PENDAHULUAN
Pajak memegang peran penting dalam perekonomian negara kita. Hal ini
dikarenakan pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
Tahun 2007 pasal 1, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
pembiayaan pembangunan yang bersumber dari dalam negeri, besar kecilnya pajak
(Simanjuntak,2010:9).
Keuangan Republik Indonesia, besarnya target dan realisasi penerimaan pajak pada
1
2
Tabel 1.1
bersumber dari pajak di Indonesia belum mencapai target yang telah ditetapkan dan
mengalami fluktuasi. Persentase realisasi penerimaan pajak dari tahun 2012 sampai
tahun 2015 terus mengalami penurunan. Pada tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami
peningkatan sebesar 0,4%. Pada Laporan Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan
dikarenakan adanya penurunan tarif pajak, pemberian intensif pajak yang tidak tepat
penghindaran pajak (tax avoidance) dan penggelapan pajak (tax evasion) oleh wajib
pajak badan dan pribadi, rendahnya integritas para pegawai pajak dan adanya tekanan
dihadapi oleh Ditjen Pajak dalam melakukan pemungutan pajak disebabkan karena
adanya perlawanan dari Wajib Pajak, perlawanan tersebut dibedakan menjadi dua
pajak, yang diakibatkan oleh perkembangan intelektual dan moral, sistem perpajakan
yang sulit dipahami masyarakat, tidak dilaksanakannya sistem kontrol dengan baik.
Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan tindakan yang dilakukan oleh Wajib Pajak
yang bertujuan untuk menghindari pajak meliputi tax avoidance merupakan usaha
Bagi negara, pajak merupakan salah satu sumber penerimaan penting yang
digunakan untuk membiayai pengeluaran negara, baik untuk pengeluaran rutin maupun
pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba bersih (Suandy, 2011:1).
agresivitas pajak adalah suatu tindakan merekayasa pendapatan kena pajak yang
dirancang melalui perencanaan pajak dengan menggunakan cara secara legal (tax
4
avoidance) ataupun illegal (tax evasion) (Frank et al.,2009) dalam Purwanto (2016).
Agresivitas pajak merupakan suatu hal yang umum terjadi dikalangan perusahaan besar
di seluruh dunia meskipun sampai saat ini masih menjadi perdebatan. Tindakan
agresivitas pajak yang dilakukan melalui strategi perencanaan pajak pada umumnya
berusaha untuk menghindari sanksi akibat dari penerapan pajak yang melanggar
perusahaan (Sumarsan:2013:115).
perjanjian penghindaran pajak berganda (P3B) yang dilakukan antara Indonesia dan
Singapura yang menekankan bahwa aktivitas online bukanlah yang termasuk bentuk
usaha tetap (BUT) sehingga tidak bisa dipajaki. Dengan mendirikan induk usaha di
Singapura, Google memanfaatkan tax treaty tersebut sehingga tidak masuk BUT.
Google tidak memiliki BUT di Indonesia. karena mereka tak mau menampakkan
terbentuknya BUT.
5
berusaha untuk membayar pajak serendah mungkin karena pajak akan mengurangi
pendapatan atau laba bersih, sedangkan bagi pemerintah menginginkan pajak setinggi
Kasus penghindaran pajak juga terjadi pada salah satu perusahaan yaitu PT.
Dok dan Perkapalan Kodja Bahari. Perusahaan plat merah itu menunggak pajak hingga
11 miliar. Jumlah ini adalah tunggakan pajak dari tahun 1995 sampai 2015 terdiri dari
Menurut Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Utara PT. Dok dan Perkapalan Kodja
Bahari tidak membayar pajak sejak tahun 1995. Pada tahun itu tunggakan pajaknya
sebesar 125,3 juta. Kemudian pada tahun 2000 tunggakan pajaknya sebesar 107,2 juta.
Pada tahun 2008 PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari tidak membayar pajaknya
sehingga tunggakan pajaknya naik hingga 1,16 milyar. Pada tahun 2009 jumlah pajak
yang tidak mereka bayar sebesar 1,27 milyar dan untuk tahun 2010 sebesar 1,39 milyar.
Pada tahun 2011 PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari membayar pajak tahunan
mereka, namun pada tahun 2012 mereka kembali tidak membayar pajak. Tunggakan
pajak pada tahun 2012 sebesar 1,67 milyar. Pada tahun 2014 tunggakan pajak PT. Dok
6
dan Perkapalan Kodja Bahari meningkat. Tunggakan pajaknya sebesar 2,84 milyar dan
peningkatan jumlah hutang (bank dan lembaga keuangan). Dalam laporan keuangan
nilai utang bank jangka pendek mencapai Rp200 miliar hingga Juni 2016, meningkat
dari akhir Desember 2015 senilai Rp48 miliar. Emiten berkode saham BOLT ini
memanfaatkan modal yang diperoleh dari pinjaman atau hutang untuk menghindari
pertengahan tahun depan. "Tahun ini nilainya di bawah Rp 300 miliar,".. Adapun
sumber dana capex berasal dari pinjaman perbankan sekitar Rp 200 miliar dan
padahal memiliki aktivitas cukup banyak di Indonesia. Namun yang menarik dari kasus
ini adalah banyak modus mulai dari administrasi hingga kegiatan yang dilakukan untuk
menghindari kewajiban pajak. Secara badan usaha, sudah terdaftar sebagai perseroan
dari utang afiliasi. ungkap Bambang. Lantaran modalnya dimasukkan sebagai utang
7
(http://investor.id)
Dari kasus di atas, terlihat bahwa masih banyak perusahaan yang agresif
pajak. Untuk itu banyak perusahaan yang melakukan manajemen pajak (tax planning).
Tax planning merupakan salah satu fungsi manajemen pajak. Manajemen pajak disini
tidak hanya sekedar mengatur jumlah pajak yang harus dibayar, namun juga
sehingga dapat terhindar dari denda pajak dikemudian hari. Tax planning adalah
kewajiban perpajakan (tax implementation) dan pengendalian pajak (tax control). Pada
tahap tax planning ini, dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan
perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan
(Suandy, 2011).
besarnya pajak yang dibayar oleh perusahaan juga akan meningkat. Hal ini
berusaha mencari cara untuk mengurangi biaya pajak yang dibayar, dan tidak menutup
kemungkinan perusahaan akan menjadi agresif dalam perpajakan (Chen et al, 2010;
Prasista dan Setiawan, 2016). Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pengusaha
8
adalah dengan meminimalkan beban pajak dalam batas yang tidak melanggar aturan,
karena pajak merupakan salah satu faktor pengurang laba (Pohan, 2013:3).
semakin tinggi laba yang dapat dihasilkan oleh perusahaan maka semakin tinggi beban
tindakan yang akan diambil oleh perusahaan terkait dengan beban pajak yang akan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, aktiva maupun laba
cenderung berbanding lurus dengan pajak yang dibayarkan, sehingga semakin besar
keuntungan yang diperoleh perusahaan maka semakin tinggi juga beban pajak yang
meningkat, sehingga jumlah pajak yang harus dibayarkan juga meningkat. Hal ini
Tax Rate (CETR). CETR adalah kas yang dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi dengan
laba sebelum pajak (Budiman dan Setiyono, 2012) Pengukuran ini digunakan karena
dapat lebih menggambarkan adanya aktivitas tax avoidance. Pengukuran tax acoidance
dengan CETR menurut Dyreng et.al (2010) baik digunakan untuk menggambarkan
adanya kegiatan tax avoidance karena CETR tidak berpengaruh dengan adanya
kegiatan tax avoidance karena CETR tidak berpengaruh dengan adanya perubahan
estimasi seperti adanya perlindungan pajak. Semakin tinggi tingkat presentase CETR
yaitu mendekati tarif pajak penghasilan badan sebesar 25% mengidikasikan bahwa
semakin rendah tingkat tax avoidance perusahaan, sebaliknya semakin rendah tingkat
perusahaan.
asset (ROA). Return on asset adalah merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas
2015:201).
dilakukan oleh Prasista dan Setiawan (2016), Nugraha dan Wahyu (2015) yang
10
pajak agresif. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mustika (2017) yang
Berdasarkan latar belakang dan masalah penelitian diatas serta hasil penelitian
yang belum konsisten menyebabkan isu ini menjadi topik yang penting dan menarik
untuk diteliti kembali. Maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul yang diajukan
periode 2012-2017"
pajak melalui perencanaan pajak (tax planning) dengan tujuan memaksimalkan laba
kelemahan yang terdapat dalam undang-undang dan agresivitas itu sendiri dapat
dalam latar belakang penelitian diatas, maka penulis mengidentifikasi masalah pokok
informasi mengenai:
Mengacu pada masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian
agresivitas pajak pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode
2012-2017.
2. Bagi Pemerintah
Sehingga pemerintah yang di dalam hal ini khususnya Direktorat Jenderal Pajak
3. Aspek Praktis
a. Bagi Penulis
didapatkan.
b. Investor
perpajakannya.
13
c. Perusahaan
sehubungan dengan masalah yang akan dibahas, maka penulis akan melakukan
Waktu penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2018 sampai dengan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2017.