Anda di halaman 1dari 4

2.

3 Keunggulan dan Kekurangan Masing-Masing Rute Pemberian Obat

Rute pemberian obat ( Routes of Administration ) merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi efek obat, karena karakteristik lingkungan fisiologis anatomi dan biokimia
yang berbeda pada daerah kontak obat dan tubuh karakteristik ini berbeda karena jumlah
suplai darah yang berbeda; enzim-enzim dan getah-getah fisiologis yang terdapat di
lingkungan tersebut berbeda. Hal-hal ini menyebabkan bahwa jumlah obat yang dapat
mencapai lokasi kerjanya dalam waktu tertentu akan berbeda, tergantung dari rute pemberian
obat.

Rute pemberian obat dibagi 2, yaitu enternal dan parenteral (Priyanto, 2008).

 Jalur Enternal

Jalur enteral berarti pemberian obat melalui saluran gastrointestinal (GI), seperti
pemberian obat melalui sublingual, bukal, rektal, dan oral. Pemberian melalui oral
merupakanjalur pemberianobat paling banyak digunakankarena paling murah, paling mudah,
dan paling aman. Kerugian dari pemberian melalui jalur enternal adalah absorpsinya lambat,
tidak dapat diberikan pada pasien yang tidak sadar atau tidak dapat menelan. Kebanyakan obat
diberikan melalui jalur ini, selain alasan di atas juga alasan kepraktisan dan tidak menimbulkan
rasa sakit. Bahkan dianjurkan jika obat dapat diberikan melalui jalur ini dan untuk kepentingan
emergensi (obat segera berefek), obat harus diberikan secara enteral.

 Jalur Parenteral

Parenteral berarti tidak melalui enteral. Termasuk jalur parenteral adalah transdermal
(topikal), injeksi, endotrakeal (pemberian obat ke dalam trakea menggunakan endotrakeal
tube), dan inhalasi. Pemberian obat melalui jalur ini dapat menimbulkan efek sistemik atau
lokal. Tabel 1 merupakan deskripsi cara pemberian obat, keuntungan, dan kerugiannya.

Tabel 1. Keuntungan dan Kerugian dari Masing-masing Jalur Pemberian Obat.

Dskripsi Keuntunagn Kerugian


Irtasi pada mukosa paru-
Aerosal paru atau saluran
Langsung masuk ke
Partikel halus atau pernafasan, memerlukan
paru-paru
tetesan yang dihirup alat khusus, pasien harus
sadar.

Bukal Tidak dapat untuk obat


Obat diletakkan yang rasanya tidak enak,
Tidak sukar, tidak
diantara pipi dengan dapat terjadi iritasi di
perlu steril, dan
gusi mulut, pasien harus sadar,
efeknya cepat
Obat diabsorpsi dan hanya bermanfaat untuk
menembus membran obat yang sangat non polar
Hanya berguna untuk obat
Pemberian dapat
Inhalasi yang dapat berbentuk gas
terus menerus
Obat bentuk gas pada suhu kamar, dapat
walaupun pasien
diinhalasi terjadi iritasi saluran
tidak sadar
pernafasan
Absorbsi cepat,
Intramuskular Perlu prosedur steril, sakit,
dapat di berikan
Obat dimasukkan dapat terjadi infeksi di
pada pasien sadar
kedalam vena tempat injeksi
atau tidak sadar
Perlu prosedur steriil, sakit,
dapat terjadi iritasi di
Intravena Obat cepat masuk
tempat injeksi, resiko
Obat dimasukkan ke dan bioavailabilitas
terjadi kadar obat yang
dalam vena 100%
tinggi kalau diberikan
terlalu cepat.
Rasa yang tidak enak dapat
Oral
mengurangi kepatuhan,
Obat ditelan dan
Mudah, ekonomis, kemungkinan dapat
diabsorpsi di
tidak perlu steril menimbulkan iritasi usus
lambung atau usus
dan lambung, menginduksi
halus
mual dan pasien harus
dalam keadaan sadar. Obat
dapat mengalami
metabolisme lintas pertama
dan absorbsi dapat
tergganggu dengan adanya
makanan
Subkutan Pasien dapat dalam Perlu prosedur steril, sakit
Obat diinjeksikan kondisi sadar atau dapat terjadi iritasi lokal di
dibawah kulit tidak sadar tempat injeksi
Tidak dapat untuk obat
Sublingual yang rasanya tidak
Mudah, tidak perlu
Obat terlarut ennak,dapat terjadi iritasi di
steril dan obat cepat
dibawah lidah dan mulut, pasien harus sadar,
masuk ke sirkulasi
diabsorpsi dan hanya bermanfaat untuk
sistemik
menembus membran obat yang sangat larut
lemak
Obat dapat
menembus kulit
Transdermal Hanya efektif untuk zat
secara kontinyu,
Obat diabsorpsi yang sangat larut lemak,
tidak perlu steril,
menembus kulit iritasi lokal dapat terjadi
obat dapat langsung
ke pembuluh darah
(Priyanto, 2008)

Memilih rute penggunaan obat tergantung dari tujuan terapi, sifat obatnya serta kondisi
pasien. Oleh sebab itu perlu mempertimbangkan masalah-masalah seperti berikut:
a) Tujuan terapi menghendaki efek lokal atau efek sistemik
b) Apakah kerja awal obat yang dikehendaki itu cepat atau masa kerjanya lama
c) Stabilitas obat di dalam lambung atau usus
d) Keamanan relatif dalam penggunaan melalui bermacam-macam rute
e) Rute yang tepat dan menyenangkan bagi pasien dan dokter
f) Harga obat yang relatif ekonomis dalam penyediaan obat melalui bermacam-macam rute
g) Kemampuan pasien menelan obat melalui oral.
Daftar Pustaka
Priyanto, dan Batubara,L. 2008. Farmakologi Dasar. Jakarta: Leskonfi.

Anda mungkin juga menyukai