yang terlibat dalam pekerjaan tersebut
tanggung jawab Kontraktor.
2. Kontraktor diharuskan untuk menyediakan alat kesehatan/kotak PPPK
yang terisi penuh dengan obat-obatan yang sesuai dengan kebutuhan,
lengkap dengan seorang pertugas yang mengerti dalam soal-soal
penyelamatan pertama dan kesehatan.
3. Kontraktor diawajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran
jenis ABC (untuk segala jenis api), pasir dalam bak, galah-galah dan
alat penyelamat kebakaran yang lain.
4. Kontraktor diwajibkan untuk menyediakan APD selama proses
pekerjaan berlangsung. APD atau alat pelindung diri terdiri dari rompi
kerja, helm safety dan sepatu safety.
5. Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka Kontraktor harus mengikuti
semua ketentuan umum yang berlaku dan dikeluarkan oleh instansi
pemerintah terutama tentang undang-undang keselamatan kerja termasuk
segala kelengkapan dan perubahannya.

1.11. Keamanan
1. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada
dan terjadi didaerah kerjanya terutama mengenai :
a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan
baik disengaja atau tidak disengaja.
b. Penggunaan sesuatu bahan, peralatan yang keliru/salah.
c. Kehilangan-kehilangan bahan, peralatan kerja.
d. Perkelahian antar pekerja maupun dengan pihak lainnya.
2. Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut diatas,
Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas
dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan
persoalannya lebih lanjut.
3. Untuk mencegah kejadian-kejadian seperti tersebut diatas, Kontraktor
harus menyediakan pengamanan, antara lain penjagaan,
penerangan yang cukup dimalam hari, pemagaran sementara lokasi
kerja dan lain sebagainya.

1.12. Penyediaan Bahan/Material Bangunan


1. Bila dalam RKS ini disebutkan nama dan pabrik pembuat
bahan/material, maka hal ini dimaksudkan menunjukan standard
minimal mutu/kualitas bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini.
2. Setiap bahan/material yang akan digunakan harus disampaikan
kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.
Waktu penyimpanan contoh bahan harus sedemikian rupa sehingga
Direksi/Konsultan Pengawas dapat menilainya.
3. Contoh bahan/material yang akan digunakan harus diadakan atas
tanggungan Kontraktor, setelah disetujui oleh Direksi/Kosultan Pengawas
maka bahan/material tersebut harus ditandai dan diadakan untuk dipakai
dalam pekerjaan nantinya.
4. Contoh bahan/material tersebut selanjutnya disimpan oleh
Direksi/Konsultan pengawas untuk dijadikan dasar penolakan bila
ternyata bahan/material yang diapakai tidak sesuai dengan contoh.
5. Dalam pengajuan harga penawaran. Kontraktor harus menyertakan
sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan/material.
6. Mengingat jumlah tersebut, Kontraktor tetap bertanggung jawab pula
atas biaya pengujian bahan/material yang tidak memenuhi syarat atas
perintah Direksi/Konsultan pengawas.
7. Apabila ternyata jenis dan macam bahan/material yang tercantum dalam
RKS ini atau melalui contoh yang telah diberikan ter nyata dalam
pengadaannya tidak mencukupi dalam jumlahnya (persediaan terbatas)
maka penggantian bahan/material hanya dapat diberikan dengan ijin dari
Direksi/konsultan pengawas.
8. Apabila Kontraktor dalam penggunaan bahan/material tidak sesuai
dengan ketentuan tanpa persetujuan Direksi/konsultan pengawas maka
Direksi / konsultan pengawas berhak untuk meminta mengganti /
membongkar bagian pekerjaan yang menggunakan bahan / material
tersebut untuk diganti dengan yang sesuai ketentuan, kecuali
terdapat alasan tertentu yang diketahui dan disetujui oleh Direksi /
konsultan pengawas.

1.13. Serah Terima Hasil Pekerjaan


Pada akhir pekerjaan menjelang penyerahan hasil pekerjaan tahap pertama:
1. Semua bangunan sementara harus dibongkar dan dibersihkan bekas-
bekasnya.
2. Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih, utuh tanpa
cacat.
3. Semua bagian yang bergerak harus dijaga kelancaran jalannya,
misalnya : pintu, jendela, furniture, dll.
4. Semua anak kunci harus dikumpulkan dan diberi tempat yang baik
dengan gambar penjelasan dan masing-masing posisi diberi tanda
yang jelas dan mudah dimengerti.
5. Barang/peralatan sanitair harus dijaga kebersihannya. Bilamana
terdapat cacat dan kerusakan pada bagian yang telah selesai,
Kontraktor harus memperbaiki / mengganti agar dapat berfungsi
dengan baik dan dapat diterima oleh pemberi tugas.
6. Semua instalasi harus dapat berfungsi dengan baik dan benar. Untuk hal
tersebut sebelum masa penyerahan Kontraktor bersama -sama dengan
direksi/konsultan pengawas harus melakukan uji coba / test pada
peralatan tersebut, hingga dapat diketahui bagian mana yang masih
belum dapat berfungsi dan apabila ditemukan hal yang demikian
Kontraktor harus segera membetulkan / mengganti agar peralatan
tersebut dapat berfungsi sesuai ketentuan
7. Kontraktor diwajibkan menyerahkan kepada Direksi/Konsultan pengawas
berupa :
i. 3 (tiga) set gambar instalasi terpasang
ii. 3 (tiga) set buku petunjuk sistem operasi (Operasion Hand Book)
dan buku petunjuk system
iii. 3 (tiga) set Gambar sesuai terlaksana (As Build Drawing) dari
seluruh pekerjaan yang dilaksanakannya termasuk Gambar
Perubahannya.
iv. 3 (tiga) Album Photo Proyek.
8. Kontraktor harus memberikan dan membuang sisa -sisa bahan/material
sampah kotoran bekas kerja dan barang lain yang tidak berguna akibat
dari pelaksanaan.

1.14. Photo Proyek


1. Photo Proyek harus dibuat oleh Kontraktor sesuai
pengarahan dari Direksi/Pengawas Proyek dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Tahap I pada saat bobot pekerjaan 0% - 15%
b. Tahap II pada saat bobot pekerjaan 25% - 50%
c. Tahap III pada saat bobot pekerjaan 50% - 75%
d. Tahap IV pada saat bobot pekerjaan 75% - 100%
2. Foto proyek pada setiap tahap tersebut dibuat sebanyak 3
(tiga) set dan dilampirkan bersama dengan laporan bulanan sesuai
pencapaian bobot pekerjaan dan penagihannya termyn.
3. Pengambilan titik pandang harus diusahakan tetap dari setiap
tahap dan sesuai dengan pengarahan dari Direksi/Pengawas
Lapangan.
4. Foto setiap tahap ditempelkan pada album/map dengan keterangan
singkat dan penempelannya dalam album ditentukan oleh
Direksi/Pengawas.
5. Untuk photo kondisi force majeure diambil sebanyak 3 (tiga) kali.

2. LINGKUP PEKERJAAN
2.1. Pekerjaan yang harus dilaksanakan meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Listrik
3. Pekerjaan Atap dan Plafond
4. Pekerjaan Lain-Lain

2.2. Lokasi Pekerjaan


Lingkup pekerjaan seperti tersebut diatas harus dilakukan untuk
lokasi yang ditunjukkan sesuai Kontrak.

2.3. Jenis Paket Pekerjaan


Yang dimaksud dengan jenis paket pekerjaan adalah
pengelompokan Lingkup Pekerjaan yang harus dilaksanakan
oleh Kontraktor dan menjadi kewenangan Pemberi Tugas
untuk menunjuk Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaa n
Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rumah Dinas Dinas
Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kab. Lampung
Timur Tahun 2019 yang meliputi :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Listrik
c. Pekerjaan Atap dan Plafond
d. Pekerjaan Lain-Lain

3. PEKERJAAN PERSIAPAN UMUM


Jenis pekerjaan ini adalah Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rumah
Dinas Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kab. Lampung
Timur Tahun 2019.
3.1. Pekerjaan Persiapan
1. Pengukuran Tapak Kembali.
- Kontraktor diwajibkan untuk melaksanakan pengukuran
dan penggambaran kembali lokasi pelaksanaan yang dilengkapi
dengan keterangan-keterangan mengenai denah exesting, tampak
depan, belakang, samping kiri dan kanan bangunan, tampak
rencana depan, belakang, kiri dan kanan, denah rencana, denah
kusen pintu dan jendela, rencana plafon, denah pondasi batu belah,
denah rencana bongkaran pintu, jendela, plafon, partisi, boven.
- Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi antara gambar kerja
dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan
kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk dimintakan
keputusannya.
2. Pengukuran sudut menyiku dengan prisma atau benang secara azas
setiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil
yang disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Diantaranya :
- Papan nama proyek harus dibuat oleh Kontraktor dengan
ketentuan dan pengarahan dari konsultan pengawas/direksi
- Perletakan Papan Nama Proyek ditempat yang mudah dilihat
oleh umum dan diletakkan pada saat dimulainya pekerjaan serta
harus dicabut kembali pada saat pekerjaan selesai.
- Ukuran, Warna, Isi Tulisan dan bentuk akan ditentukan
kemudian berdasar arahan dari Direksi/Pengawas pekerjaan.
3. Air dan Listrik kerja
Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kab. Lampung
Timur.

4. Jalan Masuk ketempat Pekerjaan


Selama pekerjaan pembangunan berlangsung, Kontraktor harus
menyediakan dan atau memelihara seluruh jalan sementara atau jalan
yang sudah ada yang dipoerlukan untuk memasuki lokasi pekerjaan.
Pada waktu penyelesaian pekerjaan, jalan-jalan tersebut harus
disingkirkan/dibersihkan dari kotoran akibat pelaksanaan proyek dan
dikembalikan sesuai keadaan semula.

3.2. Pekerjaan Pembersihan Lokasi


Pada umumnya, area yang sedang direnovasi terdapat beberapa partisi
dan sebagainya yang akan dibongkar maka bekas bongkaran harus
segera dibersihkan atau dibuang dengan cara -cara yang
disetujui oleh Direksi/Konsultan.
BAB 1. PASANGAN BATA MERAH

1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat -alat bantu
yang dibutuhkan, bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat-tempat
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak terbatas pada hal -hal berikut :
a. Pasangan batu bata. Adukan.
b. Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kolom
bangunan, dinding dengan bukaan dinding dan dinding dengan peralatan.
c. Sesuai dengan petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

2. STANDAR/RUJUKAN.
a. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di lndonesia (PUBI -1982).
b. Standar lndustri lndonesia (Sll)/Standar Nasionat lndonesia (SNl).
c. American Society for Testing and Materials (ASTM).
d. Spesifikasi Teknis :
- Bab Adukan dan Pelesteran.
- Bab Penutup dan Pengisi Celah.

3. PROSEDUR UMUM.
a. Contoh Bahan.
Contoh bahan-bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Pengawas Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirimkan
ke lokasi proyek. Contoh bahan batu bata harus diserahkan sebanyak
minimal 10 buah, untuk keperluan pengujian kuat tekan yang
disyaratkan. Biaya pengadaan contoh dan pengujian menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
b. Pengiriman dan Penyimpanan.
Semua bahan harus disimpan dengan baik, terlindung dari kerusakan. Bata
harus disusun dengan baik dan teratur dengan tinggi maksimum 1.50m.
Semen harus dikirim dalam kemasan aslinya yang tertutup rapat dimana
tertera nama pabrik serta merek dagangnya. Penyimpanan semen harus
dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

4. BAHAN-BAHAN.
a. Batu Bata.
- Batu bata harus batu bata merah dari mutu yang terbaik dengan
pembakaran sempuma dan merata, produksi lokal dengan ukuran
nominal 55mm x 110mm x 230mm atau sesuai dengan ukuran
lokal yang dapat diperoleh, yang dibakar dengan baik dan bersudut
runcing dan rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran.
- Meskipun ukuran bata yang biasa diperoleh di suatu daerah
mungkin berbeda dengan ukuran tersebut di atas, harus diusahakan
supaya tidak terlalu menyimpang dari ukuran-ukuran tersebut.
b. Bata merah yang digunakan harus mempunyai kuat tekan minimal 25
kg/cm 2, sesuai ketentuan SIl.0021-1978/SNl. 15-2094-1991.
c. Adukan dan Pelesteran.
Adukan dan pelesteran untuk pasangan batu bata harus memenuhi
ketentuan Spesifikasi Teknis ini.
d. Bahan Penutup dan Pengisi Celah.
Bahan penutup dan pengisi celah harus memenuhi persyaratan Spesifikasi
Teknis ini.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
a. Adukan.
- Adukan harus dicampur dalam alat/tempat mencampur yang
telah disetujui. Sangat dilarang memakai adukan yang
sudah mulai mengeras atau membubuhkannya untuk dipakai
lagi.
- Adukan yang dipakai seperti tersebut berikut :
 Untuk pasangan kedap air di daerah basah, 150mm di bawah
permukaan tanah sampai 200mm di atas lantai (tergambar
ataupun tidak tergambar dalam Gambar Kerja), dan tempat-
tempat lain sesuai petunjuk Gambar Kerja, digunakan
adukan 1 semen dengan 2 pasir.
 Untuk pasangan biasa digunakan adukan 1 semen dengan 4 pasir.
b. Pemasangan.
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memeriksa
dengan seksama Gambar Kerja dan melihat keadaan di tempat
pekerjaan tersebut di atas yang akan dilaksanakan. Sebelum
digunakan, batu bata harus direndam dalam air menggunakan bak
air/drum hingga jenuh. Dinding harus dipasang dan didirikan menurut
masing-masing ukuran, ketebalan dan ketinggian yang
disyaratkan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Tidak diperkenankan memasang batu bata yang patah dua melebihi
dari 5% dan yang patah lebih dari dua.
- Pasangan dinding batu bata yang luasnya lebih besar dari
12m2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat dengan
ukuran minimal 120mm x 120mm, sesuai dengan lebar bata,
dengan tulangan pokok minimal 4 Ø 10mm, sengkang Ø 8mm -
200mm atau sesuai dengan Gambar Kerja.
- Pasangan dinding bata dengan luas setiap 6m2 yang terletalk di
luar bangunan yang langsung mendapat beban angin harus
diberi kolom praktis ukuran minimum 120mm x 120mm dengan
tulangan dan beugel seperti di atas.
- Pemasangan dinding batu bata dilaksanakan bertahap, setiap
tahap terdiri maksimal 24 lapis setiap hari, dan kemudian diikuti
dengan pengecoran kolom praktis. Dinding batu bata yang terpasang
harus memiliki permukaan yang rapi dan rata.
- Tebal adukan pengikat tidak kurang dari 10mm dan adukan
harus padat sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan yang
lurus/menerus dan rata.
- Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok
rapih sedalam 10mm dan dibersihkan dengan sapu lidi untuk
kemudian disiram air.
- Sebelum dipelester, pasangan bata harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu sampai jenuh.
c. Perawatan dan Perlindungan.
- Pasangan batu bata harus dibasahi terus menerus selama sedikitnya 7
hari setelah didirikan.
- Pasangan batu bata yang terkena udara terbuka, selama waktu -waktu
hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari
tembok.
- Celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan
bukaan dinding atau dinding dengan peralatan, harus ditutup dengan
bahan pengisi celah seperti disebutkan dalam Spesifikasi Teknis.
d. Pelesteran.
Bahan petesteran harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.

BAB 2. ADUKAN DAN PELESTERAN

1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan pelesteran (kasar
dan halus), menggunakan tipe adukan/plesteran konvensional ataupun
sermen instant/dry mortar, seperti dinyataikan dalam Gambar Kerja atau
disyaratkan dalam Spesifitkasi Teknis ini.

2. STANDAR/RUJUKAN.
a. American Society for Testing and Materials (ASTM).
b. Peraturan Beton Bertulang lndonesia (Nl-2, 1971).
c. Standar Industri lndonesia (Sll) /standar Nasional lndonesia (SNl).
d. American Association of State Highway and Transportation Officials
(AASHTO).
e. Spesifikasi Teknis - Beton Cor di Tempat.

3. PROSEDUR UMUM.
a. Contoh Bahan.
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas
Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi
proyek.
b. Pengiriman dan Penyimpanan.
- Pengiriman dan penyimpanan bahan semen dan bahan lainnya
harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
- Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air,
dengan kata lain daerah sekitar penyimpanan dilengkapi saluran
pembuangan yang memadai, dan bebas dari benda-benda asing.
Tinggi penimbunan tidak tebih dari 120 cm agar tidak berhamburan.

4. BAHAN-BAHAN.
a. Semen.
- Semen tipe I harus memenuhi standar Sll-0013-81/SNl.15-2U9-1994
atau ASTM C 150-96 serta Spesifikasi Teknis.
- Semen yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang yang
dikenal luas dan mudah diperoleh, ex. Tiga Roda, Gresik, Holcim,
atau yang setara.
b. Semen khusus (Adukan dan pelesteran semen instan)
Untuk pasangan bata beton (beton ringan), digunakan siar, adukan,
dan pelesteran khusus yaitu dari bahan semen instan (dry mortar), ex.
Drymix, Prime Mortar (PM), atau yang setara.
c. Pasir.
- Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur
atau kotoran lain yang merusak.
- Perbandingan butir-butir harus seragam mulai dari yang kasar
sampai pada yang halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.
d. Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat -zat organik
yang bersifat merusak Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat
diminum tidak perlu diuji. Pada dasarnya semua air, kecuali yang telah
disebutkan di atas, harus diuji sesuai ketentuan AASHTO T26 dan/atau
disetujui Pengawas Lapangan.
e. Bahan Tambahan.
- Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedapan terhadap air dan
menambah daya lekat harus berasal dari merek yang dikenal luas.
- Bahan tambahan untuk plesteran dinding/lantai yang akan
menggunakan keramik/marmer, berasal dari merek yang dikenal luas.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
a. Pebandingan Campuran Adukan dan/atau Pelesteran. Adukan dan
Plesteran konvensional
- Campuran 1 semen dan 3 pasir digunakan untuk adukan kedap air,
adukan kedap air 150mm di bawah permukaan tanah sampai 200mm
di atas lantai, tergambar atau tidak tergambar dalam Gambar Keria,
pelesteran permukaan beton yang terlihat dan tempat-tempat lain
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Campuran 1 semen dan 5 pasir untuk semua pekeriaan adukan dan
pelesteran selain tersebut di atas.
- Ketebalan plesteran minimal 18mm, dan ketebalan acian minimal
2.5mm.
- Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan
kekedapan terhadap air harus digunakan dalam jumlah yang sesuai
dengan petunjuk penggunaan dari pabrik pembuat.
- Ketebalan plesteran 10mm, atau sesuai petunjuk dari pabrik pembuat
semen instant. Ketebalan acian minimal 2 mm/ sesuai yang disyaratkan
pabrik.
b. Pencampuran.
- Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau
alat pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata,
untuk kemudian ditambahkan sejumlah air dan pencampuran
dilanjutkan kembali.
- Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu
pencampuran minimal 1 sampai 2 menit sebelum pengaplikasian.
- Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit
setelah pencampuran tidak diijinkan digunakan.
c. Persiapan dan Pembersihan permukaan.
- Semua permukaan yang akan menerima adukan dan/atau pelesteran
bersih, bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya
mengganggu.
- Pekeriaan pelesteran hanya diperkenankan setelah setesainya
pemasangan instalasi listrik dan air dan seluruh bagian yang akan
menerima pelesteran telah terlindung.
d. Ketebalan Adukan dan pelesteran.
Tebal adukan dan/atau pelesteran minimal 15 mm (untuk aduka/plesteran
biasa konvensional) dan 10mm (untuk adukan/ptesteran semen
instan), kecuali bila dinyatakan lain dalam Gambar Kerja atau sesuai
petunjuk Pengawas Lapangan atau rekomendasi dari Pabrik Pembuat.
e. Pemeriksaan dan pengujian.
- Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji.
Kontraktor setiap waktu harus memberi kemudahan kepada Pengawas
Lapangan untuk dapat mengambil contoh pada bagian yang telah
diselesaikan.
- Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan
dikerjakan dengan cara yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya
tambahan dari Pemilik proyek.

BAB 3. PERKERJAAN RANGKA DAN ATAP BAJA RINGAN / GALVALUM


1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan
pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti
karat. Rangka batang berbentuk segitiga,trapesium dan persegi panjang yang
terdiri dari :
a. Rangka utama atas (top chord)
b. Rangka utama bawah (bottom chord)
c. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung
menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah
yang cukup.
d. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap
utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng. Pekerjaan rangka
atap baja ringan meliputi:
- Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
- Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen
(Fabrikasi),
- Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
- Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan
- Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda -kuda meliputi
struktur rangka kuda - kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat),
reng, sekur overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku)
e. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)
Pekerjaan genteng baja ringan juga meliputi :
- Pemasangan penutup atap
- Pemasangan kap finishing atap
- Talang selain jurai dalam
- Accesories atap

2. Persyaratan Material Rangka Atap dan Genteng Baja Ringan


a. Standar Mutu Material struktur rangka atap (Steel mechanical properties)
- Baja Mutu Tinggi G 550
- Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
- Tegangan Maksimum 550 Mpa
- Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
- Modulus geser 80.000 Mpa
b. Standart Mutu Tambahan yaitu material baja harus dilapisi perlindungan
terhadap serangan korosi, dua jenis lapisan anti karat (coating /
Galvanised (Z220) dengan rincian :
- Pelapisan Galvanised
- Jenis Hot-dip zinc
- Kelas Z22 katebalan pelapisan 220 gr/m2 komposisi 95% zinc, 5%
bahan campuran
c. Komposisi Galvalume (AZ100) sebagai berikut :
- Pelapisan Zinc-Aluminium
- Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
- Kelas AZ100 katebalan pelapisan 100 gr/m2 komposisi 55%
alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.

3. Aksesoris Kelengkapan Pemasangan Rangka dan Atap Baja Ringan


a. Multigrip ( MG )
Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate)
berfungsi untuk menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai
berikut:
- Galvabond Z275
- Yield Strength 250 MPa
- Design Tensile Strength 150 MPa3.2. Brace System (bracing)
- BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik
bawah (bottom chord) pada kuda-kuda baja ringan.
- LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada
kuda -kuda baja ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk
lokal (buckling) pada batang tekan (web),standar teknis mengacu
pada desain struktur kuda-kuda tersebut.
- DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN),
Pengaku/bracing diagonal antara web pada kuda-kuda baja ringan
dengan bentuk yang sama dan letak berdampingan.
- STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top
chord dan bottom chord kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap
brace berdasarkan perhitungan desain struktur.
b. Valley Gutter
Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang
membentuk sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus
manggunakan talang dalam (Valley Gutter) untuk mengalirkan air
hujan. Ketebalan material jurai dalam minimal 0,45 mm dengan detail
profil seperti gambar diatas.

c. Alat Sambung (Screw)


Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung
antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi,
spesifikasi screw sebagai berikut:
- Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
- Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
- Kepadatan Alur 16 alur/inci
- Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
- Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm
- Kekuatan Mekanikal
- Gaya geser satu baut 5,10 KN
- Gaya aksial 8,60 KN
- Gaya Torsi 6,90 KN

4. Persyaratan Pra-Konstruksi
a. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan
pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja
dan Syarat) .
b. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur
yang dilampirkan pada dokumen tender.
c. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap
berserta detail dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran
yang tercantum dalam gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi
profil, panjang profil dan jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.
d. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke
Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak Direksi untuk
mendapatkan persetujuan secara tertulis.
e. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi
diworkshop permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG
yang menjamin keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)
f. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari
Fabrikan penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,
g. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari baha n baja ringan dari
badan akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan
kompetensinya).

5. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pembuatan dan pemasangan kuda -kuda dan bahan lain terkait, harus
dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan
aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar
perhitungan mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.
b. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
c. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan
menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan
dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
d. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang
dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai
dengan desain sistem rangka atap.
e. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua
struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal
itu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi
mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
f. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah
genteng yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia
konstruksi baja ringan dapat memasang reng dengan jarak yang setepat
mungkin, dan penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-
kuda tiba dilokasi proyek.
6. Jaminan Struktural
a. Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang
melebihi ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur
rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda- kuda, pengaku-pengaku dan
reng.
b. Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai
dengan Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada
persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold formed code
for structural steel”(Australian Standard/New Zealand Standard
4600:1996) dengan desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead
and live loads Combination (Australian Standard 1170.1 Part 1) &
“Wind load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan
sekrup berdasarkan ketentuan “ Screws-self drilling-for the building and
construction industries”(Australian Standard 3566).

BAB 4. PEKERJAAN PLAFON


1. JENIS BAHAN DAN PENGGUNAAN
Jenis : GRC ( Glassfibre Reinforced Cement) digunakan pada Lisplang dan yang
sesuai ditunjukkan dalam gambar,
2. SYARAT KUALITAS :
a. Bahan/Material
- Glassfibre : Jenis Alkali Resistant
 Jenis Alkali Resistant
 Kandungan Glassfibre mengandung unsur ZrO2 ( Oksida Zirkonia)
kurang lebih 16 %
 Kandungan Glassfibre : 4 % sampai 5 % menurut berat basah
- Pasir:
 Komposisi kandungan unsur SiO2 nya tinggi dan kandungan zat besi
dalam fcentuk F0304 atau Fe203 rendah (dibawah 5,00 % ).
 Kandungan lumpur pasir harus lebih rendah dari 2 %
 Ukuran butiran pasir antara 300 milimicron sampai GOO milimicron
 Pasir harus dilakukan pencucian untuk menurunkan kandungan
lumpur,
- Air:
 Air bersih yang disyaratkan tidak mengandung garam
- Semen:
 Semen kualitas terbaik
b. Rangka
Rangka pendukung GRC menggunakan Rangka Baja Besi siku 50 x 50 x 5
mm: RangKa harus memenuhi konstruksi dengan persetujuan MK dan
Perencana.
c. Sealant
Tipe Sealant : VU ex. Bostic/Vulkem
d. Ketebalan GRC : Krawangan 80 mm dan panel 8 mm dan Lisplang 10 mm
e. Pola / motif : sesuai gambar rancangan
f. Mutu GRC : Modulus of Rupture (MOR) harus mencapai minimal 20
Newton/mm2 pada umur GRC 28 hari.
g. Komposisi Material:
- Semen 40 %
- Pasir 40 %
- Afr16%
- Glassfibre 4 %
h. Produksi : - ex. Lokal
3. SYARAT PEMASANGAN
a. Contoh Bahan :
- Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan terlebih dahulu harus
menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan pada pekerjaan
ini kepada Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemilik
Proyek untuk mendapatkan persetujuan. Contoh-contoh bahan tersebut
harus disertai brosur-brosur dan sertifikat-sertifikat (dari produsen) yang
berisi keteranganketerangan tentang kwalitas bahan.
- Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan Mock-Up ( Skala 1 : 1 ) untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas & Pemilik Proyek
sebelum pekerjaan dimulai. Biaya pengadaaan Mock- Up ini sudah
termasuk didalam penawaran Pelaksana Pekerjaan Mock-Up yang telah
disetujui Konsultan Pengawas & Pemilik Proyek serta memenuhi
persyaratan bahan dan teknis, akan dijadikan sebagai bahan dasar
pedoman pemeriksaan dan penerimaan hasil pekerjaan.
b. Tenaga dan Peralatan
- Pemasangan harus dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan yang
mempunyai pengalaman spesialis dibidang pekerjaan ini dan mempunyai
tenaga-tenaga ahli berpengalaman (minimal 10 tahun kerja) Khusus
pekerjaan tersebut disertai surat Referensi pengalaman untuk pekerjaan
sejenis pada Proyek-proyek yang tetah dilaksanakan.
- Pemborong harus mempunyai work shop lengkap dengan peralatan /
mesin-mesin khusus pekerjaan ini sehingga dapat menghasilkan
pekerjaan bermutu baik dan mempunyai gudang untuk menyimpan
barang-barang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini. Bila
diperlukan work shop dapat ditinjau oleh Perencana / Konsultan
Pengawas.
c. Persiapan
- Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan terlebih
dahulu wajib membuat shop drawing untuk mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas, konsultan Perencana dan Pemilik Proyek sebelum
pelaksanaan dimulai. Shop Drawing dilengkapi:
 Ukuran, layout peletakan arah lembaran GRC serta penyesuaian
gambar rancangan terhadap kondisi lapangan.
 Detail-detail penjelas hubungan GRC dan Rangka Utama.
- Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana Perkerjaan harus memperhatikan
/ mengamati kondisi ruangan yang akan dilakukan untuk pekerjaan ini.
- Sebelum dilaksanakan pemasangan lembaran GRC pekerjaan lain yang
terletak didalam dinding harus sudah terpasang dengan sempurna.
- Material GRC harus dilakukan pengujian mutu dengan Modulus of
Rupture (MOR) harus mencapai minimal 20 Newton/mm2 pada umur
GRC 28 hari.
d. Pelaksanaan
- Seluruh material yang dipasang pada pekerjaan ini sesuai dengan contoh-
contoh bahan yang telah ditetapkan pada persyaratan bahan dan telah
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
- Pelaksanaan dilaksanakan oleh tenaga-tenaga terampil / ahli /
pengalaman dan dapat selalu menjaga kebersihan dan kerapihan terhadap
mutu hasil pekerjaan,
- Bila diperlukan material tambahan untuk terlaksananya pekerjaan ini
dengan baik, maka Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan peralatan /
material tambahan itu dan melaksanakannya sesuai kebutuhan
dilapangan.
- Perletakan rangka GRC dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dari
Produsen GRC.
- Ukuran dari material / bahan yang dipasang sesuai dengan ditunjukkan
dalam gambar dan dari produk yang telah disetujui Konsultan Pengawas,
- Finishing ; dilaksanakan dengan pengecatan, cat Acrylic Emulsion
weather shield ex. Lokal dan wama ditentukan kemudian.

4. SYARAT PEMELIHARAAN
a. Perbaikan :
- Pelaksana Pekerjaan wajib mengganti GRC yang rusak/cacat.
- Perbaikan dilaksanakan sesuai pengarahan Konsultan Pengawas dan
tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
- Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu
pekerjaan dilaksanakan maka Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki
pekerjaan tersebut sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan
Pengawas. Biaya yang ditimbulkan untuk pekerjaan perbaikan ini
menjadi tanggungan Pelaksana Pekerjaan.
b. Pengamanan
- Pelaksana Pekerjaan wajib menjaga/mengadakan perlindungan terhadap
hasil pekerjaan yang dimaksud dengan baik sampai dengan Serah Terima
II. Segala kerusakan yang terjadi sampai dengan Serah Terima II harus
segera diperbaiki & biaya perbaikan tersebut menjadi tanggungjawab
Pelaksana Pekerjaan.

5. SYARAT PENERIMAAN
Penerimaan pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan memenuhi ketentuan
sebagai berikut;
a. Hasil pekerjaan yang dipasang harus rapih;.rata untuk seluruh permukaan
tidak terdapat flek /kotor/gompal.
b. Semua kegiatan pelaksanaan telah memenuhi persyaratan gambar
perancangan , shop drawing dan pengarahan yang diterbitkan oleh konsultan
Pengawas dan disetujui oleh Pemheri Tugas.
c. Pelaksana Pekerjaan harus memberikan jaminan pekerjaan atas semua
pekerjaan dan kerusakan/cacat lainnya selama 1 tahun serta jaminan mutu
material GRC Selama 10 tahun.

BAB 5. UBIN KERAMIK

1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan ubin
keramik pada tempat - tempat seperti ditunjukkan dala m Gambar Kerja
serta Spesifikasi Teknis ini atau sesuai petunjuk Pengawas .Lapangan.

2. STANDAR RUJUKAN.
a. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di lndonesia (PUBI -1982).
b. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI S-04-1989-F).
c. Standar lndustri lndonesia (Sll) dan/atau Standar Nasional lndonesia
(SNl),
d. SpesifikasiTeknis : Bab Adukan dan Pelesteran.
3. PROSEDUR UMUM
a. Contoh Bahan dan Data Teknis.
Contoh bahan dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan
harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui terlebih
dahulu sebelum dikirimkan ke lokasi proyek. Contoh bahan ubin harus
diserahkan sebanyak 3 (tiga) buah dengan 4 (empat) Gradasi warna
untuk setiap bahan. Biaya pengadaan contch bahan menjadi tanggung
jawab Kontrakdor.
b. Pengiriman dan Penyimpanan.
- Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan
pabrik yang belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang
yang utuh dan jelas.
- Kontraktor wajib mennyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari
keseluruhan bahan terpasang untuk diserahkan kepada Pemilik
Proyek.

4. BAHAN BAHAN.
a. Umum
Ubin keramik harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang
dikenal. Ubin keramik yang tidak rata permukaan dan warnanya,
sisinya tidak lurus, sudut sudutnya tidak siku, retak atau cacat-cacat
lainnya, tidak boleh dipasang.
b. Ubin Keramik.
Ubin keramik harus memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut :
- Jenis sesuai ketentuan butir 4.2.2. di bawah,
- Ketebalan minimal 8mm dengan toleransi ± 5%,
- Penyerapan air maksimal 5%,
- Kekerasan minimal 6 skala Mohs,
- Kekuatan lentur minimal 200kg/cm²
- Daya tekuk minimal 350kg/cm², Mutu l,
- Ketahanan terhadap bahan kimia harus memenuhi ketentuan PUBI -
1982, berasal dari merek ex Roman atau yang setara.
- Ubin keramik, dari tipe polished ukuran 400 mm x 400 mm warna
putih polos seperti ditunjukkan dalam gambar kerja,
c. Adukan
- Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan
tambahan penguat Lemkra dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk
dari pabrik pembuat. Bahan-bahan adukan dan bahan tambahan harus
memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.
- Perekat khusus untuk memasang ubin keramik, dengan detail seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau scsuai petunjuk Pengawas
Lapangan, harus memenuhi ketentuan AS 2358, ANSI 118.1, 118.4
dan BS 5385.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
a. Persiapan.
- Pekerjaan pasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan
lainnya benar - benar selesai.
- Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua alat penggantung,
pengunci pintu jendela dan semua pekerjaan pemipaan air bersih/air
kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak di belakang atau di
bawah pasangan ubin ini telah diselesaikan terlebih dahulu.
b. Pemasangan.
- Sebelum pemasangan ubin keramik pada dinding dimulai, pelesteran
harus dalam keadaan kering, padat, rata dan bersih.
- Sebelum dipasang, ubin keramik tidak boleh direndam air terlebih
dahulu (harus kering), karena menggunakan perekat khusus.
- Perekat khusus untuk pasangan ubin keramik pada dinding harus
diberikan pada permukaan plesteran dinding bata dan permukaan
belakang ubin, kemudian dilekatkan pada tempat yang sesuai
dengan yang direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
- Perekat khusus untuk pasangan ubin keramik pada lantai harus
ditempatkan di atas plesteran (sesuai petunjuk pemasangan dari
pabrik pembuat), kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Pasangan ubin untuk lantai KM/WC, permukaannya harus dimiringkan
sedemikian rupa menuju ke arah lubang pembuangan (saringan air
kotor).
- Ubin keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh
berongga.
- Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang
keramik yang terpasang tetap lurus dan rata. Ubin keramik yang
salah letaknya, cacat atau pecah, harus dibongkar dan diganti.
- Ubin keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola
simetri yang dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
- Sambungan atau celah-celah antara ubin keramik harus lurus, rata
dan seragam, saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari
1,6mm, kecuali bila ditentukan lain. Adukan harus rapi, tidak keluar
dari celah sambungan.
- Pemotongan ubin keramik harus dengan keahlian dan dilakukan
hanya pada satu sisi, bila tidak terhindarkan. Pada pemasangan
khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan bentuk-
bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempurna
mungkin.
- Seluruh pekerjaan pemasangan ubun keramik lantai/dinding
dengan menggunakan adukan/perekat khusus ini, harus mengikuti
petu njuk pemasangan dari pabrik pembuat adukan.
c. Pengecoran Sela Antar Keramik
- Pengecoran siar/celah antara ubin harus dilaksanakan setelah
pasangan ubin keramik benar-benar kering. Hal ini perlu
diperhatikan untuk mencegah terjadinya ledakan yang disebabkan
karena terperangkapnya kandungan air di bawah ubin keramik.
- Celah antara ubin keramik dicor dengan semen pengisi/grout yang
berwarna sama dengan warna keramiknya, dari produk yang disetujui
Pengawas Lapangan, Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga
mengisi penuh garis- garis siar.
- Setelah semen pengisi cukup mengeras, bekas-bekas
pengecoran segera dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan
bersih.
d. Pembersihan dan Perlindungan.
Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin keramik harus benar-
benar bersih, tidak ada yang cacat, bila dianggap perlu permukaan ubin
keramik harus diberi perlindungan misalnya dengan sabun anti karat atau
cara lain yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan ubin keramik.
BAB 6. PENGECATAN

1. LINGKUP PEKERJAAN.
Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua
peralatan, tenaga kerja dan bahen-bahan yang berhubungan dengan
pekerjaan pengecatan selengkapnya, sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis ini. Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior
dan interior.harus dicat dengan standar pengecatan minimal 1 (satu) kali cat
dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.

2. STANDAR/RUJUKAN.
Petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat cat yang digunakan.

3. PROSEDUR UMUM.
a. Data Teknis dan Kartu Warna.
Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari
cat yang akan digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan
Semua warna ditentukan oleh Konsultan dan akan ditebitkan secara
terpisah dalam suatu Skema Warna.
b. Contoh dan Pengujian.
- Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi
proyek dalam kemasan tertutup, bertanda merek dagang dan
mencantumkan indentitas cat yang ada di dalamnya, serta harus
diserahkan tidak kurang 2 (dua) bulan sebelum pekerjaan
pengecatan, sehingga cukup dini untuk memungkinkan waktu
pengujian selama 30 (tiga puluh) hari.
- Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Konsultan MK
mengambil 1 liter contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil
secara acak dari kaleng/kemasan yang masih tertutup. lsi dari
kaleng/kemasan contoh harus diaduk dengan sempurna untuk
memperoleh contoh yang benar-benar dapat mewakili.
- Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat -
cat tersebut di atas 2 (dua) potongan kayu lapis atau panel semen
berserat berukuran 30 cm x 30cm untuk masing-masing warna. 1
(satu) contoh disimpan Kontraktor dan 1 (satu) contoh lagi
disimpan Konsultan MK guna memberikan kemungkinan untuk
pengujian di masa mendatang bila ba han tersebut temyata tidak
memenuhi syarat setelah dikerjakan.
- Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna cat
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

4. BAHAN-BAHAN
a. Umum.
- Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel,
dan masih jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula
atau spesifikesi cat, nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan
pabrik, petunjuk dari pabrik dan nama pabrik pembuat, yang
kesemuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya. Semua
bahan harus sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan pada daftar
cat.
- Cat dasar yang dipakai Calam pekerjaan ini harus beresal dari satu
Pabrik merek dagang dengan cat akhir yang akan digunakan. Untuk
menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang
dipakai harus berdasarkan mengambil acuan pada cat-cat hasil
produksi lCl atau yang setara.
b. Cat Dasar.
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut :
- Alkali Resisting Primer/ Alkali Resistant Sealer untuk permukaan
pelesteran, beton dan semen berserat, dari lCI atau yang setara
- Aluminium Wood Pimer Undercoat , dari lCl atau yang setara,
untuk permukaan kayu lapis.
- Quick-Drying Metal Pimer Chromate/Zinc Chromate Primer, dari
lCl atau yang setara, untuk permukaan besi/baja.
- Epoxy White Primer, dari lCl atau yang setara, untuk permukaan
beton atau pelesteran tahan asam.
c. Cat Akhir
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut :
- Satin Finish Paint untuk permukaan interior pelesteran, beton,
gypsum dan panel semen berserat, dari lCl atau yang setara.
- Exterior Satin Finish Paint untuk permukaan eksterior pelesteran,
beton, dan panel semen berserat, dari lCl, tipe Dulux Wheathershield
atau setara.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
1. Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.
a. Umum.
- Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya,
permukaan polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda -
benda sejenisnya yang berhubungan langsung dengan
permukaan yang akan dicat, harus dilepas, ditutupi atau
dilindungi, sebelum pelaksanaan persiapan permukaan dan
pengecatan dimulai.
- Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli
dalam bidang tersebut.
- Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan
persiapan permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan
lemak harus dihilangkan dengan memakai kain bersih dan zat
pelarut/pembersih yang berkadar racun rendah dan mempunyai
titik nyala di atas 380C.
- Pekeriaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian
rupa sehingga debu dan pencemar lain yang berasal dari proses
pembersihan tersebut tidak jatuh di atas permukaan cat yang baru
dan basah.
b. Permukaan Pelesteran dan Beton.
Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah
sedikitnya selang waktu 4 (empat) minggu untuk mengering di
udara terbuka. Semua pekerjaan pelesteran atau semen yang cacat
harus dipotong dengan tepi -tepinya dan ditambal dengan
pelesteran baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi rata
dengan pelesteran sekelilingnya, Permukaan pelesteran yang akan dicat
harus dipersiapkan dengan menghilangkan bunga garam kering,
bubuk besi, kapur, debu, lumpur, lemak,minyak, aspal, adukan yang
berlebihan dan tetesan -tetesan adukan.Sesaat sebelum pelapisan cat
dasar dilakukan, permukaan pelesteran dibasahi secara meneyeluruh
dan seragam dengan tidak meninggalkan genangan air, Hal ini dapat
dicapai dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan
memberikan selang waktu dari saat penyemprotan hingga air dapat
diserap.

2. Selang Waktu Antara Persiapan Pemukaan dan Pengecatan.


Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat
harus mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disyaratkan,
secepat mungkin setelah persiapan-persiapan di atas selesai. Harus
diperhatikan bahwa hal ini harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan
pada permukaan yang sudah disiapkan di atas.

3. P e l a k s a n a a n Pengecatan.
a. Umum.
- Permukaan yang sudah dirapihkan harus bebas dari aliran punggung
cat, tetesan cat, penonjolan, gelombang, bekas olesan kuas, perbedaan
warna dan tekstur.
- Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah
sempurna dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan
dengan ketebalan yang sama.
- Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan
permukaan,termasuk bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa
memperoleh ketebalan lapisan yang sama dengan permukaan-
permukaan disekitarnya.
- Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan
dengan permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar air,
harus telah diberi lapisan cat dasar terlebih dahulu.
b. Proses Pengecatan.
Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan yang
berikutnya untuk memberikan kesempatan pengeringan yang
sempurna, disesuaikan dengan keadaan cuaca dan ketentuan dari
pabrik pembuat cat dimaksud. Pengecatan harus dilakukan dengan
ketebalan minimal (dalam keadaan cat kering), sesuai ketentuan
berikut.
c. Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran,
- Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda
mengeras, membentuk selaput yang berlebihan dan tanda -tanda
kerusakan lainnya.
- Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.
- Bila disyaratkan oleh keadaan permukaan, suhu, cuaca dan
metoda pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum
dilakukan pengecatan dengan mentaati petunjuk yang diberikan oleh
pabrik pembuat cat dan tidak melebihi jumlah 0,5liter zat pengencer
yang baik untuk 4 liter cat.
- Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab
Kontraktor untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu
menutup warna lapis di bawahnya).
d. Metoda Pengecatan.
Cat dasar untuk permukaan beton, pelesteran dan panel semen
berserat diberikan dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan
kuas atau rol.

4. Pemasangan Kembali Barang -barang yang Dilepas.


Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang
dilepas harus dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.

6. PEKERJAAN AKHIR
Pada setiap akhir pekerjaan, Kontraktor harus mempersiapkan
kebersihan dan kerapian pekerjaan sebelum diserahkan kepada pihak
Perencana/MK dan Pemberi Tugas. Kontraktor harus mengecek ulang setiap
pekerjaan yang dilaksanakan dan memperhatikan hasil akhir dari
pelaksanaan dengan perancangan secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai