Anda di halaman 1dari 6

SOAL MCQ UNAS

1. Seorang laki laki umur 51 tahun mengeluh kelemahan tubuh sebelah kanan
tiba-tiba 1 bulan yang lalu. Keluhan ini disertai dengan mulut mencong dan
bicara pelo. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/100 mmHg.
Kekuatan motorik lengan kanan adalah 3 3 3 dan kekuatan tungkai kanan
adalah 3 3 3. Tidak ada penyakit lain yang diderita oleh pasien ini. Pada
pemeriksaan carotid duplex didapatkan stenosis pada bulbus karotis yang
mencapai 80%. Penatalaksanaan definitif yang paling tepat pada pasien ini
adalah:

a. Pemberian antiplatelet
b. Pemberian antikoagulan
c. Carotid endarterctomy
d. Carotid stenting

Sumber: Hutchinson SJ, Holmes KC (2012). Carotid artery disease in


principles of vascular Ultrasound. Elsevier. Philadelphia, hal 44.

2. Seorang wanita umur 45 tahun masuk ke stroke unit setelah mengalami


penurunan kesadaran yang terjadi mendadak. Setelah dilakukan brain CT Scan
didapatkan kesan perdarahan subarachnoid dengan kecuriggaan rupturnya
aneurisma pada arteri communicans anterior. Setelah hari ke 5 dilakukan
pemeriksaan transcranial doppler dengan gambaran seperti di bawah ini.
Penatalaksanaan yang paling tepat pada pasien ini adalah

a. Aneurismal clipping
b. Aneurismal coiling
c. Pemberian antifibrinolitik
d. Pemberian nimodipin

Sumber: Nates J (2004). Bilateral ACA vasospasm after


subarachnoid hemorrhage. Dalam: Alexandrov. Cerebrovascular
ultrasound in stroke treatment and prevention. Blackwell, New
york. Hal 195.

3. Seorang perempuan dirawat di ruang rawat intensif setelah mengalami


perdarahan subarachnoid dengan hunt and hess grade IV. Pada hari ke empat
pasien mengalami perburukan klinis dan dilakukan intubasi. Pada
pemerikasaan pupil didapatkan kesan midriasis. Pada pasien ini dilakukan
pemeriksaan transcranial Doppler dengan gambaran seperti di bawah ini
gambaran transcranial Doppler pada pasien di atas sesuai dengan gambaran:
a. Multiple intracranial stenosis
b. Multiple intracranial vasospasm
c. Multiple intracranial oclussion
d. Cerebral circulatory arrest

Sumber: Nates J (2004). Cerebral circulatory arrest. Dalam:


Alexandrov. Cerebrovascular ultrasound in stroke treatment and
prevention. Blackwell, New york. Hal 203.

4. Seorang laki-laki umur 44 tahun mengalami penurunan kesadaran secara tiba-


tiba sejak 24 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik saat awal pasien masuk
rumah sakit didapatkan tekanan darah 170/100 mmHg dengan GCS E3 M5 V4.
Setelah 24 jam kesadaran pasien menjadi GCS E2 M4 V3. Pada pasien ini
dilakukan pemeriksaan brain MRI dan MRA dan didapatkan gambaran seperti
di bawah ini:
penatalaksanaan yang paling tepat pada pasien ini adalah:
a. Pemberian double antiplatelet
b. Pemberian obat antikejang
c. Pemberian obat neuroprotektan
d. Carotid endarterectomy
e. Kraniotomi dekompresi

Sumber: Wijdicks E et al. Recommendations for the Management of


Cerebral and Cerebellar Infarction With Swelling: A Statement for
Healthcare Professionals From the American Heart Association/American
Stroke Association. Stroke. 2014.

5. Seorang laki-laki umur 42 tahun masuk ruang gawat darurat setelah


mengalami gejala nyeri kepala dan kelemahan tubuh sebelah kiri secara tiba-
tiba. Pada penialian NIHSS didapatkan nilai 12 poin. Pada pemeriksaan brain
CT Scan didapatkan gmbaran hipoden sesuai teritori arteri serebri media
kanan. Pada pemeriksaan carotid duplex dan angiografi leher didapatkan
gambaran di bawah ini:

diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:


a. Moya-moya disease
b. Fibromuscular dysplasia
c. Arteriovenous malformation
d. Carotid dissection
e. Tumor pada Carotid body

Sumber: Malkoff M (2004). Carotid dissection. Dalam: Alexandrov.


Cerebrovascular ultrasound in stroke treatment and prevention.
Blackwell, New york. Hal 213.
6. Seorang pasien laki-laki usia 52 tahun datang dengan keluhan gemetaran
pada tubuh sebelah kanan sejak 2 bulan yang lalu. Gemetaran bersifat
unilateral, frekuensi rendah, terjadi pada waktu istirahat, posisi tertentu
dan gerakan menuju sasaran. Pasien diketahui memiliki riwayat stroke
iskemik 1 tahun yang lalu dengan gambaran CT Scan infark di
mesenchepalon kiri. Diagnosis yang paling tepat pada pasien ini adalah:
a. Tremor essensial
b. Tremor dystonia
c. Task specific tremor
d. Tremor holmes
e. Tremor neuropatik

Sumber : Pokdi Movemen Disorder Perdossi. Buku Panduan Tatalaksana


Penyakit Parkinson dan Gangguan Gerak lainnya. Depok: 2013.

7. Seorang pasien laki-laki usia 16 tahun datang dengan keluhan kedutan


pada wajah sekitar mata dan mulut, wajah menyeringai dan bahu
terangkat yang meningkat dengan emosi dan kelelahan. Pasien ini juga
mengalami gejala koprolalia dan echolalia. Pasien juga dikenal menderita
obsessive compulsive disorder. Terapi medikamentosa yang paling tepat
diberikan pada pasien ini adalah:
a. Pramipexole
b. Levodopa
c. Sodium valproate
d. Carbamazepine
e. Haloperidole

Sumber: Pokdi Movemen Disorder Perdossi. Buku Panduan Tatalaksana


Penyakit Parkinson dan Gangguan Gerak lainnya. Depok: 2013.

8. Seorang wanita dikonsulkan dari bagian penyakit dalam dengan keluhan


gerakan menyentak pada kedua tungkai. Gerakan tersebut muncul karena
adanya sensasi yang tidak nyaman pada kedua tungkai terutama pada
sore dan malam hari sehingga mengganggu tidur pasien di malam hari.
Pasien dikenal menderita anemia defesiensi besi. Terapi medikamentosa
yang paling tepat diberikan pada pasien ini adalah:
a. Pramipexole
b. Clonazepam
c. Sodium valproate
d. Carbamazepine
e. Haloperidole

Sumber: Pokdi Movemen Disorder Perdossi. Buku Panduan Tatalaksana


Penyakit Parkinson dan Gangguan Gerak lainnya. Depok: 2013.

9. Seorang laki-laki umur 35 tahun datang dengan keluhan kesemutan


awalnya pada jari kedua tangan dan tungkai. Keluhan ini berlanjut
dengan kesemutan disertai nyeri yang bertambah berat di setinggi lutut
dan siku tanpa batas yang jelas. Keluhan ini disertai kelemahan di
keempat ekstremitas tipe lower motor neuron. Wajah mulai tampak
asimetris dan disartria. Pada pemeriksaan serologi didapatkan titer
antibodi Berrelia burdgdorferi meningkat di darah dan LCS. Pada kulit
tampak gambaran skin rash. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien
ini adalah:
a. Pick disease
b. Miastenia gravis
c. Myelitis transversa
d. Periodic paralisis
e. Lyme disease

Sumber: Ropper AH, Samuels MA (2009). Adams and victor’s


principles of neurology, ninth edition. MC Graw Hill, New York. Hal
697.

10. Seorang pasien wanita usia 34 dikonsulkan ke bagian penyakit saraf


dengan keluhan nyeri kepala progresif sejak 6 bulan yang lalu, paralisis
gerakan konjugat ke atas kedua mata, nistagmus konvergensi, gangguan
reflek akomodasi dan retraksi eyelid. Hasil patologi anatomi didapatkan
kesan pinealoma. Kumpulan gejala dari penyakit di atas dikenal dengan:
a. Sindroma weber
b. Sindroma benedict
c. Sindroma parinaud
d. Sindroma dejerine
e. Sindroma Wallenberg

Sumber: Baehr M (2005). Duss Topical Diagnosis in Neurology:


anatomy, physiology, sign and symptoms. Thieme, Stuttgart. Hal
223-239.

Anda mungkin juga menyukai