Anda di halaman 1dari 17

Metode Riset untuk Bisnis dan

Modul ke
Manajemen (190251006)

07
Desain Sampling
Modul ini menjelaskan Alasan dilakukan pengambilan sampel dan
prosedur pemilihan sampel serta pedoman menentukan ukuran sampel
minimal
Fakultas

Ekonomi dan Bisnis

Oleh :
Program Studi Rini Handayani
Manajemen
PENDAHULUAN

Tidak semua obyek yang akan diteliti dapat diamati dengan baik karena adanya
beberapa keterbatasan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengambilan sampel
pada populasi. Populasi merupakan keseluruhan obyek yang karakteristiknya
hendak kita uji. Adapun sampel merupakan bagian populasi yang
karakteristiknya hendak kita uji. Jika kita meneliti hanya sebagian populasi
maka disebut riset sampel, tetapi jika kita meneliti seluruh anggota populasi
yang ada maka disebut riset populasi atau sensus.
Beberapa alasan perlunya dilakukan pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan efisiensi riset


Semakin banyak obyek yang diteliti maka akan semakin banyak pengorbanan
yang harus dikeluarkan, demikian juga sebaliknya. Dengan demikian, semakin
sedikit objek yang diteli maka akan semakin sedikit biaya, waktu dan tenaga
yang diperlukan untuk melakukan riset.
2. Meningkatkan ketelitian riset
Karakteristik populasi senatiasa berubah. Semakin besar populasi maka akan
semakin besar pula kemungkinan karakteristik populasi untuk berubah seiring
perubahan waktu. Disamping itu, penelitian terhadap populasi yang besar akan
menimbulkan kebosanan sehingga bisa saja ada data yang terlewati.

3. Mengurangi kerusakan obyek yang diteliti


Sering kali riset menimbulkan kerusakan pada obyek yang diteliti. Misalnya kita
akan meneliti keamanan pengendara akibat tabrakan. Tanpa riset sampling
maka riset akan merusak dan menghabiskan semua mobil yang baru
diproduksi.
4. Riset populasi tidak mungkin dilakukan
Ada kasus-kasus tertentu yang memang tidak memungkinkan untuk
dilakukan riset dengan populasi sehingga riset hanya dapat dijalankan
dengan menggunakan sampel. Contohnya, kita ingin mengetahui golongan
darah seseorang
Dua permasalahan utama dalam pengambilan sampel adalah:

1. Ukuran sampel yang harus diambil


Besar kecilnya sampel sangat tergantung pada tingkat homogenitas populasi.
2. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel sangat bergantung pada struktur populasi dan
tujuan riset, apakah populasi memiliki tingkatan-tingkatan dimana antar
tingkatan memiliki. karakteristik yang berbeda atau malah sama.
Beberapa pertimbangan untuk menentukan jumlah sampel yang diperlukan:

1. Besar keragaman populasi


Semakin besar tingkat keragaman populasi maka semakin banyak sampel yang
diperlukan. Sebaliknya, semakin homogen suatu popuiasi maka akan semakin
sedikit sampel yang kita perlukan. Semakin kecil varian atau standar deviasi
maka semakin homogen data tersebut.
2. Besar tingkat keyakinan yang kita perlukan
Semakin besar tingkat keyakinan maka sampel yang diperlukan semakin besar.
Semakin kecil tingkat keyakinan maka sampel yang diperlukan semakin kecil.
Semakin banyak yang anda tanyai untuk dijadikan sampel maka keyakinan
anda semakin meningkat.
3. Toleransi tingkat kesalahan dapat diterima
Hasil riset berdasarkan data sampel dapat memberikan hasil yang berbeda
dengan hasil riset berdasarkan populasi. Semakin kecil tingkat toleransi
kesalahan yang diterima maka akan semakin besar jumlah sampel yang
diperlukan.
4. Tujuan riset dilakukan
Jika riset bertujuan mengetahui pengaruh antarvariabel, jangan sampai jumlah
sampel yang diambil lebih kecil dari derajat bebas (df) yang diperlukan.

5. Keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti


Apabila mempunyai banyak keterbatasan, peneliti dapat menurunkan derajat
kepercayaan atau meningkatkan derajat penyimpangan.
PROSEDUR PEMILIHAN SAMPEL

Identifikasi Populasi Target

Memilih Kerangka Sampel

Menentukan Metode Pemilihan Sampel

Merencanakan Prosedur Pemilihan


Unit Sampel

Menentukan Ukuran Sampel

Menentukan Unit Sampel

Pelaksanaan Kerja Lapangan


Ada beberapa pedoman yang dapat digunakan sebagai patokan untuk
menentukan berapa ukuran sampel minimal yang harus diambil:Ada beberapa
pedoman yang dapat digunakan sebagai patokan untuk menentukan berapa
ukuran sampel minimal yang harus diambil:
1. Pendapat Slovin

N
n
1  Ne 2

Di mana:
n = jumlah sampel minimal
N = jumlah populasi
e = persentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel.
Contoh:

Kita akan meneliti pengaruh upah terhadap semangat kerja pada karyawan PT.
Cucak Rowo. Di dalam PT tersebut terdapat 130 orang karyawan. Dengan
tingkat kesalahan pengambilan sampel sebesar 5%, berapa jumlah sampel
minimal yang harus diambil?

130
n  98,11
1  130(0,05) 2

Jadi, jumlah sampel minimal yang harus diambil adalah 98,11 yang jika
dibulatkan akan menjadi 99 atau 100. Dengan demikian, 98,11 tidak dibulatkan
menjadi 98. Jika dibulatkan ke bawah, jumlah sampel minimalnya tidak dapat
terpenuhi karena masih kurang sebesar 0,11.
2. Pendapat Isacc dan Michel

a. Menentukan sampel untuk menaksir parameter rata-rata µ


Untuk menaksir parameter rata-rata µ maka besarnya sampel dapat
ditentukan dengan rumus berikut:

NZ 2 S 2
n
Nd 2  Z 2 S 2
Di mana:
N = jumlah anggota dalam populasi
Z2 = luas area dalam kurva normal
S2 = varian sampel
d = derajat penyimpangan
Contoh:

Seorang mahasiswa akan menguji suatu hipotesis yang menyatakan bahwa Indeks
Prestasi Mahasiswa Jurusan Manajemen Unsoed yang berjumlah 175 mahasiswa
adalah 2,7. Dari 30 sampel percobaan, diperoleh informasi bahwa standar deviasi
Indeks Prestasi mahasiswa adalah 0,25. Untuk menguji hipotesis ini, berapa jumlah
sampel yang diperlukan jika kita menginginkan tingkat keyakinan sebesar 95% dan
kesalahan estimasi µ kurang dari 5 persen?
Penyelesaian:
Diketahui:
s = 0,25
 = 0,05 maka Z0,05 =1,96
d = 0,05
N = 175

Jawab:
(175)(196) 2 (0,25) 2
n = 62 orang
(175)(0,05) 2  (1,96) 2 (0,25) 2

Dengan demikian, kita akan yakin bahwa 95% sampel yang diambil secara
random akan memberikan selisih antara estimasi rata-rata sampel dengan
rata-rata populasi sebesar kurang dari 0,05.
b. Menentukan sampel untuk menaksir parameter proporsi P
Untuk menaksir parameter proporsi p maka besarnya sampel dapat ditentukan
dengan rumus berikut:
NZ 2 pq
n
Nd 2  Z 2 pq
Di mana:

N = jumlah anggota dalam populasi


Z2 = luas area dalam kurva normal
d = derajat penyimpangan
p = proporsi yang diharapkan
q = proporsi yang tidak diharapkan

Contoh:
Kita akan memperkirakan proporsi mahasiswa jurusan manajemen Unsoed
yang berjumlah 175 orang. Berdasarkan riset pendahuluan, diperoleh data
proporsi mahasiswa manajemen Unsoed yang menggunakan angkutan kota
waktu pergi kuliah adalah 40%. Berapa sampel yang diperlukan jika tingkat
kepercayaan 95% dan derajat penyimpangan sebesar 0,10?
Penyelesaian:
Diketahui:
α = 0,05 maka Z0,05 = 1,96
e = 0,10
N = 175
P = 40%
Q = (l-p) = 60%

Jawab:
(175)(1,96) 2 (0,4)(0,6)
n  60,38
(175)(0,1)  (1,96) (0,4)(0,6)
2 2

Jadi, jumlah sampel yang diambil minimal adalah 60,38 atau dibulatkan menjadi
61.
3. Penentuan sampel untuk populasi yang tidak terdefinisi

Sering kali riset bisnis dihadapkan pada populasi yang tidak terdefinisi
jumlahnya atau tidak terbatas karena senantiasa berubah, seperti populasi
pengunjung supermarket, pengunjung gedung bioskop, pengunjung pasar
dan lainnya.

Banyaknya populasi dalam riset ini akan sangat bergantung pada batasan
waktu riset. Jika periode riset hanya satu hari maka populasinya akan lebih
sedikit dari riset yang batasan waktu risetnya satu minggu.

Demikian juga jika batasan waktu risetnya satu minggu maka populasinya
akan lebih sedikit dibanding riset dengan batasan waktu riset satu bulan dan
seterusnya. Dalam kasus semacam ini, penentuan jumlah sampel memerlukan
dua tahap Kegiatan yaitu:
a. Penentuan jumlah populasi

Penentuan jumlah populasi adalah menentukan banyaknya populasi selama periode


riset. Untuk menentukan besarnya populasi selama periode riset, peneliti tidak
mungkin menghitung jumlah populasi satu per satu selama periode riset karena
waktunya akan habis hanya untuk menghitung besarnya populasi. Oleh karena itu,
penentuan besarnya populasi dapat dilakukan dengan metode sampel

b. Penentuan jumlah sampel minimum

Penentuan sampel minimum adalah menentukan ukuran sampel yang dapat mewakili
populasi yang ada. Untuk menentukan sampel minimum dapat digunakan
pendekatan Slovin, interval taksiran maupun Isacc Michel seperti yang telah diurakan
di atas.
Terima Kasih Atas Perhatiannya

Rini Handayani

Anda mungkin juga menyukai